Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

STUDI KELAYAKAN USAHA


(REVIEW 3 JUDUL SKRIPSI YANG BERBEDA)

OLEH :

ELVIRA
NIRM. 10.1.5.17.1246
3A PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


(DIV)

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat
dan hidayahnyalah penulis dapat menyusun laporan Studi Kelayakan
Usaha ini (Review 3 Judul Skripsi yang Berbeda), dalam penyusunan
laporan ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak dan
juga penulis berterima kasih pada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis, penulis sangat berharap laporan ini
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.

Semoga laporan ini dapat di pahami dengan mudah oleh siapapun


yang membacanya. penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, untuk perbaikan laporan selanjutnya.

Bantaeng, 6 April 2020

Penyusun,

Elvira

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Analisis Usaha 2
B. Manfaat Studi Kelayakan Usaha 3
C. Peranan Studi Kelayakan Usaha 6
D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Usaha 7
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat 15
B. Alat dan Bahan 15
C. Metode Pelaksanaan 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Skripsi 1 16
B. Skripsi 2 21
C. Skripsi 3 22
V. PENUTUP
A. Kesimpulan 30
B. Saran 30

Daftar Pustaka 31

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kelayakan adalah bahan pertimbangan dalam mengambil suatu


keputusan, apakah suatu keputusan gagasan usaha yag direncanakan
dapat diterima atau ditolak. Arti kelayakan dalam penelitian ini adalah
kemungkinan dari gagasan akan memberikan manfaat, baik manfaat
secara finansial maupun secara sosial. Suatu gagasan dapat dikatakan
layak tidak hanya digambarkan melalui manfaat finansial, tetapi
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim 2003). Husnan
dan Muhammad (2014) berpendapat bahwa studi kelayakan usaha
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah usaha
yang akan dilaksanakan tersebut layak untuk dijalankan. Penafsiran kata
layak tersebut dapat berbeda-beda bergantung sudut pandang pihak-
pihak yang terlibat dalam usaha tersebut. Bagi pihak swasta,
keberhasilan lebih kepada manfaat ekonomis suatu investasi. Bagi pihak
pemerintah, keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari manfaatnya bagi
masyarakat luas yang yang terlihat dari penyerapan tenaga kerja,
pemanfaatan sumberdaya di lokasi proyek tersebut dan hal-hal lainnya.
Bagi masyarakat sekitar, manfaat proyek tersebut dapat dirasakan
dengan meningkatnya pendapatan masyarakat di sekitar lokasi proyek
dan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Oleh karenanya,
diperluksn studi analisis kelayakan usaha pada setiap usaha.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui aspek –


aspek dari studi kelayakan usaha pada 3 judul skripsi

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup


1. Pengertian

Studi kelayakan usaha/bisnis juga sering disebut studi kelayakan


proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha/proyek
dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kajian
ilmu yang menilai pengerjaan suatu bisnis untuk dilihat layak atau tidak
layak (feasible or infeasible) dilaksanakan dengan menempatkan ukuran-
ukuran baik secara kualitatif dan kuantitatif yang akhirnya terangkum
dalam sebuah rekomendasi (Irham Fahmi, 2014). Dari pengertian diatas,
penulis menyimpulkan bahwa studi kelayakan usaha merupakan kegiatan
penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah usaha layak
di kembangkan dengan sebuah ide atau dengan sebuah rencana bisa
lebih baik dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi semua pihak
dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.
2. Ruang Lingkup Studi Kelayakan Usaha
Secara umum adapun yang menjadi ruang lingkup kajian studi
kelayakan usaha/ bisnis adalah :
a. Melihat dan menilai prospek usaha sebuah bisnis untuk digarap
secara lebih sistematis dan berkesinambungan.
b. Melakukan analisis kelayakan bisnis dari sisi kualitatif dan
kuantitatif.
c. Menilai berbagai bentuk risiko pada setiap bisnis yang dinilai secara
komprehensif.
d. Kajian studi kelayakan bisnis juga diharapkan mampu memberi
rekomendasi kepada pihak-pihak yang selama ini dianggap memiliki
kepentingan (Irham Fahmi, 2014).
Menurut Business study notes, (Business study notes, 2017)
Ruang lingkup studi kelayakan, terdiri dari:

2
a. Analisis Kebutuhan
b. Pekerjaan Proses
c. Perkiraan Biaya
d. Analisis Keuangan
e. Dampak Proyek
f. Kesimpulan & Rekomendasi
Lingkup Studi Kelayakan bersifat teknis mendalam evaluasi tujuan
bisnis. Ulasan analisis double-end alokasi sumber daya diperlukan untuk
sasaran dalam strategi bisnis dipasangkan dengan persyaratan perangkat
lunak dan fungsi bisnis inti (itristan media, 2017).
Aspek studi kelayaan usaha :
1. Aspek pasar dan pemasaran
2. Aspek teknis dan teknologi
3. Aspek organisasi dan manajemen
4. Aspek ekonomi dan keuangan
B. Manfaat Studi Kelayakan Usaha
Manfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang
berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri (Subagyo, 2007):
1. Pihak Pertama (bagi analisis)
a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang
sistematis (runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem)
dan mencari jawabannya (solusi).
b. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam
penghitungan/pengukuran, penilaian dan pengambilan
keputusan.
c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek
bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan
mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat
berharga.
2. Pihak kedua (bagi masyarakat)

3
a. Calon Investor
Dalam menilai Studi kelayakan bisnis, calon investor lebih
terkonsentrasi pada aspek ekonomis dan keuangan karena pada
aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian
modal, keuntungan yang akan dihasilkan proyek, aliran kas dan
tentunya proyeksi laba-rugi. Disini mereka juga dapat
memperhitungkan return dan resiko yang mungkin dihadapi.
b. Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal
baik perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini
akan membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.
c. Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan
rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak,
maka diperlukan feasibility study.
d. Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah
biasanya yang menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan
(izin prinsip dan izin operasional proyek).
e. Manajemen Perusahaan
Studi kelayakan bisnis untuk pengembangan bisnis baru akan
berhubungan dengan pihak menajemen terutama direksi.
f. Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis
biasanya yang menyangkut AMDAL (dampak lingkungan) dan
AMDAL ini biasanya untuk proyek-proyek besar.
g. Pembangunan Ekonomi

Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat


yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap
perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat
demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

4
Adapun manfaat lainnya yaitu sebagai berikut :

1. Menghindari resiko kerugian


Studi kelayakan bisnis bermanfaat untuk membantu pelaku bisnis
menghindari resiko kerugian. Jika pelaku bisnis melewatkan studi
kelayakan bisnis dalam perencanaan bisnisnya, ia akan kesulitan untuk
mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mendatangkan keuntungan atau
justru kerugian untuknya. Dengan adanya studi kelayakan bisnis, pelaku
bisnis dapat menghindari resiko kerugian dengan langkah menunda atau
membatalkan rencana bisnis yang mendapatkan penilaian tidak layak
dalam studi kelayakan bisnis.
2. Memudahkan perencanaan bisnis
Studi kelayakan bisnis dapat membantu pelaku bisnis untuk
menyusun rencana kegiatan bagi perusahaan. Studi kelayakan bisnis
yang telah dilakukan sebelum bisnis dibangun akan memudahkan pelaku
bisnis menentukan program perusahaan seperti apa yang dapat
mendatangkan benefit lebih bagi perusahaan.
3. Memudahkan pelaksanaan bisnis
Studi kelayakan bisnis akan berguna untuk membantu pelaku bisnis
merealisasikan program-program perusahaan. Pelaku bisnis dapat
mengevaluasi kebijakan apa yang sekiranya akan memberikan
keuntungan dan kebijakan apa yang justru akan menimbulkan kerugian.
4. Memudahkan pengawasan
Studi kelayakan bisnis memiliki banyak aspek untuk diteliti. Laporan
dari berbagai aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis ini nantinya
akan memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan pengawasan pada
perusahaannya. Studi kelayakan bisnis juga memudahkan pelaku
pengawasan untuk memberikan data jika sewaktu-waktu dilaksanakan
audit, baik secara internal maupun eksternal.
5. Memudahkan pengendalian

5
Studi kelayakan bisnis berguna pula untuk memudahkan proses
pengendalian dalam perusahaan. Jika sewaktu-waktu terjadi gangguan,
pelaku bisnis dapat dengan cepat menentukan aspek mana yang menjadi
pusat dari kekacauan tersebut. Selanjutnya, pelaku bisnis dapat dengan
cepat pula mengendalikan masalah yang muncul dengan mencari solusi
berdasarkan studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelumnya.
C. Peranan Studi Kelayakan Usaha
Dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, Studi kelayakan
bisnis penting untuk mengadakan penilaian terhadap gagasan usaha
yang mempunyai sumber dana dari lembaga keuangan tertentu. Dengan
studi kelayakan bisnis, dapat diketahui seberapa jauh gagasan usaha
yang akan dilaksanakan mampu menutupi kewajiban-kewajiban serta
prospeknya di masa yang akan datang.
Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis merupakan gambaran
tentang usaha yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan mereka
dapat mengetahui prospek perusahaan dan kemungkinan keuntungan
yang diterima. Dengan studi kelayakan dapat mengetahui jaminan
keselamatan dari modal yang ditanam dan berdasarkan studi kelayakan
ini pula mereka akan mengambil keputusan (decision making) terhadap
penanaman investasi.
Dalam kegiatan kemasyarakatan, studi kelayakan dikenal terutama
menyangkut usaha-usaha dalam mencari dana dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Usaha pencarian dana dan kegiatan-kegiatan lainnya menuntut
adanya studi kelayakan sebagai gambaran tentang kegiatan yang akan
dikerjakan.
Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan
pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan.
Manfaat yang dilihat dari segi social benefit pada umumnya lebih
luas, seperti dampak proyek terhadap terbukanya kesempatan kerja,
bertambahnya pendapatan ragional, bertambahnya sarana prasarana

6
produksi, terbukanya daerah dari keterbelakangan, terjadinya perubahan
pendidikan masyarakat, dan sebagainya. Untuk penilaian yang dilakuka
dari segi social benefit kendatipun kurang memberi manfaat dari
segi financial benefit, proyek tersebut dianggap layak (feasible) untuk
dikembangkan. Demikian pula sebaliknya, apabila dilihat dari segi
penanaman investasi dari private investor (perseorangan), kendatipun
mempunyai tujuan utama financial benefit, dampak proyek banyak yang
bersifat social benefit yang membantu tugas-tugas pemerintah baik
dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan, perubahan
pola kerja, dan sebgainya.
D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Usaha
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Suliyanto (2010:82) Aspek pasar dan pemasaran
menganalisis potensi pasar dan strategi yang digunakan agar produk yang
dihasilkan dapat sampai kekonsumen. Suatu ide bisnis dinyatakan layak
berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat
menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan tingkat penjualan
yang menguntungkan. Aspek Pemasaran menggambarkan industri, pasar
saat ini dan masa depan potensi, persaingan, estimasi penjualan dan
calon pembeli.Definisi lain dikemukakan di Wikipedia (Wikipedia, 2017)
“Aspek pemasaran akan menilai potensi penjualan produk, tingkat
penyerapan dan tangkapan pasar dan waktu proyek ”.
Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek
bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang
dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan
antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan
aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran.
Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan
sistematika studi kelayakan, antara lain:

7
1. Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak,
sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
2. Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan
harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya
proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika
tujuan objek studi adalah pengembangan.
3. Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang
negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak
akan direkomendasikan dan harus dihentikan.
4. Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil
rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan
pemilihan alat dan mesin.

Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang
di produksi perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung
jawabdalam menentukan cirri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis
kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;

1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada


pasarnya.
2. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal
sikap, perilaku, serta kepuasaan mereka atas produk.
3. Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran
yang akan dilaksanakan.

2. Aspek Teknis dan Teknologi


Menurut Suliyanto (2010:155) Aspek teknis dan teknologi adalah
aspek yang menganalisis tingkat kesiapan teknik dan teknologi dengan
ide bisnis. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis
dan teknologi jika berdasarkan hasil analisis ide bisnis dapat dibangun
dan dijalankan (dioperasionalkan) dengan baik.

8
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan
pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah
proyek/bisnis tersebut selesai dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini
pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk
start up cost/pra operasional proyek yang akan dilaksanakan.

Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan


apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan
dilaksanakan. Untuk bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji
mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian
peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak pabrik yang paling
menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana jumlah
biaya pengadaan harta tetapnya.

Tujuan Aspek Teknis dan Teknologi


Analisis aspek teknis dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah
secara teknis bisnis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik?”. Suatu
ide bisnis dapat dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi
jika berdasarkan hasil analisis ide bisnis dapat dibangun dan dijalankan
dengan baik. Secara spesifik analisis aspek teknis dan teknologi dalam
studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
a. Menganalisis kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis.
b. Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan
skala ekonomis.
c. Menganalisis kriteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk
menjalankan produksi.
d. Menganalisis layout pabrik, layout bangunan dan fasilitas lainnya.
e. Menganalisis teknologi yang akan digunakan.
Hal yang perlu dipahami
a. Penentuan lokasi bisnis
Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan, baik lokasi
untuk lahan pabrik maupun lokasi untuk perkantoran. Namun, pada

9
pembahasan ini kami hanya menekankan pada pembahasan lokasi
untuk lahan pabrik.Penentuan lokasi bisnis memang sangat
berpengaruh, penentuan lokasi bisnis yang salah akan menimbulkan
beban pada perusahaan. Penentuan lokasi bisnis ditentukan oleh
beberapa variabel yang dapat digolongkan menjadi variabel primer
(utama) dan variabel sekunder (pendukung).
1) Variabel primer
a. Ketersediaan bahan mentah
b. Letak pasar yang dituju
c. Ketersediaan sumber energi, air dan sarana komunikasi
d. Ketersediaan fasilitas transfortasi
2) Variabel sekunder
a. Hukum, peraturan dan adat istiadat.
b. Iklim, keadaan tanah dan struktur topografis.
c. Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan.
d. Rencana pengembagan perusahaan pada masa yang akan
datang.
e. Biaya pengerasan tanah.
b. Penentuan luas produksi
Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Luas produksi harus direncanakan secara matang agar perusahaan
dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Luas produksi berbeda
dengan luas perusahaan. Hal ini karena mengukur luas perusahaan
tidak hanya diukur dengan pendekatan luas produksi saja, tetapi juga
dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu:
1. Bahan dasar yang digunakan
2. Barang yang dihasilkan
3. Peralatan mesin-mesin yang digunakan
4. Jumlah pegawai yang digunakan.

10
Perusahaan tidak selalu memaksimalkan luas produksi karena ada
faktor-faktor yang membatasi luas produksi perusahaan. Faktor-
faktor yang membatasi luas perusahaan dan harus dipertimbangkan
dalam menentukan luas produksi, yaitu:
3. Batasan permintaan pasar
4. Batasan kapasitas mesin
5. Batasan jumlah dan kemampuan kerja
6. Batasan kemampuan finansial dan manajemen
7. Batasan ketersediaan bahan dasar
8. Batasan ketersediaan faktor-faktor produksi lain.
c. Pemilihan mesin peralatan dan teknologi
Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang
penting. Penentuan layout pabrik dan bangunan
Layout pabrik merupakan keseluruhan bentu dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalaam proses produksi. Penentuan
layout pabrik pada umumnya dilakukan ketika lokasi bisnis (pabrik)
ditentukan dengan berbagai pertimbangan.secara umum terdapat
tiga macam tipe layout, yaitu:
1) Layout proses atau fungsional
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai
fungsi yang sama dikelompokan dan ditempatkan dalam satu tempat
atau ruang tertentu.
2) Layout produk atau garis
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan disusun
berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk produk yang akan
dibuat.
3) Layout kelompok
Pada layout kelompok mesin-mesin dan peralatan yang memuat
serangkaian komponen yang sama dikelompokkan pada suatu
tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara layout produk dan
layout proses.

11
Sumber Data Dalam Aspek Teknis dan Teknologi
Sumber data untuk melakukan analisis pada aspek teknis dan
teknologi dalam studi kelayakan bisnis berasal dari data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi pada
studi kelayakan bisnis adalah data tentang :
1. Lokasi bisnis adalah data tentang faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis. Yaitu lingkungan
masyarakat, sumber daya alam, sumber daya manusia, pasar,
pengangkutan, pembangkit tenaga, dan lahan untuk perluasan
bisnis yang akan datang.
2. Lokasi produksi adalah data tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi luas produksi, yaitu jumlah bahan dasar, rencana
kapasitas mesin, rencana jumlah tenaga kerja, besarnya
permintaan, dan jumlah faktor-faktor produksi lain.
3. Mesin, peralatan, dan teknologi adalah data tentang faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan mesin, peralatan,
dan teknologi. Yaitu sfesifikasi peralatan yang akan digunakan,
harga, kemampuan, pemasok, ketersediaan suku cadang, dan
teknologi yang akan digunakan.
4. Layout yaitu data tentang jenis produk yang akan diproduksi,
jenis proses produksi, dan volume produksi.
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi
adalah data tentang spesifikasi peralatan dan teknologi yang akan
digunakan, profil masyarakat, profil daerah, dan literatur yang
berkaitan dengan lokasi bisnis, penentuan luas produksi, pemilihan
mesin peralatan dan teknologi dan penentuan layout.
3.Aspek Organisasi dan Manajemen

12
Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan
bentuk organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah
gambaran organisasi terbentuk dengan segala kelengkapannya,
selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusianya untuk
menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan
yang direncanakan.

Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam

1. Manajemen saat pembangunan proyek bisnis.


2. Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin.
Bahkan terjadi, banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis
gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan disebkan
karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen.

4.Aspek Ekonomi dan Keuangan

Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru


mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa
besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau
upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.

Aspek Keuangan

Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi


pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang
bersangkutan.

Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:

1. Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi


penjualan/permintaan, harga produk, dan anggaran (biaya)
pemasaran.

13
2. Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik
sewa maupun beli, harga pokok produksi (bahan baku, TKL,
bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin,
peralatan, teknologi yang digunakan.
3. Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya
pelatihan, biaya upah tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-
lain.
4. Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip
(misal, DepKeu, DepDag, DepAg, DepHut, DepHub,
DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan operasional
(Pemda).

14
III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Review ini dilaksanakan pada tanggal 6 April di Desa Bonto Bulaeng,
Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Alat dan Bahan
1. Pulpen
2. Kertas
3. Handphone
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktik dilaksanakan dengan cara mengamati
skripsi dan mereviewnya.

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Skripsi 1

Judul Skripsi :

Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) Di Kecamatan


Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir

Lokasi :

Di Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir

Penulis :

Jodi Septiadi Akbar (Institut Pertanian Bogor (IPB))

Hasil Penelitian Berdasarkan Aspek Analisis Studi Kelayaan usaha :

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Potensi pasar yang tersedia untuk komoditas kelapa sangat besar,


baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Permintaan untuk pasar
dalam negeri sebagian besar didominasi oleh industri yang memproduksi
kelapa. Permintaan pasar luar negeri juga sangat berpotensial, China
merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang mengimpor kelapa
segar. Selain itu, permintaan kelapa dalam bentuk olahannya seperti
minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan kopra juga sangat berpotensial di
pasar ekspor. Oleh Karenanya dari segi Aspek Pasar dan Pemasaran
usaha ini layak.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Deskriptif pekerjaan dalam operasional usahatani kelapa ini seperti


pembibitan, persiapan lahan, pengolahan lahan, persemaian, penanaman
bibit, dan pemanenan. Petani tidak mempekerjakan tenaga kerja diluar
keluarga, sehingga sistem pengupahan berdasarkan kesepakatan antara
petani pemilik lahan dan tenaga kerja. Adapun pengupahan dalam

16
pembibitan, persiapan lahan, dan lainnya berdasarkan banyaknya pohon
yang mereka tanam setiap hektar. Upah menanam satu pohon tersebut
adalah Rp 150.

Petani kelapa menguasai seluruh lahan yang mereka garap dengan


luas rata- rata 2 ha per petani. Produktivitas per hektar tanaman kelapa
tersebut dapat dikatakan rendah meskipun luas rata-rata lahan tersebut
cukup luas. Penyebab rendahnya produktivitas lahan tersebut adalah
karena kurangnya pengetahuan mengenai keberlanjutan budidaya dan
keahlian petani dalam mengelola kebun kelapa tersebut secara modern.
Petani memperoleh pengetahuan dan kehalian tersebut lewat tradisi dan
budaya yang diturunkan oleh generasi sebelumnya. Petani menganggap
tanaman kelapa yang mereka tanam dapat tumbuh dengan baik meskipun
tidak menggunakan banyak pupuk dan obat-obatan. Kondisi tersebut
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan petani dalam penggunaan
obat-obatan serta sulitnya petani memperoleh pupuk kimia dan obat-
obatan.

Sehingga jika dilihat dari aspek ini usaha ini belum layak.

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Umumnya usahatani kelapa belum memiliki struktur organisasi dan


bentuk yang formal. Petani menjalankan usahataninya berdasarkan
peraturan non formal yang berlaku antar petani. Struktur organisasi
tersebut terbentuk secara informal dan tidak tertulis.

Perkebunan Kelapa di tempat tersebut dapat menciptakan


lapangan kerja kepada masyarakat di sekitar perkebunan tersebut. Petani
dapat mengerjakan lahannya secara mandiri dan tidak memerlukan
banyak tenaga kerja. Dalam kebun ini memberikan peranan tenaga kerja
wanita dalam produksi. Peranan tenaga kerja wanita tersebut dalam
menyortir buah kelapa yang akan dijual, serta dalam kegiatan jual beli.

17
Pada kegiatan budidaya, seperti penanaman, pembibitan, pemupukan dan
pemanenan lebih banyak dikerjakan oleh tenaga kerja pria.

Berdasarkan wawancara dengan petani, usahatani kelapa tidak


menimbulkan dampak lingkungan yang negatif. Hal ini dikarenakan pada
proses budidaya tidak memerlukan banyak pupuk kimia dan obat-obatan
kimia yang dapat merusak lahan.

Kelembagaan agribisnis kelapa di Kecamatan Pulau Burung adalah


petani, pedagang pengumpul, pabrik pengolahan kelapa, dan pedagang
asing (trader). Kelapa yang dihasilkan dari kebun milik petani dijual
kepada pedagang pengumpul. Petani dan pedagang pengumpul telah
terikat dalam kontrak, sehingga petani terikat dengan pedagang
pengumpul tersebut. Kontrak antara petani dan pedagang pengumpul
tersebut terjadi karena keterbatasan petani terhadap akses dan informasi
langsung ke pasar. Pedagang pengumpul tersebut selanjutnya juga
memiliki kontrak dengan dengan pabrik pengolahan kelapa/kopra. Pada
tingkat yang lebih tinggi, pabrik pengolahan kelapa/kopra juga terikat
kesepakatan dengan pedagang asing. Kesepakatan tersebut berupa
kontrak pemasaran dan permodalan. Sistem kontrak tersebut
menandakan bahwa terdapat tiga tingkat kontrak yang berlaku dalam
kelembagaan agribisnis kelapa. Sistem kontrak tersebut membuat tingkat
penerimaan petani setiap bulannya rendah. Sistem kontrak tersebut lebih
menguntungkan pedagang pengumpul dan pabrik pengolahan kelapa atau
kopra. Walaupun dalam hasil analisis finansial usahatani kelapa tersebut
layak untuk dijalankan, tetapi usahatani tersebut belum dapat
meningkatkan kesejahteraan petani secara menyeluruh. Penerimaan akan
lebih tinggi ketika lahan yang dimiliki oleh petani lebih luas dan
pemeliharaannya lebih baik, sehingga kelapa yang dihasilkan lebih
banyak dan berkualitas baik.

18
Rendahnya penerimaan yang diterima oleh petani tersebut
disebabkan karena dalam sistem tataniaga kelapa terdapat praktek
monopsoni dari pabrik kopra atau minyak kelapa setempat. Harga
ditentukan secara sepihak, sehingga praktek ini hanya menguntungkan
pihak pembeli produk hasil petani tersebut. Keadaan ini menyebabkan
petani membiarkan tanamannya terlantar dan produktivitasnya menjadi
turun. Hal tersebut menandakan bahwa kelembagaan di tingkat petani,
seperti KUD (Koperasi Unit Desa) dan kelompok tani masih belum
berfungsi secara optimal.

Peran pemerintah daerah dalam kelembagaan usahatani kelapa


tidak terlalu kuat. Pemerintah daerah belum mampu mengendalikan
praktek monopsoni yang berlaku dalam sistem perdagangan kelapa.
Peran pemerintah daerah yang dapat dirasakan oleh petani hanya pada
pengendalian abrasi, seperti pembuatan tanggul, kanal. Peran pemerintah
daerah dalam mengendalikan sistem perdagangan kelapa sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan penerimaan petani kelapa.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek


ini, usaha ini belum layak.

4. Aspek Ekonomi dan Keuangan

Harga untuk biaya tetap seperti peralatan usahatani


mempergunakan harga yang dibayar petani untuk memperoleh produk
tersebut, sedangkan harga bayangan tenaga kerja diperoleh dari tingkat
upah harian yang berlaku di masyarakat. Total biaya investasi awal dalam
aspek ekonomi tersebut adalah Rp 20 683 980. Biaya tersebut terdiri dari
biaya tetap sebesar Rp 16 985 000, biaya variabel sebesar Rp 2 460 580
dan biaya tenaga kerja sebesar Rp 1 238 400. Analisis biaya pengeluaran
pada aspek ekonomi lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan
oleh petani pada analisis financial.

19
Analisis kelayakan ekonomi menggunakan kriteria analisis yang
sama dengan analisis finansial, yaitu NPV, IRR, Net B/C dan Payback
Period. Hasil perhitungan NPV dalam usahatani kelapa menggunakan
tingkat diskonto 6.6 %. Hasil perhitungan finansial kelapa menghasilkan
nilai NPV sebesar Rp 129 042 177. Nilai NPV adalah nilai total
penjumlahan dari present net benefit, yaitu selisih dari nilai investasi saat
ini dengan penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
Perhitungan tersebut dilakukan dari tahun ke nol hingga tahun ke 25.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa usahatani kelapa layak untuk
dijalankan karena nilai NPV lebih besar daripada nol, yaitu Rp 129 042
177. Perhitungan nilai rasio penerimaan dan biaya (Net B/C) pada
usahatani kelapa adalah sebesar 3.61, dimana nilai tersebut lebih besar
daripada satu. Setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 3.61. Nilai IRR untuk usahatani kelapa ini adalah
sebesar 19 persen, artinya tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang adalah tingkat bunga 19 persen.

Payback period adalah jangka waktu pengembalian maksimum untuk


mengembalikan jumlah nilai investasi yang dikeluarkan. Payback period
menggambarkan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah unit usaha untuk
melunasi seluruh pengeluaran investasinya. Metode ini tidak
memperhitungkan nilai uang menurut waktu. Payback period usahatani
kelapa dalam penelitian ini adalah 7 tahun 4 bulan, lebih cepat
dibandingkan dengan umur proyek usahatani kelapa tersebut, yaitu 25
tahun. Nilai rasio net B/C yang diperoleh pada analisis ekonomi adalah
3.61, sedangkan nilai rasio net B/C pada analisis finansial sebesar 2.84.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan
memberikan keuntungan sebesar Rp 3.61. Hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai rasio net B/C pada analisis ekonomi bernilai lebih besar
dibandingkan nilai rasio net B/C dalam analisis finansial. Dalam hal ini,

20
keuntungan dari setiap satuan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh petani secara langsung.
Sebuah investasi dapat dikatakan layak apabila nilai Internal Rate of
Return (IRR) lebih tinggi daripada tingkat diskonto yang berlaku. IRR yang
diperoleh pada analisis ekonomi sebesar 19 persen, sedangkan IRR pada
analisis finansial sebesar 9.1 persen. IRR yang diperoleh pada analisis
ekonomi lebih besar dibandingkan dengan IRR yang diperoleh pada
analisis finansial. Hal tersebut menunjukkan bahwa keuntungan secara
ekonomi yang diperoleh masyarakat dari adanya usahatani kelapa lebih
besar dibandingkan dengan keuntungan langsung yang diperoleh petani.

Hasil analisis kelayakan ekonomi menunjukkan kegiatan usahatani


kelapa layak untuk dilaksanakan dari sisi pelaksana (petani) maupun dari
sisi masyarakat. Usahatani kelapa tersebut dapat memberikan
keuntungan bagi petani dan masyarakat sekitar perkebunan yang tidak
terlibat secara langsung dalam usahatani kelapa tersebut. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan terpenuhinya syarat-syarat kelayakan investasi
secara finansial dan ekonomi, yaitu NPV, Net B/C dan IRR.

B. Skripsi 2

Judul Skripsi :

Studi Kelayakan Proyek Automasi Pabrik Kelapa Sawit Di PT.XY

Lokasi :

Sumatera Utara

Penulis :

Bangkit Setyawan (Universitas Mercu Buana)

Hasil Penelitian Berdasarkan Aspek Analisis Studi Kelayaan usaha :

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

21
PT. XY yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit tidak
menjual Tandan Buah Segar (TBS) nya melainkan mengolah Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan total produksi
CPO sebesar 51,360 Ton sehingga pasarnya banyak dan pemasarannya
lancar. Karenanya, dari segi aspek ini industry ini layak.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Deskriptif pekerjaan dalam operasional usahatani kelapa ini seperti


pembibitan, penanaman, pemanenan, dan pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) memakai tenaga pekerja.
Adapun teknologi pengolahan kelapa sawit yang digunakan dominan
masih menggunakan metode konvensional. Namun secara umum, dari
segi aspek ini dinyatakan layak dengan adanya penurunan jumlah tenaga
kerja sebanyak 21 orang dengan Oil Recovery sebanyak 0,064% dari total
TBS olah.

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Organisasi dan manajemennya diatur sedemikian rupa dan tidak serta


merta mengeluarkan tenaga kerja sebanyak 21 orang di bagian
pengolahan (tidak menciptakan pengangguran) karena masih akan
terbuka lini bisnis baru seperti Refinery, pupuk, dan komosting. Sehingga
21 orang tenaga kerja tadi akan dialihkan ke sana dan menciptakan
pangsa pasar baru di bidang komponen – komponen otomasi.

Dari aspek Organisasi dan manajemennya usaha ini layak.

4. Aspek Ekonomi dan Keuangan

Dilihat dari hasil NVP yaitu Rp.4,564,006,470. NVP > 0. Benefit Cost
Ratio (BCR) sebanyak 1.677. BCR >1 seehingga dari Aspek ini usaha ini
layak.

22
C. Skripsi 3

Judul Skripsi :

Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry (Studi


Kasus Pada Home Industry Cokelat “Cozy” Kademangan Blitar).

Lokasi :

Pada Home Industry Cokelat “Cozy” yang beralamat di Lingkungan


Jaten RT 01 RT 01 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan,
Kabupaten Blitar.

Penulis :

Abidatul Afiyah (Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya


Malang)

Hasil Penelitian Berdasarkan Aspek Analisis Studi Kelayaan usaha :

1. Aspek Pasar dan Pemasaran


a. Permintaan Pasar

Permintaan produk cokelat “Cozy” baik bubuk maupun batang


mengalami peningkatan jumlah pesanan setiap bulan dari awal usaha
berdiri. Proyeksi permintaan “Cozy” baik cokelat bubuk maupun cokelat
batang dapat dihitung dengan metode Trend Linier, dengan hasil sebagai
berikut:

b. Pesaing Pesaing bisnis “Cozy” di Kota Blitar

Yaitu Kampung Cokelat “Gusant” dan Cokelat “Pinonika”. Kedua


pesaing tersebut sama-sama memproduksi cokelat dalam berbagai variasi
bentuk dan rasa. Kampung Cokelat “Gusant” memproduksi cokelat batang
dan menawarkan wisata edukasi berkaitan dengan penanaman dan
pengolahan cokelat, serta menyediakan cafetaria untuk beberapa jenis
makanan. Cokelat “Pinonika” memproduksi cokelat dengan hasil kreasi

23
dari makanan tradisional khas Blitar, salah satunya yaitu kurma wijen dan
enting cokelat dengan harga Rp30.000 per kotak (isi 5 batang).

c. Pangsa Pasar

Pangsa pasar Home Industry Cokelat “Cozy” cukup luas dengan


konsumen dari semua kalangan karena harga yang ditetapkan terjangkau.
Cokelat bubuk maupun cokelat batang “Cozy” sudah tersebar di beberapa
kota diantaranya Blitar, Tulungagung, Malang, Jember, Jombang, dan
Bandung.

d. Bauran Pemasaran

1) Produk (Product)

Home Industry Cokelat “Cozy” mengeluarkan aneka produk jadi, mulai


cokelat bubuk berbentuk sachet sebagai minuman sampai denagn cokelat
batang. Produk jadi berupa cokelat bubuk antara lain Bubuk Cokelat
Cream dan Bubuk Cokelat Original, masing-masing terdapat ukuran berat
40 gram, 0,5 kg, dan 1 kg. Produk jadi berupa cokelat batang antara lain
Cokelat Batang Original, Cokelat Batang Milk, Cokelat Batang Crispy,
Cokelat Batang Blueberry, Cokelat Batang Strawberry, dan Cokelat
Batang Mente, masing-masing 50 gram dan 70 gram.

2) Harga (Price)

Penetapan harga pada produk ditentukan dengan perhitungan tertentu


secara baku dan konsisten, serta berdasarkan setiap pengeluaran dalam
membeli bahan baku dan proses pengerjaan produksi. Harga yang
ditetapkan untuk setiap produk bermacam- macam, mulai dari harga
Rp2.250 per sachet untuk cokelat bubuk sampai dengan harga Rp8.500

24
per biji untuk cokelat batang dengan berbagai varian rasa, sedangkan
harga yang ditetapkan untuk reseller lebih rendah.

3) Distribusi (Place)

Distribusi produk cokelat “Cozy” mudah dan masih sederhana,


sehingga tidak mengalami banyak kendala. Rantai distribusi hasil produksi
“Cozy” dari produsen ke konsumen relatif pendek. Pemilik usaha menjual
langsung ke reseller yaitu toko oleh- oleh atau cafe, juga dapat langsung
ke konsumen (end-use.r).

4) Promosi (Promotion)

Home Industry Cokelat “Cozy” melakukan beberapa kegiatan promosi


untuk mendapatkan pelanggan, diantaranya yaitu melalui media online,
jaringan, promosi, maual, dan membuat brosur. Analisis pasar dan
pemasaran menunjukkan bahwa prospek Home Industry Cokelat “Cozy”
cukup baik, hal ini dilihat dari peningkatan jumlah permintaan setiap tahun.
Hasil produksi yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, dan
strategi terkait bauran pemasaran yang cukup bagus.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari spek ini dapat dikatakan


usaha ini layak.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

a. Lokasi Produksi

Tempat produksi usaha merupakan rumah tempat tinggal dari pencetus


ide sekaligus pemilik untuk menjalankan home industry cokelat. Home
Industry Cokelat “Cozy” beralamat di Lingkungan Jaten RT 01 RW 01
Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

b. Bahan Baku,

25
Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong Bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi yaitu bubuk cokelat dan cokelat blok. Bahan
tambahan berupa gula, susu atau creammer, crispy, blueberry, strawberry,
dan mente. Bahan penolong digunakan dalam proses pengemasan produk
antara lain aluminium foil, plastik dan stiker kemasan, serta lem. Harga
bahan baku bubuk berkisar antara Rp50.000 per kilogram, sedangkan
harga bahan baku cokelat blok berkisar antara Rp50.000 sampai dengan
Rp130.000 per kilogram. Bahan tambahan berupa gula, susu atau
creammer, dan berbagai isi dari cokelat batang dibeli dengan harga mulai
dari Rp10.000 hingga Rp110.000 per kilogram.

c. Peralatan Produksi

Peralatan produksi berupa mesin penggiling bubuk cokelat, mesin


perekat plastik, kulkas, kompor gas, panci, baskom, timbangan, cetakan
cokelat, dan gunting. Semua peralatan untuk produksi dalam keadaan
bagus dan bersih.

d. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan masih sederhana dan secara manual


mengingat usaha ini belum mempunyai alat teknologi yang mendukung,
sehingga masih mengandalkan tenaga manusia. Kapasitas produksi untuk
cokelat bubuk rata-rata 5 sampai 10 kr per hari, dan untuk cokelat batang
tergantung bentuk rata-rata 5 sampai 50 kg per hari. Produksi dipengaruhi
oleh jumlah permintaan pasar karena home industry ini masih dalam
tahap perintisan.

Namun secara umum dapat dikatakan usaha ini layak

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

a. Struktur Organisasi

26
Struktur organisasi Home Industry Cokelat “Cozy” berbentuk garis
atau lini, dan disusun secara sederhana, yaitu pemilik dan pemimpin
usaha berada di posisi atas. Terdapat tiga divisi dalam struktur organisasi
yaitu divisi pengembangan, produksi, dan pemasaran. Ketua divisi berada
di bawah pelaksana dimana masing-masing tenaga kerja melakukan
tugas (jobdesc) yang telah ditentukan. Jumlah tenaga kerja sedikit,
hubungan antara pemilik usaha dengan tenaga kerja sangat dekat, serta
tingkat spesialisasi belum tinggi.

c. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Home Industry Cokelat “Cozy” berjumlah 11 orang


dengan kualifikasi pendidikan SMA/SMK dan Sarjana. Tenaga kerja yang
terlibat dalam usaha “Cozy” terbagi menjadi tiga divisi, yaitu divisi
pengembangan yang berjumlah 2 orang, divisi produksi berjumlah 3
orang, dan divisi pemasaran berjumlah 4 orang. Kegiatan usaha “Cozy”
masih sederhana sehingga tidak membutuhkan pekerja yang banyak,
namun dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit mampu menghasilkan
output yang maksimal.

d. Kualifikasi Tenaga Kerja

Secara umum, tenaga kerja yang ada bukan merupakan kualifikasi


tenaga kerja tetap, namun lebih kepada tenaga kerja lepas atau join kerja
dengan perhitungan keuntungan tertentu. Kualifikasi pendidikan tenaga
kerja pada Home Industry Cokelat “Cozy” yaitu jenjang pendidikan
SMA/SMK sampai Sarjana. Adapun tenaga kerja berjenjang pendidikan
SMA/SMK lima orang dan jenjang Sarjana enam orang.

e. Sistem Pengupahan dan Pelatihan

Sistem pengupahan tenaga kerja bermacam- macam, untuk divisi


produksi menggunakan sistem bonus per unit dari hasil produksi, untuk

27
divisi pemasaran menggunakan sistem join bagi hasil, dan untuk divisi
pengembangan menggunakan royalty. Semua tenaga kerja mendapatkan
proses trainning (pelatihan) selama bekerja di home industry. Pelatihan
oleh pemilik usaha diadakan setiap ada jenis produk yang baru, sehingga
tenaga kerja dapat langsung mempelajari proses produksi, strategi
pemasaran, dan pengembangan yang akan diterapkan. Proses trainning
bersifat non formal, dan bertujuan agar kualitas setiap produk yang
dihasilkan tetap terjaga. Home Industry Cokelat “Cozy” menjalankan
fungsi-fungsi manajemen, walaupun tidak sekompleks usaha besar.
Adapun fungsi manajemen yaitu Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan
Pengawasan (Controllng). Analisis organisasi dan manajemen
menunjukkan bahwa pemilik usaha telah menjalankan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

f. pengarahan, dan pengendalian.

Struktur organisasi yang sederhana memudahkan pelaksanaan tugas


dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam home industry. Bentuk
struktur organisasi garis atau lini menunjukkan pemilik usaha berupaya
untuk menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, dan membina
solidaritas yang tinggi antar karyawan. Home industry ini juga
mengadakan pelatihan meskipun bersifat non formal, dan sistem
pengupahan yang sesuai dengan hasil kerja.

Sehingga disimpulkan dari aspek ini, usaha ini layak.

4. Aspek Ekonomi dan Keuangan

Sumber dana yang dibutuhkan Home Industry Cokelat “Cozy”


berasal dari modal sendiri. Modal yang digunakan untuk mendirikan usaha
ini yaitu sebesar Rp10.000.000 termasuk pengadaan mesin dan peralatan
untuk produksi. Cash Inflow diperoleh dari laba bersih ditambah dengan
biaya penyusutan atau depresiasi. Home Industry Cokelat “Cozy”

28
menggunakan 100% modal sendiri, maka perhitungan CI mulai Juli 2014
sampai dengan Juni 2019 adalah sebagai berikut:

Proyeksi Cash Inflow Home Industry Cokelat “Cozy” Tahun Laba


Bersih (EAT), Depresiasi, Cash Inflow (CI)

Tahun 2014, Laba Bersih Rp 1.078.788 Depresiasi Rp. 851.000 Cash


Inflow Rp 2.559.788

Tahun 2015 Laba Bersih Rp12.553.275 Depresiasi Rp. 851.000 000


Cash Inflow Rp. 13.404.275

Tahun 2016 Laba Bersih Rp27.279.000 Depresiasi Rp. 851.000 Cash


Inflow Rp. 28.130.000

Tahun 2017 Laba Bersih Rp41.718.600 Depresiasi Rp. 851.000 Cash


Inflow Rp 42.569.600

Tahun 2018 Laba Bersih Rp. 55.916.280 Depresiasi Rp. 851.000 Cash
Inflow Rp. 56.767.280

Tahun 2019 Laba Bersih Rp. 32.955.678 Rp851.000 Depresiasi Cash


Inflow Rp. 33.806.678

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari aspek ini, usaha ini layak.

29
V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Skripsi 1 dengan judul skripsi Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa


(Cocos Nucifera) Di Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir,
dari 4 aspek, 2 aspek layak yaitu Aspek pasar dan pemasaran dan aspek
ekonomi dan keuangan. 2 aspek lainnya belum layak yaitu aspek teknis
dan teknologi dan aspek organisasi dan manajemen.

Skripsi 2 dengan judul skripsi Studi Kelayakan Proyek Automasi


Pabrik Kelapa Sawit Di PT.XY, 4 aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, dan aspek
ekonomi dan keuangan layak.

Skripsi 3 dengan judul skripsi Analisis Studi Kelayakan Usaha


Pendirian Home Industry (Studi Kasus Pada Home Industry Cokelat
“Cozy” Kademangan Blitar), 4 aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, dan aspek
ekonomi dan keuangan layak.

B. Saran

Sebaiknya, Untuk mendapatkan review skripsi yang maksimal


dibutuhkan konsentrasi yang baik untuk memahami isi skripsi dan
menelaahnya.

30
Daftar Pustaka

https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kelayakan-bisnis/ diakses pada 5


April 2020

http://eprints.umpo.ac.id/4073/3/BAB%20II.pdf diakses pada 5 April 2020

http://daysgreen-days.blogspot.com/2011/10/studi-kelayakan-usaha.html
diakses pada 5 April 2020

http://29mooneclipse-e-business.blogspot.com/2009/05/studi-kelayakan-
usaha.html diakses pada 5 April 2020

setiawan Parta.2019,studi kelayakan bisnis-pengertian, manfaat, aspek,


materi, tahapan, contoh.

85949-ID-analisis-studi-kelayakan-usaha-pendirian

Setyawan Bangkit.Studi Kelayakan Proyek Automasi Pabrik Kelapa Sawit


Di PT.XY, Universitas Mercu Buana.

Akbar,JS.2016.Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) Di


Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir.Institut
Pertanian Bogor.

31
32

Anda mungkin juga menyukai