Anda di halaman 1dari 9

1.

(EMPATI &SIMPATI)

Pengertian Empati dan Simpati

 Simpati adalah melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan


menggunakan cara yang menurut kita baik, menurut kita
menyenangkan, menurut kita benar. Misalnya, mengucapkan selamat
ulang tahun pada sahabat, dsb.
 Empati, adalah melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan
menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut
orang lain itu menyenangkan, yang menurut orang lain itu benar.
Contoh bila sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama
merasakan kehilangan dan hendaknya pergi melayat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Empati

1. Sosialisasi
2. Mood and Feeling
3. Situasi danTempat
4. Proses Belajar dan Identifikasi
5. Komunikasi dan Bahasa
6. Lingkungan

Aspek-aspek dalam Empati


Berdasarkan aspek empati yang dibuat oleh Davis (1983) dalam Maria
Ulfah & Mira Aliza Rachmawati yaitu sebagai berikut :

1. Pengambilan Perspektif/Perspective Taking (PT)


Kemampuan seseorang untuk mengambil sudut pandang psikologis seseorang secara
sepontan.

2. Fantacy
Kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara imajinatif dalam
mengalami perasaan dan tindakan dari karakter khayal dalam buku, film, cerita atau
orang lain disekitarnya.
3. Empathic Concern (EC)
Perasaan simpati yang berorientasi pada orang lain dan perhatian terhadap
kemalangan orang lain.
4. Personal Distress (PD)
Personal Distress sebagai pengendalian reaksi pribadi terhadap penderitaan orang
lain, yang meliputi perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, dan tidak berdaya.

Manfaat Empati

1. Disukai oleh orang-orang di sekitarmu


2. Menjauhkanmu dari sikap egois
3. Menumbuhkan rasa cinta pada sesama
4. Menghilangkan sikap sombong
5. Membuat diri kita lebih bersyukur
6. Mengembalikan kemampuan evaluasi dan kontrol diri
Cara Meningkatkan Empati

1. Belajar untuk lebih peka dengan hal-hal kecil di sekitar


2. Jangan pernah merasa tinggi hati terhadap orang lain
3. Bayangkan jika kamu menjadi orang lain
4. Menerima perbedaan
5. Bertemanlah dengan siapa saja

2. Komunikasi verbal dan non verbal


 Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan tulisan
ataupun lisan. Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa yang
outputnya berupa ucapan atau tulisan kata-kata. Komunikasi verbal efektif
selama orang yang berinteraksi mengerti bahasa yang digunakan.
 Bentuk komunikasi verbal
1. Sisi Pemberi
Jenis komunikasi ini biasanya terdiri dari berbicara dan menulis. Sebagai
sisi yang menyampaikan ide, maksud dan informasi, hal ini juga bisa
disebut sebagai komunikasi aktif.

2. Sisi Penerima

Jenis komunikasi ini biasanya terdiri dari mendengar dan membaca.


Sebagai sisi yang menyerap ide maksud dan informasi dari pihak lain, hal
ini bisa disebut sebagai komunikasi pasif.

 Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa


secara langsung. Hal seperti lambaian tangan untuk menyatakan selamat
tinggal adalah contoh yang paling sederhana. Komunikasi tidak memiliki
struktur yang standar seperti bahasa, tapi dengan interpretasi dan logika, orang
dapat mengerti maksud orang lain tanpanya.
 Bentuk komunikasi non verbal
1. Komunikasi Objek
Komunikasi objek adalah jenis komunikasi non verbal yang
memanfaatkan benda sebagai medium. Contoh saja saat ada kecelakaan di
jalan raya, polisi menggunakan cone atau corong untuk menandai area untuk
memberi peringatan.
2. Komunikasi dengan Sentuhan
Sentuhan ini biasanya merupakan jenis komunikasi non verbal yang
menunjukan relasi antara orang yang melakukannya. Contoh saja seperti
berjabat tangan, berpelukan, pukulan dan sebagainya.

3. Komunikasi yang Memanfaatkan Waktu

Komunikasi ini biasanya sulit digunakan untuk mengungkapkan


maksud. Tapi di kegiatan tertentu biasanya komunikasi ini berhubungan
dengan durasi yang harusnya normal tapi dibuat lebih lama atau lebih
sebentar.
Contoh saja saat seorang datang pagi ke pekerjaannya, ia
mengkomunikasikan dia antusias untuk bekerja. Di sisi lain saat janjian dan
seorang datang terlambat, ia menunjukan rasa tidak menghormati partner
janjiannya.
4. Komunikasi dengan Gerakan Tubuh
Komunikasi ini adalah yang paling sering dilakukan orang untuk
melengkapi komunikasi verbal. Contoh sederhananya adalah gaya tuhu, lirikan
mata, ekspresi wajah atau gerakan tangan.

5.Komunikasi simbolik
merupakan sebuah pergerakan dalam sosiologi, berfokus pada cara-
cara manusia membentuk makna dan susunan dalam masyarakat melalui
percakapan. Dalam bentuknya yang paling mendasar, sebuah tindakan sosial
melibatkan sebuah hubungan dari 3 bagian, gerakan tubuh awal dari salah satu
individu, respon dari orang lain terhadap gerakan tubuh tersebut, dan sebuah
hasil.hasilnya adalah arti tindakan tersebut bagi pelaku komunikasi.
6.Metakomunikasi merupakan
uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan
komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan
verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang
marah. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan
sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang
menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.

3. Komunikasi pada lansia


 Komunikasi pada lansian
yaitu komunikasi yang harus memperperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan
komunikasi yang tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta
memperhatikan waktu yang tepat.
 Komunikasi non verbal
1. Simbol, contohnya cara berpakaian menentukan identitas pribadi seseorang.
2.Nada suara (tone voice), bisa menunjukkan emosi seseorang,
mengindikasikan emosi pada lansia. Pada lansia saat kita berkomunikasi
hendaknya menggunakan nada yang rendah.
3. Body language, dapat digunakan untuk memvalidasi maksud atau tujuan
komunikasi. Body language pasien harus diperhatikan karena body
language yang tidak sesuai dapat menjadi barier komunikasi. Oleh karena
itu perawat harus menempatkan diri untuk berkomunikasi dengan lansia.
4. Space or distance, and position. public space, area tidk ada hubungan
dengan orang lain (>12 kaki). social space, komunikasi terjadi dalam tahap
interpersonal (4-12 kaki). personal space, seberapa dekat orang dapat
berkomunikasi dengan kita dan kita merasa nyaman (18 inci – 4 kaki). intimate
space, hanya orang tertentu yang boleh masuk.
5.Gesture, digunakan untuk membantu menyampaikan maksud dari
komunikasi. gesture sangat membantu pada orang yang tidak dapat
mendengar.
6.Ekspresi wajah, digunakan untuk komunikasi antarbudaya dan bangsa.
karena ekspresi takut, marah, sedih, senang, dll bisa ditunjukkan lewat
ekspresi wajah.
7. Kontak mata, posisi sejajar menunjukkan respect terhadap lawan bicara
8. Kecepatan komunikasi, jangn tergesa-gesa ketika berkomunikasi dengan
lansia, karena menyebabkan kebingingan dan frustrasi.
9. Waktu, terlalu menyampaikan di awal membuat lansia lupa. dan
menyampaikan diakhir membuat stress atau frustrasi. komunikasi di malam
hari mengganggu waktu tidur lansia.membutuhkan yang lebih lama dan sabar
untuk komunikasi dengan lansia.
10.Sentuhan, metode untuk mengungkapkan perhatian dan caring. sentuhan
terapeutik dapat menurunkan ansietasn depresi, dapat meningkatkan
keberadaan dan rasa penghargaan bagi lansia.
11. Silence, bentuk komunikasi yang ditunjukkan ketika lansia berduka,
cemas, sakit.
 Komunikasi verbal

Secara formal digunakan untuk menunjukkan maksud dan tujuan


tertentu. Secara informal untuk bersosialisasi. Komunikasi efektif harus
diawali dengan bahasa verbal yang tepat, seperti memanggil nama.

 Teknik komunikasi verbal


1. Teknik informing. Bahasa singkat danjelas, mudah dimenerti, pada teknik ini
perawat bersifat aktif dan pasien pasif. akan tetapi metode ini tidak efektif.
2.Bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi spesifik.
jika berlebihan dapat menyebabkan lansia defensif. (menggunakan pertanyaan
tertutup ya/tidak). bertanya terbuka-tertutup : meliputi pertanyaan reflektif,
klarifikasi, parafrase, ex : anda sedang sedih, mengapa?
3. Berhadapan langsung (confronting). Ketika respon verbal dan non verbal
pada lansia tidak sama, teknik ini dapat dialkukan. tidak dianjurkan pada klien
lansia yang sedang gelisah atau bingung.
4.Social communication. Tujuannya untuk lebih membina hubungan saling
percaya dengan lansia. untuk memperoleh informasi lain diluar info kesehatan
lansia.

 Komunikasi tarpeutik pada lansia pada masalah fisik

Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang di


alami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di
capai dan di kembangkan serta penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.

 Komunikasi tarapeutik pada lansia pada masalah mental


Karena pendekatan ini sifatnya absrak dan mengarah pada perubahan prilaku,
maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan
pendekatan ini perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter,
interpreter terhadap sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-
masalah yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.

 Hambatan Berkomunikasi Dengan Lansia


Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan
terganggu apabila ada sikap agresif dan sikan nonasertif.
•Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di tandai dengan prilaku-prilaku
di bawah ini:
1.Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
2.Meremehkan orang lain
3.Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
4.Menonjolkan diri sendiri
5.Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun
tindakan.

•Non asertif
Tanda tanda dari non asertif ini antara lain :
a)Menarik diri bila di ajak berbicara
b)Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
c)Merasa tidak berdaya
d)Tidak berani mengungkap keyakinaan
e) Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f)Tampil diam (pasif)
g)Mengikuti kehendak orang lain
h)Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain.

Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupkan hal yang wajar


seiring dengan menurunya fisik dan pskis klien namun sebagai tenaga
kesehatan yang professional perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan
tersebut untuk itu perlu adanya teknik atau tips-tips tertentu yang perlu di
perhatikan agar komunikasi berjalan gengan efektif antara lain
1.Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien
2.Keraskan suara anda jika perlu
3.Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat
melihat mulut anda.
4.Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.
Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang
cukup.
5.Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat
kelemahannya. Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil
bahwa klien tidak kooperatif.
6.Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang
yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner
yang tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahamannya.
7.Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat
pendek dengan bahasa yang sederhana.
8.Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.
9.Serasikan bahasa tubuh anda denagn pembicaraan anda, misalnya ketika
melaporkan hasil tes yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita
tersebut adalah bagus seharusnya di buktikan dengan ekspresi, postur dan nada
suara anda yang menggembirakan (misalnya denagn senyum, ceria atau
tertawa secukupnya).
10.Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.
11.Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
anda.
12.Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan
keinginan anda menyelesaikan kalimat.
13.Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkanya.
14.Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.
15.Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama anda.
Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat
membantu proses komunikasi.
4. Konsep komunikasi dalam keanekaraagaman budaya
 untuk mencapai komunikasi antarbudaya yang benar-benar efektif ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
(1) menghormati anggota budaya lain sebagai manusia;
(2) menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana
yang dikehendaki;
(3) menghormati hak anggota budaya lain untuk bertindak berbeda dari cara
bertindak
 Yg harus di hindari dalam komunikasi antar budaya
1. Etnosentrisme merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya
sendiri lebih unggul dari budaya lain.
2. Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan
sekelompok orang, tanpa mempertimbangkan kepribadian atau keunikan
masing-masing individu.
 3. Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena
terhadap RAS tertentu.

Anda mungkin juga menyukai