Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambar 1
Segitiga Api (Fire Triangle)
B. Teori Kebakaran
Kebakaran adalah suata reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung cepat dari
suatu bahan yang disertai dengan timbulnya nyala api atau penyalaan. Kebakaran secara
umum juga dapat diartikan sebagai peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak
terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda. Menurut
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DKKKN) kebakaran adalah suatu
peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan
kerugian, baik kerugian materi ( berupa harta benda, bangunan fisik, deposit/asuransi,
fasilitas sarana dan prasarana, dll) maupun kerugian non materi (rasa takut, shock, dll)
hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut.
C. Sifat-sifat Kebakaran
Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat, antara lain:
1. Terjadinya secara tidak terduga.
2. Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.
3. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan
3 unsur segitiga api.
D. Klasifikasi Kebakaran dan Media Pemadamannya
Klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian kebakaran atas
dasar jenis bahan bakarnya. Pengklasifikasian kebakaran ini bertujuan untuk
memudahkan usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran. Klasifikasi kebakaran yang
dimiliki di Indonesia mengacu pada standard Nasional Fire Protection Association
(NFPA Standard No. 10, for the installation of portable fire extinguishers) yang telah
dipakai oleh PERMENAKERTRANS RI No. Per 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi dari
kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Kelas A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam.
Kelas ini mempunyai ciri jenis kebakaran yang meninggalkan arang dan abu.
Unsur bahan yang terbakar biasanya mengandung karbon. Misalnya: kertas, kayu,
tekstil, plastik, karet, busa, dan lain-lain yang sejenis dengan itu. Aplikasi media
pemadam yang cocok adalah bahan jenis basah yaitu air. Karena prinsip kerja air
dalam memadamkan api adalah menyerap kalor / panas dan menembus sampai bagian
yang dalam.
2. Kelas B, yaitu kebakaran bahan cair dan gas yang mudah terbakar.
Kelas ini terdiri dari unsur bahan yang mengandung hidrokarbon dari produk
minyak bumi dan turunan kimianya. Misalnya: bensin, aspal, gemuk, minyak,
alkohol, gas LPG, dan lain-lain yang sejenis dengan itu. Aplikasi media pemadam
yang cocok untuk bahan cair adalah jenis busa. Prinsip kerja busa dalam
memadamkan api adalah menutup permukaan cairan yang mengapung pada
permukaan. Aplikasi media pemadam yang cocok untuk bahan gas adalah jenis
bahan pemadam yang bekerja atas dasar substitusi oksigen dan atau memutuskan
reaksi berantai yaitu jenis tepung kimia kering atau CO2.
3. Kelas C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan.
Misalnya : peralatan rumah tangga, trafo, komputer, televisi, radio, panel
listrik, transmisi listrik, dan lain-lain. Aplikasi media pemadam yang cocok untuk
kelas C adalah jenis bahan kering yaitu tepung kimia atau CO2.
benda panas adalah CS2 dengan titik nyala -30 C dan suhu penyalaan 100 C. Tanda
peringata flammable (mudah terbakar) diberikan untuk senyawa yang mempunyai titik
senyawa yang mempunyai titik nyala dibawah 22 C dimana senyawa tersebut sangat
mudah terbakar.
Dengan memperhatikan segitiga api (Fire Triangle), terdapat 3 metode untuk
memadamkan api atau kebakaran, yaitu :
a) Starvation, penghilangan bahan bakar atau bahan lain yang mudah terbakar dari
sekitar api dengan maksud mengisolasi api
b) Smothering, mengurangi dengan segera kadar oksigen di sekitar api yaitu dengan
memperkecil kemungkinan masuknya udara
c) Cooling, menurunkan suhu dari bahan bakar yang terbakar sampai dibawah suhu
penyalaan.
d) Emusification/Pengumpulan, suatu teknik pemadam kebakaran dengan memberikan
unsur lain pada bahan yang terbakar sehingga terjadi pengumpulan yang selanjutnya
volum api bisa terkurangi bahkan sampai padam.
e) Pelarutan, suatu teknik pemadaman kebakaran dengan menyiram air pada bahan yang
terbakar sehingga bahan tersebut larut dalam air akibatnya titik nyala bahan yang
terbakar akan semakin tinggi sehingga api akan mudah dipadamkan.
G. Alat Pemadam Kebakaran
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam melakukan
pemadaman kebakaran adalah ketepatan memilih media atau alat pemadam yang
digunakan terhadap kelas kebakaran tertentu. Dengan ketepatan pemilihan media
atau alat pemadam, maka akan dapat dicapai pemadaman kebakaran yang efektif dan
efisien. Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan
pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di
tempat yang bersangkutan.
Gambar 2
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)