Anda di halaman 1dari 3

RESUME PSIKOLOGI

PERSEPSI DAN MOTIVASI PADA KLIEN DALAM PROSES PERAWATAN

Dosen pengampu : Wittin Khairani,SPd,MPH

Disusun oleh :
Indah krisdayanti
Nim : PO71201180009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN JURURSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Pengertian persepsi
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan
proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses
penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus
melalui alat indra, yaitu melalui mata
sebagai alat penglihatan, telingga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,
kulit pada telapak tangan sebagai indra perabaan, yang kesemuanya merupakan alat indra
yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.

B. Pengertian motivasi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan
proses penginderaan
merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung
setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indra, yaitu melalui mata
sebagai alat penglihatan, telingga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,
kulit pada telapak tangan sebagai indra perabaan, yang kesemuanya merupakan alat indra
yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.

C. Tujuan motivasi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan
proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses
penginderaan akan berlangsung
setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indra, yaitu melalui mata
sebagai alat penglihatan, telingga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,
kulit
pada telapak tangan sebagai indra perabaan, yang kesemuanya merupakan alat indra yang
digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.

D. Proses memotivasi

Pada umumnya tingkah laku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi
kebutuhan individu. Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan
sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu :
kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Menurut Luthans (1973), penjelasan dari ketiga elemen tersebut yaitu:
a) Kebutuhan (needs)
Kebutuhan merupakan sesuatu karena adanya kekurangan. Dalam pengertian
kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis.
b) Dorongan (drives)
Suatu dorongan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kekurangan
disertai pengerahan. Dorongan berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan.
c) Tujuan (goals)
Tujuan adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan
mengurangi dorongan. Jadi, pencapaian suatu tujuan, cenderung akan
memulihkan keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

E. Cara memotivasi klien dalam perawatan


Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah motivasi
maupun semangat kepada seseorang terhadap setiap permasalahan yang sedang terjadi.
Begitu pula saat seorang pasien yang sedang di rawat inap di sebuah Rumah Sakit (RS),
maka dibutuhkan sugesti-sugesti yang dapat memotivasi pasien untuk segera sembuh dari
setiap penyakit yang sedang ia derita.
Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap pasien dalam
mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam
melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan
semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha. Namun motivasi dengan
sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut:
1) Menggunakan kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar).
2) Berikan pujian ketika pasien mampu melakukan kemajuan
3) Ungkapan yang bersifat metafora
4) Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti
5) Lakukan pengulangan
Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang memiliki pikiran dan hati yang
positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat diperlukan sikap
professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan pelayanannya kepada
pasien.
Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter, maupun
ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang dapat menurunkan
mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang perlu dihindari antara lain :

1) Keprihatinan yang berlebih kepada pasien


2) Harapan yang berlebih kepada pasien
3) Mengkritik Pasien
4) Menakutkan Pasien
5) Berdebat dengan pasien
6) Menyalahkan Pasien
7) Menunjukkan keheranan kepada pasien
8) Menilai secara moralistik
9) Memberi contoh dirinya sendiri
10) Memalukan pasien

Anda mungkin juga menyukai