Anda di halaman 1dari 12

Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

DISAIN ASRAMA SEKOLAH SMP ISLAM TERPADU


YATAAMA AL-FIRDOUSI GUNUNG PATI - SEMARANG
(LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)

Eddy Prianto a, Bambang Sujono b, Eddy Indarto c, Erni Setyowati d,


Gagok Hardiman e, Sukawi f, Septana g
a,b,c,d,e,f,g
Departement Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
a
E-mail: eddyprianto@arsitektur.undip.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Salah satu bentuk aktifitas Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi seorang
Diterima : 28 April 2017 dosen adalah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Yayasan
Disetujui : 29 April 2017 Yataama Al-Firdousi merupakan mitra dari kegiatan ini, mereka
memiliki lahan yang direncanakan untuk mengembangkan area kampus
pendidikan berbasis Islam. Diawal tahun 2016 pengelola yayasan
Kata Kunci : memohon pada dosen Departement Arsitektur Fakultas Teknik
Pengabdian Kepada Universitas Diponegoro Semarang untuk mewujudkan sebuah document
Masyarakat, Asrama, Sekolah perencanaan bangunan Asramanya.
SMP Islam Terpadu, Semarang Teknis pelaksanaan kegiatan ini, diawali dengan survey lapangan dan
bimbingan teknis perencanaan arsitektur hingga terwujudnya document
disain bangunan Asrama berarsitektur Islam.
Pesantren atau bangunan asrama berbasis islam ini ditandai dengan 3
karakter : pewarnaan warna hijau, atap bangunan entrance berbentuk
kubah dan lengkungan pada balok diantara pilar-pilarnya. Sedangkan
effesiensi ruang diaplikasikan dengan bentuk bangunan bersusun,
dimana bagian bawah untuk aktifitas makan dan belajar dan bagian
atasnya untuk hunian.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Riwayat Artikel : One of the Tertiary Educational Institution (Tri Dharma Perguruan
Received : April 28, 2017 Tinggi) for lecturers is Community Service. Yataama Al-Firdousi
Accepted : April 29, 2017 Foundation is the partner in this activity that planned to develop the
area of Islamic-based education campus. In the early of 2016, executive
directors of this foundation plead for assistance related to the plan of
Key words: students boarding house to the lecturer of the Department of
Community Service, Architecture, Faculty of Engineering, Diponegoro University,
boarding, Islamic Junior Semarang.
High School, Semarang The initial implementation of this community service is a field survey
and technical guidance of architectural plan and finally the design plan
document of Islamic boarding house properly complete.
Islamic boarding school characterized by 3 characters: green coloring,
dome-shaped roof and arch between the pillars. The spatial efficiency
arranged in a stacked buildings, wherein the lower floor for dinning
activities and learning in the upper floor.

207
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

1. PENDAHULUAN bangunan pendidikan secara permanen yang


menyatu dengan tempat tinggal untuk
Fasilitas pembelajaran dan kegiatan mondok, maka dibutuhkannya bangunan SPM
ibadah pada lingkungan pendidikan yang IT ini. Sebagaimana yang dituturkan oleh
berbasis Islam pada SMP Islam Terpadu di pengelola Yayasan, bahwabangunan ini
Gunung Pati ini merupakan bangunan berfungsi sebagai area transit sebelum para
principal guna menunjang tujuan dan visi siswa memperoleh tempat tinggal yang
keberadaannya. Keberadaan disain bangunan permanen atau bahkan merupakan tempat
Masjid pada tahap sebelumnya merupakan tinggal selama siswa menuntut pendidikan di
langkah awal dalam mewujudkan tujuan lebih SMP IT ini.
besar dari perencanaan SMP Islam Terpadu
ini jauh ke depannya. Dan pada bantuan Mengacu pada analisis situasi tesebut
teknis kelanjutannya, Yayasan Yataama Al- diatas, secara rinci permasalahan yang
Firdousi merencanakan kelengkapan Master- dihadapi mitra kegiatan ini adalah :
Plan nya dengan tersedianya sarana hunian  Untuk kepentingan pengurus SMP Islam
siswanya, yaitu sebuah bangunan Asrama. Terpadu membutuhkan pendampingan
teknis dalam menyiapkan dan
 Analisis situasi terkait dengan mewujudkan dokumen perencanaan
Pengelola SMP Islam Terpadu awal bangunan asrama yang merupakan
Yataama Al Firdousi Gunung Pati bangunan penunjang keberadaan SMP
Semarang : IT ini nantinya.
Pengelola Yayasan ini sudah sejak tahun  Untuk kepentingan para siswa/siswi
2014 secara bertahap dan terencana telah yang nantinya tertanpung di sebuah
melengkapi fasilitas-fasilitas penunjang bangunan permanen, yaitu sebuah SMP
pendidikan dan ibadahnya yang berkarakter IT, maka penyiapan fasilitas
pendidikan Islam secara terpadu. Dimana asrama/hunian yang memadai menjadi
pada tahap sebelumnya telah dibuatnya fungsi penunjang dari proses belajar
document perencanaan untuk sebuah Masjid mengajar berkarakter pendidikan Islam
yang berada di komplek SMP. Sehingga  Untuk kepentingan masyarakat
diharapkan tersedianya fasilitas utama/masjid sekitarnya, keberadaan masjid dan
dari kegiatan pendidikan Islami ini sangat asrama serta perencanaan lanjut
bermanfaat bagi pengembangan karakter bangunan bangunan SMP IT didaerah
siswanya maupun masyarakat lingkungannya ini menjadi sarana memperoleh
dalam kegiatan ibadahnya. pendidikan secara formal berbasis Islam
Pada tahap perkembangannya, bahwa para yang ada dilingkungannya.
santri yang belajar di masjid ternyata tidak
hanya berasal dari lingkungan terdekat saja. Untuk itu, kegiatan bantuan bimbingan
Untuk itu dibutuhkan sebuah bangunan yang teknis pada pengelola Yayasan Yataama Al-
dapat menampung keberadaan siswa/siswinya Firdausi ini dikemas dalam kegiatan
untuk bertempat tinggal di dalam lingkungan Pengabdian Kepada Masyarakat bagi dosen
sekolahan ini. dan Mahasiswa di Departement Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
 Analisis terhadap keberadaan bangunan Semarang.
Asrama SMP Islam Terpadu:
Beragamnya fasilitas dalam suatu
kawasan pendidikan seperti SMP IT ini, maka
keberadaan sebuah bangunan masjid yang
telah didirikannya baik sebagai sarana untuk
ibadah, selama ini juga berfungsi sebagai
tempat proses pembelajaran yang berkarakter
Islam secara periodik bagi masyarakat
lingkungannya. Kebutuhan akan sebuah

208
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

Menurut Oxford Dictionary, pendidikan


kepesantrenan : “Boarding School is school
where some or all pupil live during the term.
Artinya adalah Sekolah berasrama adalah
lembaga pendidikan yang mana sebagian atau
seluruh siswanya belajar dan tinggal bersama
selama kegiatan pembelajaran (Dictionary,
a) 2016). (Oxford, 2016)

a. Jenis-Jenis Boarding School :


Dari beberapa referensi, ada beberapa
jenis Boarding School, diantaranya
(Michailhuda,2016).
b) c)
Pertama, menurut sistem bermukim siswa :
Gambar 01 :
Suasana lokasi kegiatan Pengabdian kepada  All Boarding School : Seluruh siswa
Masyarakat – Kampus SMP IT tinggal di asrama kampus atau sekolah.
a). Lokasi dari google map, b) Masjid sebagai  Boarding day School : Mayoritas siswa
tetenger, c) aktifitas santri tinggal di sekolah dan sebagian lagi
dilingkungan sekitar kampus atau
sekolah.
2. TINJAUAN PUSTAKA  Day boarding : Mayoritas tidak tinggal
di kampus meskipun ada sebagian yang
Pada bagian kajian pustaka berikut ini, tetap tinggal di kampus atau sekolah.
kami kaji diawali pemahaman Bording School Kedua, menurut jenis karakter siswa :
dan Pesantren hingga SMP IT.  Junior Boarding School : Sekolah yang
menerima murid dari tingkat SD s/d
2.1. Pemahaman & Pengertian Bording SMP, namun biasanya hanya SMP saja.
Schoool dan Pesantren
 Co-educational School : Sekolah yang
Boarding school terdiri dari dua kata
menerima siswa laki-laki dan
yaitu boarding dan school. Boarding berarti
perempuan.
asrama, dan school berarti sekolah (John &
 Boys School : Sekolah yang menerima
Shadily,1996). Boarding School adalah
siswa laki-laki saja.
system sekolah berasrama, di mana peserta
didik dan juga para guru dan pengelola  Girl School : Sekolah yang menerima
sekolah tinggal di asrama yang berada dalam siswa perempuan saja.
lingkungan sekolah dalam kurun waktu  Pre-professional arts School : Sekolah
tertentu (Tidjani 2008). Boarding school khusus untuk seniman.
adalah sekolah yang memiliki asrama, di  Religius School : Sekolah yang
mana para siswa hidup, belajar secara total di kurikulumnya mengacu pada agama
lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis tertentu.
kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar  Special needs Boarding School :
disediakan oleh sekolah. Sekolah berasrama Sekolah untuk anak-anak yang
ini bisa juga kita sebut dengan Pesantren. bermasalah dengan sekolah biasa.
Adapun secara umum, arti dari
Pendidikan (Boarding School) sebagaimana Sesungguhnya term boarding school
tertulis dalam Word net adalah “a private bukan sesuatu yang baru dalam konteks
school where students are lodged and fed as pendidikan di Indonesia. Karena sudah sejak
well as taught”, artinya adalah: “sebuah lama lembaga-lembaga pendidikan di
sekolah swasta di mana siswa diasramakan, Indonesia menghadirkan konsep pendidikan
diberi makan serta diberi pelajaran”. (Bahtiar boarding school yang diberi nama “Pondok
2012) Pesantren”. Pondok Pesantren ini adalah cikal
bakal boarding school di Indonesia. Dalam
lembaga ini diajarkan secara intensif ilmu-

209
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

ilmu keagamaan dengan tingkat tertentu  Program Pendidikan Paripurna


sehingga produknya bisa menjadi “Kiyai atau Sekolah berasrama ini dirancang untuk
Ustadz” yang nantinya akan bergerak dalam program pendidikan yang komprehensif
bidang dakwah keagamaan dalam masyarakat. - holistic dari program pendidikan
Di Indonesia terdapat ribuan pondok keagamaan, academic development, life
pesantren dari yang tradisional sampai yang skill(soft skill dan hard skill) sampai
pesantren modern. membangun wawasan global (konteks
Pesantren tradisional adalah sebuah belajar ilmu ataupun belajar hidup).
pendidikan tradisional yang para siswanya  Fasilitas Lengkap
tinggal bersama dan belajar di bawah Sekolah berasrama tidak sekedar
bimbingan guru yang lebih dikenal dengan tersedianya fasilitas kelas, laboratorium,
sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk clinic, sarana olah raga semua cabang
tempat menginap santri. Santri tersebut olah raga dan laion-lainnya, tapi tersedia
berada dalam kompleks yang juga juga fasilitas kamar, dapur hingga ruang
menyediakan masjid untuk beribadah, ruang diskusi/makan bersama.
untuk belajar, dan kegiatan keagamaan  Guru sekolah dan Guru asrama
lainnya (Prasodjo, 1982), (Iqra, 2010) Dapat dikatakan bahwa kecerdasan
Ketika dipertengahan tahun 1990 an intellectual, social, spiritual, dan
masyarakat Indonesia mulai gelisah dengan kemampuan paedagogis-metodologis
kondisi kualitas generasi bangsa yang dari para gurunya merupakan ruh
cenderung terdikotomi secara ekstrim—yang mudarris di sekolah berasrama tersebut.
pesantren terlalu keagama dan yang sekolah Bahkan dapat dikatakan adanya
umum terlalu keduniawian—ada upaya untuk pendidikan dilakukan oleh guru sekolah
mengawinkan pendidikan umum dan dan pengasuhan dilakukan oleh guru
pesantren dengan melahirkan term baru yang asrama.
disebut boarding school atau internat yang  Lingkungan yang Kondusif
bertujuan untuk melaksanakan pendidikan Semua elemen dalam sekolah berasrama
yang lebih komprehensif-holistik, ilmu dunia ini terlibat dalam proses pendidikan.
(umum) dapat capai dan ilmu agama juga Aktornya tidak hanya guru atau bisa
dikuasai. Maka sejak itu mulai munculah dibalik gurunya bukan hanya guru mata
banyak sekolah boarding yang didirikan yaitu pelajaran, tapi semua orang dewasa
SMA Madania di Parung Bogor, SMA Al- yang ada di boarding school adalah
Azhar di Lippo Cikarang, SMA Insan guru. Siswa diajarkan melihat langsung
Cendekia di Serpong, SMA Dwiwarna di praktek kehidupan dalam berbagai
Parung Bogor, SMP dan SMA Al-Kautsar di aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di
Sukabumi, SMA Salman Al-Farisi, SMA dalam kelas, tapi juga kehidupan
IIBS di Lippo Cikarang. Boarding school kesehariannya.
adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana  Heterogennya latar belakang siswa
peserta didik dan juga para guru dan Cenderung sedikit dengan jumlah siswa-
pengelola sekolah tinggal di asrama yang siswi yang tidak banyak seperti kelas
berada dalam lingkungan sekolah dalam sekolah umum. Sekolah berasrama ini
kurun waktu tertentu biasanya satu semester biasanya menampung siswa dari
diselingi dengan berlibur satu bulan sampai berbagai latar belakang yang tingkat
menamatkan sekolahnya (Dhofier, 1983), heteroginitasnya tinggi, sehingga sangat
Wikipedia, 2016) baik bagi anak untuk melatih wisdom
anak dan menghargai pluralitas.
b. Keunggulan Boarding School  Ketatnya tata tertib dan keamanan
Ada beberapa keunggulan Boarding Sekolah berasrama berupaya secara total
School jika dibandingkan dengan sekolah untuk menjaga keamanan siswa-
regular yaitu (Muslimin, 2008), (Madjid, siswinya. Makanya, banyak sekolah
1997), (Rohadi Abdul, et al, 2005) asrama yang mengadop pola pendidikan
militer untuk menjaga keamanan siswa-

210
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

siswinya. Tata tertib dibuat sangat rigid pemberdayaan otak kiri dan otak kanan.
lengkap dengan sangsi-sangsi bagi Dengan pengertian ini, seharusnya
pelanggarnya. pembelajaran di SIT dilaksanakan dengan
pendekatan berbasis (a) problem solving yang
2.2. Pemahaman Sekolah Islam Terpadu melatih peserta didik berfikir kritis,
Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya sistematis, logis dan solutif (b) berbasis
adalah sekolah yang mengimplementasikan kreativitas yang melatih peserta didik untuk
konsep pendidikan Islam berlandaskan Al berfikir orsinal, luwes (fleksibel) dan lancer
Qur’an dan As-Sunnah. Konsep operasional fan imajinatif. Keterampilan melakukan
SIT merupakan akumulasi dari proses berbagai kegiatan yang bermanfaat dan penuh
pembudayaan, pewarisan dan pengembangan maslahat bagi diri dan lingkungannya.
ajaran agama Islam, budaya dan peradaban SIT juga memadukan pendidikan
Islam dari generasi ke generasi. Istilah aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah. Artinya, SIT
“Terpadu” dalam SIT dimaksudkan sebagai berupaya mendidik peserta didik menjadi
penguat (taukid) dari Islam itu sendiri. anak yang berkembang kemampuan akal dan
Maksudnya adalah Islam yang utuh intelektualnya,meningkat kualitas keimanan
menyeluruh, Integral, bukan parsial, dan ketaqwaannya kepada Allah SWT,
syumuliah bukan juz’iyah. Hal ini menjadi terbina akhlak mulia, dan juga memiliki
semangat utama dalam gerak da’wah dibidang kesehatan, kebugaran dan keterampilan dalam
pendidikan ini sebagai “perlawanan” terhadap kehidupannya sehari – hari.
pemahaman sekuler, dikotomi, juz’iyah. SIT memadukan keterlibatan dan
Dalam aplikasinya SIT diartikan sebagai partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu:
sekolah yang menerapkan pendekatan sekolah, rumah dan masyarakat. SIT berupaya
penyelenggaraan denganmemadukan untuk mengoptimalkan dan sinkronisasi peran
pendidikan umum dan pendidikan guru, orang tua dan masyarakat dalam proses
agamamenjadi satu jalinan kurikulum. pengelolaan sekolah dan pembelajaran
Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran sehingga terjadi sinergi yang konstruktif
dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari dalam membangun kompetensi dan karakter
bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak peserta didik . orang tua dilibatkan secara
ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak aktif untuk memperkaya dan memberi
ada “sekularisasi” dimana pelajaran dan perhatian yang memadai dalam proses
semua bahasan lepas dari nilai dan ajaran pendidikan putra – putri mereka. Sementara
Islam, ataupun “sakralisasi” dimana Islam itu, kegiatan kunjungan ataupun interaksi
diajarkan terlepas dari konteks kemaslahatan keluar sekolah merupakan upaya untuk
kehidupan masa kini dan masa deepan. mendekatkan peserta didik terhadap dunia
Pelajaran umum, seperti matematika, nyata yang ada ditengah masyarakat.
IPA,IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, Dengan sejumlah pengertian diatas,
keterampilan dibingkai dengan pijakan, dapatlah ditarik suatu pengertian umum yang
pedoman dan panduan Islam. Sementara komprehensif bahwa SIT adalah Sekolah
dipelajaran agama, kurikulum diperkaya Islam yang diselenggarakan dengan
dengan pendekatan konteks kekinian dan memadukan secara Integratif nilai dan ajaran
kemanfaatan, dan kemaslahatan. Islam dalam bangunan kurikulum dengan
SIT juga menekankan keterpaduan pendekatan pembelajaran yang efektif dan
dalam metode pembelajaran sehingga dapat pelibatan yang optimal dan koperatif antara
mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan guru dan orangtua, serta masyarakat untuk
konotif. Implikasi dari keterpaduan ini membina karakter dan kompetensi peserta
menuntut pengembangan pendekatan proses didik. (Jsit, 2016), (Rochidin, 2004)
pembelajaran yang kaya, variatif dan
menggunakan media serta sumber belajar 3. METHODOLOGI
yang luas dan luwes. Metode pembelajaran
menekankan penggunaan dan pendekatan Pada bagian ini dipaparkan metode
yang memicu dan memacu optimalisasi palaksanaan dari kegiatan Pengabdian Kepada

211
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

Masyarakat dengan judul “Disain ASRAMA  Ditahap berikutnya, kami melakukan


Sekolah SMP IT Yataama Al-Firdousi survay lapangan, yang bertujuan untuk
Gunung Pati Semarang”, yang meliputi memotret kondisi lingkungannya dan
beberapa tahapan sebagai mana dapat dilihat mengetahui batasan terukur dari lokasi
pada gambar berikut ini: rencana (lihat gambar 02). Pengamatan
kondisi site, dapat dilakukan beberapa
3.1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan cara : Pertama, survey in situ untuk
Metode pelaksanaan yang telah kami memperoleh data actual dan verifikasi
lakukan, adalah sebagai berikut : data/informasi sebelumnya. Kedua,
 Setelah dilakukan proses administratif dilakukan dengan studi yang
dari pengurus Yayasan Yataama Al- menggunakan fasilitas foto satelit (seperti
Firdousi ke pihak perwakilan Universitas Goggle map) dan Ketiga, dilakukan
Diponegoro up. Tim dosen Departement dengan teknik wawancara dengan pihak
Arsitektur FT Undip, maka dilakukan yang berkepentingan (mendapatkan data
koordinasi tim dengan dilakukanlah sekunder).
kunjungan/konsultasi langsung terjun ke  Dalam bimbingan teknis, yang merupakan
lapangan. salah satu tahapan proses perencanaan
Asrama ini, kami melakukan tahapan
bimbingan secara intens seperti merekap
dan membaca data kebutuhan ruang,
analisa tapak hingga studi bentuk
bangunan.
 Analisa kebutuhan ruang
mempertimbangkan :
o Jenis dan banyaknya pelaku dalam
bangunan itu nantinya
o Memahami terlebih dulu standart
besaran ruang
o Memperhitungkan besaran ruangan
o Mempertimbangkan hubungan antar
ruang dan persyratannya
o Mempertimbangkan
zonasi/pengelompokan ruang
 Analisa pertimbangan Tapak
memperhatikan hal-hal :
o Memperhatikan data klimatologi dan
kondisi fisik lingkungan
o Menganalisa syarat terbentuknya
zonasi tapak berdasarkan lintasan
matahari, angin, sirkulasi, topografi,
kebisingan dan lain-lain
o Bersama hasil analisa ruang, pada
akhirnya menciptakan studi bentuk
bangunan
o Memasukan karakter islam dalam
Gambar 02 : sketsa bentuk
(atas) Alur Pikir dan Pelaksanaan Kegiatan,  Hasil rancangan Asrama ini nantinya dan
(tengah) Susunan tim kegiatan Pengabdian beberapa bangunan yang telah ada
Kepada Masyarakat, (bawah) Tim menjadi bahan pertimbangan pembuatan
mempersiapkan menyusun rencana kerja dan
survey lapangan.
Masterplan final dari SMP Islam Terpadu
ini.

212
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

 Sebagaimana telah tersusun dalam Yayasan Yataama Al-Firdausi ataupun


proposal kegiatan ini, bahwa skedul bimbingan teknis dari tim, maka dilakukan
kegiatan ini berlangsuung selama 6 bulan. pengelompokan ruang/bangunanpun.
Dengan rincian pokok kegiatan seperti Pengelompokan dapat ditampilkan pada table
pada tabel dibawah ini : dibawah ini.
Tabel 02 :
4. PEMBAHASAN
Pengelompokan zona bangunan untuk bahan analisa
tapak
Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian ini No zona Nama bangunan/fasilitas
merupakan serangkaian yang diawali dari
proses survey hingga terwujudnya document 1 Zona  Masjid
publik  Parkir Public
teknis awal Perencanaan Disain Asrama SMP  Openspace/lapangan
IT yang disusun oleh tim dosen dari 2 Zona  Pengelola Yayasan
Departement Arsitektur Fakultas Teknik Privat  Asrama
Universitas Diponegoro. Pada bab ini  Bangunan SMP IT
3 Zona  Ruang serbaguna
dipaparkan pembahasan proses tercapainya Service  Rumah dinas pengelola
kegiatan tersebut :  Gudang
 Openspace
4.1. Analisa Perencanaan  Kebun/lapangan
Dalam penganalisaan ruang ini,
dilandasi oleh kebutuhan bangunan apasaja 4.2. Analisa/studi besaran ruang
yang akan didirikan dalam komplek pesantren Sebagaimana disampaikan diatas, bahwa
ini nantinya (masterplan Pesantren ini). Dari lingkup kegiatan Pengabdian Kepada
hasil diskusi panjang antara tim kegiatan dari Masyarakat ini, adalah perencanaan
Undip dan pengelola Yayasan, mereka Bangunan Hunian untuk para siswanya yang
menghendaki adanya beberapa bangunan berada di lingkungan SMP IT Yataama Al-
yaitu : Bangunan Masjid dan bangunan Firdousi Gunung Pati Semarang.
SMPIT Bina Insani – tahap 01, Pengelola Mengapa bangunan hunian ini
Yayasan, Perumahan para Ustads, Asrama diprioritaskan terlebih dulu daripada SMPIT
Putri, Bangunan SMP IT tahap 02, Bangunan nya setelah pengembangan/ pembangunan
Serba Guna dan Bangunan Penunjang Masjid ?
lainnya. Sebagaimana telah dilakukan kegiatan
Proses perencanaan dan pembangunan Pengabdian yang serupa di lokasi ini, salah
dilakukan dengan cara bertahap, dimana satu pertimbangan di dirikan bangunan masjid
diawali dengan pembangunan Masjid dan dilingkungan baru ini adalah melengkapi
pelengkapnya dan beberapa bangtunan SMP sarana peribadatan islam yang mewarnai
IT Bina Insani dalam yang berfungsi sebagai nuasa ibadah di daerah Gunung Pati ini.
pelengkap dan penujang fasilitas sarana Kehadiran suatu bangunan baru yang juga
ibadah dilingkungan ini. Secara sistematis dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya,
tahapan pembangunan adalah sebagai berikut: menjadikan indicator bahwa kehadiran
Pesantren dibawah Yayasan Yataama Al-
Tabel 01 : Firdausi ini disambut dengan tangan terbuka
Pengelompokan bangunan berdasarkan rencana oleh masyarakat sekitarnya. Minat belajar
pembangunan
No Tahapan Nama bangunan
berbasis islam sejauh ini banyak dijuga
dilakukan di Masjid-masjid, oleh karena itu
1 Tahap Pertama Bangunan Masjid suatu bangunan berfunsi sebagai sarana
2 Tahap Kedua Bangunan SMP IT belajar tingkat SMP perlu disediakan.
3 Tahap Ketiga Bangunan Asrama
4 Tahap Keempat Bangunan Pengelola &
Mengamati perkembangan, bahwa para siswa
Gedung serbaguna yang belajar pendidikan islam di lingkungan
5 Tahap Kelima Lansekap lingkungan Gunung Pati ini tinggi dan sebagaian besar
justru berasal dari luar kota/luar daerah, maka
Dari sebaran keberadaan bangunan dalam keterbatasan fasilitas hunian sementara
kawasan SMP IT tersebut, baik dari pihak
213
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

menjadi prioritas diutamakan dalam kebutuhan ruang makan didisain pola makan
perancangan ini. secara berkelompok dengan menggunakan
Konsep disain bangunan hunian ini meja besar/panjang, sehingga tiap
memfasilitasi kegiatan istirahat, makan dan pengelompokan meja secara optimal untuk
belajar. Ketiga aktifitas didisain dalam satu makan dan belajar telah distudi sebanyak 6
bangunan asrama ini. Bangunan siswa.
bersusun/berlantai dua menjadi solusi dari
rancangan asrama ini, dimana fasilitas belajar Tabel 04 :
dan makan dijadikan satu dalam satu ruangan, Sketsa rancangan dan perhitungan luas ruang makan &
ruang belajar
pola penggunaannyapun berbeda waktunya. N Ruang kapasita satuan
Bukan dalam pengertian belajar sambil o s
makan. Artinya masing-masing kegiatan ini 1 Kapasitas ruang makan 300 siswa
2 Standard untuk 6 orang 11.84 m2
memiliki skedul waktu yang berbeda, namaun (3.2mx3.7m)
kapasitasnya sama.
3 Ukuran luas Ruang = 650 m2
 Studi besaran ruang tidur 11,84 x (330/6)

Pengelola Yayasan Yataama Al-


Firdousi telah memprediksikan kapasitas
hunian/siswa yang ada atau yang akan
ditampung di kawasan ini sebanyak 300
siswa. Dan ruang principal dari suatu
bangunan hunian atau asrama adalah ruang
tidur. Untuk itulah dalam studi besaran ruang Gambar 04 :
ini, kami detailkan kajiannya. Studi besaran ruang makan dan ruang belajar (Neufert,
Pola kebutuhan ruang tidur didisain dengan 1980)
penggunaan tempat tidur susun, sehingga
effesiensi ruang dan keakraban sisiwa juga Dari studi besaran ruang principal bangunan
terjadi pada ruangan tidur ini. asrama diatas, berikut ini daftar rekapitulasi
program ruangnya.
Tabel 03 :
Sketsa rancangan dan perhitungan luas kamar tidur Tabel 05 :
No Ruang kapasitas satuan Tabel rekapitulasi total luas ruangan untuk Asrama.
1 Kapasitas ruang 300 siswa No Ruang Luas
makan (a) 1 Ruang Tidur 690 m2
2 Standard untuk 4 9.24 m2 2 Ruang Makan 650 m2
orang tempat tidur 3 Ruang Belajar 650 m2
susun (2.8mx3.3m) 4 Ruang Jemur 230 m2
3 Ukuran luas Ruang 690 m2 5 Ruang Saji 160 m2
= 9,24 x (300/4) 6 Gudang 60 m2
7 R.Penjaga 60 m2
jumlah (A) 2500 m
Sirkulasi 20% (A) 500 m2
Total 3000 m2

4.3. Analisa Tapak


Analisa ini dilakukan setelah dilakukan
Gambar 03 : terlebih dulu analisa program ruang atau
Studi besaran ruang tidur kapasitas 300 siswa (Neufert, program kebutuhan bangunan secara
1980) keseluruhan dalam kawasan ini, sebagaimana
telah dipaparkan diatas.
 Studi besaran ruang tidur
Pada fasilitas ruang makan dan
belajarpun, oleh Pengelola Yayasan Yataama
Al-Firdousi telah memprediksikan
berkapasitas 300 siswa. Besaran ruang untuk

214
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

Sehingga pepetaan profil vegetasi


lingkungannya sangatlah diperhatikan.
Diantaranya akan dikaji tanaman apa sajakah
yang eksis/tumbuh subur di wilayah ini
hingga pada pohon apa sajakah yang eksis
ditapak yang perlu dipertahankan.
Hasil akhir dari kajian / analisa tapak ini
telah didapatkan pemetaaan zonasi yang
komprehensif diantara kelima analisa tersebut
diatas. Sebagaimana terlihat pada gambar
Gambar 05 : berikut ini.
Lokasi Perencanaan bangunan Asrama

Bahwa dalam analisa tapak ini, kita


telah mendapatkan 3 (tiga) pengelompokan
zona, yaitu zona public, zona privat dan zona
service. Ketiga zona inilah yang dikaji
perletakannya dalam tapak perencanaan kami
ini.Tapak seluas sekitar 4,00 Ha, berbentuk
memanjang ke arah Barat Laut – Tenggara,
memiliki ukuran lebar lebih dari 100 meter
dan panjang 375 meter ini berada pada
kondisi kontur relative datar. Kajian terhadap Gambar 06 :
tapak ini meliputi beberapa hal kajian yang Zonasi/pengelompokan bangunan pada lokasi
dilakukan secara umum dalam proses perencanaan
perencanaan disain arsitektur : pertama,
analisa Aksesbilitas menuju lokasi, guna 4.4. Studi bentuk bangunan
memetakan zona pencapain terhadap Pada tahap ini, setelah dilakukan analisa
pertimbangan kemudahan/ kesulitan dalam ruang dan tapak serta masukan pertimbangan
pencapaian lokasi. Kedua, analisa kebisingan kebutuhan ruang/ bangunan dari pengurus
dilakukan guna memetakan antara zona Yayasan YATAAMA AL-FIRDOUSI, maka
ketenangan (bebas kebisingan) dengan zona tim memberikan solusi yang tentunya
yang relative bising dikemudian hari. Ketiga, pertimbangan aspek disain arsitekturis yang
analisa Angin dan lintasan matahari. Hal ini menjadi modal kompetensi dari para anggota
dilakukan untuk memetakan zona yang tim (Sugiharjo, 1980), Soepadi, S. S. 1986,
berpotensi mendapatkan sirkulasi udara Dalam studi, terdapat 3 (tiga)
masimal pada skala iklim pertimbangan dalam studi bentuk bangunan
lingkungannya/mikro dan pemetaan terhapat ini : Pertama, bentuk bangunan respond
potensi panas atau redup terhadap arah terhadap iklim tropis (Ranti, 1980), (Prianto,
lintasan matahari sepanjang hari, baik pada 2013), yaitu dengan pemakaian tritisan yang
pagi hari ataupun sore hari. Keempat, analisa lebar. Kedua, bangunan ini terbentuk/tersusun
topografi dilakukan untuk mendapatkan profil dua lantai, sebagaimana hasil kajian diatas.
ketinggian permukaan tanah di area tapak Dan ketiga, studi bentuk yang mencerminkan
terhadap profil ketinggian tanah di area karakter islam, yaitu diantaranya pemakaian
lingkungannya, hal ini dilakukan diantaranya warna hijau dan bentuk/penyelesaian
akan didapatkan solusi arah saluran lengkungan pada dua pilar. Dari studi
pembuangan limbah/aliran air hujan dari sebelumnya, bahwa warna muda diterapkan
tapak ke lingkungan luar. Dan kelima, analisa pada bidang-bidang yang terkena langsung
vegetasi. Kajian ini kami rasa sangat penting sinar, agar pengaruh panas tidak langsung
dilakukan, karena kondisi tapak awal pada cepat masuk kedalam ruangan (Prianto,
saat ini masih berada pada lingkungan yang 2010). Secara sketsa ilustrasi studi bentuk ini
relative masih hijau/area perkebunan. dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

215
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

Gambar 07 :
Proses perwujudan bentuk bangunan

4.5. Penyusunan Dokument Disain


Seluruh proses diatas, dikomunikasikan
antara pengelola Yayasan dengan Tim
Pengabdian kepada Masyarakat FT Undip
selama beberapa kali pertemuan. Dan diakhir
proses perencanaan, document
perencanaannya tersusun sebagai berikut :
 Gambar 01 : Draf Masterplan.
 Gambar 02 :Denah Asrama
 Gambar 03: Tampak Depan & Gambar 08 :
Belakang Dokument perencanaan produk Kegiatan Pengabdian
 Gambar 04. Tampak Sebelah Kiri dan Kepada Masyarakat dengan judul “ Disain Asrama
SMP IT Yayasan Yatama Al-Firdousi Gunung Pati
Kanan Semarang
 Gambar 05 :Gambar Perspektif.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat dengan judul “Disain
Asrama Sekolah SMP IT Yataama Al-
Firdousi Gunung Pati Semarang “, adalah
sebagai berikut :
 Pola kegiatan ini merupakan contoh dari
bentuk kesinambungan kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat, yaitu
dimana diawali kegiatan serupa untuk
disain Masjidnya yang telah dilakukan
tahun sebelumnya.

216
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X

 Pentahapan pembangunan atau realisasi serba guna hingga perencanaan


dilapangan dari suatu gambar rencana Lansekap.
Master Plan, setidaknya dilakukan  Ragam bentuk-bentuk kegiatan
secara bertahap. Sebagaimana dalam pengabdian masyarakat untuk ranah
kajian disain bangunan hunian/asrama ilmu arsitektur dapat berbasis pada
SMP IT ini, Yayasan Yatama Al- kebutuhan masyarakat ataupun effek
Firdousi melakukan proses prioritas / dari kegiatan lapangan mahasiswa,
urutan sesuai kebutuhan terhadap 6 jenis seperti survay tugas matakuliah,
bangunan adalah : Masjid, Bangunan penelitian mahasiswa, bahkan kegiatan
SMP IT tahap 01, Bangunan Asrama, KKN Tematik (kuliah Kerja Nyata) atau
Bangunan SMP IT tahap 02, Bangunan KKL (Kuliah Kerja/Praktek Lapangan).
Pengelola dan Lansekap lingkungan.
 Perencanaan Asrama ini dapat disebut 6. DAFTAR PUSTAKA
Boarding School, di mana peserta didik -, 2016, DefinisiBording School dalam
dan juga para guru dan pengelola http://www.dictionary30.com/. Dan
sekolah tinggal di asrama yang berada -, 2016, DefinisiBording School
dalam lingkungan sekolah dalam kurun dalamhttp://oxforddictionaries.com/.
-, 2017,
waktu tertentu. Dimana siswa yang
http://michailhuda.multiply.com/journal/item
diterimanya untuk tahap pertama adalah /57/Sistem_Pendidikan_Boarding_School_Ef
siswa putri. ektif_Untuk_Pendidikan_Karakter_Bulding?
 Efesiensi bangunan didapatkan dengan &show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fite
hasil akhir studi bentuk, yaitu dengan m.
disain bangunan dua lantai dan Bahtiar, 2012, Boarding school dan peranannya
penggunaan ruang makan dan belajar di dalam pengembangan pendidikan islam,
area yang sama tanpa mengganggu http://bhakti-
aktivitas keduanya, karena adanya ardi.blogspot.com/2012/07/boarding-school-
memiliki perbedaan waktu yang dan-peranannya-dalam_08.html
Echols, John & Shadily, Hasan. 1996, An English
berbeda.
Indonesian. Jakarta: Gramedia.
 Karakter bangunan Islam ditandai Eddy Prianto, 2010, Efek warna dinding terhadap
dengan 3 hal, yaitu pemakaian warna pemakaian energy listrik dalam rumah
hijau, pemakaian balok lengkung dan tangga, Riptek, Vol.4, No.1, Hal. 31-35.
penampilan kubah miniature pada area Eddy Prianto, 2013, Pilihan bentuk tritisan hemat
entrence bangunan. energy untuk kota Semarang, Riptek Vol. 7,
No. 2, Tahun 2013, Hal. 37 -56
5.2. Saran Eddy, Bambang, Joko, Erni, Gagoek, Sukawi dan
Adapun saran dari kegiatan Pengabdian Septana, 2016, Disain SMP Islam terpadu
Kepada Masyarakat dengan judul “Disain Yataama al-Firdousi Gunung Pati Semarang,
Laporan akhir Pengabdian Kepada
Asrama Sekolah SMP IT Yatama Al-Firdousi
Masyarakat Hibah Bersaing Fakultas Teknik
Gunung Pati Semarang”, antara lain : tahun 2016, Semarang (non-publikasi)
 Kesinambungan yang merupakan ujud Ernst Neufert, 1980, Architects’ Data – the
dari kepeercayaan mitra pada handbook of building types, Halsted Press,
kompetensi para dosen Departement New York 433 halaman.
Arsitektur FT Undip ini. Proyeksi Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri dan
pengembangan kawasan pendidikan Abdul Mukti. 2005, Rekontruksi Pesantren
berbasis islam ini, yang dibawah Masa Depan, Jakarta Utara: PT. Listafariska
naungan Yayasan Yatama Al-Firdousi Putra.
dapat dilanjutkan pada kegiatan- Jsit,2016, Pemahaman Sekilah Islam Terpadu,
kegiatan yang dikemas untuk https://jsit-indonesia.com/sample-
page/pengertian-sekolah-islam-terpadu/.
Pengabdian Kepada Masyarakat Nurcholis Madjid, 1997, Bilik-Bilik Pesantren
berikutnya untuk obyek Perencanaan Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:
SMP IT tahap-02, perencanaan gedung Paramadina

217
Jurnal PPKM II (2017) 207 - 218 ISSN: 2354-869X
Pengertian Pondok Pesantren ,
http://www.iqrabismirabbika.com/2010/05/pe
ngertian-pondok-pesantren.html
Ranti, S. 1980, Rumah Tropis. Jakarta:
PT.Penerbit Djambatan.
Soepadi, S. S. 1986, Anatomi Astruktur. Jakarta:
Pt. Penerbit Djambatan,
Sudjono Prasodjo, 1982, Profil Pesantren, Jakarta:
LP3S.
Sugihardjo, BaE. 1980, Gambar-Gambar Dasar
Ilmu Bangunan, Bina Bangunan
Sutrisno Muslimin, 2008,
https://sutris02.wordpress.com/2008/09/08/pr
oblem-dan-solusi-pendidikan-berasrama-
boarding-school/
Tidjani Djauhari, Mohammad, 2008, Masa Depan
Pesantren, Agenda yang Belum
Terselesaikan. Jakarta: Tajj Publishing.
Wahab, Rochidin, 2004, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Bandung: CV.Alfabeta
Wikipedia, 2016, Asrama - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas,
https://id.wikipedia.org/wiki/Asrama
Zamakhsyari Dhofier, 1983, Tradisi Pesantren
Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta: LP3S.

218

Anda mungkin juga menyukai