Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
ELVIRA
NIRM. 10.1.5.17.1246
3A PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat
dan hidayahnyalah penulis dapat menyusun laporan Studi Kelayakan
Usaha ini (Review 3 Judul Skripsi yang Berbeda), dalam penyusunan
laporan ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak dan
juga penulis berterima kasih pada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis, penulis sangat berharap laporan ini
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Penyusun,
Elvira
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Analisis Usaha 2
B. Manfaat Studi Kelayakan Usaha 3
C. Peranan Studi Kelayakan Usaha 6
D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Usaha 7
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat 15
B. Alat dan Bahan 15
C. Metode Pelaksanaan 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Skripsi 1 16
B. Skripsi 2 21
C. Skripsi 3 22
V. PENUTUP
A. Kesimpulan 30
B. Saran 30
Daftar Pustaka 31
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
a. Analisis Kebutuhan
b. Pekerjaan Proses
c. Perkiraan Biaya
d. Analisis Keuangan
e. Dampak Proyek
f. Kesimpulan & Rekomendasi
Lingkup Studi Kelayakan bersifat teknis mendalam evaluasi tujuan
bisnis. Ulasan analisis double-end alokasi sumber daya diperlukan untuk
sasaran dalam strategi bisnis dipasangkan dengan persyaratan perangkat
lunak dan fungsi bisnis inti (itristan media, 2017).
Aspek studi kelayaan usaha :
1. Aspek pasar dan pemasaran
2. Aspek teknis dan teknologi
3. Aspek organisasi dan manajemen
4. Aspek ekonomi dan keuangan
B. Manfaat Studi Kelayakan Usaha
Manfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang
berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri (Subagyo, 2007):
1. Pihak Pertama (bagi analisis)
a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang
sistematis (runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem)
dan mencari jawabannya (solusi).
b. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam
penghitungan/pengukuran, penilaian dan pengambilan
keputusan.
c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek
bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan
mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat
berharga.
2. Pihak kedua (bagi masyarakat)
3
a. Calon Investor
Dalam menilai Studi kelayakan bisnis, calon investor lebih
terkonsentrasi pada aspek ekonomis dan keuangan karena pada
aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian
modal, keuntungan yang akan dihasilkan proyek, aliran kas dan
tentunya proyeksi laba-rugi. Disini mereka juga dapat
memperhitungkan return dan resiko yang mungkin dihadapi.
b. Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal
baik perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini
akan membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.
c. Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan
rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak,
maka diperlukan feasibility study.
d. Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah
biasanya yang menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan
(izin prinsip dan izin operasional proyek).
e. Manajemen Perusahaan
Studi kelayakan bisnis untuk pengembangan bisnis baru akan
berhubungan dengan pihak menajemen terutama direksi.
f. Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis
biasanya yang menyangkut AMDAL (dampak lingkungan) dan
AMDAL ini biasanya untuk proyek-proyek besar.
g. Pembangunan Ekonomi
4
Adapun manfaat lainnya yaitu sebagai berikut :
5
Studi kelayakan bisnis berguna pula untuk memudahkan proses
pengendalian dalam perusahaan. Jika sewaktu-waktu terjadi gangguan,
pelaku bisnis dapat dengan cepat menentukan aspek mana yang menjadi
pusat dari kekacauan tersebut. Selanjutnya, pelaku bisnis dapat dengan
cepat pula mengendalikan masalah yang muncul dengan mencari solusi
berdasarkan studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelumnya.
C. Peranan Studi Kelayakan Usaha
Dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, Studi kelayakan
bisnis penting untuk mengadakan penilaian terhadap gagasan usaha
yang mempunyai sumber dana dari lembaga keuangan tertentu. Dengan
studi kelayakan bisnis, dapat diketahui seberapa jauh gagasan usaha
yang akan dilaksanakan mampu menutupi kewajiban-kewajiban serta
prospeknya di masa yang akan datang.
Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis merupakan gambaran
tentang usaha yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan mereka
dapat mengetahui prospek perusahaan dan kemungkinan keuntungan
yang diterima. Dengan studi kelayakan dapat mengetahui jaminan
keselamatan dari modal yang ditanam dan berdasarkan studi kelayakan
ini pula mereka akan mengambil keputusan (decision making) terhadap
penanaman investasi.
Dalam kegiatan kemasyarakatan, studi kelayakan dikenal terutama
menyangkut usaha-usaha dalam mencari dana dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Usaha pencarian dana dan kegiatan-kegiatan lainnya menuntut
adanya studi kelayakan sebagai gambaran tentang kegiatan yang akan
dikerjakan.
Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan
pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan.
Manfaat yang dilihat dari segi social benefit pada umumnya lebih
luas, seperti dampak proyek terhadap terbukanya kesempatan kerja,
bertambahnya pendapatan ragional, bertambahnya sarana prasarana
6
produksi, terbukanya daerah dari keterbelakangan, terjadinya perubahan
pendidikan masyarakat, dan sebagainya. Untuk penilaian yang dilakuka
dari segi social benefit kendatipun kurang memberi manfaat dari
segi financial benefit, proyek tersebut dianggap layak (feasible) untuk
dikembangkan. Demikian pula sebaliknya, apabila dilihat dari segi
penanaman investasi dari private investor (perseorangan), kendatipun
mempunyai tujuan utama financial benefit, dampak proyek banyak yang
bersifat social benefit yang membantu tugas-tugas pemerintah baik
dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan, perubahan
pola kerja, dan sebgainya.
D. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Usaha
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Suliyanto (2010:82) Aspek pasar dan pemasaran
menganalisis potensi pasar dan strategi yang digunakan agar produk yang
dihasilkan dapat sampai kekonsumen. Suatu ide bisnis dinyatakan layak
berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat
menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan tingkat penjualan
yang menguntungkan. Aspek Pemasaran menggambarkan industri, pasar
saat ini dan masa depan potensi, persaingan, estimasi penjualan dan
calon pembeli.Definisi lain dikemukakan di Wikipedia (Wikipedia, 2017)
“Aspek pemasaran akan menilai potensi penjualan produk, tingkat
penyerapan dan tangkapan pasar dan waktu proyek ”.
Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek
bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang
dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan
antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan
aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran.
Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan
sistematika studi kelayakan, antara lain:
7
1. Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak,
sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
2. Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan
harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya
proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika
tujuan objek studi adalah pengembangan.
3. Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang
negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak
akan direkomendasikan dan harus dihentikan.
4. Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil
rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan
pemilihan alat dan mesin.
Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang
di produksi perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung
jawabdalam menentukan cirri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis
kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
8
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan
pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah
proyek/bisnis tersebut selesai dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini
pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk
start up cost/pra operasional proyek yang akan dilaksanakan.
9
pembahasan ini kami hanya menekankan pada pembahasan lokasi
untuk lahan pabrik.Penentuan lokasi bisnis memang sangat
berpengaruh, penentuan lokasi bisnis yang salah akan menimbulkan
beban pada perusahaan. Penentuan lokasi bisnis ditentukan oleh
beberapa variabel yang dapat digolongkan menjadi variabel primer
(utama) dan variabel sekunder (pendukung).
1) Variabel primer
a. Ketersediaan bahan mentah
b. Letak pasar yang dituju
c. Ketersediaan sumber energi, air dan sarana komunikasi
d. Ketersediaan fasilitas transfortasi
2) Variabel sekunder
a. Hukum, peraturan dan adat istiadat.
b. Iklim, keadaan tanah dan struktur topografis.
c. Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan.
d. Rencana pengembagan perusahaan pada masa yang akan
datang.
e. Biaya pengerasan tanah.
b. Penentuan luas produksi
Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Luas produksi harus direncanakan secara matang agar perusahaan
dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Luas produksi berbeda
dengan luas perusahaan. Hal ini karena mengukur luas perusahaan
tidak hanya diukur dengan pendekatan luas produksi saja, tetapi juga
dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu:
1. Bahan dasar yang digunakan
2. Barang yang dihasilkan
3. Peralatan mesin-mesin yang digunakan
4. Jumlah pegawai yang digunakan.
10
Perusahaan tidak selalu memaksimalkan luas produksi karena ada
faktor-faktor yang membatasi luas produksi perusahaan. Faktor-
faktor yang membatasi luas perusahaan dan harus dipertimbangkan
dalam menentukan luas produksi, yaitu:
3. Batasan permintaan pasar
4. Batasan kapasitas mesin
5. Batasan jumlah dan kemampuan kerja
6. Batasan kemampuan finansial dan manajemen
7. Batasan ketersediaan bahan dasar
8. Batasan ketersediaan faktor-faktor produksi lain.
c. Pemilihan mesin peralatan dan teknologi
Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang
penting. Penentuan layout pabrik dan bangunan
Layout pabrik merupakan keseluruhan bentu dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalaam proses produksi. Penentuan
layout pabrik pada umumnya dilakukan ketika lokasi bisnis (pabrik)
ditentukan dengan berbagai pertimbangan.secara umum terdapat
tiga macam tipe layout, yaitu:
1) Layout proses atau fungsional
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai
fungsi yang sama dikelompokan dan ditempatkan dalam satu tempat
atau ruang tertentu.
2) Layout produk atau garis
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan disusun
berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk produk yang akan
dibuat.
3) Layout kelompok
Pada layout kelompok mesin-mesin dan peralatan yang memuat
serangkaian komponen yang sama dikelompokkan pada suatu
tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara layout produk dan
layout proses.
11
Sumber Data Dalam Aspek Teknis dan Teknologi
Sumber data untuk melakukan analisis pada aspek teknis dan
teknologi dalam studi kelayakan bisnis berasal dari data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi pada
studi kelayakan bisnis adalah data tentang :
1. Lokasi bisnis adalah data tentang faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis. Yaitu lingkungan
masyarakat, sumber daya alam, sumber daya manusia, pasar,
pengangkutan, pembangkit tenaga, dan lahan untuk perluasan
bisnis yang akan datang.
2. Lokasi produksi adalah data tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi luas produksi, yaitu jumlah bahan dasar, rencana
kapasitas mesin, rencana jumlah tenaga kerja, besarnya
permintaan, dan jumlah faktor-faktor produksi lain.
3. Mesin, peralatan, dan teknologi adalah data tentang faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan mesin, peralatan,
dan teknologi. Yaitu sfesifikasi peralatan yang akan digunakan,
harga, kemampuan, pemasok, ketersediaan suku cadang, dan
teknologi yang akan digunakan.
4. Layout yaitu data tentang jenis produk yang akan diproduksi,
jenis proses produksi, dan volume produksi.
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi
adalah data tentang spesifikasi peralatan dan teknologi yang akan
digunakan, profil masyarakat, profil daerah, dan literatur yang
berkaitan dengan lokasi bisnis, penentuan luas produksi, pemilihan
mesin peralatan dan teknologi dan penentuan layout.
3.Aspek Organisasi dan Manajemen
12
Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan
bentuk organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah
gambaran organisasi terbentuk dengan segala kelengkapannya,
selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusianya untuk
menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan
yang direncanakan.
Aspek Keuangan
13
2. Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik
sewa maupun beli, harga pokok produksi (bahan baku, TKL,
bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin,
peralatan, teknologi yang digunakan.
3. Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya
pelatihan, biaya upah tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-
lain.
4. Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip
(misal, DepKeu, DepDag, DepAg, DepHut, DepHub,
DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan operasional
(Pemda).
14
III. METODOLOGI
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Skripsi 1
Judul Skripsi :
Lokasi :
Penulis :
16
pembibitan, persiapan lahan, dan lainnya berdasarkan banyaknya pohon
yang mereka tanam setiap hektar. Upah menanam satu pohon tersebut
adalah Rp 150.
Sehingga jika dilihat dari aspek ini usaha ini belum layak.
17
Pada kegiatan budidaya, seperti penanaman, pembibitan, pemupukan dan
pemanenan lebih banyak dikerjakan oleh tenaga kerja pria.
18
Rendahnya penerimaan yang diterima oleh petani tersebut
disebabkan karena dalam sistem tataniaga kelapa terdapat praktek
monopsoni dari pabrik kopra atau minyak kelapa setempat. Harga
ditentukan secara sepihak, sehingga praktek ini hanya menguntungkan
pihak pembeli produk hasil petani tersebut. Keadaan ini menyebabkan
petani membiarkan tanamannya terlantar dan produktivitasnya menjadi
turun. Hal tersebut menandakan bahwa kelembagaan di tingkat petani,
seperti KUD (Koperasi Unit Desa) dan kelompok tani masih belum
berfungsi secara optimal.
19
Analisis kelayakan ekonomi menggunakan kriteria analisis yang
sama dengan analisis finansial, yaitu NPV, IRR, Net B/C dan Payback
Period. Hasil perhitungan NPV dalam usahatani kelapa menggunakan
tingkat diskonto 6.6 %. Hasil perhitungan finansial kelapa menghasilkan
nilai NPV sebesar Rp 129 042 177. Nilai NPV adalah nilai total
penjumlahan dari present net benefit, yaitu selisih dari nilai investasi saat
ini dengan penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
Perhitungan tersebut dilakukan dari tahun ke nol hingga tahun ke 25.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa usahatani kelapa layak untuk
dijalankan karena nilai NPV lebih besar daripada nol, yaitu Rp 129 042
177. Perhitungan nilai rasio penerimaan dan biaya (Net B/C) pada
usahatani kelapa adalah sebesar 3.61, dimana nilai tersebut lebih besar
daripada satu. Setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 3.61. Nilai IRR untuk usahatani kelapa ini adalah
sebesar 19 persen, artinya tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang adalah tingkat bunga 19 persen.
20
keuntungan dari setiap satuan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh petani secara langsung.
Sebuah investasi dapat dikatakan layak apabila nilai Internal Rate of
Return (IRR) lebih tinggi daripada tingkat diskonto yang berlaku. IRR yang
diperoleh pada analisis ekonomi sebesar 19 persen, sedangkan IRR pada
analisis finansial sebesar 9.1 persen. IRR yang diperoleh pada analisis
ekonomi lebih besar dibandingkan dengan IRR yang diperoleh pada
analisis finansial. Hal tersebut menunjukkan bahwa keuntungan secara
ekonomi yang diperoleh masyarakat dari adanya usahatani kelapa lebih
besar dibandingkan dengan keuntungan langsung yang diperoleh petani.
B. Skripsi 2
Judul Skripsi :
Lokasi :
Sumatera Utara
Penulis :
21
PT. XY yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit tidak
menjual Tandan Buah Segar (TBS) nya melainkan mengolah Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan total produksi
CPO sebesar 51,360 Ton sehingga pasarnya banyak dan pemasarannya
lancar. Karenanya, dari segi aspek ini industry ini layak.
Dilihat dari hasil NVP yaitu Rp.4,564,006,470. NVP > 0. Benefit Cost
Ratio (BCR) sebanyak 1.677. BCR >1 seehingga dari Aspek ini usaha ini
layak.
22
C. Skripsi 3
Judul Skripsi :
Lokasi :
Penulis :
23
dari makanan tradisional khas Blitar, salah satunya yaitu kurma wijen dan
enting cokelat dengan harga Rp30.000 per kotak (isi 5 batang).
c. Pangsa Pasar
d. Bauran Pemasaran
1) Produk (Product)
2) Harga (Price)
24
per biji untuk cokelat batang dengan berbagai varian rasa, sedangkan
harga yang ditetapkan untuk reseller lebih rendah.
3) Distribusi (Place)
4) Promosi (Promotion)
a. Lokasi Produksi
b. Bahan Baku,
25
Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong Bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi yaitu bubuk cokelat dan cokelat blok. Bahan
tambahan berupa gula, susu atau creammer, crispy, blueberry, strawberry,
dan mente. Bahan penolong digunakan dalam proses pengemasan produk
antara lain aluminium foil, plastik dan stiker kemasan, serta lem. Harga
bahan baku bubuk berkisar antara Rp50.000 per kilogram, sedangkan
harga bahan baku cokelat blok berkisar antara Rp50.000 sampai dengan
Rp130.000 per kilogram. Bahan tambahan berupa gula, susu atau
creammer, dan berbagai isi dari cokelat batang dibeli dengan harga mulai
dari Rp10.000 hingga Rp110.000 per kilogram.
c. Peralatan Produksi
d. Proses Produksi
a. Struktur Organisasi
26
Struktur organisasi Home Industry Cokelat “Cozy” berbentuk garis
atau lini, dan disusun secara sederhana, yaitu pemilik dan pemimpin
usaha berada di posisi atas. Terdapat tiga divisi dalam struktur organisasi
yaitu divisi pengembangan, produksi, dan pemasaran. Ketua divisi berada
di bawah pelaksana dimana masing-masing tenaga kerja melakukan
tugas (jobdesc) yang telah ditentukan. Jumlah tenaga kerja sedikit,
hubungan antara pemilik usaha dengan tenaga kerja sangat dekat, serta
tingkat spesialisasi belum tinggi.
27
divisi pemasaran menggunakan sistem join bagi hasil, dan untuk divisi
pengembangan menggunakan royalty. Semua tenaga kerja mendapatkan
proses trainning (pelatihan) selama bekerja di home industry. Pelatihan
oleh pemilik usaha diadakan setiap ada jenis produk yang baru, sehingga
tenaga kerja dapat langsung mempelajari proses produksi, strategi
pemasaran, dan pengembangan yang akan diterapkan. Proses trainning
bersifat non formal, dan bertujuan agar kualitas setiap produk yang
dihasilkan tetap terjaga. Home Industry Cokelat “Cozy” menjalankan
fungsi-fungsi manajemen, walaupun tidak sekompleks usaha besar.
Adapun fungsi manajemen yaitu Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan
Pengawasan (Controllng). Analisis organisasi dan manajemen
menunjukkan bahwa pemilik usaha telah menjalankan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
28
menggunakan 100% modal sendiri, maka perhitungan CI mulai Juli 2014
sampai dengan Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Tahun 2018 Laba Bersih Rp. 55.916.280 Depresiasi Rp. 851.000 Cash
Inflow Rp. 56.767.280
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari aspek ini, usaha ini layak.
29
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
30
Daftar Pustaka
http://daysgreen-days.blogspot.com/2011/10/studi-kelayakan-usaha.html
diakses pada 5 April 2020
http://29mooneclipse-e-business.blogspot.com/2009/05/studi-kelayakan-
usaha.html diakses pada 5 April 2020
85949-ID-analisis-studi-kelayakan-usaha-pendirian
31
32