Abstrak
Cairan berfungsi dalam penyerapan nutrisi, proses metabolisme, fungsi sel – sel tubuh,
dan organ tubuh. Gangguan keseimbangan cairan pada sistem gastrointestinal dapat
disebabkan oleh diare, muntah atau perdarahan. Aplikasi model adaptasi Roy bertujuan
untuk mendukung pasien mampu berespon secara adaptif terhadap gangguan
kesehatannya. Empat dari lima klien kelolaan yang mengalami gangguan keseimbangan
cairan mengalami keberhasilan adaptasi terhadap gangguan keseimbangan cairan mereka.
Sementara, satu klien kelolaan lainnya pada awalnya mengalami perbaikan tetapi adanya
penyakit penyerta lainnya menyebabkan klien tidak dapat beradaptasi. Keberhasilan
adaptasi individu dipengaruhi oleh usia klien, temperatur lingkungan, stress, dan tingkat
keparahan penyakit. Kemampuan perawat mengelola stimulus yang mempengaruhi
keseimbangan cairan akan meningkatkan kemampuan adaptasi klien dalam menghadapi
gangguan kesehatannya.
Abstract
Fluid involves in nutrient absorption, metabolism process, and cell function. Disorder of
fluid balance such as in gastrointestinal system can be caused by diarrhea, vomiting or
bleeding. Roy adaptation model application aims to support the patient to be able to
respond adaptively to their health problems. Four out of five clients with fluid imbalance
responded adaptively to their fluid imbalance problem. Meanwhile, the other client
initially experienced positive adaptation, however, he finally failed to adapt to his
condition because he also suffered other diseases. Many things influence the
successfulness of individual adaptation process such as: age, environment temperature,
other stressors, and the severity of the disease. Nurse's ability to manage the stimulus that
affects fluid balance will improve client’s ability to do adaptation on their health
problems.
cairan. Evaluasi didapatkan bahwa dan berat jenis, berat badan, dan
kekurangan volume cairan pada klien kadar elektrolit serum. (James,
teratasi. Nelson, & Ashwill, 2013).
Peran spesialis keperawatan Pengkajian pada kasus kelolaan
anak sebagai care giver, client tentang gangguan keseimbangan
advocate, counsellor, Educator, cairan sangat berkesinambungan
collaborator, dan change agent dapat dengan menggunakan model adaptasi
dilaksanakan oleh residen selama Roy. Pengkajian tentang gangguan
praktik residensi I, dan residensi II. keseimbangan cairan meliputi intake,
Peran ini dilakukan melalui tindakan dan rute pemenuhan cairan, turgor
memberikan asuhan keperawatan kulit, mukosa bibir, adanya
menggunakan aplikasi model edema/tidak, hasil pemeriksaan
adaptasi Roy, memberikan elektrolit, analisa gas darah. Cairan,
penjelasan pada saat orang tua dan elektrolit sebagai mediator dari
memutuskan bahwa anaknya akan sistem regulator akan mempengaruhi
dirawat di rumah walaupun kondisi fungsi ginjal dalam mengatur
anak belum baik. Tindakan lainnya keseimbangan cairan, dan asam basa.
adalah memberikan pendidikan Pengkajian tentang gangguan
kesehatan pada klien, dan keluarga, keseimbangan cairan menggunakan
melakukan kerjasama dengan profesi model adaptasi roy bersifat
kesehatan lainnya, memberikan multifokal dengan dasar bahwa klien
asuhan keperawatan berdasarkan dipandang sebagai individu, dan
evidence based practice (James, makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.
Nelson, & Ashwill, 2013). Kondisi bio-psiko-sosio-spiritual
mencakup banyak aspek sehingga
PEMBAHASAN memerlukan tugas yang sangat
Sumber yang paling umum dari banyak bagi perawat untuk
peningkatan kehilangan cairan melakukan pengkajian. Pengetahuan
adalah saluran gastrointestinal dari perawat tentang patofisiologi
muntah, diare, atau keduanya penyakit, dan keterampilan dalam
(misalnya, gastroenteritis). Sumber- pengkajian sangat diperlukan dalam
sumber lain adalah ginjal (misalnya, menggunakan model adaptasi Roy
ketoasidosis diabetik), kulit (Christensen & Kenney, 2009).
(misalnya, keringat berlebihan, luka Lima klien pada kasus kelolaan
bakar). Penurunan asupan cairan merupakan anak dalam berbagai
sangat bermasalah ketika anak kelompok usia. Dua klien termasuk
muntah, saat cuaca panas, dan ketika kelompok usia bayi, satu klien
demam, takipnea, atau keduanya termasuk kelompok toddler,
(Potts, & Mandleco, 2012). Demam sedangkan dua klien lainnya
meningkatkan IWL sebanyak 12% termasuk kelompok anak usia
setiap 1°C kenaikan suhu tubuh sekolah, dan remaja. Perilaku yang
(Behrman, Kliegman, & Arvin, ditunjukkan dari hasil pengkajian
2000). Parameter untuk menentukan pada kelima klien kelolaan
derajat dehidrasi memerlukan menunjukkan perilaku yang berbeda
pemantauan tanda-tanda vital, sesuai dengan derajat dehidrasi, dan
penampilan klinis, produksi urine usia klien. Pada penelitian yang
6