Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315348938

REVISI TAKSONOMI PEMBELAJARAN BENYAMIN S. BLOOM

Article · January 2016


DOI: 10.24246/j.sw.2013.v29.i1.p30-39

CITATION READS

1 39,427

2 authors:

I Putu Ayub Darmawan Edi Sujoko


Sekolah Tinggi Teologi Simpson STT Simpson
21 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    9 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ki Hadjar Dewantara Research Project View project

Implementation of Total Quality Management in learning Christianity View project

All content following this page was uploaded by I Putu Ayub Darmawan on 08 July 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 30-39

REVISI TAKSONOMI PEMBELAJARAN BENYAMIN S. BLOOM

I Putu Ayub Darmawan


Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Edy Sujoko
Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Fokus utama dalam tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan perubahan Taksonomi Bloom
diantaranya perubahan nama dalam taksonomi yang mengambil bentuk menjadi kata kerja,
perubahan urutan taksonomi dimana evaluasi dalam taksonomi lama terdapat pada urutan akhir
berubah menjadi urutan kelima dan sintesis dalam taksonomi lama diganti menjadi mencipta,
dan perubahan sub kategori. Tulisan ini juga menguraikan tentang hal-hal penting dalam revisi
taksonomi seperti pengetahuan metakognisi dan tabel taksonomi. Serta manfaat taksonomi revisi
dalam belajar bermakna. Taksonomi Bloom menjadi kasifikasi pernyataan-pernyataan yang
digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran. Pengaruh taksonomi Bloom lama telah dirasakan sampai saat ini dan memberi
manfaat yang sangat berharga. Revisi taksonomi Bloom meliputi perubahan nama dalam taksonomi
dari kata benda menjadi kata kerja, urutan taksonomi yang melingkupi perubahan tata letak evaluasi,
perubahan sintesa menjadi mencipta.
Kata Kunci: taksonomi Bloom, taksonomi revisi, tabel taksonomi, pengetahuan metakognisi,
belajar bermakna.

PENDAHULUAN yang terhubung antara satu dengan yang lain.


Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk
Secara etimologi kata taksonomi berasal mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan
dari bahasa Yunani yaitu taxis dan nomos. Taxis yang digunakan untuk memprediksi kemam-
berarti ‘pengaturan atau divisi’ dan nomos puan peserta didik dalam belajar sebagai hasil
berarti hukum (Enghoff, 2009:442). Jadi secara dari kegiatan pembelajaran.
etimologi taksonomi dapat diartikan sebagai Taksonomi Bloom telah mempengaruhi
hukum yang mengatur sesuatu. Taksonomi pendidikan baik secara langsung maupun tidak
dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu langsung dalam pengembangan kurikulum,
hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. desain pembelajaran dan pendidikan guru. Hal
Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat ini terbukti, Handbook atau Taksonomi Bloom
lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah beserta dengan contoh-contoh yang dike-
bersifat lebih spesifik (http://id.wikipedia.org/ tengahkan di dalamnya, kerap kali dikutip
wiki/Taksonomi). Taksonomi dapat digambar- dalam banyak sekali buku teks tentang
kan seperti sebuah hubungan antara ayah dan pengukuran (measurement), kurikulum, dan
anak yang berada dalam satu struktur hirarki pendidikan guru (Anderson & Krathwohl,

30
Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Putu Ayub Darmawan & Edy Sujoko)

2010:vii-viii). Taksonomi Bloom memiliki tiga PERUBAHAN TAKSONOMI


ranah diantaranya 1) ranah kognitif, yang men- Kategori-Kategori Dalam Taksonomi Lama
cakup ingatan atau pengenalan terhadap fakta-
fakta tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep- Taksonomi Bloom ranah kognitif sebelum
konsep yang memungkinkan berkembangnya direvisi mencakup tentang enam hal. Penjelasan
kemampuan dan skill intelektual (Huda, untuk keenam hal tersebut diambil dari uraian
2013:169); 2) ranah afektif, ranah yang berkaitan Degeng (2013:202-203) dan Turmuzi (2013).
perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi; Enam klasifikasi yang tercakup dalam ranah
3) ranah psikomotor, ranah yang berkaitan dengan kognitif adalah a) Pengetahuan (knowledge) yang
kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan menekankan pada mengingat, apakah dengan
motorik (Degeng, 2013:202). Pengembangan mengungkapkan atau mengenal kembali suatu
keterampilan ini memerlukan latihan dan diukur yang telah pernah dipelajari dan disimpan dalam
dalam hal kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, ingatan. Bagian ini berisikan kemampuan untuk
atau teknik dalam pelaksanaan. Taksonomi Bloom mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
pada 1956 dituangkan dalam sebuah buku The fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
Taxonomy of Educational Objectives, The prinsip dasar, dan sebagainya; b) Pemahaman
Classification of Educational Goal, Handbook I: (comprehension) yang menekankan pada
Cognitive Domain. Buku yang menjelaskan pengubahan informasi ke bentuk yang lebih
tentang sistem klasifikasi pendidikan tersebut mudah dipahami. Contoh untuk klasifikasi ini
disebut sebagai Handbook. Handbook tersebut adalah peserta didik dituntut bisa memahami apa
kemudian direvisi dengan dua alasan yaitu: 1) yang diuraikan dalam gambar piramida penduduk,
terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali tabel atau diagram pertumbuhan penduduk, dan
fokus para pendidik pada Handbook, bukan sebagainya; c) Aplikasi (application) yang hasil
sekadar sebagai dokumen sejarah, melainkan juga belajarnya menggunakan abstraksi pada situasi
sebagai karya yang dalam banyak hal telah tertentu dan konkret. Tekanannya adalah untuk
“mendahului” jamannya (Rohwer dan Sloane, memecahkan suatu masalah. Di tingkat ini,
1994 dlm. Anderson dan Krathwohl, 2010:viii); seseorang (peserta didik) memiliki kemampuan
2) adanya kebutuhan untuk memadukan penge- untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
tahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi
baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pembelajaran; d) Analisis (analysis) dimana hasil
pendidikan. Kemajuan dalam khazanah ilmu ini belajar yang diperoleh pada klasifikasi ini adalah
mendukung keharusan untuk merevisi Handbook memilah informasi ke dalam satuan-satuan bagian
(Anderson dan Krathwohl, 2010:viii). yang lebih rinci sehingga dapat dikenali fungsinya,
Dari ketiga ranah tersebut di atas, tulisan kaitannya dengan bagian yang lebih besar, serta
ini akan membahas ranah kognitif yang terdiri dari organisasi keseluruhan bagian. Peserta didik
enam kategori utama, khususnya membahas diharapkan akan mampu menganalisa informasi
tentang 1) perubahan taksonomi diantaranya yang diterimanya dan membagi-bagi informasi
perubahan nama dalam taksonomi, urutan tersebut ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
taksonomi, dan perubahan sub kategori; 2) mengenali pola informasi tersebut atau korelasi-
manfaat revisi diantaranya manfaat pengetahuan nya. Contoh untuk level ini adalah peserta didik
metakognisi, manfaat tabel taksonomi, dan diarahkan untuk mampu memilah-milah penyebab
manfaat belajar bermakna. ledakan penduduk di beberapa daerah di Indone-
Tulisan ini diharapkan akan menambah sia, membanding-bandingkan faktor penyebab
pengetahuan tentang: 1) aspek-aspek apa yang ledakan penduduk di beberapa daerah di Indone-
mengalami perubahan dalam taksonomi Bloom sia, dan menggolongkan setiap penyebab berdasar-
ini; 2) manfaat yang akan diperoleh dari revisi
kan karakteristiknya, atau menggolongkan faktor
taksonomi Bloom.

31
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 30-39

yang menonjol dalam ledakan penduduk Menganalisis, dan Mengevaluasi. Sintesis


tersebut; e) Sintesis (synthesis), hasil belajar berubah tempat dengan Evaluasi dan berganti
dari klasifikasi sintesis adalah penyatuan bagi- nama Mencipta (Krathwohl, 2002:214).
an-bagian untuk membentuk suatu kesatuan Komponen kata kerja dari Pengetahuan
yang baru dan unik. Peserta didik di tingkat berubah menjadi kategori mengingat, yang
sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau menggantikan klasifikasi pengetahuan aslinya
pola dari sebuah skenario yang sebelumnya dalam enam kategori pokok, yang sekarang
tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau menggunakan kata kerja. Bentuk kata kerja ini
informasi yang harus didapat untuk meng- mendeskripsikan tindakan yang tersirat dalam
hasilkan solusi yang dibutuhkan; f) Evaluasi kategori pengetahuan aslinya; tindakan per-
(evaluation), hasil yang diperoleh adalah tama yang dilakukan siswa dalam belajar
pertimbangan-pertimbangan tentang nilai dari pengetahuan adalah mengingatnya (Anderson
sesuatu untuk tujuan tertentu. Dalam klasifikasi & Krathwohl, 2010:400).
ini peserta didik diperkenalkan tentang
kemampuan untuk memberikan penilaian Urutan Taksonomi
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan Dalam taksonomi Bloom revisi urutan
sebagainya dengan menggunakan kriteria yang taksonomi yang mengalami perubahan adalah
cocok atau standar yang ada untuk memastikan letak evaluasi dan sintesa serta penggantian
nilai efektivitas atau manfaatnya. nama komprehensi menjadi memahami dan
sintesa menjadi mencipta (perhatikan Bagan
Nama Dalam Taksonomi 1). Perubahan urutan kategori-kategori dalam
Nama-nama dalam taksonomi Bloom taksonomi Bloom didasari oleh kerangka
mengalami perubahan dari nama dengan kata berpikir revisi adalah hierarki dalam pengertian
benda ke nama dengan kata kerja. Perubahan bahwa enam kategori pokok pada dimensi
tersebut dapat dilihat dalam bagan 1. proses kognitif disusun secara berurutan dari
Dalam taksonomi revisi Aplikasi, Ana- tingkat kompleksitas yang rendah ke tinggi.
lisis, dan Evaluasi dipertahankan, tetapi dalam Sementara itu, kategori-kategori pada skema
bentuk kata kerja sebagai Menerapkan, aslinya diklaim sebagai sebuah hierarki

Komponen Dimensi
Kata Benda
Dimensi Tersendiri
Pengetahuan

Pengetahuan Komponen Mengingat


Komprehensi Kata Kerja Memahami
Aplikasi Mengaplikasikan Dimensi
Analisis Menganalisis Pengetahuan

Sintesis Mengevaluasi
Evaluasi Mencipta

Bagan 1. Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Pikir Asli ke Revisinya


(Anderson & Krathwohl, 2010:403).

32
Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Putu Ayub Darmawan & Edy Sujoko)

komulatif. Ini berarti bahwa penguasaan kategori Dalam taksonomi revisi kategori sintesa
yang lebih kompleks dalam skema aslinya diubah menjadi mencipta. Kategori mencipta
mensyaratkan penguasaan semua kategori di melibatkan proses penyusunan elemen-elemen
bawahnya yang kurang kompleks (Anderson & jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau
Krathwohl, 2010:401). fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan
Dalam taksonomi revisi Komprehensi/ dalam Mencipta meminta siswa membuat produk
Pemahaman berganti nama menjadi memahami baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau
karena salah satu kriteria untuk memilih kategori bagian jadi satu pola atau struktur yang tidak
tabel adalah penggunaan istilah yang digunakan pernah ada sebelumnya. Dalam mencipta siswa
guru dalam berbicara tentang pekerjaan mereka. mengumpulkan elemen-elemen dari banyak
Karena yang dipahami adalah istilah yang umum sumber dan menggabungkan mereka jadi sebuah
digunakan dalam tujuan, kurangnya inklusi sering struktur atau pola baru yang bertalian dengan
menjadi kritik dari Taksonomi lama. Pemahaman pengetahuan siswa sebelumnya. Mencipta berisi-
menjadi memahami terjadi karena memahami kan tiga proses kognitif: 1) merumuskan yang
merupakan salah satu proses kognitif yang melibatkan proses menggambarkan masalah dan
berpijak pada kemampuan transfer. Anderson dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi
Krathwohl (2010:105-114) menjelaskan siswa kriteria-kriteria tertentu; 2) merencanakan yang
dikatakan memahami jika mereka dapat meng- melibatkan proses merencanakan metode penye-
konstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, lesaian masalah yang sesuai dengan kriteria-
baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, kriteria masalahnya, yakni membuat rencana
yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau untuk menyelesaikan masalah; 3) memproduksi
layar komputer. Proses-proses kognitif dalam melibatkan proses melaksanakan rencana untuk
kategori memahami meliputi: 1) proses kognitif menyelesaikan masalah yang memenuhi spesi-
menafsirkan yang terjadi ketika siswa dapat fikasi-spesifikasi tertentu (Anderson & Krathwohl,
mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk 2010:128-132).
lain; 2) proses kognitif mencontohkan yang terjadi
ketika siswa memberikan contoh tentang konsep Perubahan Sub Kategori
atau prinsip umum; 3) proses kognitif mengklasifi- Dalam taksonomi lama setiap kategori
kasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa memiliki sub-kategori; Pengetahuan dan Kompre-
sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk dalam hensi mempunyai banyak subkategori. Kategori
kategori tertentu (misalnya, konsep atau prinsip); dan sub-kategori ini berada dalam sebuah kon-
4) proses kognitif merangkum yang terjadi ketika tinum, dari tingkat sederhana ke kompleks dan
siswa mengemukakan satu kalimat yang merepre- dari tingkat konkret ke abstrak. Hubungan
sentasikan informasi yang diterima atau meng- antarkategori dalam kontinum ini bersifat hierarki
abstraksi sebuah tema; 5) proses kognitif menyim- komulatif (Anderson & Krathwohl, 2010:395).
pulkan menyertakan proses menemukan pola Dalam Taksonomi Bloom revisi perubahan
dalam sejumlah contoh; 6) proses kognitif mem- subkategori sangat menonjol nampak terjadi pada
bandingkan melibatkan proses mendeteksi per- kategori memahami dan menganalisa (lihat tabel
samaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, 1). Karena terjadi perubahan nama dalam takso-
peristiwa, ide, masalah, atau situasi, seperti nomi maka sub-kategori dari masing-masing
menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal kategori mengalami perubahan juga. Semua sub-
menyerupai peristiwa yang kurang terkenal; 7) kategori lama digantikan dengan sub-kategori
proses kognitif menjelaskan yang berlangsung yang baru dan disebut sebagai proses kognitif.
ketika siswa dapat membuat dan menggunakan Perubahan sub kategori pada kategori memahami
model sebab akibat dalam sebuah sistem. membuat cara penggunaanya menjadi lebih luas
karena sub-sub kategori yang menunjukkan batas-

33
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 30-39

batas kategori memahami dapat ditukar- Pengetahuan metakognitif melibatkan penge-


posisikan dengan mengaplikasikan (Anderson tahuan tentang kognisi secara umum, serta
& Krathwohl, 2010:401). Dalam taksonomi kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi
lama kerangka pikirnya menekankan pada sendiri. Pengetahuan metakognitif meliputi
keenam kategorinya. Sementara dalam takso- knowledge of general strategies that might be
nomi revisi, devinisi kategori-kategori pokok used for differeni tasks, knowledge of the
menjadi sangat jelas dalam pemaparan dan conditions under which these strategies might
ilustrasi sub-kategorinya yang panjang lebar be used, knowledge of the extent to which the
(yakni, sub-subjenis pengetahuan dan proses- strategies are effective, and knowledge of self
proses kognitif yang spesifik) dan penggunaan (dalam Pintrich, 2002:220).
sub-subkategori itu dalam menganalisis sketsa Metakognisi adalah suatu istilah yang
pembelajaran-vinyetnya (Anderson & Krathwohl, berkaitan dengan apa yang diketahui seseorang
2010:397-398). tentang individu yang belajar dan bagaimana
Taksonomi revisi melakukan perubahan dia mengontrol serta menyesuaikan perilaku-
dalam sub-sub-kategori proses kognitif yang nya. Metakognisi juga merupakan bentuk
berbentuk kata benda diubah atau diganti kemampuan untuk melihat pada diri sendiri
dengan menggunakan kata kerja. Alasan meng- sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol
gunakan kata kerja karena jika sub-subkategori secara optimal (Tim Pengembang Ilmu
menggunakan kata kerja tentu akan lebih ber- Pendidikan UPI, 2007:167). Metakognisi
manfaat bagi guru untuk merumuskan tujuan bermanfaat untuk melihat pada diri sendiri
dan, dalam proses pembelajaran, untuk sejauh mana dan seperti apa individu telah
menstrukturkan dan mengkategorikan tujuan, belajar. Dengan pengetahuan tersebut ia akan
aktivitas pembelajaran, dan tugas asesmennya. dapat mengontrol dan menyesuaikan perla-
Lebih jelas Anderson dan Krathwohl (2010:399) kunya.
menjelaskan dua alasan menggunakan kata Metakognisi secara umum dibagi men-
kerja. Alasannya adalah (1) kata kerja mere- jadi dua bidang yang saling berkaitan satu sama
presentasikan proses-proses kognitif yang lain. Pertama, adalah pengetahuan meta-
dijelaskan dalam teori dan hasil penelitian kognisi yang merupakan kesadaran tetang
kognitif, dan (2) kata kerja merupakan jenis- berpikirnya, dimana siswa mengerti apa yang
jenis proses yang lazim dijumpai dalam ia ketahui, yang tidak ia ketahui, dan yang ingin
rumusan tujuan dan rencana unit pengajaran diketahui. Siswa dapat mengajukan pertanyaan
guru. seperti, “apa yang saya ketahui? Apa yang tidak
saya ketahui? Apa yang perlu saya ketahui?.
HAL-HAL TERPENTING DALAM Peran guru dalam hal ini adalah menolong
REVISI TAKSONOMI untuk melakukan refleksi tentang apa yang
Pengetahuan Metakognisi mereka ketahui dan apa yang ingin mereka
Pengetahuan Metakognitif adalah penge- ketahui ketika mereka hendak mempelajari
tahuan tentang kognisi secara umum dan kesa- topik-topik baru. Kedua, pengaturan meta-
daran akan, serta pengetahuan tentang, kognisi kognitif yang berkaitan dengan kecakapan
diri sendiri (Anderson & Krathwohl, 2010:82). untuk mengelola proses berpikirnya sendiri.
Pintrich (2002:220) mengungkapkan meta- Flavell (1979, dlm. Anderson & Krathwohl,
cognitive knowledge involves knowledge about 2010:83-85) menyatakan bahwa metakognisi
cognition in general, as well as awareness of mencakup pengetahuan tentang strategi, tugas-
and knowledge about one’s own cognition. Jadi tugas kognitif, dan variabel-variabel person.

34
Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Putu Ayub Darmawan & Edy Sujoko)

Tabel 1. Perbandingan Taksonomi Asli dengan Taksonomi Revisi (Krathwohl, 2002:213, 215)
Struktur Taksonomi Asli Struktur Taksonomi Revisi
1.0 Pengetahuan 1.0 Mengingat - Memanggil pengetahuan yang
1.10 Pengetahuan tentang hal-hal khusus relevan darimemori jangka panjang.
1.11 Pengetahuan tentang istilah-istilah/ 1.1 Mengenali
terminologi 1.2 Mengingat kembali
1.12 Pengetahuan tentang fakta-fakta
tertentu
1.20 Pengetahuan tentang cara dan sarana untuk
menangani hal hal khusus
1.21 Pengetahuan tentang kebiasaan-
kebiasaan
1.22 Pengetahuan tentang kecen-derungan-
kecenderungan dan urut-urutan
kegiatan
1.23 Pengetahuan tentang klasifikasi-
klasifikasi dan kategori-kategori
1.24 Pengetahuan tentang kriteria
1.25 Pengetahuan tentang metodo-logi
1.30 Pengetahuan tentang hal-hal umum/universal
dan abstraksi-abstraksi dalam bidang tertentu
1.31 Pengetahuan tentang prinsip-prinsip
dan generalisasi-generalisasi
1.32 Pengetahuan tentang teori -teorindan
struktur-struktur

2.0 Pemahaman 2.0 Memahami – Membangun makna dari pesan


2.1 Terjemahan pembelajaran, termasuk pesan komunikasi lisan,
2.2 Penafsiran tertulis, dan grafis.
2.3 Peramalan/Ekstrapolasi 2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasikan
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
3.0 Aplikasi 3.0 Menerapkan - Melaksanakan atau menggunakan
prosedur dalam situasi tertentu.
3.1 Mengeksekusi/melaksanakan
3.2 Mengimplementasikan
4.0 Analisis 4.0 Menganalisa - Memilahmateri menjadi bagian-
4.1 Analisis unsur-unsur/bagian-bagian bagianpenyusunnyadan mengenali saling
4.2 Analisis saling hubungan hubungan antar bagian, dan hubungan antara
4.3 Analisis prinsip-prinsip terorgani-sasi bagian-bagian dengan struktur atau tujuansecara
keseluruhan.
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasikan
4.3 Mengatribusi

5.0 Sintesis 5.0 Mengevaluasi - Membuat penilaian berdasarkan


5.1 Produksi komunikasi yang khas kriteria dan standar.
5.2 Produksi rencana, atau seperangkat pelaksanaan 5.1 Memeriksa
kegiatan 5.2 Mengkritisi
5.3 Penerjemahan seperangkat hubung-an abstrak
6.0 Evaluasi 6.0 Menciptakan – Memadukan unsur-unsur /bagian-
6.1 Evaluasi dengan bukti internal bagian ke dalam sesuatu yang baru dan utuh atau
6.2 Evaluasi dengan kriteria eksternal untuk membuat sesuatu produk yang orisinil.
6.1 Merumuskan/membangun
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi

35
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 30-39

Pengetahuan Strategis adalah pengetahuan  Pengetahuan bahwa tugas mengingat


perihal strategi-strategi belajar dan berpikir kembali (misalnya, soal jawaban sing-
tentang pemecahan masalah. Subjenis pengeta- kat) – berbeda dengan tugas mengenali
huan ini mencakup pengetahuan tentang (misalnya, soal pilihan ganda) – pada
berbagai strategi yang siswa dapat gunakan umumnya lebih banyak menuntut kerja
untuk menghafal materi pelajaran, mencari sistem memori.
makna teks, atau memahami apa yang mereka  Pengetahuan bahwa buku babon lebih
dengar dari pelajaran di kelas atau apa yang sukar dipahami ketimbang buku teks
mereka baca dalam buku atau bahan ajar lain. atau buku populer.
Beberapa contoh pengetahuan strategis adalah  Pengetahuan bahwa tugas sederhana
 Pengetahuan bahwa mengulang-ulang untuk menghafal sederhana (misalnya,
informasi merupakan salah satu cara mengingat sebuah nomor telepon)
menanamkan informasi. hanya membutuhkan strategi petua-
 Pengetahuan perihal beraneka strategi langan.
mnemonik untuk menghafal (misalnya,  Pengetahuan bahwa strategi elaborasi
memakai akronim seperti mejikuhibiniu seperti seperti merangkum dan mem-
(merah jingga kuning hijau biru nila parafrasakan dapat membuahkan
ungu) untuk warna-warna pelangi). pemahaman yang mendalam.
 Pengetahuan tentang berbagai strategi
elaborasi seperti memparaprase dan Flavell (1979, dalam Anderson &
merangkum. Krathwohl, 2010:88-90) mengemukakan selain
 Pengetahuan tentang beragam strategi pengetahuan strategis dan pengetahuan dengan
pengorganisasian seperti menulis garis tugas-tugas kognitif, juga pengetahuan-diri
besar dan menggambar diagram. sebagai komponen penting dari metakognisi.
Selain pengetahuan strategis menurut Menurutnya, pengetahuan-diri mencakup
Flavell (1979, dalam Anderson & Krathwohl, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan
2010:85-87) individu-individu mengakumulasi diri sendiri dalam kaitannya dengan kognisi
pengetahuan dengan tugas-tugas kognitif. dan belajar. Misalnya, siswa yang tahu bahwa
Pengetahuan tugas-tugas kognitif meliputi diri mereka lebih mampu mengerjakan tes
pengetahuan kontekstual dan pengetahuan pilihan ganda ketimbang tes esai berarti
kondisional. Pengetahuan kondisional adalah mempunyai pengetahuan-diri tentang keteram-
pengetahuan tentang situasi yang di dalamnya pilan mereka mengerjakan tes. Contoh pe-
siswa dapat menggunakan Pengetahuan ngetahuan diri adalah:
Metakognitif. Salah satu hal penting yang perlu  Pengetahuan bahwa dirinya mem-
diperhatikan dalam mempelajari strategi punyai pengetahuan yang mendalam
adalah pengetahuan kondisional tentang kapan pada sebagian bidang, tetapi tidak pada
dan mengapa harus menggunakan strategi sebagian bidang lainnya.
tertentu. Untuk menerapkan strategi yang tepat,  Pengetahuan bahwa dirinya cenderung
aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengandalkan satu “alat kognitif”
pengetahuan kondisional adalah norma-norma (strategi) dalam situasi tertentu.
lokal situasional, sosial secara umum, kon-  Pengetahuan yang akurat dan tidak
vensional, dan kultural. Contoh pengetahuan palsu (misalnya, kepercayaan diri yang
tentang tugas-tugas kognitif, yang meliputi berlebihan) tentang kemampuan
pengetahuan pengetahuan kontekstual dan sendiri untuk melakukan tugas tertentu.
kondisional adalah:

36
Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Putu Ayub Darmawan & Edy Sujoko)

 Pengetahuan tentang tujuan-tujuan pribadi pihak lain); yakni, Tabel Taksonomi membantu
dalam melakukan suatu tugas. para pendidik penjawab pertanyaan apa yang
Strategi-strategi metakognisi akan meno- disebut dengan “pertanyaan tentang pembelajar-
long untuk menjadi lebih efisien dan lebih an”. Kedua, dengan pemahaman yang lebih utuh
berkekuatan dalam belajar karena strategi-strategi perihal tujuan-tujuan pembelajaran mereka, guru-
tersebut menolong untuk menemukan informasi, guru dapat menggunakan Tabel Taksonomi untuk
menilai kapan perlu tambahan sumberdaya, dan membuat keputusan-keputusan yang lebih bagus
mengerti kapan harus menerapkan pendekatan mengenai bagaimana mengajar dan mengases
yang berbeda terhadap suatu masalah. Ketika siswa dengan kerangka tujuan-tujuan pembelajar-
anak-anak mulai menguasai strategi-strategi ini, an itu; yakni, Tabel Taksonomi membantu para
kemudian belajar kapan, bagaimana dan mengapa pendidik menjawab “pertanyaan tentang pembe-
menggunakannya maka mereka mampu belajar lajaran” dan “pertanyaan tentang asesmen”.
secara lebih bertujuan dan lebih efektif (Brown, Ketiga, Tabel Taksonomi dapat membantu mereka
1977 dalam Darling-Hammond, 2003). Meta- menentukan seberapa sesuai antara tujuan,
kognisi menjadikan belajar lebih efisien dan lebih asesmen, dan pembelajarannya dengan cara yang
berkekuatan. tepat; yakni, Tabel Taksonomi membantu para
pendidik menjawab “pertanyaan tentang kesesuai-
Tabel Taksonomi an semua komponen” (Anderson & Krathwohl,
Dalam Taksonomi yang telah direvisi, hasil 2010:143).
belajar apapun akan diwakili dalam dua dimensi Krathwohl (2002:217) menjelaskan bahwa
yang segera menyajikan kemungkinan mem- The Taxonomy Table can also be used to classify
bangun sebuah tabel dua dimensi, yang disebut the instructional and learning activities used to
Tabel Taksonomi. Dimensi Pengetahuan pada achieve the objectives, as well as the assessments
sumbu vertikal dari tabel, sedangkan proses employed to determine how well the objectives were
kognitif pada sumbu horisontal (Krathwohl, mastered by the students. Tabel Taksonomi
2002:215). memberi manfaat bagi guru untuk mengklasi-
Tabel Taksonomi sebagaimana nampak fikasikan kegiatan pembelajaran dan pembelajar-
pada tabel 2, bermanfaat untuk membantu para an yang digunakan untuk mencapai tujuan, serta
guru dan pendidik lainnya setidaknya dengan tiga menolong untuk membuat penilaian digunakan
cara. Pertama, Tabel Taksonomi dapat membantu untuk menentukan seberapa baik tujuan yang
para guru lebih memahami tujuan-tujuan pem- dikuasai oleh siswa.
belajaran mereka (tujuan yang mereka buat sendiri
dengan tujuan-tujuan yang telah disediakan oleh

Tabel 2. Tabel Taksonomi (Anderson & Krathwohl, 2010:40)


Dimensi Proses Kognitif
Dimensi
Pengetahuan 1. Mengingat 2. Memahami 3. Menerapkan 4. Menganalisa 5. Mengevaluasi 6. Mencipta

A. Pengetahuan
Faktual

B. Pengetahuan
Konseptual

C. Pengetahuan
Prosedural

D. Pengetahuan
Metakognitif

37
Satya Widya, Vol. 29, No.1. Juni 2013: 30-39

TAKSONOMI REVISI DAN BELAJAR masalah, ia menghasilkan banyak kemung-


BERMAKNA kinan solusi. Hal tersebut terjadi karena murid
Sebelum mempelajari tentang belajar tidak hanya mengingat melainkan lebih
bermakna terlebih dahulu melihat tiga skenario memahami dan mengerti penerapan apa yang
belajar. Anderson dan Krathwohl (2010:95) dipelajarinya. Saat siswa membangun penge-
membagi ke dalam tiga skenario belajar. tahuan dan terjadi proses kognitif yang diper-
Skenario pertama adalah tidak ada aktivitas lukan untuk memecahkan masalah maka pada
belajar (yakni tiada aktivitas belajar yang saat itu sedang terjadi belajar bermakna.
diinginkan), skenario kedua ialah belajar Anderson dan Krathwohl (2010:143)
menghafal (rote learning), dan skenario ketiga mengemukakan bagaimana guru dapat meng-
adalah belajar yang bermakna (meaningful gunakan tabel taksonomi. Pertama, Tabel tak-
learning). Pada bagian ini perhatian diarahkan sonomi dapat membantu guru-guru lebih
pada bagaimana tabel taksonomi mendorong memahami tujuan-tujuan pembelajaran mereka
terjadinya proses belajar bermakna yang (tujuan-tujuan yang mereka buat sendiri dan
merupakan salah satu dari tiga skenario belajar. tujuan-tujuan yang telah disediakan oleh pihak
Belajar yang bermakna menghadirkan lain); yakni, Tabel Taksonomi membantu para
pengetahuan dan proses kognitif yang siswa pendidik menjawab pertanyaan apa yang
butuhkan untuk menyelesaikan masalah. disebut dengan “pertanyaan tentang pembe-
Penyelesaian masalah terjadi ketika siswa lajaran”. Kedua, dengan pemahaman yang
menggagas cara untuk mencapai tujuan yang lebih utuh perihal tujuan-tujuan pembelajaran
belum pernah dia capai, yakni mengerti bagai- mereka, guru-guru dapat menggunakan Tabel
mana cara mengubah keadaan jadi keadaan Taksonomi untuk membuat keputusan-kepu-
yang diinginkan (Anderson & Krathwohl, tusan yang lebih bagus mengenai bagaimana
2010:97). Dalam belajar bermakna proses mengajar dan mengases siswa dalam kerangka
belajar yang terjadi adalah mengkonstruksikan tujuan-tujuan pembelajaran itu; yakni, Tabel
pengetahuan, yang di dalamnya siswa berusaha Taksonomi membantu para pendidik menja-
memahami pengalaman-pengalaman mereka wab pertanyaan apa yang disebut dengan
(Anderson dan Krathwohl, 2010:98). Sehingga “pertanyaan tentang pembelajaran” dan
fokus dalam belajar bermakna adalah meng- “pertanyaan tentang asesmen”. Ketiga, Tabel
konstruksi pengetahuan sebagai usaha mema- Taksonomi dapat membantu mereka menen-
hami pengalaman-pengalaman siswa. Belajar tukan seberapa sesuai antara tujuan, asesmen,
yang bermakna mendorong pembelajaran tidak dan pembelajarannya dengan cara yang tepat;
hanya sekedar menyampaikan sebuah penge- yakni, Tabel Taksonomi membantu para pen-
tahuan faktual melainkan menjadi pembelajar- didik menjawab pertanyaan apa yang disebut
an dimana guru mengajukan pertanyaan- dengan “pertanyaan tentang kesesuaian semua
pertanyaan asessmen yang menuntut lebih dari komponennya.” Selain menolong bagi guru
sekedar mengingat atau mengenali pengeta- yang mengajar, tabel taksonomi membantu
huan faktual. Sebagai contoh saat murid siswa untuk memperoleh hasil belajar tidak
membaca buku dia membacanya dengan hati- semata pada hasil belajar mengingat dan
hati, mencoba untuk membuat pemahaman memahami pengetahuan konseptual melainkan
dari materi itu sehingga dia dapat mengingat hingga hasil belajar mengevaluasi dan mema-
hampir semua hal-hal penting dan fakta yang hami pengetahuan metakognitif, mengevaluasi
dipelajari. Ketika murid diminta untuk meng- pengetahuan konseptual, menciptakan penge-
gunakan informasi tersebut untuk memecahkan tahuan prosedural.

38
Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Putu Ayub Darmawan & Edy Sujoko)

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Taksonomi Bloom telah menjadi sebuah Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. 2010.
pemikiran yang memberi pengaruh dalam bidang Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
pendidikan. Revisi terhadap taksonomi ini Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta:
dilakukan karena kebutuhan untuk mengarahkan Pustaka Pelajar.
kembali fokus para pendidik pada Handbook dan Darling-Hammond, Linda et al. 2003.Thinking
adanya kebutuhan untuk memadukan penge- about Thinking: Metacognition. Stanford
tahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran University School of Education.
baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan
pendidikan. Enam kategori dalam taksonomi lama Degeng, Nyoman S. 2013. Ilmu Pembelajaran:
direvisi untuk menjadi lebih relevan dalam Klasifikasi Variabel untuk Pengembangan
penerapannya oleh para guru. Revisi taksonomi Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam
menjadikan taksonomi Bloom menjadi lebih Hidup.
mudah diterapkan dan jelas dalam pemanfaatan- Enghoff, Henrik. 2009. “What is Taxonomy”, Soil
nya. Dalam revisi taksonomi perhatian lebih dalam Organisms, Volume 81 (3) 2009.http://
ditujukan pada sisi pengetahuan kognitif. id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi.
Taksonomi revisi melakukan perubahan dalam Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran
sub-subkategori sehingga akan lebih bermanfaat dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
untuk merumuskan tujuan dan, dalam proses pem- Pelajar.
belajaran, untuk menstrukturkan dan mengkate-
gorikan tujuan, aktivitas pembelajaran dan asesmen. Krathwohl, David R. 2002. “A Revision of Bloom’s
Belajar bermakna menolong siswa dalam Taxonomy: An Overview”, Theory Into
proses kognitif untuk menyelesaikan masalah. Practice, Volume 41, Number 4, Autum
Fokus belajar bermakna adalah mengkonstruksi 2002. Ohio: College of Education, The
pengetahuan sebagai usaha memahami pengalam- Ohio State University.
an-pengalaman siswa. Tabel taksonomi membantu Pintrich, Paul R. “The Role of Metacognitive
guru memahami tujuan pembelajaran, membuat Knowledge in Learning, Teaching, and
keputusan yang lebih bagus mengenai bagaimana Assessing”, Theory Into Practice, Volume
mengajar dan mengakses siswa dalam kerangka 41, Number 4, Autum 2002. Ohio: College
tujuan, dan membantu untuk menentukan seberapa of Education, The Ohio State University.
sesuai antara tujuan, asesmen, dan pembelajaran Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI. 2007.
dengan cara yang tepat. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III:
Pendidikan Disiplin Ilmu. Jakarta: Grasindo.
Turmuzi, Ahmad. 2013. Mengingat dan Memahami
Kembali tentang Teori Taksonomi Bloom.
Kompasiana, 5 Februari 2013, http://
edukasi.kompasiana.com

39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai