Anda di halaman 1dari 39

SUBDIT GEOTEKNIK DAN MANAJEMEN LERENG

DIREKTORAT PEMBANGUNAN JALAN

MAKASSAR, 27 APRIL 2017


DISIAPKAN OLEH :
GJ.WINSTON FERNANDEZ
PRAKTISI GEOTEKNIK JALAN
LINGKUP BAHASAN
 Latar Belakang
 Kondisi Data Lapangan
 Kondisi Geologi Regional
 Data Tanah
 Pembahasan Teknis
 Saran dan Rekomendasi Penanganan
Latar Belakang
 Sesuai dengan surat Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional I Provinsi Sulawesi Utara Nomor PW.04.01/WIL.1-
SULUT/BPJN XV/1359/2016 tanggal 14 Oktober 2016 Perihal
Konstruksi Proteksi Tanah Bekas Galian dan Frontage Road
Interchange Manado Bypass
 Tim Subdit Geoteknik dan Manajeman Lereng, Direktorat
Pembangunan Jalan telah melakukan survei lapangan pada
tanggal 7 – 9 Desember 2016.
 Telah disampaikan Laporan Teknis hasil peninjauan
lapangan dan Advis Teknik Penanganan.
KASUS 1
LERENG GALIAN INTERCHANGE
MANADO BYPASS
Kondisi Lapangan Interchange Manado Bypass

 Pembangunan Interchange Manado Bypass menempatkan elevasi


punggungan bukit eksisting sebagai elevasi oprit interchange, sedangkan
elevasi terendah jalan berupa galian hingga mencapai kedalaman sekitar
19 meter.
 Di bagian atas daerah Ramp C, dibangun frontage road untuk memfasilitasi
permintaan masyarakat sekitar. Lereng galian di bawah frontage road
tersebut maksimum setinggi 14,50 meter dengan kemiringan talud sekitar
1H : 4 V dan satu terasiring.
 Pelaksanaan mengharuskan demikian karena terbatasnya lahan yang ada.
Kondisi Lapangan Interchange Manado Bypass
(lanjutan)
 Lereng galian terdiri dari material sedimen vulkanik bersifat lepas dan
sensitive terhadap infiltrasi air sehingga mudah jenuh air.
 Dari daerah catchment di bagian atas bukit yang cukup luas dan
ditumbuhi pepohonan yang rimbun terlihat tapak aliran air permukaan
dan adanya rembesan air tanah yang mengalir ke arah lereng galian.
 Secara visual kondisi lereng galian Ramp C cukup stabil, namun material
sedimen vulkanik yang mudah jenuh air tersebut dapat memicu
terjadinya longsoran tebing terutama apabila terjadi penjenuhan di kaki
lereng sehingga lapisan akan mengalir (flow) dan lereng bagian atas akan
ikut terbawa runtuh.
Kondisi Lapangan Interchange Manado Bypass
(lanjutan)

 Konstruksi penahan lereng eksisting yang sudah dan akan dikerjakan


antara lain berupa :
1. Pasangan batu gravity wall dengan perkuatan kolom-kolom beton
(khususnya sebagai perkuatan oprit Flyover 1).
2. Pasangan batu tipis yang juga diperkuat kolom-kolom beton.
3. Beton tipis dengan tulangan wiremesh dan kolom-kolom beton
(khusus di Flyover 1 Abutmen Barat-Laut).
4. Pasangan batu tipis sebagai perkuatan di kaki lereng
 Disamping konstruksi penahan lereng, juga sudah dibangun cross drain dari
interchange ke arah Ramp B maupun ke arah Ramp C.
Kondisi Geologi Regional Interchange Manado Bypass

Sumber : Puslitbang Geologi (1994)


Sumber : Puslitbang Geologi, 1997
Kondisi Geologi Regional Interchange Manado Bypass
 Daerah Sulawesi utara merupakan daerah yang terbentuk oleh bervariasi
endapan mulai dari endapan volkanik, batuan sedimen hingga batuan
malihan (metamorf). Bentang alam yang terbentuk terdiri dari dataran,
perbukitan sedang-tinggi hingga perbukitan terjal dengan pola-pola
sungai yang terbentuk oleh aktivitas struktur dan berlangsung proses
pelapukan.

 Penyusun satuan tanah dan batuan yang ada terdiri dari endapan
volkanik muda (berumur kuarter) yang terdiri dari satuan kerikil, kerakal,
pasir konglomerat, lanau, lempung, breksi, tufa dan batu pasir tufaan.
Endapan sedimen terdiri dari dari batu gamping, batu pasir dan batu
lempung serpih. Sedangkan batuan malihan berupa sekis, amfibol,
genes, kuarsit dan filit.

 Proses struktur yang berkembang merupakan struktur lipatan, patahan


dan kekar yang sebagian sifatnya aktif dilihat dari pertemuan lempeng-
lempeng tektonik yang ada.
Kondisi Geologi Lokal Interchange Manado Bypass

 Ruas jalan Interchange Manado Bypass melintasi Formasi Gunung Api Muda
dalam skala waktu geologi memiliki umur Pleistosen – Holosen atau lebih
muda dari 1.8 Juta tahun yang lalu.

 Formasi Gunung api muda ini terdiri dari lava, bomb (blok batuan beku
vulkanik besar) dan lapili. Di lapangan dijumpai lava andesit di Jembatan
Tambulinas sedangkan di lokasi Interchange Manado Bypass dijumpai pasir
sedimen vulkanik. Dikategorikan sedimen bukan batuan sedimen karena
memang belum mengalami lithifikasi (pembatuan), sehingga mudah lepas
atau mudah dilakukan penggalian. Bomb atau blok batuan beku vulkanik
dengan ukuran yang besar yang dikatakan dalam peta geologi regional
memang tidak dijumpai di lokasi yang diamati, namun terlihat disekitar lereng
ketika melakukan perjalanan di sekitar lokasi Interchange Manado Bypass.

 Selain batuan, peta geologi regional juga menyebutkan bahwa lokasi


Interchange Manado Bypass berada di dekat dengan Zona Sesar Regional,
maka dari itu perlu mendapatkan perhatian lebih terutama terkait dengan
kekuatan konstruksi, mengingat daerah Sulawesi Utara juga termasuk kedalam
daerah terdampak gempa.
Data Tanah (dari Politeknik Negeri Manado)
 Pemboran dalam DB1 di lereng galian dan pengambilan 2 (dua) contoh
undisturb (UDS) di kedalaman -4,00 s/d -6,00 meter (UDS 1) dan -12,00 s/d -
14,00 meter (UDS 2) dari permukaan tanah setempat serta 2 (dua) sampel
tanah permukaan (DS) untuk timbunan.

 Dari data bor DB1 diperoleh informasi kondisi tanah sampai dengan
kedalaman -30 meter hanya terdiri dari 1 (satu) lapisan jenis tanah yaitu tanah
lanau (silt) coklat muda non plastic dengan konsistensi padat sampai sangat
padat, nilai N-SPT antara 14 – 56.

 Contoh UDS 1 diambil pada lapisan lanau dengan nilai N-SPT = 16, sedangkan
UDS 2 diambil pada lapisan lanau dengan nilai N-SPT = 20. Ke dua sampel ini
diambil pada tanah dengan konsistensi medium (N = 10–30), sehingga
diperkirakan sampel sudah mengalami perubahan konsistensi akibat
pengambilan sampel yang memerlukan tumbukan sehingga menjadi contoh
terganggu (DS). Akibat dari sampel yang sudah terganggu, maka nilai
parameter kuat geser (shear strength) tanah tidak menggambarkan kondisi
yang sebenarnya.
Data Tanah (dari Politeknik Negeri Manado)
Data Hasil Uji Laboratorium
Jenis Uji Sampel Sampel UDS 1 UDS 2
1 2 DB DB
(DS) (DS) 4.00-6.00 12.00-14.00
Kadar Air (%) 13,01 13,01 15,566 18,473
Berat Jenis 2,20 2,20 2,73 2,75
Batas Cair (%) 33,11 - 4,90 5,06
Batas Plastis (%) 20,64 - - -
Indeks Plastisitas (%) 12,47 - 4,90 5,06
Susut Linier (%) 5,98 - - -
CBR (%) 12 11 - -
Indeks Kompresi - - 0,048405 0,170320
Kohesi (psi) - - 0,67 1,10
Sudut Geser Dalam (°) - - 23,21 22,30

Sumber : Laporan Politeknik Negeri Manado,2015


Pembahasan Teknis Lereng Galian
Interchange Manado Bypass
Berdasarkan Manual Geotechnical Engineering Investigation (Roy
E.Hunt 2005), dapat diketahui kriteria lereng galian pada berbagai
jenis pelapukan batuan sbb :
Pembahasan Teknis Lereng Galian
Interchange Manado Bypass (lanjutan)
 Lereng galian aman untuk batuan tidak lapuk (segar) adalah bila
membentuk sudut talud 1 H : 4 V, sedangkan untuk batuan lapuk dengan
sudut talud 1 H : 1 V.
 Pada kondisi lereng galian dengan lapisan pembentuk lereng berupa
sedimen vulkanik dengan satuan pasir lepas sebagaimana yang ditemukan
pada lereng galian Interchange Manado Bypass, tentunya sudut talud
galian yang aman harus lebih landai dari batuan segar sehingga dapat
diperkirakan berkisar pada sudut talud sekitar 1H : 2 V.
 Mengingat adanya keterbatasan lahan di lapangan, maka talud yang
dibangun lebih curam (tegak). Pada kondisi jangka pendek memang terlihat
galian masih cukup aman, namun untuk jangka panjang material sedimen
vulkanik yang mudah jenuh air tersebut dapat mentrigger terjadinya
longsoran tebing terutama apabila terjadi penjenuhan di kaki lereng
sehingga lapisan akan mengalir (flow) dan lereng bagian atas akan ikut
terbawa runtuh.
Saran dan Rekomendasi Penanganan
 Dengan mempertimbangkan daerah Manado sebagai daerah terdampak
gempa yaitu dengan konstruksi yang relatif ringan, fleksibel dan mudah
dilaksanakan yaitu :
1. Untuk pelindung lereng (lining) galian di atas Ramp C adalah dgn :
a. Konstruksi pasangan batu setinggi 2,0 meter di bagian kaki lereng dan
di atasnya sampai puncak lereng galian tertinggi dengan lining beton
semprot (shotcrete) yang diperkuat wiremesh.
b. Pada konstruksi ini perlu diperhatikan pemasangan weepholes
(suling-suling) sesuai spesifikasi yaitu diameter pvc 50 mm dengan
pola pemasangan teratur yaitu 1 pipa suling untuk setiap 2 m2 luas
penampang lining.
Saran dan Rekomendasi Penanganan (lanjutan)

 Pada frontage road dibuat superelevasi permukaan dengan kemiringan ke


arah lereng atasnya sehingga aliran air permukaan tidak melimpas ke arah
lereng galian bawah.
 Agar lebih efektif dapat dibangun tanggulan atau kerb.
 Alternatif lain untuk pelindung lereng dapat menggunakan teknik
hydroseeding dengan tanaman agar lereng kembali menjadi hijau atau
menggunakan teknik concrete canvas. Ke dua teknik ini masih belum
banyak digunakan di Indonesia.
SHOTCRETE
CONCRETE CANVAS

HYDROSEEDING
KASUS 2
LONGSORAN TEBING BATUAN
RUAS JALAN NASIONAL MANADO – TOMOHON
KM.13+600 (Jembatan Tambulinas)
Kondisi Lapangan
 Batuan penyusun lereng di lokasi longsoran tebing jalan nasional
Manado - Tomohon Km. 13+600 (sekitar jembatan Tambulinas) adalah
batuan beku lava andesit yang sangat keras dan memiliki berat jenis yang
tinggi. Batuan beku disini adalah lava andesit yang terbentuk dari
pembekuan magma vulkanik di permukaan.
 Masih merupakan bagian dari Formasi Gunung Api Muda, batuan
penyusun lereng disini menampakan adanya intervensi tektonik yang
mempengaruhi kestabilannya. Lava andesit disini memiliki struktur
primer (yang terbentuk saat pembekuan magma) berupa sheeting
joint yang kemudian di potong oleh kekar- kekar yang terbentuk akibat
adanya gaya tektonik setelahnya.
 ltulah sebabnya batuan disini terlihat pecah - pecah bahkan beberapa
diantaranya sudah tinggal menunggu wa ktu jatuhnya. Kondisi tersebut
mempengaruhi kestabilan lereng batuan di lokasi Jembatan Tambulinas.
Jenis longsoran yang telah terjadi dan yang berpotensi terjadi adalah jenis
Runtuhan Batuan (Rock Fall).
RUNTUHAN BATUAN KM. 13+600
Kondisi Lapangan (lanjutan)
 Berdasarkan informasi di lapangan, pada saat hujan terlihat pancuran
air keluar dari celah-celah batuan tersebut. Bersamaan dengan kondisi
tersebut, lereng atas yang sangat tegak (hampir 90°) dan hanya berjarak
kurang dari 3 meter terhadap badan jalan tersebut sering sekali runtuh
ke arah jalan. Runtuhan batu berukuran bongkah-bongkah dengan
diameter hingga mencapai 1 meter tersebut sangat membahayakan
pengguna jalan.

 Konstruksi pasangan batu yang dibangun di kaki lereng dengan tinggi


hanya sekitar 1,00 meter tidak dapat menahan runtuhan tebing dan di
beberapa tempat terlihat batuan hingga melompat (overtopping) dan
jatuh di daerah badan jalan.

 lnformasi lapangan yang diperoleh bahwa tata guna lahan di daerah


atas bukit merupakan permukiman dan kebun, sehingga kemungkinan
terjadinya surface run off pada saat hujan cukup besar.
Pembahasan Teknis

 Untuk lereng atas lokasi jalan nasional Manado-Tomohon Km.13+600


(jembatan Tambulinas) dengan material pembentuk lereng merupakan
batuan andesit berkekar dan pecah-pecah yang dapat dikategorikan
sebagai batuan lapuk maka sesuai dengan Manual Geotechnical
Engineering Investigation (Roy E.Hunt 2005) dapat digunakan sudut talud
aman berkisar 1H : 1V (45°).
 Mengingat di lapangan sudut talud hampir tegak dan tidak mungkin
dilakukan pelandaian karena lereng atas cukup tinggi, maka dapat
dipastikan akan terjadi runtuhan batuan apalagi dipicu oleh aliran air yang
melewati celah-celah antar batu, untuk itu maka perlu dilakukan
penanganan jatuhan batuan.
Saran dan Rekomendasi Penanganan

 Untuk mencegah jatuhan batu mencapai badan jalan maka dapat


dipasang konstruksi fenching sebagai penangkap batuan yang jatuh.
 Sebelum dipasang konstruksi fenching, sebaiknya konstruksi pasangan
batu yang ada ditinggikan hingga mencapai 2-3 meter.
 Tiang konstruksi fenching dipasang di belakang pasangan batu, sehingga
akan membantu menahan tumbukan batu yang jatuh.
 Untuk mengendalikan jatuhan batuan dari lereng atas, dapat dipasang
sistem jaring batuan menggunakan geogrid atau wiremesh.
KONSTRUKSI FENCHING WALL
KONSTRUKSI NETTING
KASUS 3
LONGSORAN TEBING BATUAN
RUAS JALAN NASIONAL MANADO – TOMOHON
KM.14+900 (Tino’or)
Kondisi Lapangan

 Pada ruas jalan nasional Manado- Tomohon Km.14+900 (daerah Tino'or)


badan jalan eksisting sudah merupakan hasil realinyemen jalan baru,
mengingat jalan lama sempat putus total.
 Jalan eksisting sudah diperkuat dengan konstruksi dinding penahan
beton (concrete retaining wall) 2 trap.
 Bekas longsoran lama dengan arah mahkota (crown) longsoran ke arah
jalan lama dan berjarak cukup jauh dari jalan baru tentunya sudah tidak
membahayakan pengguna jalan saat ini karena bila terjadi longsoran
lanjutan, material longsoran tidak akan mencapai jalan baru.
 Namun demikian pada lokasi pertemuan jalan lama dengan jalan baru
masih ditemukan ada bagian lereng tanah di atas jalan setinggi 6 - 8
meter yang berpotensi longsor. Pada kaki lereng sudah dibangun dinding
pasangan batu dengan tinggi sekitar 1meter, namun mengingat curamnya
talud yang ada maka konstruksi yang ada perlu ditinggikan.
LONGSORAN TEBING TANAH
KM.14+900 (TINO’OR)
Pembahasan Teknis

 Lereng tanah di atas jalan nasional Manado-Tomohon Km. 14+900


(Tino'or) dengan tinggi sekitar 6 meter dengan lapisan pembentuk
lereng merupakan tanah residual, maka sesuai dengan Manual
Geotechnical Engineering Investigation (Roy E.Hunt 2005) dapat digunakan
sudut talud aman adalah 2H : 1V atau maksimal dapat diambil 1H : 1V
(45°).
Saran dan Rekomendasi Penanganan

Potensi longsoran tebing tanah di ruas jalan nasional Manado-Tomohon


Km.14+900 (Tino'or) yang hanya dengan pasangan batu setinggi ± 1,00
meter tidak akan efektif mencegah runtuhan tanah ke badan jalan, untuk
itu disarankan untuk membangun :

 Pasangan batu eksisting yang hanya setinggi 1,0 m ditinggikan hingga


mencapai sekitar 2-3 meter.
 Talud tanah di atasnya dilandaikan sehingga membentuk talud 1H : 1V.
Bila diperlukan dapat menggunakan sistem terasiring.
 Untuk mengatasi kemungkinan terjadi erosi permukaan pada tanah
maka dapat ditanami dengan vetiver.
TERIMA KASIH
Mohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan

gjw.fernandez160254@gmail.com
0813 2075 1676

Anda mungkin juga menyukai