Anda di halaman 1dari 74

AYAT JURNAL PENYESUAIAN

A. PENGERTIAN

jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo
perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.

adapun tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah:

1. agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang
sebenarnya

2. agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode
dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

B. AKUN-AKUN YANG MEMERLUKAN PENYESUAIAN

adapun transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian adalah:

1. penyesuaian penyusutan aktiva tetap

2. penyesuaian dibayar dimuka

3. penyesuaian pemakaian perlengkapan

4. penyesuaian pendapatan dibayar dimuka

5. penyesuaian biaya yang masih harus dibayar

6. penyesuaian pendapatan yang akan diterima

C. CARA MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN

 1. penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus

mesin disusutkan dengan metode garis lurus dan diketahui harga perolehan mesin Rp
400.000.000 taksiran umur ekonomis 5tahun dan taksiran nilai residu Rp 40.000.000

Depresiasi= (HP-NR) / UE = (400.000.000 – 40.000.000) / 5 th

= 360.000.000 / 5

= 72.000.000

AJP :
Biaya penyusutan mesin (D)          72.000.o00

akumulasi Penyusutan Mesin (K)                             72.000.000

2. biaya dibayar dimuka 

dibayar asuransi dengan masa 1 tahun (1 September 2011 – 1 September 2012) sebesar
6.000.000 dicatat dengan menggunakan pendekatan harta/ neraca dan pendekatan biaya/ laba
rugi

Pendekatan Neraca/ Harta

- saat pembayaran dimuka

JU :

Asuransi dibayar dimuka (D)        6.000.000

Kas (K)                                                                                    6.000.000

- saat penyesuaian

perhitungan 4/12 x 6.000.000 = 2.000.000

AJP :

Biaya Asuransi (D)                                    2.000.000

Asuransi Dibayar Dimuka (K)                                       2.000.000

Pendekatan Biaya/ Laba Rugi

- saat pembayaran dimuka

JU :

Biaya Asuransi (D)                                    6.000.000

Kas (K)                                                                                    6.000.000

- saat penyesuaian

perhitungan 8/12 x 6.000.000 = 4.000.000

AJP :
Asuransi Dibayar Dimuka (D)               4.000.000

Biaya Asuransi (K)                                                          4.000.000

3. pemakaian perlengkapan

perlengkapan service pada Neraca Saldo adalah 5.000.000, menurut data penyesuaian tanggal 31
Desember 2011 perlengkapan yang masih tersisa adalah 1.000.000

perhitugan : 5.000.000 – 1.000.000= 4.000.000

AJP :

Biaya Perlengkapan (D)                      4.000.000

Perlengkapan(K)                                                        4.000.000

4. pendapatan diterima dimuka

Diterima pendapatan sewa ruko untuk 1 tahun (1 oktober 2011-1 oktober 2012) sebesar
20.000.000 dan dicatat menggunakan pendekatan Hutang/ Neraca dan pendekatan Pendapatan/
Laba Rugi

Pendekatan Neraca/ Harta

- saat penerimaan pendapatan

JU :

Kas (D)                                                    20.000.000

Pendapatan sewa dibayar dimuka(K)                  20.000.000

- saat penyesuaian

perhitungan 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000

AJP :

Pendapatan sewa diterima dimuka (D)   5.000.000

pendapatan sewa (K)                                                            5.000.000

Pendekatan Biaya/ Laba Rugi

- saat penerimaan pendapatan


JU :

Kas (D)                                                            20.000.000

Pendapatan sewa (K)                                                                20.000.000

- saat penyesuaian

perhitungan 9/12 x 20.000.000 = 15.000.000

AJP :

Pendapatan sewa (D)                             15.000.000

pendapatan sewa diterima dimuka (K)                         15.000.000

5. biaya yang masih harus dibayar

Tanggal 31 desember 2011 terdapat 4 orang karyawan yang belum menerima gaji @500.000

perhitungan 4 x 500.000 = 2.000.000

AJP :

Biaya Gaji(D)                                              2.000.000

Gaji yang masih harus dibayar (K)                                    2.000.000

6. pendapatan yang akan diterma

tanggal 31 Desember terdapat bunga yangmasih harus dibayar senilai 1.000.000

AJP :

Bunga yang akan diterima (D)             1.000.000

Pendapatan Bunga (K)                                                         1.000.000


EKMA4115 Pengantar Akuntansi
0

EKMA4115 PENGANTAR AKUNTANSI

Sugiarto
4 sks / modul 1-12: ill.; 21 cm / Edisi 1 ISBN : 979
DDC : Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 200

Mata kuliah ini membahas prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi, siklus akuntansi yang
dimulai dari proses pencatatan transaksi (jurnal), pembukuan (posting), neraca lajur, serta
penyusunan laporan keuangan pada suatu unit usaha atau perusahaan. Mata kuliah ini juga
membahas tentang akuntansi perusahaan dagang, persekutuan, perseroan, investasi jangka
panjang, obligasi dan modal saham dan sistem akuntansi biaya pesanan serta pengendalian
internnya.

TINJAUAN MATA KULIAH

Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sebagai pekerja pada suatu
instansi pemerintah maupun swasta, seseorang akan selalu menggunakan akuntansi dalam
berbagai bentuk. Misalnya dalam kehidupan pribadi, pada saat Anda harus menentukan untuk
sekolah atau tidak maka Anda akan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan dengan
hasil yang akan diperoleh setelah lulus sekolah nantinya. Atau dalam kehidupan Anda sebagai
manajer perusahaan yang dihadapkan pada keputusan apakah perusahaan yang Anda pimpin
akan membeli sebuah mobil baru. Di sini informasi akuntansi mengenai perusahaan menjadi
faktor penting dalam pengambilan keputusan Anda apakah akan membeli mobil baru tersebut.

Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi ini akan menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi sebagai
dasar penyusunan laporan keuangan yang dapat membantu pengambilan keputusan pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders) baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
perusahaan. Setelah mempelajari Buku Materi Pokok (BMP) Pengantar Akuntansi, Anda
diharapkan akan mampu menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.

Lebih detail lagi kaitan antarmateri dalam BMP ini dapat Anda lihat dalam bagan berikut ini.

RANGKUMAN

MODUL 1 : RUANG LINGKUP AKUNTANSI

Kegiatan Belajar 1: Prinsip-Prinsip dan Praktik-praktik Akuntansi


Akuntansi dapat diartikan sebagai “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem
informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi
agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.

Pihak-pihak yang berkepentingan (pemangku kepentingan) terhadap laporan keuangan suatu


perusahaan antara lain penanam dana atau modal yang membutuhkan informasi tentang posisi
keuangan dan masa depan perusahaan, kreditur dan supplier (pemasok) perusahaan akan menilai
sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan
kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan
perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga
berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja dan
para akademisi yang berkepentingan untuk penelitian dan pendidikan

Akuntansi juga mengenal adanya spesialisasi seperti halnya dengan ilmu sosial lainnya. Bidang
spesialisasi akuntansi antara lain meliputi: Akuntansi Keuangan, Auditing, Akuntansi Biaya,
Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran,
Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Sosial.

Peranan Akuntansi dalam kegiatan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan
alat evaluasi hasil kegiatan. Akuntansi sebagai alat perencanaan dapat terlihat apabila
manajemen ingin mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan
kepada siapa harus dibayar ini semuanya dapat diketahui dari catatan akuntansi. Sedangkan
akuntansi sebagai alat evaluasi hasil kegiatan dapat terlihat apabila manajemen ingin
membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan.

Setiap kejadian atau peristiwa mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari
suatu organisasi disebut dengan transaksi. Dalam perusahaan transaksi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu transaksi intern dan transaksi ekstern.

Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva sedangkan hak atau sumber
dari mana aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Hubungan antara aktiva dan hak
milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas

Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan
utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas) dengan
demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
Aktiva = Utang + Ekuitas

Kegiatan Belajar 2: Laporan Akuntansi


Rangkuman

Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas lima jenis yaitu neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, perubahan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Neraca
adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya
dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan
likuiditasnya. Atas dasar ini aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar, utang juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya utang
akan dilunasi, sedangkan modal diurutkan berdasarkan kekekalan atau keawetannya.

Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan
untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi
yang dialami suatu perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya.
Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut mendapat perhatian dari
pembaca laporan.

Laporan modal adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode
tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diperoleh sebab-sebab
perubahan modal selama periode tertentu.

Laporan arus kas merupakan laporan yang wajib dibuat perusahaan, menurut Standar Akuntansi
Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus
masuk dan arus keluar dari kas (uang dan rekening giro). Arus kas dapat bersumber dari operasi,
investasi dan pendanaan atau financing. Pemakai laporan menggunakan laporan ini untuk dapat
mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan.

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ke empat jenis
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini biasanya berupa penjelasan atau suplemen
dari pos-pos laporan keuangan.

MODUL 2 : SIKLUS AKUNTANSI

Kegiatan Belajar 1: Pencatatan Transaksi


Pengaruh transaksi terhadap suatu perusahaan di dalam akuntansi dapat digambarkan dengan
menggunakan persamaan akuntansi sebagai berikut:

Aktiva = Utang + Ekuitas atau A = U + E

Ekuitas (modal) perusahaan dapat berubah apabila perusahaan memperoleh Pendapatan (P) atau
adanya setoran modal, dan perusahaan menyerap Beban (B) atau adanya pengambilan modal
(prive).

Meskipun setiap transaksi dapat dicatat dengan persamaan akuntansi seperti di atas, namun
bentuk pencatatan tersebut kurang praktis digunakan, karena transaksi yang terjadi di perusahaan
selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, ekuitas,
pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan.

Agar informasi harian dapat tersedia, pada saat dibutuhkan, dan laporan keuangan dapat disusun
setiap saat, maka perlu dibuat catatan yang terpisah untuk setiap pos. Catatan tersebut dalam
akuntansi disebut dengan rekening (akun). Sedangkan kelompok rekening yang berkaitan dan
merupakan satu unit disebut buku besar (ledger).
Akun adalah catatan formal akuntansi yang digunakan untuk mengikhtisarkan transaksi yang
terjadi selama periode akuntansi dan bentuk akun ini dapat bermacam-macam. Bentuk paling
sederhana suatu akun terdiri atas tiga bagian: (1) Judul, yang menunjukkan nama dari pos yang
dicatat, (2) ruang (tempat) untuk mencatat penambahan jumlah dari pos tersebut dalam unit
rupiah (uang) dan (3) ruang untuk mencatat pengurangan jumlah dari pos tersebut. Bentuk
rekening tersebut sering disebut akun dua kolom atau akun T.

Pada akhir periode seluruh akun dijumlahkan dan dihitung saldonya. Akun-akun ini merupakan
bahan dasar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Akun-akun pendapatan
dan beban dipakai untuk menyusun laporan laba rugi, akun aktiva, utang dan ekuitas dipakai
untuk menyusun neraca, akun ekuitas dan prive dipakai untuk menyusun laporan perubahan
modal dan akun kas dipakai untuk menyusun arus kas.

Cara pencatatan langsung ke dalam akun sulit dilakukan dalam praktik, karena jumlah akun
cukup banyak dan terjadi kesalahan sulit untuk melacak kesalahan tersebut, maka untuk
pencatatan transaksi sebelum dilakukan pencatatan ke dalam akun, terlebih dahulu dicatat dalam
buku jurnal. Buku jurnal yaitu buku yang digunakan untuk mencatat kejadian keuangan
(transaksi) yang dilakukan secara urut waktu dan pencatatan dalam buku jurnal ini juga sejalan
dengan persamaan akuntansi, dalam arti setiap transaksi akan didebet dan dikredit dalam jumlah
yang sama. Bentuk buku jurnal ini yang banyak dikenal adalah bentuk dua kolom.

Kegiatan Belajar 2: Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal)


Rangkuman

Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang
sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang
setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya.
Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan keuangan, maka
akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu.

Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan penyesuaian setiap akhir periode
akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

1. Alokasi harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan
persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa
bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih
merupakan persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos defferal (transitoris)
2. Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka
penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan
beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian
yang masih tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga disebut dengan pos-pos
defferal.
3. Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakui
adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya
semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi (penyusutan).
4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya
dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian
di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya
utang biaya. Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos-pos akrual (antisipasi)
5. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena
perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan
tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya
pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain. Pos-pos ini disebut dengan
pos-pos akrual (antisipasi)

Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap
untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

MODUL 3 : NERACA LAJUR DAN PENUTUPAN PEMBUKUAN

Kegiatan Belajar 1 : Neraca Lajur (Work Sheet)


Neraca lajur adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo
akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur akan
mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara
umum neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom
pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom
kelima dan keenam (daftar saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba
Rugi), dan (4) Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca).

Kegiatan Belajar 2 : Penutupan Buku (Closing Entries)


Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang baru.
Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi yang sama
dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal.

Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:

1. Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan “Ikhtisar Laba Rugi”.
Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai imbangannya akun
ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh
akun biaya tidak akan bersaldo lagi.
2. Kedua; menutup akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun pendapatan
akan didebet sebesar jumlah saldo kreditnya, sebaliknya akun ikhtisar Laba Rugi dikreditkan
dengan jumlah yang sama.
3. Ketiga; menghitung saldo akun ikhtisar Laba Rugi, selanjutnya menutupnya ke akun ekuitas atau
saldo laba. Bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo kredit (berarti jumlah kredit atau pendapatan
lebih besar dari jumlah debetnya atau biaya-biaya) ini berarti perusahaan memperoleh laba atau
keuntungan. Begitu pula sebaliknya bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo debet ini menandakan
perusahaan menderita kerugian.
4. Keempat; menutup akun prive atau dividen ke akun ekuitas atau akun saldo laba.

Jurnal balik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun
temporer. Bentuk jurnal ini merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian. Akun-akun yang
bersaldo debet dan kredit pada jurnal penyesuaian, akan dibalik pada jurnal balik dengan jumlah
yang sama, namun tidak merupakan suatu keharusan dalam proses akuntansi bahwa setiap jurnal
penyesuaian harus dilakukan jurnal balik, jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah jurnal
penyesuaian yang terdapat pada akun-akun tertentu atau pos-pos transitoris.

MODUL 4 : LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENTS)

Kegiatan Belajar 1: Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Akun-akun dalam neraca di klasifikasikan dalam pos aktiva, utang dan modal. Selanjutnya aktiva
dikelompokkan menjadi akun aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Untuk aktiva lancar disajikan
secara urut atas dasar likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya masing-masing pos tersebut
dijadikan kas atau dipakai. Sedangkan untuk aktiva tetap disajikan berdasarkan kekekalannya.
Jenis aktiva tidak lancar yang lain adalah investasi, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain.

Untuk pos utang atau kewajiban dapat juga diklasifikasikan sebagaimana dengan aktiva. Utang
lancar diklasifikasi berdasarkan likuiditasnya sedangkan utang jangka panjang dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlahnya

Sedangkan untuk akun modal atau ekuitas disusun atas dasar historisnya atau kekekalannya,
sehingga sedapat mungkin akun modal harus dapat menunjukkan beberapa modal asli (pribadi)
dan berapa yang berasal dari hasil kegiatan perusahaan

Kegiatan Belajar 2: Laporan Laba (Income Statement)


Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama
periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya (akun
nominal). Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran
kas.

Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal
dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan
perusahaan. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non
usaha.

Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat biaya harga
pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual.

Jenis laporan laba rugi dari suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu single step
dan multiple step. Dalam bentuk single step hanya dikenal satu macam laba yaitu laba bersih
sesudah pajak, sedangkan pada bentuk multiple step dapat diperoleh informasi berbagai jenis
laba yaitu laba kotor, laba usaha, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih sesudah pajak.

Kegiatan Belajar 3: Laporan Perubahan Ekuitas (Equity Statement)


Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama
periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya (akun
nominal). Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran
kas.
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal
dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan
perusahaan. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non
usaha.

Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat biaya harga
pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual.

Jenis laporan laba rugi dari suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu single step
dan multiple step. Dalam bentuk single step hanya dikenal satu macam laba yaitu laba bersih
sesudah pajak, sedangkan pada bentuk multiple step dapat diperoleh informasi berbagai jenis
laba yaitu laba kotor, laba usaha, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih sesudah pajak.

Kegiatan Belajar 4: Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)


Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu. Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus
kas tersebut.

Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan
setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas pendanaan (financing) dan aktivitas investasi selama satu
periode akuntansi.

1. Setara Kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
2. Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang positif dari
aktivitas operasi menunjukkan perusahaan memiliki kelebihan kas yang dapat digunakan
melakukan penambahan investasi atau untuk pelunasan pinjaman jangka panjang. Arus kas dari
kegiatan operasional tidak harus paralel dengan laba atau rugi perusahaan.
3. Aktivitas Investasi adalah aktivitas yang terkait dengan perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas ini dapat
menunjukkan apakah perusahaan baru melakukan ekspansi atau sebaliknya baru melakukan
divestasi.
4. Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komponen modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Arus kas dari pendanaan dapat
menggambarkan bagaimana perusahaan memperoleh dana untuk melakukan kegiatan
operasional atau untuk kegiatan investasi. Arus kas yang berasal dari ekuitas memberikan
stabilitas yang lebih baik dari pada arus kas yang berasal dari pinjaman jangka panjang.

MODUL 5 : PERUSAHAAN DAGANG DAN JURNAL KHUSUS


Kegiatan Belajar 1: Perusahaan Dagang (Merchandise Company)
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan
membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan.
Perusahaan dagang dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor dan
sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan
terjadi penyerahan barang yang di dalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok
penjualan.

Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening
penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang
Dagang. Di samping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang di
samping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur
dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan
Pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan
dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).

Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba-rugi perusahaan dagang juga berbeda dengan
laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi dua kelompok yaitu
biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok
penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan
harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah
laba kotor penjualan.

Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi dua peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan
yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya
barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal
karena sifatnya sebagai biaya. Bila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga
pokok tidak dihitung dan dicatat dan baru akan dicatat pada akhir periode sebagai penyesuaian
maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik atau periodik (physical
or periodical inventory system). Sedangkan bilangan pada tiap kali terjadi penjualan harga pokok
barang yang ke luar dicatat maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan
kontinu atau buku/perpetual or book inventory system

Kegiatan Belajar 2: Jurnal Khusus (Special Journal)


Pada umumnya di dalam perusahaan banyak terjadi transaksi yang sifatnya rutin dan frekuensi
terjadinya sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian
kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata
pencatatan transaksi rutin menjadi tidak efisien dan tidak praktis, terutama dalam hal posting dari
buku jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam
buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus
maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan
Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang
disebut dengan buku besar pembantu (subsidiary ledger), sedangkan buku besar yang akan
digunakan untuk menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar kendali (controlling account)

Jurnal khusus yang biasanya memiliki oleh suatu perusahaan dagang antara lain:
1. Jurnal Penjualan (Sales Journal).
2. Jurnal Pembelian (Purchase Journal).
3. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal).
4. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Disbursment Journal).
5. Jurnal Retur dan Keringanan Penjualan (Sales Return and Allowance Journal).
6. Jurnal Retur dan Keringanan Pembelian (Purchase Return and Allowance Journal).

Transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku jurnal di atas akan dicatat dalam buku Jurnal
umum (General Journal) yang dapat merupakan buku jurnal biasa (dua kolom) atau berkolom
banyak (columnar journal).

Tentu saja tiap perusahaan tidak harus menyediakan seluruh jurnal khusus di atas tetapi harus
disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu perusahaan mungkin cukup mempunyai satu jurnal yaitu
jurnal umum saja karena transaksi yang terjadi masih sederhana. Bila perusahaan makin maju
dan transaksinya makin kompleks maka mungkin diperlukan beberapa jurnal khusus. Yang jelas
adalah bahwa suatu perusahaan selalu menyediakan jurnal umum.

MODUL 6 : AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan dan Pembagian Laba atau Rugi


Persekutuan
Perbedaan pokok antara perusahaan perseorangan dan persekutuan adalah dalam masalah
transaksi modal. Oleh karena persekutuan merupakan perusahaan milik beberapa orang maka
laba yang diperoleh juga harus dibagikan kepada seluruh pemilik. Ada berbagai cara dalam
pembagian laba atau rugi ini. Agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari sebaiknya
perjanjian pembagian laba harus diuraikan dengan jelas dalam bentuk tertulis. Bila tidak ada
perjanjian yang menyangkut masalah pembagian laba atau rugi, maka dianggap pembagian laba
atau rugi dilakukan dengan perbandingan yang sama.

Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku
aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya
nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang
baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu
dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekutuan
yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.

Secara umum ciri-ciri persekutuan adalah:

1. umur atau jangka waktu persekutuan terbatas


2. tanggung jawab anggota yang tidak terbatas
3. kepemilikan harta bersama
4. partisipasi dalam pembagian laba atau rugi; dan
5. perjanjian tertentu.
Kegiatan Belajar 2: Akuntansi untuk Pembubaran Persekutuan dan Likuidasi
Persekutuan
Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap
perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan
demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya
salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada.

Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama;


2. dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.

Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada
cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun
modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan struktur aktiva
maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan
penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu
baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan
goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila
persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akun-
akun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak.
Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan
kepada para sekutu lama.

Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh
aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada para anggotanya.
Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah
dalam proses likuidasi adalah:

1. menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada;


2. menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi);
3. melunasi seluruh utang perusahaan;
4. mengembalikan modal kepada para sekutu.

Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang
anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif
tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu
harus menanggung defisit sekutu tersebut.

MODUL 7 :AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN I

Kegiatan Belajar 1: Perseroan


Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian,
mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban sebagaimana individu. Perseroan dikatakan
sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja
dan dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat
bebas.

Modal saham perseroan dapat terdiri atas saham biasa dan saham prioritas (saham preferen).
Saham prioritas adalah saham yang memiliki hak-hak lebih tertentu, seperti hak untuk
memperoleh dividen lebih dahulu, hak suara, hak pembagian dividen yang pasti dan hak
pembagian kekayaan lebih dahulu. Sehubungan dengan masalah pembagian dividen saham
prioritas dapat dibedakan menjadi:

1. Saham prioritas yang kumulatif, partisipasi.


2. Saham prioritas yang kumulatif, non-partisipasi.
3. Saham prioritas yang non-kumulatif, partisipasi.
4. Saham prioritas yang non-kumulatif, non-partisipasi.

Ciri-ciri yang membedakan bentuk perusahaan perseroan dengan persekutuan adalah sebagai
berikut.

Perseroan merupakan badan hukum tersendiri, oleh sebab itu tanggung jawab harta kekayaan dan
utang ada di tangan perseroan itu sendiri. Oleh karena itu, pemilik perseroan hanya bertanggung
jawab terhadap jumlah uang yang telah ditanamkan di perseroan tersebut. Dalam hal ini tidak
ada tanggung jawab renteng. Hak pemilikan perseroan yang ditandai dengan surat saham dapat
dengan mudah dipindahtangankan, dengan demikian pemilikan perseroan lebih luwes
dibandingkan dengan persekutuan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa laba yang
dibagikan kepada para pemilik akan dikenakan pajak dua kali. Pertama, pada saat laba diperoleh
perseroan akan dikenakan pajak penghasilan untuk perseroan dan kedua, pada saat laba diterima
pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas nama pemegang saham pribadi. Selain
itu perseroan pada umumnya dikenakan peraturan-peraturan pemerintah yang lebih banyak
dibandingkan dengan persekutuan atau perusahaan perseorangan. Namun bentuk perseroan lebih
disukai oleh perusahaan-perusahaan besar dibandingkan dengan bentuk perusahaan yang lain.

Kegiatan Belajar 2: Transaksi Modal


Perseroan adalah merupakan badan hukum. Oleh sebab itu perseroan dapat bertindak (melakukan
transaksi) atas namanya sendiri. Perseroan dapat memiliki aktiva atas nama sendiri dan perseroan
dapat berutang juga atas namanya sendiri. Tanggung jawab pemilik (pemegang saham) terbatas
pada jumlah uang yang telah mereka setorkan saja. Artinya bila suatu perseroan bangkrut, maka
kreditur tidak berhak menagih (menuntut) harta pribadi pemilik perseroan. Pada umumnya
pemilikan saham perseroan lebih mudah untuk diperjualbelikan tidak seperti halnya pada
pemilikan dalam persekutuan.

Modal perseroan terdiri atas saham-saham, saham-saham ini dapat dibedakan menurut jenisnya
yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

. . . . . ada tabelnya . . .
Penyajian modal saham dalam neraca harus dapat menjelaskan berapa jumlah modal saham
statutairnya dan berapa jumlah yang telah ditempatkan. Akun modal dalam perseroan dapat
dibedakan menjadi:

1. jumlah nominal saham;


2. jumlah kelebihan setoran di atas nominalnya (agio saham); dan
3. jumlah laba yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.

Bila perseroan menerbitkan saham tanpa nilai nominal maka harus ditentukan jumlah (nilai)
yang ditetapkan. Nilai yang ditetapkan ini dianggap sebagai nilai nominalnya. Pada saat
perseroan melakukan emisi saham, maka akun kas atau aktiva lain akan didebet, akun modal
saham dikredit sebesar nominalnya (pari), dan kelebihan setoran dicatat dalam akun sendiri yang
disebut akun agio saham.

Akun modal saham selain dipisahkan ke dalam akun modal saham dan agio saham juga harus
diadakan akun modal untuk setiap jenis saham. Klasifikasi modal sendiri pada perseroan dapat
dibedakan sebagai berikut.

… ada tabelnya …

Bila saham perseroan pada saat emisi ditukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang
diterima sebagai setoran tersebut dicatat sebesar harga pasarnya, selisih antara harga pasar aktiva
tersebut dengan nominal saham dicatat sebagai agio atau disagio saham. Bila harga pasar aktiva
tersebut tidak dapat ditentukan, aktiva tersebut dapat dicatat sebesar harga pasar dari saham
perseroan pada saat pertukaran terjadi. Selisih harga pasar saham dengan nominalnya akan
dicatat sebagai agio (disagio).

Dalam neraca selain disajikan jumlah modal secara keseluruhan, juga sering disajikan nilai buku
per lembar saham. Nilai buku per lembar dihitung dengan cara membagi alokasi modal sendiri
ke setiap jenis saham dengan jumlah lembar yang beredar untuk setiap jenisnya. Nilai buku ini
menunjukkan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga pasar saham di bursa.

Biaya organisasi (biaya pendirian) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
mendirikan perseroan. Biaya organisasi ini pada umumnya akan disajikan dalam neraca sebagai
aktiva permanen. Bila dirasa biaya organisasi tidak akan bermanfaat, maka biaya organisasi
diamortisasi dan dibebankan secara sistematis sebagai biaya.

MODUL 8 : AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN II

Kegiatan Belajar 1: Klasifikasi Modal


Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham
dalam neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan
modal yang ada dalam portofolio. Selisih antara jumlah yang disetor pemegang saham dengan
nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio
Modal Saham. Akun Modal Sumbangan digunakan untuk menampung sumbangan-sumbangan
yang diterima perseroan. Aktiva yang diterima sebagai sumbangan dinilai sebesar harga pasar
dari aktiva tersebut ketika diterima perusahaan.

Adanya pendapatan yang tidak dikenakan sebagai pajak dan biaya yang tidak dianggap sebagai
beban oleh peraturan pajak mengakibatkan besarnya pajak menurut perhitungan akuntansi dan
perpajakan berbeda. Bila perbedaan ini diakibatkan karena perbedaan waktu maka selisih yang
terjadi dicatat dalam akun penangguhan utang PPh.

Sering kali terjadi untuk mencegah laba yang ditahan dibagikan sebagai dividen, perusahaan
menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Untuk penyisihan ini digunakan akun penyisihan laba
yang ditahan (misalnya penyisihan untuk ekspansi) guna memindahkan jumlah dari akun laba
yang ditahan ke akun penyisihan ini.

Kegiatan Belajar 2: Jenis Dividen


Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau saham bonus. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah masalah:

1. Kapan utang dividen harus dicatat.


2. Kepada siapa dividen akan diterimakan.
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.

Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:

1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar.


2. Jumlah kas yang cukup.
3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.

Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury sedangkan dividen saham
dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat pula tidak. Pembagian dividen tunai akan
menyebabkan laba yang ditahan berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan
pembagian dividen saham tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya
akan mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal saham.
Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar sahamnya dengan cara
menambah jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan ini dilakukan dengan cara
menurunkan nilai nominal saham. Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal
dan untuk itu tidak perlu dicatat dalam pembukuan.

1. Bila dalam perseroan terdapat akun penyisihan, maka laporan laba yang ditahan dibagi menjadi
dua bagian:
2. menjelaskan bagian laba yang ditahan yang disisihkan, dan
3. menjelaskan bagian laba yang penggunaannya tidak dibatasi. Jumlah dari kedua bagian ini
kemudian disajikan dalam neraca.

 
MODUL 9 : AKUNTANSI UTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI

Kegiatan Belajar 1: Konsep Nilai Tunai


Konsep nilai tunai timbul karena orang lebih suka memiliki uang pada saat sekarang daripada
memiliki sejumlah uang pada masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena alasan atau
motivasi (1) transaksi, (2) berjaga-jaga (likuiditas), dan (3) spekulasi. Uang yang dimiliki
sekarang sudah pasti sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi, membayar kalau ada
tagihan dan diinvestasikan ke bank atau bisnis lain yang menguntungkan. Oleh sebab itu,
sejumlah uang yang sama di masa akan datang akan mempunyai nilai lebih rendah bila dihitung
nilainya pada saat sekarang. Nilai tunai dihitung dengan mendiskontokan nilai yang akan datang
(Future Value) dengan tingkat diskonto yang menyamakan preferensi seseorang terhadap nilai
yang akan datang dengan nilai tunai. Secara matematika persamaan nilai tunai dapat
digambarkan sebagai berikut.
PV = Present Value
FV = Future Value
r = return atau diskonto
atau dalam rumus umum sebagai berikut:

di mana,
Po = nilai tunai (nilai sekarang)
Pn = nilai uang pada akhir periode ke n
i = tingkat diskonto (bunga)
Untuk menghitung nilai tunai dapat menggunakan tabel bunga yang berisi nilai dari

Dengan tabel tersebut kita dapat dengan mudah menghitung nilai tunai.

Kegiatan Belajar 2: Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)


Pada prinsipnya utang obligasi dicatat sebesar harga pokoknya (costnya) yaitu harga yang terjadi
pada saat transaksi. Bila harga pokok utang obligasi berbeda dengan nominalnya, maka
selisihnya dicatat dalam akun tersendiri, yaitu akun diskonto atau premium obligasi. Akun ini
adalah bagian dari akun utang obligasi. Oleh sebab itu dalam penyajiannya di neraca
digabungkan dengan akun utang obligasi.

Diskonto obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih kecil daripada tingkat bunga efektif
pada saat obligasi tersebut dikeluarkan. Dan sebaliknya premium utang obligasi terjadi bila
tingkat bunga obligasi lebih tinggi daripada tingkat bunga efektifnya. Diskonto dan premium ini
harus diamortisasi dan dibebankan sebagai beban bunga selama umur obligasi. Dalam hal ini
perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode amortisasi yaitu garis lurus dan
bunga efektif.

Utang obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh temponya (ditebus). Bila harga tebusan tidak sama
dengan nilai bukunya, maka penebusan utang obligasi ini akan menimbulkan laba atau rugi
penebusan utang obligasi. Bila laba atau rugi penebusan utang jangka panjang ini jumlahnya
cukup tinggi, maka jumlah tersebut dalam laporan laba rugi disajikan dalam pos-pos luar biasa.
Jumlah yang disajikan adalah jumlah bersihnya, dikurangi pajak penghasilan.
Kegiatan Belajar 3: Investasi Saham dan Obligasi (Debt and Equity Investments)
Investasi dapat dibedakan menjadi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Untuk
membedakannya investasi jangka pendek dicatat dalam akun surat-surat berharga atau efek,
sedangkan investasi jangka panjang dicatat dalam akun investasi. Bentuk investasi dapat berupa
deposito, reksadana, obligasi pemerintah, dan obligasi atau saham dari perusahaan lain. Untuk
tujuan penilaian investasi diklasifikasikan sebagai (1) trading securities, (2) available for sale
securities, dan (3) held to maturity securities.

Dalam investasi saham, bila jumlah saham yang dibeli dari suatu perusahaan 20% atau lebih,
maka perusahaan harus menggunakan metode pencatatan pemilikan (equity method). Dalam
metode ini saldo akun investasi akan berfluktuasi, yaitu di debet untuk bagian laba yang
diperoleh perusahaan anak dan di kredit untuk bagian dividen yang diumumkan perusahaan
anak. Selain itu juga di kredit bila ternyata perusahaan anak mengalami kerugian. Metode
pencatatan yang lain, adalah metode harga pokok perolehan (cost method). Dalam metode ini
jumlah atau saldo akun investasi akan tetap sama besarnya. Akun investasi hanya berubah bila
terjadi pembelian atau penjualan investasi saja. Metode ini diterapkan kalau jumlah kepemilikan
saham kurang dari 20% dari jumlah saham yang beredar.

Pencatatan investasi dalam obligasi merupakan kebalikan dari pencatatan pengeluaran obligasi.
Hanya saja dalam pencatatan investasi obligasi tidak dikenal akun diskonto atau premium,
namun demikian diskonto atau premium obligasi ini juga diamortisasi sampai dengan tanggal
jatuh tempo obligasi yang bersangkutan.

Untuk menentukan besarnya amortisasi setiap bulan atau setiap enam bulan, perusahaan dapat
menggunakan salah satu dari dua metode yang ada yaitu: metode garis lurus atau metode bunga
efektif.

MODUL 10 :AKUNTANSI MANAJEMEN 1 (SISTEM AKUNTANSI BIAYA PESANAN)

Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Manajemen


Dalam perusahaan manufaktur dikenal tiga macam persediaan, yaitu:

1. Persediaan bahan baku berupa bahan yang tersedia untuk diproses menjadi produk jadi.
2. Persediaan barang dalam proses, berupa barang yang pada akhir suatu periode tertentu
(biasanya pada akhir tahun buku) belum selesai diproses, belum menjadi produk jadi dan masih
memerlukan proses produksi lebih lanjut.
3. Persediaan produk jadi, berupa barang-barang yang siap untuk dijual atau dipasarkan.

Selain kegiatan perdagangan, perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok proses


produksi yang memerlukan tiga unsur biaya yaitu: biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk menjalankan fungsi pokok manajemen (fungsi
perencanaan, fungsi pengarahan dan pemotivasian serta fungsi pengendalian) manajemen
memerlukan banyak informasi. Salah satu informasi yang amat penting adalah informasi biaya
termasuk informasi biaya produksi. Informasi biaya produksi disajikan laporan harga pokok
produksi. Laporan harga pokok produksi ini jumlah totalnya akan disajikan dalam laporan laba
rugi.

Kegiatan Belajar 2: Sistem Akuntansi Biaya Pesanan


Dalam sistem akuntansi biaya pesanan (job-order-cost system) informasi yang disajikan dari
sistem ini adalah informasi biaya proses produksi untuk setiap pesanan. Informasi ini disajikan
dalam kartu biaya pesanan (job-order-cost sheet). Sedangkan informasi biaya proses produksi
secara kolektif dicatat dalam akun barang dalam proses.

Hal penting lain dalam sistem akuntansi biaya pesanan adalah alokasi biaya overhead pabrik.
Pada umumnya sulit untuk menelusuri terjadinya biaya overhead pabrik ke setiap pesanan. Biaya
overhead pabrik merupakan biaya bersama, artinya biaya untuk kepentingan semua pesanan.
Oleh karena itu timbul masalah pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap pesanan yang ada.
Namun masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tarif di muka. Penggunaan tarif ini
akan memudahkan dalam penghitungan biaya produksi untuk setiap pesanan yang sedang
dikerjakan atau selesai diproses.

Namun demikian penggunaan tarif akan menimbulkan masalah baru, yaitu apabila biaya
overhead yang sesungguhnya terjadi tidak sama dengan yang dibebankan ke proses produksi,
sehingga timbul masalah lebih atau kurang pembebanan (over-under applied). Untuk alasan
kepraktisan, kelebihan atau kekurangan pembebanan ini dialokasikan harga pokok penjualan.
Seharusnya selisih ini dialokasikan ke persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi,
dan harga pokok penjualan berdasarkan jumlah rupiah masing-masing. Namun biasanya proporsi
harga pokok penjualan jauh lebih besar dari persediaan barang dalam proses dan barang jadi.
Jadi alokasi ke persediaan barang dalam proses dan barang jadi jumlahnya tidak material
(berarti).

Pengertian akun induk dan akun-akun dalam buku besar pembantu juga digunakan dalam sistem
akuntansi biaya pesanan ini, yaitu dengan digunakannya akun barang dalam proses dan kartu
pesanan. Akun barang dalam proses berfungsi akun kendali (controlling account), sedangkan
kartu biaya pesanan sebagai akun pembantu (subsidiary account). Pada akhir periode akumulasi
akun pembantu harus sama dengan jumlah yang ada di akun kendali.

Bagaimana cara membuat tarif biaya overhead pabrik? Pada dasarnya sangat sederhana.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut.

1. Menaksir jumlah biaya overhead pabrik untuk satu periode yang akan datang periode yang akan
dijalani.
2. Menaksir jumlah kegiatan yang akan dihubungkan dengan alokasi biaya overhead pabrik
umumnya jumlah jam tenaga kerja langsung atau jumlah upah langsung selama periode yang
sama dengan butir 1.
3. Menentukan tarif sebagai berikut.
4. Tentukan pembebanan lebih atau kurang untuk Departemen 1 beserta jumlahnya.
5. Sama dengan pertanyaan no. 4 di atas bagi Departemen 2.

 
MODUL 11 : AKUNTANSI MANAJEMEN II (SISTEM AKUNTANSI BIAYA PROSES)

Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Manajemen II (Sistem Akuntansi Biaya Proses dan


Akuntansi Manajemen Modern)
Sistem akuntansi biaya proses cocok diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang proses
produksinya kontinu dan masal dan produknya relatif homogen. Biaya produksi yang terjadi
dibebankan pada setiap departemen produksi untuk periode tertentu. Pada periode tertentu
diadakan penentuan biaya produksi per unit dengan menyusun laporan biaya produksi.

Laporan biaya produksi terdiri atas tiga tahap (1) membuat skedul kuantitas yang
menggambarkan aliran unit fisik, (2) menghitung unit produksi setara, (3) menghitung biaya
produksi per unit, dan (3) membuat skedul rekonsiliasi biaya produksi.

Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi biaya yang terjadi pada departemen tertentu
dengan jumlah unit yang dihasilkan departemen tersebut dalam periode tertentu, biasanya satu
bulan. Bila dalam pabrik terdapat departemen pembantu, yaitu departemen yang tidak secara
langsung ikut melakukan proses produksi, maka biaya yang terjadi di departemen pembantu
tersebut dialokasikan ke departemen produksi yang menikmati jasanya. Dasar alokasi yang
digunakan adalah besarnya manfaat yang diterima oleh masing-masing departemen produksi.

Bila dalam Departemen Produksi terdapat persediaan barang dalam proses, maka sebelum
menghitung biaya pengolahan per unit harus dihitung terlebih dahulu unit ekuivalen produksi.
Unit ekuivalen produksi adalah jumlah unit yang seharusnya diproduksi seandainya tidak
terdapat persediaan barang dalam proses awal maupun proses akhir. Setelah itu barulah biaya
pengolahan per unit ekuivalen produksi dengan cara membagi pengolahan dengan unit ekuivalen
produksi.

Kegiatan Belajar 2: Akuntansi Manajemen Modern (Just In-Time Processing dan Activity
Based Costing)
Perkembangan teknologi informasi memungkinkan penyediaan informasi yang akurat dan
segera. Hal ini mengurangi ketidakpastian yang dijadikan dasar sistem biaya tradisional. Karena
informasi yang akan datang menjadi lebih pasti, maka dikembangkanlah sistem processing tepat
waktu atau dikenal dengan just in time processing. Proses produksi yang dulu didasarkan pada
sistem dorong (push approach) berubah menjadi sistem tarik (pull approach). Cara ini akan
mengurang secara signifikan jumlah persediaan yang ada, sehingga akan menghemat biaya
produksi. Selain ini JIT juga dapat memperbaiki keputusan manajemen.

Pada perusahaan yang menghasilkan produk lebih dari satu macam, sering kali saat
mengalokasikan biaya overhead dengan tarif tradisional dapat menyebabkan distorsi harga.
Biaya produksi untuk produk yang dihasilkan dapat overstated atau understated sehingga dapat
mengakibatkan kesalahan di dalam penentuan harga yang akhirnya akan merugikan perusahaan.
Untuk mengatasi ini perusahaan dapat menerapkan activity based costing (ABC) yang dapat
memberikan informasi biaya yang lebih akurat dan relevan. Sistem ABC didasarkan pada
pemikiran bahwa yang menimbulkan biaya adalah aktivitas atau kegiatan. Oleh sebab itu, alokasi
biaya overhead pabrik harus didasarkan pada aktivitas. Produk yang memakai aktivitas yang
banyak harus memperoleh alokasi yang lebih banyak dibandingkan pada produk yang
menggunakan aktivitas lebih sedikit. Sistem ABC juga menyadarkan para manajer bahwa
menyebabkan biaya adalah aktivitas, bukan produk. Sistem ABC dapat diterapkan baik pada
perusahaan yang memakai sistem biaya pesanan maupun sistem biaya proses.

MODUL 12 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERN

Kegiatan Belajar: Sistem Informasi Akuntansi


Sistem akuntansi terdiri atas metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi
keuangan dari suatu perusahaan atau unit organisasi. Sistem akuntansi yang baik harus dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan perusahaan dan mempertimbangkan pengendalian intern di
dalam perancangannya. Tahap sistem akuntansi terdiri atas analisis sistem, perancang sistem dan
implementasi dan pengembangan sistem.

Elemen pengendalian intern terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi serta komunikasi dan pemantauan. Apabila kelima elemen ini ada pada
suatu organisasi, maka tujuan pengendalian intern akan dapat dicapai dengan lebih baik. Tujuan
pengendalian intern adalah menjamin (1) tercapainya tujuan perusahaan (2), keandalan laporan
keuangan dan (3) dipatuhinya undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Sistem akuntansi komputer memiliki tiga keunggulan dibandingkan dengan kemutakhiran


informasi yang dihasilkan. Prinsip yang digunakan dalam sistem akuntansi komputer tidak
berbeda dengan konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi manual. Oleh sebab itu, biarpun
penggunaan sistem akuntansi komputer semakin meluas, namun mempelajari sistem akuntansi
manual masih diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

 Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
 Weygand, Kiesso dan Kimmel. (2005). Accounting Principles, seventh Edition, John Wiley & Sons,
Inc.
 Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.
 Slavin, Albert dan Reynold, Isaac N. (1975). Basic Accounting. Third Edition. Rinehart and
Winston, Inc.
 Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall
Internasional.

File jetriwiyanto

PENGANTAR AKUNTASI (EKMA 4115)


I. RUANG LINGKUP AKUNTANSI & LAPORAN
KEUANGAN ( Financial Statement )
A. RUANG LINGKUP AKUNTANSI

Pengertian Akuntansi

§         Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran
dan penyampaian-penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.

§         Menurut Sunyanto (1999), pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan proses
pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna
pengambilan keputusan.

§         Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), akuntansi adalah
seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter,
transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya.

Pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders)

Akuntansi menyediakan informasi akuntansi berupa laporan-laporan bagi pihak yang


berkepentingan (Stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan, pihak-pihak
tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pihak internal dan eksternal.

1.      Pihak internal adalah pengelola perusahaan (manajemen) yaitu pihak yang
bertanggungjawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan, seperti manajer perusahaan.
Manager / pimpinan perusahaan membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui dengan tepat
posisi keuangan, guna pengambilan keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi,
menilai dan mempertanggungjawabkan keberhasilan dalam mengelola perusahaan.

2.      Pihak eksternal adalah pihak-pihak di luar perusahaan yang bukan merupakan bagian dari
smanajemen perusahaan sehari-hari, yaitu para investor, kreditor, pemilik perusahaan /
pemegang saham dan badan pemerintah serta instasi perpajakan.

§         Kreditur dalam hal ini misalnya bank, tentunya harus dapat menilai apakah perusahaan
yang mengajukan permintaan kredit mampu mengembalikan pinjaman atau tidak. Kreditur akan
menolak suatu usulan/permintaan kredit dari suatu perusahaan bila informasi akuntansi
perusahaan itu meragukan atau menunjukkan hal yang negatif, bankir akan mempertanyakan
tentang kemampuan dan reputasi manajer perusahaan atau meminta pemegang saham utama
perusahaan tersebut untuk memberikan jaminan atas utang perusahaan.

§         Investor adalah anggota masyarakat yang mampu/mempunyai permodalan, yang bila akan
menginvestasikan modalnya memerlukan data informasi akuntansi (keuangan) perusahaan untuk
mengukur tingkat kemampuan-labaan perusahaan.
§         Pemilik perusahaan atau pemegang saham dapat menggunakan laporan keuangan untuk
mengetahui seberapa jauh perkembangan perusahaannya dan bagaimana prospeknya di masa
yang akan datang.

§        Karyawan perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan dan kemajuan perusahaan
melalui laporan keuangan, sehingga dapat menentramkan karyawan dalam kelangsungan
kerjannya.

§         Lembaga pemerintah / instasi perpajakan memerlukan informasi akuntansi untuk


keperluan pemungutan pajak, perusahaan diharuskan untuk membuat laporan keuangan oleh
pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Bidang spesialisasi akuntansi

Dalam prakteknya akuntansi memiliki beberapa bidang spesialisasi yang berbeda. Bidang
spesialisasi akuntansi secara garis besar dibedakan menjadi 2(dua) yaitu : akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen.

1)      Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan yang menghasilkan laporan
keuangan secara periodik yang dapat digunakan sebagai informasi intern dan ekstern perusahaan.

2)      Akuntansi manajemen (management accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan atas berbagai alternatif tindakan dan membantu memilih
alternatif yang paling baik yang harus diambil oleh pengelola perusahaan. Akuntansi manajemen
juga membantu manajemen dalam menjalankan operasi perusahaan sehari-hari dan
merencanakan masa depan operasi.

Sedangkan yang termasuk bidang-bidang spesialisasi akuntansi lain adalah akuntansi biaya,
akuntansi perpajakan, akuntansi anggaran, sistem akuntansi, dan akuntansi sosial. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1)      Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan
pengendalian biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang yang selesai diproduksi.

2)      Akuntansi perpajakan merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penyusunan
SPT (Surat Pajak TerUtang) dan mempertimbangkan efek perpajakan dari suatu transaksi atau
alternatif berbagai tindakan.

3)      Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang menyajikan rencana kegiatan
keuangan untuk suatu periode, melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data
perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan rencananya.
4)      Akuntansi pemerintahan merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada pencatatan
dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial dengan peraturan dan
perundang-undangan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut.

5)      Sistem Akuntansi adalah bidang akuntansi yang menekankan masalah perancangan
prosedur, metode dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan.

6)      Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi yang cenderung membahas dan mengukur
biaya sosial dan manfaatnya, misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari
studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien.

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep akuntansi dibedakan menjadi 2 (dua) konsep dasar, yaitu :

a)      Konsep Entitas Usaha (Business Entity Concept), merupakan konsep akuntansi yang
didasarkan pada entitas usaha, yaitu membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi terhadap
data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Perusahaan dipandang sebagai entitas
terpisah dari pemilik, kreditor atau pihak yang berkepentingan, atau dengan kata lain aktivitas
usaha dicatat secara terpisah dari aktivitas pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, Hendry
seorang pemilik usaha foto copy mempunyai rekening koran yang saldonya di bank sebesar Rp.
15 juta pada akhir tahun. Hasil dari operasi usahanya hanya setengahnya yaitu Rp. 7,5 juta dan
sisanya sebesar Rp. 7,5 juta berasal dari penjualan motor milik keluarganya. Jika Hendry
mengikuti konsep entitas, ia akan memperlakukan uang yang dihasilkan dari usahanya sebagai
bagian yang terpisah dari uang yang dihasilkan dari penjualan barang yang bukan milik
perusahaan tetapi miliknya sendiri. Konsep entitas menetapkan bahwa pembukuan terhadap hasil
operasi perusahaan sebesar 7,5 juta dilakukan terpisah dengan aktiva atau Utang pribadi/pemilik
perusahaan sebesar 7,5 juta pula. Pemisahan ini akan memperjelas dalam melihat posisi
keuangan perusahaan.

b)      Konsep Biaya (Cost Concept), merupakan konsep akuntansi yang menyatakan bahwa
barang atau jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat  transaksi tersebut terjadi.
Cara pencatatan ini mengunakan prinsip harga historis (Historical Cost). Sebagai contoh, toko
elektronik pada tanggal 1 Agustus 2001 perusahaan membeli barang-barang elektronik dengan
harga Rp. 10 juta rupiah. Konsep biaya menetapkan bahwa transaksi tersebut harus dicatat
berdasarkan harga perolehan yang sesungguhnya, yaitu tetap seharga Rp. 10 juta meskipun
setelah transaksi harga barang elektronik tersebut telah mengalami kenaikan menjadi Rp.12,5
juta. Catatan akuntansi harus tetap mempertahankan nilai historis dari suatu aktiva selama
perusahaan itu memilikinya dan biaya perolehan itu merupakan nilai atau ukuran yang dapat
diandalkan.

 
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted accounting principles
(GAAP) merupakan sistem standar penilaian data keuangan suatu perusahaan dalam membuat
suatu laporan akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi ini dikembangkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) guna mengetahui perbandingan kinerja dan kondisi keuangan antar perusahaan.
Saat ini, Financial Accounting Standars Board (FASB) merupakan lembaga yang mempunyai
kewenangan di Amerika Serikat dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi.

Pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi

Sebelum menjelaskan pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi, akan dijelaskan
lebih dahulu pengertian Transaksi. Transaksi adalah suatu kejadian atau kondisi ekonomi yang
secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas.

Sedangkan yang disebut persamaan akuntansi adalah hubungan antara aktiva, kewajiban
(liabilities) dan modal pemilik (owner equity) yang dinyatakan dalam suatu persamaan. Unsur-
unsur persamaan akuntansi terdiri dari 3 (tiga) yaitu : aktiva, Utang (liabilities) dan modal
pemilik (owner equity).

Aktiva = Modal

Aktiva mungkin pula diperoleh dari pinjaman pihak luar, yaitu biasa disebut juga
Utang/Kewajiban, maka persamaan diatas akan berubah menjadi :

Aktiva = Utang + Modal

Utang/Kewajiban sering juga disebut dengan Pasiva, maka persamaan tersebut menjadi :

Aktiva = Pasiva

Persamaan akuntansi itu adalah keseimbangan antara sisi Aktiva (kiri) dan sisi Pasiva (kanan).

§        Aktiva (assets) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan
keuntungan bagi usaha tersebut di masa mendatang. Contohnya kas, piutang, tanah/bangunan,
kendaraan, peralatan dan lain-lain.

§        Utang (liabilities) adalah berupa Utang atau pinjaman yang harus dibayarkan kepada pihak
luar.

§        Modal pemilik (owner equity) adalah jumlah aktiva yang tersisa setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban.
 

Contoh Soal :

Tuan Edy menyetor uang tunai sebesar Rp. 1.000.000 sebagai modal pertama dalam usahanya.
Berikut adalah transaksi-transaksi yang terjadi :

A       Dibayar sewa tempat usaha sebesar Rp. 250.000

B       Dibeli perlengkapan usahanya sebesar Rp. 100.000 tunai

C       Dibeli peralatan sebesar Rp. 300.000 secara kredit.

D       Diterima pendapatan dari usahanya Rp. 400.000

E        Dibayar sebagian utang Rp. 200.000

F        Dibayar macam-macam beban Rp. 150.000

G       Diambil uang tunai untuk keperluan prive Rp. 50.000

Tentukan persamaan akuntansi sederhana dari berbagai transaksi tersebut ?

Penyelesaian :

Persamaan Akuntansi

  AKTIVA PASSIVA
Harta Utang Modal
  Kas Perlengkapan Peralatan Utang Modal Edy

  1.000.000     1.000.000

A (250.000)     (250.000)

  750.000     750.000

B (100.000) 100.000    

  650.000 100.000     750.000


C 300.000 300.000

  650.000 100.000 300.000 300.000 750.000

D 400.000 400.000

  1.050.000 100.000 300.000 300.000 1.150.000

E (200.000) (200.000)

  850.000 100.000 300.000 100.000 1.150.000

F (150.000) (150.000)

  700.000 100.000 300.000 100.000 1.000.000

G (50.000) (50.000)

  650.000 100.000 300.000 100.000 950.000

B. LAPORAN KEUANGAN (Financial Statement)

Laporan Keuangan adalah laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan. Laporan
keuangan suatu perusahaan terdiri dari 4 (empat) laporan yaitu Neraca (laporan posisi keuangan),
Laporan Laba Rugi, Laporan perubahan modal dan Laporan arus kas.

1.             Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal
tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca sering disebut juga
dengan Laporan posisi keuangan.

Manfaat neraca bagi suatu perusahaan adalah untuk mengetahui tentang :

§           Jumlah kekayaan perusahaan

§           Kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya (likuiditas dan solvabilitas)

§           Kemapuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar (fleksibilitas)

§           Jumlah utang perusahaan pada kreditur

§           Jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan

Bentuk penyajian neraca ada 2 (dua) yaitu :


a)      Bentuk Rekening (Skontro)

b)      Bentuk Laporan (Staffel)

Contoh bentuk Neraca dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (EKMA4115)
halaman 4.16 dan 4.17.

2.            Laporan Laba Rugi adalah laporan yang membuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu
perusahaan untuk periode tertentu. Laporan laba rugi disebut juga dengan laporan laba atau
operasi. Laporan laba rugi merupakan suatu gambaran tentang hasil usaha perusahaan atau
operasi perusahaan.

Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan adalah untuk mengetahui tentang :

§           laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan.

§           Sebab-sebab perusahaan memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian

§           informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sumber-
sumber utama pendapatan perusahaan.

Contoh bentuk Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi
(EKMA4115) halaman 4.32.

3.             Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang memuat ikhtisar perubahan modal
yaitu untuk periode tertentu satu bulan atau satu tahun.

Manfaat Laporan perubahan modal yaitu dapat diperolehnya sebab-sebab perubahan modal
selama periode tertentu. Penambahan dalam modal pemilik berasal dari investasi yang dilakukan
oleh pemilik dan dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan.  Pengurangan modal
pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama periode berjalan.

Contoh bentuk Laporan Perubahan Modal dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar
Akuntansi (EKMA4115) halaman 4.50 sampai dengan 4.52.

4.             Laporan Arus Kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk
berupa penerimaan kas dan jumlah kas keluar berupa pengeluaran atau pembayaran kas dalam
suatu periode tertentu. Laporan arus kas wajib dibuat oleh setiap perusahaan, menurut Standar
Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2).

Arus kas dapat bersumber dari :

a)        Operasi, misalnya dari penjualan barang dagangan

b)        Investasi, misalnya dari penjualan aktiva jangka panjang


c)        Pendanaan (Financing), misalnya kredit bank.

Laporan ini berguna untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, serta untuk 
mengetahui kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki oleh perusahaan selama periode
berjalan dan saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.

Contoh bentuk Laporan Arus Kas dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi
(EKMA4115) halaman 4.55.

Hubungan antara Laporan Keuangan

Pelajarilah gambar berikut ini dengan seksama dan benar, karena gambar tersebut menunjukkan
hubungan antara keempat jenis Laporan Keuangan.

Berikut ini Laporan Keuangan dari Kantor Akuntan Publik Hengki Waluyo

 
Laporan Laba Rugi

Peiode 30 Januari 2002

Pendapatan

Pendapatan Jasa ………………..………………..………………..…………………….  Rp. 


10.000.000

Beban

Beban Gaji ………………..………………..………………..……Rp. 1.500.000

Beban Sewa ………………..………………..………………….. Rp. 1.200.000

Beban Listrik ………………..………………..………………….. Rp.   500.000

Total Beban ………………..………………..………………..………………..………….  


Rp.   3.200.000

Laba Bersih ………………..………………..………………..………………..……. . …… Rp.   6.800.000

Laporan Perubahan Modal

Peiode 30 Januari 2002


 

Modal Hengki Waluyo, 1  Jan 2002 ……..………………..………………..…………..  Rp. 0

Ditambah : Investasi oleh pemilik …..………………..………………..………………..  Rp.


50.000.000

Laba Bersih ………………..………………..………………..…………………………..  


Rp.   6.800.000
56.800.000

Dikurangi :

Pengambilan oleh pemilik ………………..………………..………………..…………… Rp.  


3.000.000

Modal Hengki Waluyo ………..………………..………………..………………..……. .  Rp. 53.800.000

Neraca

Peiode 30 Januari 2002


Aktiva Kewajiban                                                                                         
                                             Hutang ………………………………
Kas Rp.     475.000
……………………………
…. Rp. 35.300.000  

Piutang Ekuitas Pemilik


…………………………..
Rp.   2.500.000 Modal Hengki Waluyo …………. ….Rp.53.800.000

Perlengkapan Kantor Total Kewajiban & Modal Pemilik …Rp.58.550.000


………….. Rp.     750.000

Tanah
…………………………….R
p. 20.000.000

Total Aktiva
……………………..  Rp.
58.550.000

 
Laporan Arus Kas

Peiode 30 Januari 2002


Arus Kas dari kegiatan operasi

Penerimaan

Penagihan dari Langganan ………………………………………………………… Rp.


6.500.000

Pembayaran

Ke Pemasok …………………………………………………(Rp. 2.000.000)

Ke Pegawai ………………………………………………… (Rp. 1.200.000)       (Rp.


3.200.000)

Arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi …………………………………..  Rp.


3.300.000

Arus Kas dari kegiatan investasi

Pembelian tanah ………………………………………………(Rp 55.000.000)

Penjualan tanah ………………………………………………. Rp.30.000.000

Arus kas keluar bersih dari kegiatan investasi …………………………………. (Rp.


25.000.000)

Arus kas dari kegiatan pembelanjaan

Investasi pemilik …………………………………………………Rp. 60.000.000

Pengambilan pemilik ……………………………………………(Rp.  3.000.000)

Arus kas masuk bersih dari kegiatan pembelanjaan ………………………………Rp.


57.000.000

Kenaikan bersih dalam saldo kas …………………………………………………………Rp.


35.300.000

Sisa kas, 1 Januari 2002 …………………………………………………………. ………


Rp.                 0
Sisa kas, 30 Januari 2002 …………………………………………………………. ……. Rp.
35.300.000

1.        Laporan laba rugi periode 30 Januari 2002


a.              Melaporkan semua pendapatan dan semua beban selama periode tersebut

b.             Melaporkan laba bersih selama periode tersebut, pada kasus praktik akuntansi diatas
Kantor Akuntan Publik Hengki Waluyo mendapatkan laba untuk periode Januari.

2.        Laporan perubahan modal periode 30 Januarri 2002

a.              Nilai sisa modal pemilik pada awal periode.

b.             Ditambah dengan investasi yang dilakukan pemilik dan juga ditambah laba bersih
(atau dikurangi kerugian bersih, disesuaikan dengan kasus).

c.              Dikurangi dengan pengambilan pribadi oleh pemilik.

d.             Diakhiri dengan sisa modal pemilik pada akhir periode.

3.        Neraca periode 30 Januari 2002

a.              Melaporkan semua aktiva, kewajiban dan modal pemilik dari suatu usaha pada akhir
periode tertentu.

b.             Melaporkan bahwa total aktiva sama dengan jumlah dari total kewajiban dengan total
modal pemilik. Keadaan seimbang inilah yang menyebabkan laporan tersebut disebut neraca.

c.              Melaporkan nilai sisa akhir dari modal pemilik, yang diambil langsung dari laporan
modal pemilik. (panah No. 2)

4.      Laporan arus kas

a. Melaporkan arus kas dari tiga jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan (kegiatan operasional,
investasi dan pembelanjaan) selama bulan tersebut. Setiap jenis kegiatan akan dirinci sehingga
menghasilkan arus kas bersih untuk setiap periode teretes

II. SIKLUS AKUNTANSI


Siklus akuntansi bergerak melalui suatu aktivitas, dimana awal siklus tersebut manajemen
merencanakan arah kemana bisnis tersebut akan bergerak dan memulai langkah-langkah penting
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan operasi perusahaan. Pada sepanjang siklus, yang
biasanya selama 1 (satu) tahun, akuntan mencatat segala aktivitas operasi atau transaksi yang
terjadi pada usaha tersebut. Kemudian akuntan menyiapkan akun-akun untuk mencatat aktivitas
operasi pada siklus berikutnya.

Siklus akuntansi diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan
neraca saldo setelah penutupan. Hasil terpenting dari siklus akuntansi adalah Laporan Keuangan.

Langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi diperlihatkan sebagai berikut :

1.      Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal

2.      Transaksi diposkan ke buku besar

3.      Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan dan neraca lajur diselesaikan.

4.      Laporan Keuangan disiapkan

5.      Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar

6.      Ayat jurnal penutup dibukukan dan diposkan ke buku besar

7.      Neraca saldo setelah penutupan disiapkan.

1.        Pencatatan Transaksi

Setiap transaksi dapat dicatat dengan melalui persamaan akuntansi dasar yaitu Aktiva = Utang +
Ekuitas dan transaksi perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos
(elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan.
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas berikut ini adalah contoh transaksi serta analisa dan
pencatatannya ke dalam jurnal.

Contoh :

Tuan Swasono mendirikan perusahaan jasa fotocopy, pada tanggal 1 Januari 2001 Tn. Swasono
menyetor uang tunai sebesar Rp. 20.000.000,- kemudian dibeli peralatan fotocopy berupa mesin
foto copy sebesar Rp. 10.000.000 dan perlengkapannya seharga Rp. 5.000.000,-
Pencatatan Jurnal :

1 Jan 2001 Kas                                                            Rp. 20.000.000

Perlengkapan Foto copy                       Rp.  5.000.000

Mesin Foto Copy                                 Rp. 10.000.000

                                    Modal Tn. Swasono                             Rp. 35.000.000

2.        Proses Posting

Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah memposkan jumlah rupiah
ke buku besar yang sesuai atau disebut juga posting ke buku besar. Langkah-langkah yang harus
dilakukan :

a)      Mencatat tanggal transaksi

b)      Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi

c)      Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet dan kredit.

Buku besar merupakan kumpulan perkiraan-perkiraan, sedangkan bentuk perkiraan yang biasa
digunakan oleh perusahaan terdiri dari 4 jenis, yaitu :

§         Bentuk T

§         Bentuk 2 (dua) kolom

§         Bentuk 3 (tiga) kolom / Bentuk saldo tunggal

§         Bentuk 4 (empat) kolom / Bentuk saldo rangkap

Contoh berikut adalah dengan menggunakan bentuk 4 (empat) kolom dan sesuai dengan soal
sebelumnya.

KAS

Saldo
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Debet Kredit
1 Jan 2001 Setoran Modal 20.000.000 - 20.000.000 -

                               PERLENGKAPAN

Saldo
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Debet Kredit
1 Jan 2001 Investasi Pemilik 5.000.000 - 5.000.000 -

MESIN FOTO COPY

Saldo
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Debet Kredit
1 Jan 2001 Investasi Pemilik 10.000.000 - 10.000.000 -

MODAL SWASONO

Saldo
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Debet Kredit
1 Jan 2001 Investasi - 35.000.000 - 35.000.000

3.        Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisikan saldo-saldo yang diambil dari masing-
masing perkiraan pada buku besar. Tujuan dari penyusunan neraca saldo ini adalah untuk
memeriksa kebenaran atau keseimbangan antara jurnal saldo debet dan saldo kredit dari
masing-masing perkiraan.

Langkah-langkah menyusun neraca saldo antara lain :

 
1.    Buatlah kolom neraca saldo yang terdiri dari 4 (empat) kolom yaitu No, Nama Perkiraan,
jumlah Debet dan jumlah Kredit. Tulis judul neraca saldo tersebut dengan nama perusahaan
dan periode penyusunan neraca saldo tersebut.

USAHA FOTO COPY SWASONO

NERACA SALDO

Per 31 Januari 2001

No Nama Perkiraan Debet Kredit


       

2.    Tulislah nama-nama perkiraan sesuai dengan nomor kode perkiraan (bila ada) masing-
masing mulai dari Harta, Utang, Modal, Pendapatan sampai pada beban, dan setelah itu
pindahkan angka-angka saldonya dari setiap perkiraan buku besar ke kolom debet atau
kredit dalam neraca saldo, jika dari perkiraan buku besar bersaldo debet pindahkan ke
kolom debet dan jika dari perkiraan buku besar bersaldo kredit maka pindahkan ke kolom
kredit.

3.    Jumlah kolom debet dan kredit dari neraca saldo tersebut harus seimbang.

4.        Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja (working paper) yang digunakan akuntan untuk
mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan
pada akhir peiode akuntansi. Neraca lajur bermanfaat untuk memahami arus data akuntansi dari
neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan.

Fungsi dari penyusunan neraca lajur adalah :

1.      Sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan

2.      Sebagai alat pengawasan bila terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada jurnal
penyesuaian

3.      Sebagai alat untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang telah dilakukan

 
Ada beberapa bentuk Neraca Lajur, namun yang sering digunakan adalah bentuk 10 kolom yaitu
sebagai berikut :

No Nama Neraca Saldo Ayat Jurnal Neraca Saldo Rugi / Laba Neraca
Penyesuaian disesuaikan
Akun Perkiraan D K D K D K D K D K
                       

Cara penyusunan Neraca Lajur :

1.      Buatlah neraca lajur dengan bentuk 10 kolom (seperti contoh diatas), lalu dituliskan judul
laporan yang terdiri dari :

§       Nama Perusahaan

§       Kata “Neraca Lajur”

§       Periode penyusunan

2.      Memindahkan perkiraan-perkiraan buku besar sesuai dengan nomor perkiraan berikut
saldonya pada kolom “Neraca Saldo” dan perhatikan keseimbangan antara sisi Debet dan Kredit.

3.      Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan pindahkan ke dalam kolom penyesuaian atau AJP
pada sisi Debet dan sisi Kredit.

4.      Setelah kolom penyesuaian terisi semua, maka kemudian diisi kolom “Nerca Saldo
Disesuaikan” dengan cara sebagai berikut :

a.    Perkiraan/akun yang tidak ada penyesuaiannya, maka saldo sisi debet pada neraca saldo
langsung dipindahkan ke sisi debet pada neraca saldo disesuaikan begitu juga dengan saldo sisi
kredit neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi kredit pada neraca saldo yang disesuaikan.

b.    apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet, sedang penyesuaiannya juga ada
disebelah debet, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah
debet. Sebaliknya bila angka di neraca saldo ada disebelah kredit dan penyesuaiannya juga ada di
sebelah kredit, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah
kredit.
c.    apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet dan penyesuaiannya ada disebelah kredit
dan ternyata angka di neraca saldo sebelah debet tadi lebih besar maka hitung selisihnya dan tulis
selisih tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet, sedang jika angka penyesuaiannya
(kredit) lebih besar maka selisihnya tulis di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

d.    apabila angka hanya terdapat dalam penyesuaian saja, maka pindahkan langsung ke kolom
neraca saldo disesuaikan, jika di kolom penyesuaian ada di sebelah debet pindahkan ke neraca
saldo disesuaikan sebelah debet dan jika di kolom penyesuaian ada disebelah kredit pindahkan
ke neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

e.    Setelah semua perkiraan telah dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, maka
jumlahkan kolom neraca saldo disesuaikan tersebut baik debet maupun kredit dan periksa
keseimbangannya.

5.      Setelah kolom neraca saldo disesuaikan terisi semua dan jumlahnya seimbang, maka isi
kolom Rugi/Laba dan kolom Neraca. Caranya adalah sebagai berikut :

a.         Perkiraan nominal yaitu semua perkiraan beban dan pendapatan pindahkan ke kolom
Rugi/Laba, perkiraan beban pindahkan ke kolom Rugi/Laba setelah debet dan perkiraan
pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba sebelah kredit.

b.         Perkiraan riil yaitu perkiraan aktiva, hutang, dan modal termasuk prive, pindahkan ke
kolom Neraca, yang termasuk kelompok perkiraan aktiva pindahkan ke kolom Neraca sebelah
debet sedangkan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal pindahkan ke kolom Neraca
sebelah kredit, sedang untuk perkiraan prive pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet.

c.         Setelah semua perkiraan nominal telah dipindahkan ke kolom Rugi/Laba, maka
jumlahkan baik itu debet maupun kredit. Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debet,
maka selisihnya merupakan sisa laba dan di tulis pada sisi debet agar jumlahnya menjadi
seimbang. Dan jika jumlah debet lebih besar dari pada kredit maka selisihnya merupakan sisa
Rugi dan tulis pada sisi kredit agar jumlahnya menjadi seimbang.

d.         Apabila dari kolom Rugi/ Laba terdapat sisa Laba (Kredit>Debet) berarti sisa laba
tersebut menambah modal, karena modal itu kalau bertambah ada disebelah kredit, maka sisa
laba tersebut dipindahklan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya jika kolom Rugi/Laba
terdapat sisa rugi (Debet>Kredit) berarti sisa rugi pindahkan ke kolom neraca sebelah debet.

e.         Dan yang terakhir setelah sisa Laba atau sisa Rugi dipindahkan ke Neraca, maka
jumlahkan kolom Neraca tersebut baik debet maupun kredit dan jumlah tersebut haruslah
seimbang.

 
5.        Menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Lajur

aporan laba rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur. Pada laporan laba rugi, beban
umumnya disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil. Laporan ekuitas
pemilik disiapkan dengan mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik, menambahkan investasi
pada usaha tersebut serta laba bersih selama periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan
oleh pemilik. Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan
saldo akun pada awal periode akuntansi. Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan
pada bisnisnya dalam periode tersebut. Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan
investasi, kita perlu mengacu ke perkiraan modal.

Berbagai seksi dan sub-seksi acapkali digunakan dalam menyusun neraca. Dua kelompok aktiva
yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan
akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang
disebut aktiva lancar. Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai aktiva tetap atau aktiva
pabrik. Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan nilai buku dari setiap jenis utama
aktiva tetap biasanya dilaporkan pada neraca.

Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan
yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut kewajiban lancar. Kewajiban
yang tidak akan jatuh dalam waktu lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban jangka
panjang.

Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan dengan total
kewajiban. Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama dengan total aktiva.

6.        Membuat ayat jurnal penyesuaian dari neraca lajur.

Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat pada kolom penyesuaian dari neraca lajur.

Perkiraan-perkiraan yang biasanya perlu disesuaikan pada akhir periode, antara lain :

1.        Perlengkapan (supplies), yaitu membandingkan perlengkapan yang terdapat pada neraca
saldo dan yang masih tersedia (persedian) pada akhir periode akuntansi, maka akan diketahui
bepara besar pemakaian atau yang telah menjadi beban perlengkapan.

2.        Beban di bayar dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum
merupakan kewajiban dan harus dibebankan untuk periode yang akan datang (pos transitoris
aktif).

3.        Pendapatan diterima dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya
belum merupakan hak (pendapatan) periode sekarang yang akan datang (pos transitoris aktif).
4.        Piutang penghasilan/Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang telah menjadi hak tetapi
belum diterima (pos antisipasi aktif).

5.        Hutang beban, yaitu beban-beban yang sebenarnya telah menjadi hak tetapi belum di
bayar (pos antisipasi pasif).

6.        Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian piutang karena adanya piutang yang tak
tertagih.

7.        Penyusutan Aktiva Tetap, yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus dibebankan pada
suatu periode akuntansi.

7.        Membuat ayat jurnal penutup dari neraca lajur.

Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup akun-akun sementara adalah :

1.      Mendebit setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan
mengkredit ikhtisar Laba Rugi atas seluruh pendapatan tersebut.

2.      Mendebit ikhtisar Laba Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban
atas jumlah yang terdapat pada saldonya.

3.      Mendebit ikhtisar Laba Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan
mengkredit akun modal atas jumlah yang sama. (Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat
kerugian bersih).

4.      Mendebit akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas
jumlah yang sama.

Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo akun modal akan sama dengan seluruh
jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan neraca. Selain itu, akun pendapatan,
beban, dan penarikan akan mempunyai saldo nol.

Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyipakan neraca saldo setelah penutupan.
Tujuan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai
saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya.

III. AKUNTASI PERUSAHAAN DAGANG


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan
membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan.
Perusahaan dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor, dan sejenisnya.
Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi
penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan.

Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening
penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang
Dagang. Disamping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang
disamping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian,
Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan
Potongan pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak
dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).

Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba rugi perusahaan dagang juga bebeda dengan
laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga
pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi
dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan
istilah laba kotor penjualan.

Menjurnal penjualan dan pembelian barang dagang

Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit dicatat dengan mengkredit Penjualan. Pada saat
terjadi penjualan sebenarnya terjadi 2 (dua) peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang
disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang
dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena
sifatnya sebagai biaya.

Metode atau cara pencatatan untuk barang dagang akibat dari pembelian atau penjualan, ada 2
cara yaitu :

1.      Metode Phisyik (Berkala/Periodik) yaitu metode apabila pada saat penjualan keluarnya
barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat secara kontinu dan baru akan
dicatat pada akhir episode sebagai penyesuaian.

Pada saat terjadi pembelian tidak menambah persediaan, tetapi dianggap sebagai pengeluaran
beban untuk mendapatkan barang tersebut. Dalam metode fisik dicatat sebagai berikut :

Pembelian               Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang     Rp. xxxx

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)
 

Pada saat terjadi penjualan, penjualan tersebut tidak mengurangi persediaan tetapi dianggap
sebagai penerimaan pendapatan dari hasil penjualan yang dicatat sebagai berikut :

Kas / Piutang Dagang         Rp. xxxx

Penjualan                                  Rp. xxxx

(Kas = untuk penjualan tunai, dan Piutang Dagang = untuk penjualan secara kredit)

2.      Metode Perpetual yaitu metode yang mencatat persediaan secara terus menerus setiap kali
terjadi perubahan baik pembelian atau penjualan dan kemungkinan adanya pengembalian barang
atau retur pembelian atau penjualan barang.

Pencatatan saat terjadinya pembelian barang dagang pada metode ini adalah :

Persediaan              Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang     Rp. xxxx

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)

Pencatatan saat terjadi penjualan adalah :

Kas / Piutang Usaha                       Rp. xxxx

Penjualan                                  Rp. xxxx

Harga Pokok Penjualan      Rp. xxxx

Persediaan                                Rp. xxxx

(Kas = untuk penjualan tunai dan Piutang Dagang = untuk penjualan kredit)

Persyaratan Jual Beli

1.      Syarat Penyerahan

Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan pemilikan (hak) atas barang dagang tersebut
beralih dari penjual kepada pembeli, dan menentukan pihak mana, penjual atau pembeli yang
harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).
Syarat penjualan dalam pengiriman barang dagang dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a)      FOB tempat pengiriman (FOB Shipping Point) adalah hak milik atas barang dagang bisa
beralih kepada pembeli pada saat penjual menyerahkan barang tersebut ke perusahaan
pengangkut. Pembeli menanggung biaya transportasi pengiriman barang dagang.

b)      FOB tempat tujuan (FOBDestination) adalah hak milik atas barang dagang bisa beralih ke
pembeli menerima barang dagang tersebut, ini berarti penjual menyerahkan barang dagang
tersebut ke tempat tujuan pembeli tanpa dibebani ongkos angkut kepada pembeli dan penjual
membayar ongkos angkut sampai ke tempat tujuan terakhir.

2.      Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran adalah perjanjian yang menetapkan cara pembayaran atas barang yang
diperjual belikan yang mungkin berupa trade discount ataupun cash discount.

a)      Trade discount atau rabat adalah potongan yang diberikan karena membeli barang dalam
partai besar, biasanya dinyatakan dengan persen. Harga yang diperhitungkan pada pembeli ialah
harga menurut daftar (list price) dikurangi rabat (trade discount) yang disebut harga kontrak
(contract price).

b)      Cash Discount adalah potongan tunai yang diperoleh pembeli apabila membayar dalam
batas waktu yang ditentukan yang diberikan oleh penjual. Maksud diberikan potongan tunai
kepada pembeli adalah agar pembeli terdorong untuk membayar lebih cepat dari waktu yang
ditentukan. Macam-macam syarat pembayaran adalah sebagai berikut :

1.      2/10, n/30

artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari
setelah tanggal faktur dan netto harus dibayar paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur.

2.      E.O.M (end of math)

Artinya pembayaran paling lambat tanggal akhir bulan dari hari pembelian barang.

3.      n/10. EOM

artinya pembayaran paling lambat 10 hari sesudah akhir bulan pembelian barang.

4.      2/10 1/5 n/60


artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari
setelah tanggal faktur dan hanya akan memperoleh potongan 1 % membayar setelah 10 hari dari
tanggal faktur tetapi tidak lebih dari 15 hari dan netto harus dibayar paling lambat 60 hari setelah
tanggal faktur.

Untuk lebih jelas kita simak contoh soal berikut :

1.      PT Marina menjual barang dagangnya kepada PT Shanty dengan harga menurut daftar (list
price) Rp. 5.500.000,00 dengan trade discount  8%, 6%, 4%. Hitunglah berapa harga jualnya ?

Penyelesaian :

List Price                                        Rp. 5.500.000,00

Rabat         8% x Rp. 5.500.000     Rp.    440.000,00

Rp. 5.060.000,00

6% x Rp. 5.060.000     Rp.    303.600,00

Rp. 4.756.400,00

4% x Rp. 4.756.400     Rp.    190.256,00

Harga Jual / Contract Price             Rp. 4.566.144,00

2.      Pada tanggal 2 November 2002 PT Karunika menjual barang seharga Rp. 3.000.000
dengan syarat pembayaran 2/10 n/30, berapakah cash discount yang diberikan ?

Penyelesaian :

Dengan syarat tersebut berarti PT Karunika memberi potongan atau discount sebesar Rp. 60.000
(2% x Rp. 3.000.000) kepada pembeli apabila dilunasi paling lambat tanggal 12 November 2002.
Dan apabila lewat dari tanggal tersebut pembeli tidak memperoleh potongan tunai dan harus
membayar penuh sebesar Rp.  3.000.000 dan paling lambat tanggal 2 Desember 2002.

Transaksi – transaksi pokok dalam perusahaan dagang dianalisa dalam jurnal umum sebagai
berikut :

  Transaksi Jurnal Umum

Pembelian Pembelian barang secara tunai atau kredit (D) Pembelian


(K) Kas / Utang Dagang
  Retur pembelian dan pengurangan harga (D) Utang Dagang

(K) Retur pembelian &


pengurangan harga
  Potongan pembelian (membayar utang dagang (D) Utang Dagang
dengan memperoleh potongan)
(K) Potongan Pembelian

(K) Kas
Penjualan Penjualan barang dagang secara tunai (D) Kas / Piutang Dagang

(K) Penjualan
  Retur penjualan dan pengurangan harga (D) Retur pembelian & pengurangan
harga

(K) Piutang Dagang


  Potongan penjualan (menerima piutang dagang (D) Kas
dengan memberi potongan)
(D) Potongan Penjualan

(K) Piutang Dagang


Biaya Angkut Biaya angkut pembelian (membayar beban (D) Beban angkut pembelian
angkut barang yang dibeli)
(K) Kas
  Biaya angkut penjualan (adalah semua (D) Beban angkut penjualan
pengeluaran biaya untuk mengirim barang
sampai ke gedung pembeli) (K) Kas

Ilustrasi Akuntansi untuk Transaksi Barang Dagang

Dalam ilustrasi berikut akan terlihat bagaimana transaksi yang sama akan dicatat baik oleh
penjual atau pembeli. Penjual adalah PT Tirta Marta dan Pembelinya PT. Indonusa

Transaksi PT. Tirta Marta (Penjual) PT. Indonusa (Pembeli)


1 Mei    

PT Tirta Marta menjual Piutang Usaha-PT Indo   Persediaan Brg Dagang   750.000
barang dagang secara kredit 750.000
kepada PT Indonusa sebesar Utang Usaha-PT Tirta Marta  
Rp.750.000, dengan syarat Penjualan                    750.000 750.000
FOB Shipping Point, n/45.
Harga pokok penjualan  
sebesar Rp. 450.000
Harga Pokok Penjualan  
450.000

Persediaan Brg Dagang  


450.000
2 Mei    

PT Indo membayar beban Tidak Dijurnal Persediaan Barang dagang  


transportasi sebesar 15.000
Rp.15.000 atas pembelian tgl
1 Mei dari PT Tirta Marta. Kas                                        
15.000
5 Mei    

PT Tirta Marta menjual brg Piutang Usaha-PT Indo     Persediaan Brg Dagang     
dagang secara kredit kepada 500.000 500.000
PT Indonusa sebesar
Rp.500.000, syarat FOB Penjualan                      500.000 Utang Usaha-PT Tirta Marta  
destination, n/30. Harga 500.000
Pokok Penjualan tsb sebesar  
Rp.350.000
Harga Pokok Penjualan    
350.000

Persedian Brg Dagang   


350.000
7 Mei    

PT Tirta Marta membayar Beban Pengiriman         25.000 Tidak Dijurnal


biaya transportasi sebesar
Rp.25.000 untuk brg dagang Kas                           25.000
yang dijual kepada PT Indo
pada tgl 5 Mei
JURNAL KHUSUS

Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensinya terjadi sangat tinggi.
Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas,
pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi
rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar.
Karena itu transaksi rutin yang yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri
yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada
beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang.

Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut buku besar
pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut
dengan buku besar umum.

Ada beberapa jenis jurnal sebagai berikut :

1.      Jurnal pembelian, adalah jurnal untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang atau
aktiva lain yang dilakukan secara kredit

2.      Jurnal pengeluaran kas, adalah jurnal untuk mencatat semua transaksi tentang pengeluaran
kas (uang tunai), transaksi pengeluaran uang tersebut antara lain pembelian barang dagang atau
aktiva lain secara tunai, pembayaran beban-beban, pembayaran / pelunasan hutang dagang dan
pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi.

3.      Jurnal Penjualan, adalah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan barang dagang
yang dilakukan secara kredit.

4.      Jurnal Penerimaan kas, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi tentang
penerimaan uang.

5.      Jurnal Memorial / Umum, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi yang
tidak dapat dicatat pada keempat jurnal khusus diatas. Transaksi-transaksi tersebut adalah : retur
pembelian dan penjualan, pengambilan barang untuk keperluan prive, penarikan wesel dan lain-
lain.

 
 

IV. AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

1.      PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN DAN PEMBAGIAN LABA ATAU RUGI


PERSEKUTUAN

Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mendefinisikan Persekutuan adalah sebagai
perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke
dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat yang dioeroleh
karenanya.

Ada beberapa karakteristik khusus dalam persekutuan yang membedakan persekutuan dengan
perusahaan perorangan ataupun perseroan, yaitu antara lain :

§         Perjanjian tertulis suatu persekutuan, perjanjian ini merupakan kontrak yang dibuat antar
sekutu, sehingga semua transaksi yang berkaitan dengan perjanjian tersebut, semuanya diatur
dalam hukum kontrak.

§         Masa hidup yang terbatas, maksudnya masa hidup dari persekutuan dibatasi oleh masa
kebersamaan dari pada sekutu tersebut, apabila seorang sekutu keluar maka persekutuan tersebut
juga akan berakhir.

§         Kewajiban bersama dalam persekutuan, maksudnya setiap sekutu dapat mengikat
persekutuan tersebut dengan kontrak yang mereka buat dengan pihak lain, selama kontrak
tersebut masih dalam ruang lingkup usaha persekutuan tadi.

§         Kewajiban tak terbatas, maksudnya setiap sekutu mempunyai kewajiban pribadi yang
tidak terbatas terhadap Utang yang dimiliki persekutuan. Jadi aktiva yang dimiliki suatu
persekutuan tidak cukup untuk menutupi Utang-Utangnya, maka kekurangannya akan diambil
dari aktiva pribadi milik masing-masing sekutu.

§         Pemilikan aktiva secara bersama

§         Tidak ada pajak penghasilan persekutuan, maksudnya suatu persekutuan tidak membayar
pajak penghasilan atas laba usahanya.

§         Akun modal dalam persekutuan jumlahnya lebih dari satu karena untuk setiap sekutu
dalam persekutuan memiliki satu akun modal tersendiri. Demikian pula, masing-masing sekutu
juga memiliki akun pengambilan pribadi.
Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku
aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya
nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang
baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memeperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu
dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekututan
yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.

Pembentukan Persekutuan dengan Investasi awal sekutu

Investasi awal sekutu dalam suatu persekutuan dapat berupa aktiva dan sekaligus utang. Investasi
ini akan dicatat dan jumlah kewajiban dari masing-masing sekutu akan dikurangkan dari aktiva
yang diinvestasikan, untuk memperoleh nilai yang akan dikredit pada akun modal dari masing-
masing sekutu tersebut.  Misalnya Kuncoro dan Sutejo membentuk suatu persekutuan dengan
menginvestasikan aktiva dan lainnya yang telah dinilai oleh badan independen sbb :

Setoran Kuncoro :

Uang tunai (kas) sebesar Rp.5 juta dan peralatan komputer dengan harga perolehan Rp.750 ribu
dan nilai pasar Rp. 1 juta

Setoran Sutejo :

Uang tunai (kas) sebesar Rp.2 juta, perangkat lunak komputer dengan harga perolehan Rp.10 juta
dan nilai pasar Rp.7,5 juta serta hutang dagang sebesar Rp. 500 ribu.

Setoran Wahyudi :

Bangunan toko seharga Rp. 10.000.000 dan piutang dagang Rp. 2,5 juta

Maka pencatatan untuk setoran investasi masing-masing sekutu tersebut adalah :

Kuncoro Sutejo Wahyudi

Kas                                5.000.000 Kas                                         2.000.000 Bangunan Toko         


10.000.000
Peralatan Komputer       Perangkat Lunak Komputer
1.000.000 7.500.000 Piutang Dagang           
2.500.000
Modal Hutang Dagang                    
Kuncoro                               500.000 Modal Wahyudi     
6.000.000 12.500.000
ModalSutejo                       
9.000.000

Laporan Neraca Persekutuan baru tersebut adalah :

Kuncoro, Sutejo dan Wahyudi

Neraca

1 Jan 2002

Aktiva Kewajiban

Kas 7.000.000 Utang Dagang 500.000

Piutang Dagang 2.500.000  

Peralatan komputer 1.000.000 Modal Kuncoro 6.000.000

Perangkat Lunak 7.500.000 Modal Sutejo 9.000.000

Bangunan Toko 10.000.000 Modal Wahyudi 12.500.000

Total Aktiva 28.000.000 Total Utang & Modal 28.000.000

PEMBAGIAN LABA RUGI PERSEKUTUAN

a.       Pembagian Laba Rugi berdasarkan Jumlah yang ditetapkan

Contoh soal :

Persekutuan yang didirikan oleh Andy dan Iwan membuat suatu perjanjian dalam pembagian
laba rugi persekutuan dinyatakan bahwa Andy memperoleh laba atau rugi sebesar 3/4 dan Iwan
memperoleh laba atau rugi sebesar ¼ dari laba atau rugi persekutuan.

Berapakah jumlah laba atau rugi yang diperoleh masing-masing sekutu apabila persekutuan
mereka mendapat keuntungan selama tahun berjalan sebesar Rp. 16.000.000 ?

Penyelesaian :
Modal Andy : ¾ x 16.000.000 = Rp.12.000.000

Modal Iwan : ¼ x 16.000.000 = Rp.4.000.000

Jurnal penutup dalam pembagian laba persekutuan tersebut adalah :

Ikhtisar Laba Rugi        16.000.000

Modal Andy                 12.000.000

Modal Iwan                    4.000.000

b.      Pembagian laba rugi berdasarkan setoran modal sekutu

Contoh soal :

Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ani, Aisyah dan Anjali. Komposisi modal
mereka pada akhir tahun adalah sebagai berikut  :

Modal  Ani                   Rp.  7.000.000

Modal Aisyah               Rp.  5.000.000

Modal Anjali                Rp.  3.000.000

Total Modal                 Rp.15.000.000

Persekutuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp.24.000.000.

Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing-masing sekutu dan bagaimana jurnal
penutupnya ?

Penyelesaian :

Modal Ani : (7.000.000/15.000.000) x 24.000.000      = Rp.11.200.000

Modal Aisyah : (5.000.000/15.000.000) x 24.000.000 = Rp.  8.000.000

Modal Anjali : (3.000.000/15.000.000) x 24.000.000  = Rp.  4.800.000

Jurnal Penutup :

Ikhtisar laba rugi           24.000.000


Modal Ani                    11.200.000

Modal Aisyah                 8.000.000

Modal Anjali                  4.800.000

c.       Pembagian berdasarkan setoran modal dan jasa


Contoh Soal :

Randi dan Soni mendirikan sebuah persekutuan dengan modal yang berasal dari investasi Randi
sebesar Rp.9.000.000, sedangkan Soni sebesar Rp.6.000.000. Soni bekerja untuk persekutuan
secara penuh (full time) dan memperoleh gaji yang lebih tinggi. Perjanjian pembagian laba yang
telah ditentukan oleh kedua sekutu adalah :

§         Rp.10.000.000 pertama dari laba bersih persekutuan akan dibagi sesuai dengan investasi
masing-masing sekutu.

§         Rp.12.000.000 berikutnya dibagikan berdasarkan waktu bekerja, dimana Randi hanya
menerima Rp.4.800.000 dan Soni yang memiliki waktu kerja yang lebih banyak menerima
sebesar Rp.7.200.000.

§         Apabila masih ada jumlah laba yang tersisa maka jumlah tersebut dibagi dua secara
merata.

§         Laba bersih persekutuan pada tahun pertama sebesar Rp.25.000.000.

Berapakah laba yang akan diperoleh oleh masing-masing sekutu dan bagaimana pencatatannya ?

Penyelesaian :

  Randi Soni Total


Total laba bersih 28.000.000

Pembagian laba Rp.10 juta pertama


berdasarkan investasi sekutu

Randi (9.000.000/15.000.000 X Rp.10 juta) 6.000.000

Soni (6.000.000/15.000.000 X Rp.10 juta) 4.000.000

Total 10.000.000

Sisa laba bersih yang harus dibagikan 18.000.000


Pembagian laba Rp.12 juta berikutnya
berdasarkan waktu kerja sekutu

Randi 4.800.000

Soni 7.200.000

Total 12.000.000

Sisa laba bersih yang harus dibagikan   6.000.000

Sisa laba bersih dibagi 2 secara merata

Randi ( 6 juta / 2) 3.000.000

Soni (6 juta / 2) 3.000.000

Total 6.000.000

Sisa Laba bersih 0

Laba bersih masing-masing sekutu 13.800.000 14.200.000 28.000.000

Ayat jurnal penutup :

Ikhtisar Laba Rugi                    28.000.000

Modal Randi                            13.800.000

Modal Soni                              14.200.000

Laporan Keuangan untuk persekutuan

Laporan keuangan yang disusun pada persekutuan sama dengan bentuk perusahaan lainnya,
yaitu  laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan laporan perubahan modal. Pada Laporan
keuangan perincian pembagian laba harus diungkapkan atau disajikan, biasanya ditambahkan
pada laporan laba rugi atau dibuat sebagai lampiran. Laporan perubahan modal pada persekutuan
terdiri dari beberapa sekutu yang modalnya dirinci untuk setiap anggota sekutu. Contoh laporan
keuangan persekutuan dapat dilihat dan dipelajari pada BMP Pengantar Akuntansi, modul 6
kegiatan belajar 1.

2.      AKUNTANSI UNTUK PEMBUBARAN PERSEKUTUAN DAN LIKUIDASI


PERSEKUTUAN
a.       Penerimaan Sekutu Baru

Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap
perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan
demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya
salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada.

Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1)      Dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama

2)      Dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.

Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada
cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun
modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan sruktur aktiva
maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan
penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu
baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan
goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila
persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akun-
akun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak.
Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan
kepada para sekutu lama.

b.      Pemindahan sekutu baru dengan membeli hak kepemilikan sekutu lama

Contoh soal :

Berikut ini adalah Neraca periode 2002 persekutuan Marina dan Ades :

Kas Rp. 15.000.000 Total kewajiban Rp. 10.000.000

Aktiva lain-lain Rp.  35.000.000 Modal Marina Rp. 15.000.000

    Modal Ades Rp. 25.000.000

Total Aktiva Rp. 50.000.000 Total Kewajiban & Modal     Rp. 50.000.000

Suci sebagai pihak luar tertarik untuk membeli hak kepemilikan Marina sebesar Rp.15 juta
dengan harga beli Rp. 17,5 juta. Marina setuju menjual hak kepemilikannya kepada Suci, dan
Ades pun setuju dengan bergabungnya Suci dalam persekutuan tersebut.

Bagaimana pencatatan jurnalnya dan berapakah hak kepemilikan Suci sebagai sekutu baru ?
Penyelesaian :

Persekutuan akan mencatat pemindahan hak kepemilikan dengan jurnal sbb :

Modal Marina ………. ……….……… 15.000.000

Modal Suci ……….……….……….15.000.000

Hak kepemilikan Suci sebesar 15 juta meskipun harga beli nya sebesar 17,5 juta karena transaksi
hak kepemilikan ini hanya terjadi antara Marina dan Suci, bukan antara Suci dengan
persekutuan. Persekutuan lama telah bubar, sehingga Ades dan Suci membuat perjanjian
persekutuan yang baru dengan cara pembagian laba rugi yang baru pula dan melanjutkan
kegiatan usahanya.

c.       Likuidasi Persekutuan

Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh
aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada anggotanya.
Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi.

Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah:

1)      Menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada.

2)      Menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi).

3)      Melunasi seluruh utang perusahaan.

4)      Mengembalikan modal kepada para sekutu.

Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang
anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif
tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu
harus menanggung defisit sekutu tersebut.

TUGAS  I

No. 1

Berikut ini adalah transaksi dari usaha konfeksi milik Pak Hendry :

a.       Pak Hendry mendirikan perusahaan konfeksi dengan menyetor uang pribadinya sebesar
Rp. 30 juta
b.      Dibeli secara tunai peralatan jahit yaitu berupa mesin jahit seharga Rp. 10 juta

c.       Dibeli perlengkapan jahit berupa benang, jarum, kancing dsb sebesar Rp. 1.500.000

d.      Dibeli mesin obras sebagai peralatan jahit seharga Rp. 5 juta secara kredit.

e.       Diterima pendapatan dari menjahit sebesar Rp. 2.000.000

f.        Memberikan hasil jahitan kepada pelanggan seharga Rp. 750.000 dan akan dibayar bulan
depan

g.       Dibayarkan gaji para penjahit yaitu untuk 3 (tiga) orang @ Rp. 200.000

h.       Pada akhir bulan diterima sebagian piutang dari pelanggan sebesar Rp. 250.000 dibayar
tunai.

Diminta :

Buatlah persamaan akuntansinya dengan susunan :

Aktiva                                                  Pasiva

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Utang usaha + Modal Hendry

No. 2

Usaha foto copy Pak Wahyu selama bulan Juni 2002 adalah sebagai berikut :

1 Juni Pak Wahyu menyetor uang tunai sebagai modal awal sebesar Rp. 2.000.000, dan
perlengkapan foto copy sebesar Rp. 300.000 dan sebuah mesin foto copy yang bernilai Rp.
3.000.000

2 Juni Dibayar uang sewa tempat usaha di ruko untuk 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 1.500.000

3 Juni Dibeli Mesin foto copy lagi merk XEROX seharga Rp. 3.500.000 secara kredit kepada PT.
PANDU Teknik.

4 Juni Pak Wahyu memasang iklan di Harian KOMPAS sebagai promosi usahanya sebesar Rp.
500.000

10 Juni Dibayar sebagian utang pada PT PANDU Teknik sebesar Rp. 750.000
15 Juni Diterima hasil foto copy dari para pelanggan sebesar Rp. 700.000

16 Juni Dibayar gaji pertengahan bulan kepada 2 orang pegawai Pak Wahyu @ Rp. 150.000

18 Juni Pak Wahyu membeli kertas dan tinta  sebagai perlengkapan foto copy tambahan seharga Rp.
250.000 dibayar tunai

22 Juni Diterima hasil foto copy modul dari UT sebesar Rp. 600.000 dan baru dibayarkan Rp. 275.000
sisanya akan dibayar bulan depan.

23 Juni Dibayar rekening listrik sebesar Rp. 125.000

24 Juni Dibayar beban rupa-rupa sebesar Rp. 50.000

27 Juni Diambil uang kas untuk keperluan pribadi Pak Wahyu sebesar Rp. 250.000

30 Juni Diterima uang hasil foto copy dari pelanggan sebesar Rp. 750.000

31 Juni Dibayar gaji untuk 2 minggu terakhir kepada pegawai sebesar Rp. 300.000

Diminta :

Buatlah pencatatan transaksi ke dalam jurnal dari usaha foto copy Pak Wahyu selama bulan Juni
2002

Jawaban Tugas I

No. 1

  AKTIVA PASSIVA

  Kas Piutang Perlengkapan Peralatan Utang Modal Hendry

A 30.000.000     30.000.000

B (10.000.000) 10.000.000  

  20.000.000 10.000.000   30.000.000


C (1.500.000) 1.500.000    

  18.500.000 1.500.000 10.000.000   30.000.000

D 5.000.000 5.000.000

  18.500.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 30.000.000

E 2.000.000 2.000.000

  20.500.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 32.000.000

F 750.000 750.000

  20.500.000 750.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 32.750.000

G (600.000) (600.000)

  19.900.000 750.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 32.150.000

H 250.000 (250.000)

  20.150.000 500.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 32.150.000

No. 2

Tanggal Akun dan Keterangan


Debet Kredit
1 Juni Kas 2.000.000 5.300.000

Perlengkapan foto copy 300.000

Peralatan mesin foto copy 3.000.000

Modal Wahyu
Sewa dibayar dimuka 1.500.000 1.500.000

2 Juni
                                Kas
3 Juni Peralatan Mesin foto copy 3.500.000 3.500.000

Utang usaha
4 Juni Beban Iklan 500.000 500.000
Kas
10 Juni Utang usaha 750.000 750.000

Kas
15 Juni Kas 700.000 700.000

Pendapatan foto copy


16 Juni Beban Gaji 300.000 300.000

Kas
18 Juni Perlengkapan foto copy 250.000 250.000

Kas
22 Juni Kas 275.000 600.000

Piutang usaha 425.000

Pendapatan foto copy


23 Juni Beban listrik 125.000 125.000

Kas
24 Juni Beban rupa-rupa 50.000 50.000

Kas
27 Juni Pengambilan Prive 250.000 250.000

Kas
30 Juni Kas 750.000 750.000

Pendapatan foto copy


31 Juni Beban Gaji 300.000 300.000

Kas

Metode Pencatatan Persediaan

Metode Pencatatan Persediaan

Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi.  Dalam
neraca perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling signifikan dalam
aset lancar.  Dalam laporan laba rugi, persediaan bersifat penting dalam menentukan hasil operasi
perusahaan dalam periode tertentu.  Metode pencatatan persediaan pada dasarnya dibedakan menjadi
dua, yaitu metode periodik (sistem fisik) dan metode perpetual.

A.    Metode Fisik (sistem periodik)

Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat di ikhtisarkan
sebagai berikut :
Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar perusahaan.  Akun ini
digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode.  Persediaan
barang dagang yang ada di awal dan akhir periode itu sendiri ditentukan dengan jalan melakukan
perhitungan fisik terhadapnya.  Pencatatan untuk persediaan awal dan akhir dilakukan dengan
membuat jurnal penyesuaian.  Akun lawan untuk jurnal penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba
Rugi.
Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian barang dagang
serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya.  Misalnya, transpor pembelian, potongan
pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga.  Saldo dari set akun ini bila digabungkan akan
merupakan pembelian bersih.

Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara berikut :

Persediaan barang dagang pada awal periode


+

Pembelian bersih selama periode

Persediaan tersedia dijual

Persediaan pada akhir periode

Harga pokok penjualan

Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain untuk
persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen (perpetual method)
yang diterangkan sebagai berikut.

B.    Metode saldo permanen (perpetual method)


Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang berhubungan
dengannya.  Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan.  Harga pokok penjualan
tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali terjadi transaksi.  Untuk ini, dibuat
satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan.  Akun persediaan barang dagang dalam metode saldo
permanen digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan
selama periode,penjualan yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode.
Misalnya, apabila pada tanggal 14 Januari 200A terdapat pembelian tunai barang A sebanyak 1.000 unit
dengan harga Rp 50 per unit maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

    (D)     Persediaan barang dagang     50.000


    (K)         Bank/Kas        50.000

Apabila digunakan metode periodik, sisi debit dari ayat jurnal tersebut di atas adalah akun: Pembelian.
Apabila terjadi penjualan, maka pengurangan persediaan yang diakibatkan langsung dicatat.
Pengurangan persediaan ini, pada hakikatnya merupakan penambahan harga pokok penjualan, yang
nilainya ditentukan oleh metode penetapan harga pokok yang dipakai.  Anggaplah bahwa pada tanggal
15 Januari 200A terjadi penjualan tunai barang A sebanyak 800 unit dengan harga jual Rp 75 per unit.
Untuk sementara anggaplah barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang dibeli pada tanggal
14 Januari 200A tersebut di atas. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan jadi tampak seperti terlihat
sebagai berikut :
(1)
    (D)     Bank/Kas    60.000
    (K)         Penjualan         60.000

(2)
    (D)     Harga pokok penjualan     50.000
    (K)         Persediaan barang dagang         50.000

Dapat dilihat bahwa dalam sistem periodik ayat jurnal (2) tersebut di atas tidak dibuat.  Harga pokok
penjualan dalam sistem periodik dihitung secara berkala pada akhir periode akuntansi, bukan pada
setiap terjadi penjualan.  Ayat jurnal (1) merupakan ayat jurnal yang biasa dibuat untuk penjualan.  Ayat
jurnal ini dibuat baik pada sistem periodik maupun saldo permanen.

Kartu stok

Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang disebut kartu
stok atau kartu persediaan (stock card).  Kumpulan dari kartu stok, untuk semua jenis barang yang ada,
disebut buku stok atau buku persediaan.  Ada tiga hal yang dicatat dalam kartu stok, yaitu penambahan,
pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi.  Kartu stok menyediakan tiga kolom
untuk hal tersebut.  Masing-masing kolom dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit
(kuantitas), harga pokok/unit dan jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit).  Tiap transaksi dicatat
kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang.  Di samping pembelian,
penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan retur.  Pengurangan dalam kartu stok,
pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.  Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian
retur.

Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang harus disusun karena terdapat kondisi keuangan
yang perlu disesuaiakan. Kondisi keuangan yang perlu disesuaikan tersebut terkait dengan
berkurangnya atau bertambahnya nilai suatu akun. Misalnya saja terdapat penyusutan nilai mesin
atau gedung, ataupun adaya penambahan utang gaji dan sebagainya, untuk lebih jelas silahkan
baca postingan sebelumnya tentang Hakikat jurnal penyesuaian.
Dalam Postingan ini akan di jelaskan tentang:

Tips menganalisis ayat jurnal penyesuaian dengan benar


Agar lebih memahami teknik penyusunan jurnal penyesuaian maka dalam pembahasan ini akan
dilakukan dengan menyediakan soal dan pembahasan penyusunan jurnal penyesuaian, Silahkan
anda baca dan pahami dahulu soal (transaksi dan ayat jurnal penyesuaian dibawah ini)

Transaksi yang terjadi:


Tanggal 2 mei tahun 2012  : Saya mendirikan salon yang diberi nama
              "Salon efi" dengan menyetorkan uang sebesar Rp 7.500.000
Tanggal 3 Mei tahun 2012    : Dibayar sewa ruangan Rp 600.000 untuk satu
              tahun secara tunai
Tanggal 4 Mei tahun 2012    : Dibayar tunai peralatan Rp 2.000.000
Tanggal 5 Mei tahun 2012 : Dibayar perlengkapan secara kredit Rp 500.000
Tanggal 6 Mei tahun 2012    : Dibayar Iklan Rp 250.000 secara tunai
Tanggal 15 Mei tahun 2012  :
               a) Dibayar Gaji Karyawan untuk 15 hari
                 (tanggal 1 mei sampai 15 mei) Rp 360.000,
             b) Diterima hasil jasa Rp 1.000.000
Tanggal 19 Mei Tahun 2012  : Dibayar beban Listrik dan telepon Rp 300.000
Tanggal 20 Mei tahun 2012    : Diterima pinjaman dari bank Rp 15.000.000
Tanggal 23 Mei tahun 2012    :
             a) Dibeli Peralatan RP 1.900.0000 secara tunai
             b) Dibayar hutang Rp 250.000
Tanggal 31 Mei tahun 2012    :
            a) Diterima hasil jasa Rp 2.250.000
            b) Dibayar Gaji karyawan Rp 360.000
        c) Saya Mengambil uang dari kas untuk kepentingan keluarga
            sebesar Rp 500.000
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) per 31 Mei 2012:
1. Peralatan diperhitungkan dapat dipakai lima (5) tahun.
2. Perlengkapan yang belum dipakai sampai dengan tanggal 31 Mei 2012 senilai Rp 125.000
3. Utang Bank diatas dengan Bungan 12% pertahun, bunga dibayar setiap bulan pada tanggal 23.
4. Sewa Ruangan diatas dicatat sebagai Beban.

Setelah anda membaca dan memahami transaksi yang terjadi selanjutnya akan dilakukan
pembahasan tentang analisis AJP dan Penyusunan Jurnal Penyesuaian, Silahkan simak
pembahasan berikut ini:

Berdasarkan AJP yang telah anda baca di atas maka diketahui terdapat empat (4) Kondisi yang
memerlukan penyesuaian yaitu Penyusutan Peraltan, adanya Beban Perlengkapan, Utang Bunga
bank dan Beban sewa.

Analisis Jurnal Penyesuaian Penyusutan peralatan


Penyusutan peralatan harus dibuatkan jurnal penyesuaian karena peralatan yang telah terpakai
selama waktu pemakaian dicatat sebagai beban.
Telah diketahuai bahwa pada Tanggal 4 Mei Salon Efi membeli peralatan senilai Rp 2.000.000
dan pada tanggal 23 Mei senilai Rp 1.900.000 secara tunai Jadi jumlah total peralatan yang
dimiliki Salon efi senilai Rp 3.900.000.
Diketahui dari AJP bahwa peralatan tersebut dapat dipakai selama 5 tahun (Umur ekonomis 5
th), sedangkan peralatan tersebut baru dipakai selama 1 bulan (tanggal 4 sampai 31 mei 2012)
jadi terdapat pengurangan atau penyusutan nilai peralatan dalam 1 bulan.
penyusutan peralatan selama 1 bulan dapat dihitung sebagai berikut:
(2000.000+1900.000)/ (5X12) = 65.000
Keterangan:
2000.000    : Nilai peralatan yang dibeli tanggal 4 mei
1900.000    : Nilai Peralatan yang dibeli tanggal 23 Mei
5                 : 5 Tahun (Umur Ekonomis)
12               : Jumlah bulan dalam 1 tahun.

Jadi Jurnal Penyesuaian yang disusun adalah:


    Beban Penyusutan Peralatan .............. Rp 65.000
                Akumulasi Penyusutan Peralatan .............Rp 65.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Perlengkapan


Perlengkapan perlu dibuat jurnal penyesuaian karena perlengkapan yang telah terpakai dicatat
sebagai beban bukan lagi Perlengkapan.
Diketahuai bahwa pada tanggal 5 mei Salon efi membeli perlengkapan senilai Rp 500.000,
Sedangkan sampai dengan 31 mei perlengkapan yang belum terpakai (tersisa) senilai Rp
125.000.
Jadi perlengkapan yang telah terpakai tidak lagi dicatat sebagai perlengkapan tetapi dicatat
sebagai beban perlengkapan, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Perlengkapan yang terpakai dapat dihitung sebagai berikut:
Perlengkapan terpakai = Total Perlengkapan - Perlengkapan yang tersisa
                                   = 500.000 - 125.000
                                   = 375.000

Jadi Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:


      Beban Perlengkapan ............... Rp 375.0000
                     Perlengkapan ......................Rp 375.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Utang Bunga Bank


Utang bunga perlu dibuat penyesuaian karena bunga bank tersebut telah menjadi beban Salon efi
namun belum dicatat sehingga perlu dicatat.
Diketahui bahwa pada tanggal 20 Mei Salon efi meminjam uang di bank sebesar Rp 15.000.000,
dan diketahui dalam AJP bahwa dari pinjaman tersebut Salon efi dikenakan bunga sebesar 12%
per tahun dan harus dibayar setiap tanggal 23 tiap bulan.
Jadi dalam hal ini kita mencari nilai utang bunga yang telah menjadi beban bunga yang harus
dicatat dalam jurnal penyesuaian.
Perhitungan beban bunga dapat dihitung sebagai berikut:
Pembayaran bunga setiap tanggal 23 mei sehingga yang menjadi beban bunga mulai tanggal 23
sampai 31 mei yaitu 8 hari.
Perhitungan:
Bunga 1 tahun       ; 12% x 15.000.000 = Rp 1.800.000
Bunga 1 bulan       ; 1.800.000 : 12       = Rp 150.000
Bunga 1 Hari        ; 150.000 : 30           = Rp 5000
Jadi Bunga 8 hari  ; 5000 x 8                 = Rp 40.000

Dengan Demikian Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah:


 Beban Bunga Bank ........ RP 40.000
           Utang Bunga Bank ......Rp 40.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Beban Sewa dibayar di


muka
Diketahui bahwa pada tanggal 3 Mei dibayar sewa ruangan untuk satu tahun sebesar Rp 600.000,
dan di AJP diketahui bahwa sewa ruangan tersebut dicatat sebagai beban.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pada ahir bulan mei perlu dibuat penyesuaian terhadap sewa
ruangan sehingga laporan keuangan yang dibuat Salon efi menunjukan nilai beban sewa yang
sebenarnya.
Perhitungan:
Sewa 1 tahun                                   = Rp 600.000
Sewa 1 bulan  ; Rp 600.000 : 12      = 50.000
Jadi beban sewa bulan mei adalah Rp 50.000, Sehingga dibuat jurnal penyesuaian sebagai
berikut:
     Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000
                Beban sewa Ruangan..............Rp 550.000

Jika anda bertanya mengapa dalam jurnal penyesuaian nilai sewa dibayar dimuka dan beban
sewa sebesar RP 550.000 Bukan Rp 50.000????
Maka jawabnya adalah:
Karena pada saat transaksi pembayaran sewa ruangan pada tanggal 3 mei sebesar 600.000
dijurnal umum dicatat sebagai beban, untuk jelasnya sbb:
    Beban sewa ruangan ....... Rp 600.000
           Kas .......................Rp 600.000

Sedangkan beban sewa ruangan yang dicatat tersebut diatas untuk satu tahun padahal sekarang
baru berjalan satu bulan, sehingga agar dalam laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi
akun beban sewa menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000
maka disusun Jurnal Penesuaian sebagai berikut:

Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000


        Beban sewa Ruangan...............Rp 550.000

Nah jika kita perhatikan akun beban sewa dalam jurnal umum posisinya adalah Debit sebaliknya
akun beban sewa dalam jurnal penyesuaian posisinya Kredit, sehingga saldo beban sewa
diperoleh dari nilai beban sewa debit dikurangi nilai beban sewa kredit. Jadi dalam laporan laba
rugi nilai akun beban sewa adalah:
Rp 600.000 - Rp 550.000 = Rp 50.000. Dengan demikian akun beban sewa dalam laporan laba-
rugi menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000.

Demikianlah pembahasan cara Praktis menyusun jurnal penysuaian dengan benar, semoga
postingan ini dapat bermanfaat bagi anda,, jika berkenan silahkan baca postingan lainnya di blog
akuntansi pendidik.., salam sukses..Wassalamualaikum wr.wb

Description: Membahas cara praktis menyususn jurnal penyesuaian dengan benar menggunakan
metode penalaran dengan dilengkapi soal dan pembahasanya.
Rating: 4.5

AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

 HAKIKAT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

Tujuan audit ini adalah:


'untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum."

Perkiraan-perkiraan utama yang terdapat pada siklus penjualan dan penerimaan


kas : penjualan, cadangan dan retur penjualan, beban piutang tak tertagih,
potongan tunai yang diambil, piutang dagang, penyisihan piutang tak tertagih, kas
di bank.

Terdapat lima kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas sbb :

Kelompok
Akun  Fungsi Bisnis  Dokumen & Catatan 
Transaksi 

- Pemrosesan
Penjualan, - Pesanan pelanggan,
Penjualan  pesanan
piutang dagang  pesanan penjualan
pelanggan 

- Persetujuan - Pesanan pelanggan atau


penjualan kredit  pesanan penjualan 

- Pengiriman
- Dokumen pengiriman 
barang 

- Faktur penjualan, jurnal


- Penagihan ke
penjualan, laporan ikhtisar
pelanggan &
penjualan, master file A/R,
pencatatan
neraca saldo A/R, laporan
penjualan 
bulanan.

Kas bank (debit


Pemrosesan dan Nota pembayaran (R/A),
Penerimaan dari penerimaan
pencatatan daftar awal penerimaan
kas  kas), piutang
penerimaan kas  kas, jurnal penerimaan kas. 
dagang 

Pemrosesan dan
Cadangan & Cadangan & retur Memo kredit, Jurnal
pencatatan
retur penjualan, cadangan dan retur
cadangan & retur
penjualan piutang dagang  penjualan 
penjualan 

Penghapusa Piutang dagang, Penghapusan Formulir otorisasi saldo


n akun tak Cadangan utk piutang dagang yang tak tertagih 
tertagih  Penghapusan tak tertagih
Piutang 

Beban piutang
Beban ragu-ragu, Penyisihan untuk
piutang Cadangan utk piutang ragu- - 
ragu-ragu  Akun Tak ragu 
tertagih 

FUNGSI BISNIS PADA SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN YANG


BERHUBUNGAN

Fungsi bisnis pada siklus penjualan dan penerimaan kas terdiri dari :

1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan

Merupakan awal dari siklus dan berupa penawaran untuk membeli barang dengan
ketentuan tertentu. Dokumen yang berhubungan : Pesanan pelanggan
(customer order), Pesanan penjualan (sales order)

2. Persetujuan Penjualan Kredit

Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih besar. Persetujuan


penjualan kredit ditandai oleh persetujuan untuk mengirim barang.

3. Pengiriman Barang

Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen pengiriman (bill of lading)
dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke pelanggan. Dokumen yang
berhubungan :
* Dokumen pengiriman
(shipping document)         * Faktur penjualan
(sales invoice)

* Jurnal penjualan
(sales journal)            * Neraca saldo A/R

* Laporan ikhtisar penjualan


(summary sale report)     * Laporan Bulanan
( Monthly Statement )
* Berkas induk piutang dagang
(A/R Master file)

4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas

Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun berupa
cek. Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah
yanng benar dengan tepat waktu dan dicatat ke berkas transaksi penerimaan kas
yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutakhirkan berkas
induk piutang usaha.
Dokumen yang berhubungan :

 Nota pembayaran (Remittance Advice)


 Daftar awal penerimaan kas
 Jurnal penerimaan kas.

1. Pemrosesan dan Pencatatan Cadangan dan Retur Penjualan.

Dokumen yang berhubungan :

 Kredit memo
 Jurnal cadangan dan retur penjualan.

1. Penghapusan Piutang Tak Tertagih.

Jika perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi,
jumlah tersebut harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit atau
piutang dialihkan ke agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah
uncollectible account authorization form yaitu dokumen yang digunakan secara
intern yang mengindikasikan adanya otorisasi untuk menghapuskan piutang usaha.

2. Penyisihan Piutang Ragu-ragu.

Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.
METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN

1. Memahami SPI-Penjualan.

Dengan mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuisioner pengendalian intern


dan melaksanakan uji 'walkthrough' untuk penjualan.

2. Memperkirakan Risiko Pengendalian Yang Direncanakan- Penjualan.

Dengan 4 langkah dasar :


1. Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko
pengendalian
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan
kelemahan atas transaksi pengendalian.
3. Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan.
4. Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan
dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap
tujuan

Pengendalian kunci terdiri dari :


A. Pemisahan tugas yang memadai.

B. Otorisasi yang semestinya.

C. Dokumen/catatan yang memadai.

D. Dokumen yang prenumbered.

E. Pengiriman monthly statement.

F. Prosedur verifikasi intern.

3. Mengevaluasi Untung Rugi Pengujian atas Pengendalian.


4. Merancang Pengujian atas Pengendalian untuk Transaksi Penjualan.
5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan.

Bertujuan untuk :

 Penjualan yang dicatat benar-benar ada.

Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang
tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan.
Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan menelusuri
dari jurnal ke dokumen dasar ( test of ommission )

 Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat.

Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana dokumen sebagai


direction of test.

 Penjualan dicatat secara akurat.

Kebenaran penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah


barang yang dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim dan
kebenaran pencatatan jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi
 Penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya.

Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian pengujian penilaian.

 Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat.

Penjualan ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah terjadinya pengiriman


untuk mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa sengaja dan untuk
menjamin bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai.

 Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan


diikhtisarkan dengan benar.

RETUR PENJUALAN dan PENGURANGAN PENJUALAN


Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan
dengan :

1. Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material


sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit.
2. Tujuan ; penekanan pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat
sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari penerimaan penagihan
piutang yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga fiktif.

PENGENDALIAN INTERN, PENGUJIAN PENGENDALIAN, & PENGUJIAN


SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Prosedur audit yang paling mungkin menyebabkan salah pengertian :

1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat.

Defalkasi kas yang paling sulit dideteksi : yang terjadi sebelum kas dicatat pada
jurnal penerimaan kas atau catatan kas yg lain. Pencegahan : pengendalian yang
tergantung pada bisnis masing-masing.

2. Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas.

Digunakan jika IC lemah. Pengujian dilakukan dengan menjumlah penerimaan kas


yang dicatat dijurnal penerimaan kas pada periode tertentu dan direkonsiliasi
dengan setoran aktual yang dilakukan ke bank untuk periode yang sama. Prosedur
ini digunakan untuk membongkar :
- penerimaan kas yang belum disetor - pinjaman tidak dicatat

- setoran yang tidak dicatat - pinjaman bank yg langsung disetor ke R/K    

3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang.


 Lapping , merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan
penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas dan
dicegah melalui pemisahan fungsi.
 Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal dalam nota
pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan deposit slip.
 

PENGUJIAN AUDIT UNTUK PIUTANG TAK TERTAGIH

 Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak


tertagih adalah keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian
utama : kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus
piutang yang telah ditagih.
 Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang
berwenang dan memeriksa korespondensi dalam arsip klien yang
mendukung ketidak kolektibilitasannya.

PENGENDALIAN INTERN TAMBAHAN ATAS TRANSAKSI NERACA

 Jika IC untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif


mendukung maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada IC
yang berkaitan secara langsung dengan akun yang belum diidentifikasi
sebagai bagian pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas
transaksi.
 Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan
audit :

1. Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan


pos utama L/K dan merupakan masalah sejumlah kasus tentang
tanggungjawab akuntan. Pengendalian yang lazim : persetujuan kredit,
penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk ditelaah dan
ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang tak tertagih.
2. Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang
kompeten
3. Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan
yang kompeten

DAMPAK HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN TRANSAKSI

 Bagian audit yang sangat dipengaruhi : saldo piutang usaha, kas, beban
piutang tak tertagih, dan penyisihan piutang tak tertagih.
 Saat penyelesaian pengujian atas transaksi, perlu untuk untuk menganalisa
setiap pengecualian dari pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, untuk menentukan sebab dan dampak
pengecualian tersebut terhadap tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan, yang dapat mempengaruhi risiko penemuan yang didukung
sehingga mempengaruhi sisa pengujian substantif.
 Dampak terbesar pengujian ini adalah terhadap konfirmasi A/R meliputi
jenis, ukuran sampel dan saat peangujian

Anda mungkin juga menyukai