Anda di halaman 1dari 12

Judul : TEORI BELAJAR “HUMANISTIK”

Nama : RAHMAT ZUL HAIDI

I. PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses berfikir, yang menjadikan seorang individu menjadi tahu
dan mengerti tentang berbagai hal yang tidak ia ketahui sebelumnya. Dalam dunia pendidikan
terdapat banyak sekali teori-teori tentang belajar yang di pelajari dalam materi belajar dan
pembelajaran. Teori-teori ini diajukan oleh benyak ahli dari bidang psikologi maupun
pendidikan. Teori-teori tentang belajar dan pembelajaran tersebut sangat perlu diketahui dan
dipahami oleh para pendidik maupun calon pendidik, agar mereka mampu memahami
bagaimana proses belajar dan pembelajaran yang baik, sehingga mereka dapat mendidik para
peserta didik dengan baik. Salah satu teori yang harus diketahui ialah teori Humanistik.
Teori Humanistik adalah teori yang bersumber dari asumsi ajaran humanisme.
Model pembelajaran menurut teori ini merupakan model belajar yang dikemas dalam
pendidikan kemanusiaan dari pada pendidikan tentang yang khusus untuk profesi tertentu.
Oleh karena itu, kecenderungan yang berada di luar diri peserta didik tidak menjadi perhatian
dari teori ini. Teori Humanistik tidak boleh memksakan kehendak kepada individu. Teori
Humanistik lebih menekankan keunikan individu. Orientasi yang tidak sesuai dengan potensi
individu tidak menjadi sasaran teori humanistik.
Dalam mengembangkan teorinya, proses belajar humanistik sangat memperhatikan
tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi
dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan
pemaknaan.
Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan
dari sudut pandang pengamatnya. Teori humanistik lebih mementingkan isi yang dipelajari
dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-
konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang dicita-citakan serta tentang proses
belajar dalam bentuk yang paling ideal. Teori ini sangat mementingkan isi yang dipelajari
dibanding proses belajar itu sendiri. Adapun yang termasuk golongan aliran humanistik
adalah Arthur Combs, Maslow, Carl Rogers, Kolb, Honey dan Mumford, Hebermas dan
Bloom dan Krathwohl.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik atau humanisme adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu
dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi
dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya,
seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan
asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat
tercapai.
Dalam teori humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang
beraliran humanistik biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif
yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang
nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Dalam teori pembelajaran humanistik,
belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

B. Prinsip Teori Pembelajaran Humanistik

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.


2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas ,
jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas
inisiatif sendiri.
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri.
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang
ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

C. Tokoh Teori Pembelajaran Humanistik


Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:
1. ARTHUR COMBS
Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar terjadi
apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran
guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar
sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal
tersebut terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesautu
yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya.
Untuk itu guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami
dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus
berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan
seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga
yang penting ialah bagaimana membawa diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya
dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari
persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa
itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang
mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2. MASLOW

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :

a. suatu usaha yang positif untuk berkembang

b. kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi


kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil
kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain
seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah
berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada
saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila


seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia
dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras
aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi
yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan
dasar si siswa belum terpenuhi.

3. CARL ROGERS

Carl Rogers, adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu mengatasi masalah–masalah
kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah
pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. Rogers membedakan
dua tipe belajar, yaitu:

a. Kognitif (kebermaknaan)

b. Experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti


memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaiki mobil. Experiential Learning
menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential
learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa
sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak
harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa.

c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru


sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

d. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

4. KOLB

Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap yaitu :


a. Pengalaman konkret
Pada tahap ini,seorang siswa hanya mampu sekadar ikut suatu kejadian.Dia belum
mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian tersebut.Dia pun belum mengerti bagaimana
dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu.
b. Pengamatan aktif dan reflektif
Pada tahap kedua,siswa lambat laun mampu mengadakan observasi aktif terhadap
kejadia itu,serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya.
c. Konseptualisasi
Pada tahap ini,siswa mulai belajar untuk abstarksi atau “teori” tentang sesuatu hal
yang pernah diamatinya.Siswa diharapkan sudah mampu untuk membuat aturan-aturan
umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda,
tetapi mempunyai landasan aturan yang sama.
d. Eksperimentasi aktif
Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum situasi yang baru.Dalam
dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami “asal usul” sebuah rumus,tetapi ia
juga memakai rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang beluum pernah ia temui
sebelumnya.
5. HONEY DAN MUMFORD
Berdasarkan teori kolb, Honey dan Mumford membuat penggolongan siswa.Menurut
mereka,ada 4 macam atau tipe siswa yakni :
a. Aktivis
Ciri-ciri siswa yang bertipe aktivis adalah siswa suka melibatkan diri pada
pengalaman-pengalaman baru,cenderung berpikiran terbuka,mudah diajak berdialog.Dalam
proses belajar,mereka menyukai metode yang mampu mendorong seseorang menemukan hal-
hal baru,seperti problem solving.Akan tetapi,mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang
memerlukan waktu lama dalam implementasi.
b.  Reflektor
Ciri-ciri siswa yang bertipe reflector adalah cenderung sangat berhati-hati mengambil
langkah. Dalam proses pengambilan keputusan, siswa tipe ini cenderung konservatif, yaitu
mereka lebih suka menimbang-nimbang secara cermat, baik buruk suatu keputusan.
c.  Teoris
Ciri-ciri siswa yang bertipe teoris adalah sangat kritis, senang menganalisis, dan tidak
menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Bagi mereka, berpikir secara
rasional adalah sesuatu yang penting. Mereka juga biasanya sangat skeptik dan tidak
menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
d.  Pragmatis
Ciri-ciri siswa yang bertipe pragmatis adalah menaruh perhatian besar pada aspek-
aspek praktis dari segala hal. Siswa tipe ini suka berlarut-berlarut dalam membahas aspek
teoretis filosofis tertentu.
6. HEBERMAS
Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu :
a.   Belajar teknis (Technical Learning)
Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya. Meraka beusaha
menguasai dan mengelola alam dengan cara mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk itu.
b.  Belajar praktis (practical learning)
Pada tahap ini,lebih dipentingkan adalah interaksi antara dia dengan orang-orang di
sekelilingnya. Pemahaman terhadap alam justru releva jika dan hanya jika berkaitan denga
kepentingan manusia.
c.    Belajar emansipatoris (emancipatoris learning)
Siswa berusaha mecapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang
perubahan (transformasi) kultural dari suatu lingkungan.
7. BLOOM DAN KRATHWOHL
Dalam hal ini, Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh
siswa,yang tercakup dalam tiga kawasan :
a)   Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan,yaitu :
     Pengetahuan (mengingat,menghafal)
     Pemahaman (menginterprestasikan)
     Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)
   Analisis (menjabarkan suatu konsep)
     Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
     Evaluasi (membandingkan nilai,ide,metode,dan sebagainya)
b)    Psikomotorik
Psikomotorik terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
     Peniruan (menirukan gerak)
     Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
     Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
     Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
     Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c)   Afektif
Afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
      Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
  Merespons (aktif berpartisipasi)
      Penghargaan (menerima nilai-nilai,setia kepada nilai tertentu)
      Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
      Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagia dari pola hidup)
D. Implikasi Teori Belajar Humanistik

Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.  Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator :

1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana


awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan
di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling
luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima
baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk
menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok.
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu
andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa.
9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya
perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk
menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

E. Aplikasi Teori Pembelajaran Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa


Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru
memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh
tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan
potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Ciri-ciri
guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan siswa
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan
segera dari siswa)
7. Tersenyum pada siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi
perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

F. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik


Kelebihan teori humanistik adalah :
1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial.
2.   Menurut aliran humanistik : individu itu cenderung mempunyai kemampuan /
keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri lingkungan
3.   Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
4.   Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain
dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak
orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
5.    Aliran humanistik tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran humanistik individu
itu memiliki sifat yang optimistik.
6.   Teori Humanistik sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada
dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks
manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya.
7.   Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang dirumuskan dapat
membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia.

Kekurangan teori humanistik adalah :


1. Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses
.belajar.
2. Terlalu memberi kebebasan pada siswa.
3...Teori humanistik terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan
.pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
4. Teori humanistik, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan mudah
5. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah
.berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
6. Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan
.idealisme Maslow sendiri.
7. ,Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
8..Teori humanistik ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis.
Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan.
9. Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses belajar.
10.Teori humanistik masih sukar diterjemahkan kedalam langkah-langkah yang praktis
.....dan operasional.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran
humanistik adalah teori yang berorientasi pada aspek kemanusiaan. Proses pembelajaran
harus berasal dan berakhir pada manusia itu sendiri. Teori ini terpusat pada ide atau cara-cara
dalam belajar agar para peserta didik dapat merasa nyaman dan senang untuk belajar, karena
tujuan dari teori ini untuk memanusiakan manusia. Pada proses pembelajarannya,
pembelajaran harus memiliki makna, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan tidak
menjadi sia-sia. Jika proses pembelajaran memiliki makna, maka para peserta didik pun akan
mudah mengingat dan menerapkan segala sesuatu yang dipelajarinya.
Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma,
disiplin atau etika yang berlaku . Dalam teori Humanistik peran guru hanya sebagai fasilitator
dan motivator siswa dalam proses pembelajaran. Mereka memberikan motivasi yang
menyadarkan siswanya akan pentingnya dan manfaat dari materi yang diberikan. Sehingga
para siswa tergugah dan bergairah untuk mempelajari materi tersebut. Selama
berlangsungnya proses pembelajaran siswa bisa berperan aktif dan memiliki inisiatif sendiri
untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2014. Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramayulis. 2015. Dasar-dasar kependidikan suatu pengantar ilmu pendidikan.Jakarta :
Kalam Mulia.
Danim, Sudarwan, dan Khairil. 2014. Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru).
Bandung : Alfabeta.
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

http://khumairahbustang.blogspot.com/2016/10/makalah-teori-belajar-
humanistik-dan.html

https://dwiekasite.wordpress.com/2016/06/24/makalah-tentang-teori-
belajar-humanistik/
http://musyarrafah3498.blogspot.com/2016/04/makalah-teori-belajar-
humanistik-calm.html
http://isqalkurniawan.blogspot.com/2013/03/makalah-teori-belajar-
humanistik.html
http://eka-andria.blogspot.com/2015/03/makalah-teori-belajar-humanistik-
tugas.html

Anda mungkin juga menyukai