Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode

kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang spesifiknya adalah

sistematis, terencana, dan terstruktur sejak awal hingga pembuatan desain

penelitian (Arikunto, 2013). Metode ini disebut sebagai metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik (Sugiyono, 2013).

Desain penelitian jenis penelitian yang dipilih untuk mencapai

tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai

tujuan tersebut (Setiadi, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini ialah studi korelasional dengan pendekatan cross-sectional.

Studi korelasional merupakan penelitian atau penelahaan hubungan antara

dua variabel pada situasi atau sekelompok subjek untuk melihat hubungan

antara gejala yang satu dengan gejala yang lain, atau variabel yang satu

dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan cross-

sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor-faktor resiko dan efek dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

43
44

Hal ini berarti setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada

saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini untuk mengetahui

hubungan fungsi sosialisasi keluarga dengan kecerdasan interpersonal

pada remaja di SMA Swasta di Cimahi.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Ada dua variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (Sugiyono, 2013). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah fungsi sosialisasi keluarga di SMA S

2. Variabel Dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas)

(Sugiyono, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan interpersonal pada remaja di SMA Swasta di Cimahi.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


45

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini, populasi yang

digunakan adalah remaja di SMA Swasta di Cimahi totalnya berjumlah

323 siswa-siswi, terdiri dari kelas X program IPA dan IPS sebanyak

161 siswa-siswi dan kelas XI program IPA dan IPS sebanyak 162

siswa-siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Jika, jumlah populasi besar

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, contohnya denga alasan keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

(Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini ditentukan

menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2012).

N
n= 2
1+ N ( d)

Keterangan:

n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d= tingkat kesalahan yang diinginkan (0,05)
46

Dari rumus diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( d)

323
n=
1+323 ( 0,05 )2

323
n= =178,69 ≈ 179siswa dan siswi
1,8075

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 179 siswa dan

siswi.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam

menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2012). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Probability Sampling dengan jenis Stratified Random Sampling

yaitu metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke

dalam kelompok- kelompok homogen yang disebut strata, dari setiap

lapisan dapat terwakili (Singarimbun, 2006 dalam Hardianti, 2016).

Jumlah sampel dari setiap kelas menggunakan lottery technique atau

teknik undian.

Pengambilan sampel secara acak ini akan dilakukan oleh peneliti

dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) agar

populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam

penelitian.
47

Rumus Stratified Random Sampling untuk jumlah sampel yang


diambil dari masing-masing kelas adalah (Sugiyono, 2013):
X
xn
Y

Keterangan:
X= Target jumlah sampel
Y= Jumlah populasi
n= Jumlah populasi setiap strata

Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel
Hubungan Fungsi Sosialisasi Keluarga dengan Kecerdasan
Interpersonal Pada Remaja di SMA Swasta di Cimahi
No Tingkat kelas Kelas Jumlah remaja Jumlah sampel yang diambil
1 X IPA 1 34 179
x 34 = 18,8= 19 remaja
323
IPA 2 35 179
x 35 = 19,3 = 19 remaja
323
IPS 1 31 179
x 31 = 17,1 = 17 remaja
323
IPS 2 31 179
x 31= 17,1 = 17 remaja
323
IPS 3 30 179
x 30 = 16,6 = 17 remaja
323
2 XI IPA 1 34 179
x 34 = 18,8 = 19 remaja
323
IPA 2 34 179
x 34 = 18,8 = 19 remaja
323
IPS 1 31 179
x 31 = 17,1 = 17 remaja
323
IPS 2 32 179
x 32 = 17,7 = 18 remaja
323
IPS 3 31 179
x 31 = 17,1 = 17 remaja
323
Total 10 kelas 323 remaja 179 Remaja
48

D. Kerangka Kerja

Kerangka kerja penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian mulai dari

desain hingga analisa datanya [ CITATION Hid09 \l 1033 ].

Skema 3.1

Kerangka Kerja

Hubungan Fungsi Sosialisasi Keluarga dengan Kecerdasan

Interpersonal Pada Remaja di SMA Swasta di Cimahi

Siswa-siswi SMA Swasta di Cimahi

Kriteria Inklusi: Kriteria Eksklusi:

1. Siswa-siswi kelas X dan kelas 1. Siswa-siswi yang sedang


XI IPA dan IPS. sakit atau ijin tidak masuk
2. Bersedia menjadi responden sekolah.
dengan menandatangani format 2. Siswa yang tidak masuk
persetujuan (informed consent) sekolah saat dilakukan
sebagai responden. penelitian.

Pengumpulan Data Analisa Data Laporan hasil penelitian

Keterangan:

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti


49

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

sebuah bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2013). Hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan antara fungsi sosialisasi keluarga dengan kecerdasan

interpersonal pada remaja di SMA Swasta di Cimahi.

Ho: Tidak ada hubungan antara fungsi sosialisasi keluarga dengan

kecerdasan interpersonal pada remaja di SMA Swasta di Cimahi.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional menggambarkan atau mendeskripsikan variabel

sedemikian rupa, sehingga penelitian tersebut bersifat spesifik dan teratur

(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 3.2


50

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Fungsi Merupakan segala Mengisi Berupa kuisioner Fungsi Interval
Sosialisasi sesuatu persepsi koesioner dengan sosialisasi baik
Keluarga remaja mengenai sebanyak 35 menggunakan bila hasil >
fungsi sosialisasi item Skala Likert, yaitu mean/median,
keluarga di SMA pernyataan pernyataan positif cukup bila =
Swasta di Cimahi. dengan 1. Sangat Sering mean/median,
memberikan (SS): skor 4 kurang bila ≤
tanda 2. Sering (S): mean/median.
checklist () skor 3
3. Kadang-
kadang
(KD): skor 2
4. Tidak Pernah
(TP): skor 1
Untuk pernyataan
negatif kategori
nilai berlaku
sebaliknya.

Kecerdasan merupakan Mengisi Berupa kuisioner Tinggi: 80,95- Interval


Interpersonal kemampuan yang koesioner dengan 87, 85
dimiliki remaja sebanyak 28 menggunakan Sedang: 74,05-
untuk memahami item Skala Likert, 80,95
dan merasakan pernyataan yaitu pernyataan Rendah: 67,15-
sesitivitas sosial, dengan positif 74,05
pemahaman sosial memberikan 1. Sangat Setuju: (Ulyana, 2018)
dan komunikasi tanda skor 4
sosial di SMA checklist () 4. Setuju: skor 3
Swasta di Cimahi. 5. Kurang
Setuju: skor
2
4. Tidak Setuju:
skor 1
Untuk pernyataan
negatif kategori
nilai berlaku
sebaliknya.

G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data


51

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang

menggunakan alat ukur antara lain dapat berupa kuesioner, observasi,

wawancara atau gabungan dari beberapa alat ukur [ CITATION AAz13 \l

1033 ]. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran langsung

menggunakan koesioner atau angket dengan untuk variabel fungsi

sosialisasi keluarga dengan kecerdasan interpersonal di SMA Swasta

di Cimahi dengan memberikan tanda checklist pada lembar kuesioner.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan

alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan data

[ CITATION Den16 \l 1033 ] . Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah:

a. Peneliti akan membuat surat permohonan ijin penelitian.

b. Peneliti akan menentukan siswa-siswi kelas X dan XI IPA dan IPS

yang memenuhi kriteria inklusi dengan teknik lotere.

c. Peneliti akan memohon ijin kepada guru mata ajar Bimbingan

Konseling (BK) di SMA Swasta di Cimahi. Penelitia akan

membacakan nama siswa-siswi yang terpilih untuk menjadi

responden dalam penelitian sesuai dengan hasil lotere.

d. Peneliti akan membuat kontrak waktu dengan responden.


52

e. Penelitia akan mengumpulkan responden di aula SMA Swasta di

Cimahi.

f. Peneliti akan menjelaskan mengenai tujuan penelitian,

membagikan informed consent untuk diisi dan ditandatangani bagi

responden yang bersedia.

g. Peneliti akan membagikan kuesioner kepada responden,

menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan

mendampingi responden selama proses pengisian responden.

h. Peneliti akan mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi

oleh responden, kemudian memeriksa kembali apakah pernyataan

kuesioner telah terjawab secara keseluruhan atau tidak.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data supaya pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari dua kuesioner. Kuesioner fungsi sosialisasi keluarga

menggunakan skala Likert jumlahnya 35 item dengan menggunakan

pernyataan positif Sering Sekali = yang 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2,

Tidak Pernah = 1, atau sebaliknya untuk pernyataan negatif kategori nilai

berlaku sebaliknya. Kuesioner kecerdasan interpersonal menggunakan

skala Likert yang jumlahnya 28 item dengan menggunakan pernyataan


53

positif Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Kurang Setuju = 2, Tidak Setuju = 1,

atau sebaliknya untuk pernyataan negatif kategori nilai berlaku sebaliknya

(Ulyana, 2018).

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu proses pengukuran dimana dari hasil

penelitian terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2014).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu benar-benar

dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Setiadi, 2013). Untuk memperoleh instrumen yang valid maka

dilakukan uji validitas instrumen. Uji validasi yang akan digunakan

untuk kuesioner kekerasan verbal yaitu Pearson Product Moment.

Peneliti akan menggunakan perangkat lunak pada komputer untuk

melakukan perhitungan validitas instrumen (Arikunto, 2010).

Keputusan hasil uji validitas sebagai berikut: dikatakan valid jika r

hitung ≥ r tabel dan dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel. Nilai r

Pearson Product Moment sebagai patokan untuk melihat kevalidan

kuisioner, maka dihitung dengan rumus df = N-2, yaitu df = 30-2=28.

Nilai taraf signifikan 95% maka r Product Moment ≥ 0,374 dikatakan

valid, dibawah ketentuan tersebut dinyatakan tidak valid (Arikunto,

2010).
54

Dalam penelitian ini kuesioner kecerdasan interpersonal tidak

dilakukan uji validitas karena alat ukur yang digunakan telah

dilakukan uji validitas dalam penelitian Ulyana (2018) yang

melakukan uji coba kepada 68 responden dengan nilai validitas

instrumen sedang, yaitu 0,473 sehingga tidak perlu dilakukan uji

validitas lagi, namun tetap dilakukan uji reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut

sudah baik. Reliabilitas menunjukkan apakah pengukuran

menghasilkan data konsisten jika instrumen digunakan kembali secara

berulang (Setiadi, 2013). Uji reliabilitas yang akan digunakan pada ke

dua instrumen dalam penelitian ini yaitu Cronbach alpha.

Nilai reliabilitas berdasarkan Koefisien Alpha Croncbach menurut

Hidayat, 2014 adalah:

1) 0,000-0,199 = Kurang Reliabel

2) 0,200-0,399 = Agak Reliabel

3) 0,400-0,599 = Cukup Reliabel

4) 0,600-0,799 = Reliabel

5) 0,800-1,000 = Sangat Reliabel


55

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yang akan dilakukan oleh

peneliti, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti menentukan tempat penelitian.

b. Peneliti memohon ijin untuk melakukan studi pendahuluan di

tempat penelitian.

c. Peneliti melakukan studi pendahuluan yang berupa tinjauan

literatur, yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

d. Peneliti melakukan identifikasi dan membatasi masalah penelitian

yang akan diteliti.

e. Peneliti melakukan pengajuan judul penelitian.

f. Peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing.

g. Peneliti meminta ijin studi pendahuluan ke BAAK STIKes Santo

Borromeus.

h. Peneliti mengirimkan surat ijin studi pendahuluan ke tempat

penelitian.

i. Peneliti mencari data yang dibutuhkan.

j. Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian.

k. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa angket.

l. Peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing.

m. Peneliti melakukan perbaikan proposal skripsi.


56

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti akan mengajukan permohonan ijin untuk melakukan

penelitian di SMA Swasta di Cimahi.

b. Peneliti akan menunggu surat balasan perihal permohonan ijin

untuk melakukan penelitian.

c. Peneliti akan menentukan responden yang memenuhi kriteria

inklusi yang akan diteliti yang dipilih dari hasil lotere dan bersedia

menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed

consent.

d. Peneliti akan menyebarkan dan membantu responden untuk

melakukan pengisian kuesioner.

e. Peneliti akan menunggu responden untuk mengantisipasi

pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimengerti responden.

f. Peneliti akan mengumpulkan kembali kuesioner dari responden

sambil memeriksa kembali apakah telah dijawab secara

keseluruhan atau tidak.

g. Peneliti akan mengecek kembali apakah jawaban dari kuesioner

sudah terisi semua atau belum.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti akan melakukan pengolahan data dengan menggunakan

perangkat lunak komputer


57

b. Peneliti akan menarik kesimpulan tentang penelitian hubungan

fungsi sosialisasi keluarga dengan kecerdasan interpersonal pada

remaja di SMA Swasta di Cimahi.

c. Peneliti akan menyajikan hasil pengolahan data.

J. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah pengolahan dan analisis daya yang diproses

dengan bantuan komputer, namun hasilnya tergantung dari kualitas data

itu sendiri (Notoatmodjo, 2010). Meode pengolahan data yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Editing

Data edit (Editing) merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian kuisioner. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Penelitian akan

melakukan pengecekan kelengkapan isi kuisioner , bila ada kuisioner

yang belum lengkap, maka kuisioner akan dikembalikan pada

responden untuk dilengkapi.

2. Coding

Coding merupakan merubah bentuk data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk bilangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengkodean untuk variabel fungsi sosialisasi keluarga, baik = 1, cukup

= 2, kurang baik = 3. Sedangkan untuk kecerdasan interpersonal tinggi

= 1, sedang = 2, rendah = 2.
58

3. Processing

Processing data yang akan dilakukan peneliti adalah dengan

memroses jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode

(angka) dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Pemprosesan data akan

dilakukan dengan memasukkan data (entry data) dari seluruh angket

yang terkumpul ke dalam database, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana dengan bantuan perangkat lunak.

4. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yan sudah

di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Peneliti akan melakukan

pengecekan data-data yang sudah dilakukan pengolahan dengan

menggunakan perangkat lunak komputer untuk memastikan apakah

masih ada data tersebut yang terlewat.

5. Tabulating

Peneliti akan membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Peneliti akan membuat

tabel hasil uji statistik untuk mempermudah dan memberi kejelasan

dalam memaknai hasil uji statistik.

K. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses pencarian dan menyusun secara sitematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami temuannya dapat


59

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2014). Tujuan dilakukannya

analisa data adalah untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang

telah dirumuskan dalam tujuan penelitian, memberi-memberi hipotesis-

hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, serta memperoleh kesimpulan

secara umum dari penelitian yang telah dirumuskan, serta memperoleh

kesimpulan secara umum dari penelitian yang merupakan kontribusi dalam

pengembangan ilmu yang bersangkutan. Analisa data diolah dan dianalisis

dengan teknik-teknik tertentu. Pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan

dengan tangan atau melalui proses komputerisasi (Notoatmodjo, 2010).

1. Analisa Univariat

Analisis univariat berfungsi untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis

univariat merupakan teknik analisis yang dilakukan pada setiap

variabel dari hasil penelitian yang pada umumnya hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel. Bentuk analisa

tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini,

data disajikan dalam bentuk tabel dengan menampilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Menghitung persentase

data yang telah dikumpulkan, penelitian menggunakan rumus

(Notoatmodjo, 2010):

f
P= x 100 %
n

Keterangan:

P = Persentase
60

f = Distribusi frekuensi

n = Total jumlah responden

Hasil perhitungan persentase akan diinterpretasikan dengan kata-

kata atau kalimat menggunakan kategori (Arikunto, 2010) yaitu:

1) Apabila 0% : Tidak seorangpun dari responden

2) Apabila 1% - 5% : Sebagian hampir tidak ada

3) Apabila 6% - 24% : Sebagian kecil

4) Apabila 25% - 49% : Kurang dari setengahnya

5) Apabila 50% : Setengahnya

6) Apabila 51% - 74% : Lebih dari setengahnya

7) Apabila 75% - 89% : Sebagian besar

8) Apabila 90% - 99% : Hampir seluruhnya

9) Apabila 100% : Seluruhnya

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Status

Ekonomi terhadap kekerasab Verbal pada Remaja Analisis bivariat

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment. Uji korelasi Pearson Product Moment

dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel

independen dengan satu variabel dependen berbentuk numerik

(Dahlan, 2014).
61

Uji korelasi Pearson Product Moment dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak komputer dengan tingkat signifikansi p ≤ 0,05 (taraf

kepercayaan 95%). Nilai kekuatan korelasi secara statistik (Sarwono,

2006) adalah sebagai berikut:

a. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

b. > 0-0,25 : Korelasi sangan lemah

c. > 0,25-0,5 : Korelasi cukup

d. > 0,5-0,75 : Korelasi kuat

e. > 0,75-0,99 : Korelasi sangat kuat

f. 1 : Korelasi sampurna

L. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak penelitian, pihak yang

diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti

dan perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang

dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoadmodjo, 2010). Peneliti

menganut prinsip etika penelitian menurut PNEPK (Kemenkes RI, 2017)

meliputi:

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (Respect for Person)

Peneliti menghormati hak otonomi yang dimiliki oleh responden.

Peneliti memperhatikan hak-hak responden untuk mendapat informasi


62

yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebebasan menentukan pilihan dan bebeas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Peneliti

menyiapkan formulir persetujuan subjek (informed consent) yang

mencangkup tujuan penelitian, manfaat penelitian dan prosedur

penelitian. Jika seseorang tidak bersedia menjadi responden, maka

peneliti menghargai keputusannya.

2. Prinsip etik berbuat baik (Beneficience)

Prinsip ini menyangkut kewajiban membantu orang lain dilakukan

dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal.

Diikut sertanya subyek manusia dalam penelitian kesehatan

dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan penelitian yang

dilakukan.

Prinsip ini tidak merugikan, menyatakan bahwa jika orang tidak

dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat , maka minimal tidak

merugikan orang lain. Peneliti melakukan penelitian ini dengan

melihat prinsip tidak merugikan yang bertujuan agar subyek penelitian

tidak diperlakukan sebagai sarana dan memberikan perlindungan

terhadap tindakan penyalahgunaan yang dapat merugikan responden

itu sendiri.

3. Prinsip etik keadilan (Justice)

Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk

memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan


63

moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya. Prinsip etik

keadilan terutama menyangkut keadilan distributif yang

mempersyaratkan pembagian seimbang, dalam hal beban dan manfaat

yang diperoleh subjek dari keikutsertaan dalam penelitian. Peneliti

memperlakukan setiap responden sama dengan memberikan penjelasan

terkait tujuan dan prosedur penelitian.

M. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Swasta di Cimahi yang

beralamat di Jalan Jend. Gatot Subroto No. 6, Karang Mekar, Cimahi

Tengah, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 40523.

Penelitian akan dilakukan pada bulan April-Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai