Anda di halaman 1dari 8

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN

SENI MUSIK DI SEKOLAH KEJURUAN NON SENI


Suharto
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang
Email: harto1965@gmail.com

Abstrak

Pendidikan Seni Budaya yang termasuk kelompok pelajaran estetika memiliki tu-
juan khusus yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan demikian pembelajarannya
pun dapat dilakukan secara khusus. Sifat seni sang halus, indah ini diharapkan da-
pat membantuk karakter siswa menjadi siswa yang apresiatif, kreatif seperti dalam
proses penciptaan dan penghayatannya. Bidang garap yang berbeda ini yang tidak
semata untuk mencerdaskan diharapkan dapat menunjang tujuan pendidikan se-
cara umum, yaitu menciptakan manusia yang berbudi luhur, kreatif, dan apresiatif.
Tujuan pendidikan seni yang luhur ini masih dimarginalkan di sebagian sekolah
khususnya di sekolah-sekolah kejuruan non seni.

Problem in Implementation of Arts Education in Non-


Arts Vocational Schools
Abstract

Arts and culture education as one of aesthetic subjects have its specific goals and unique
characteristics. Accordingly, the learning and teaching process is done in a specific way.
The refined and beautiful qualities of arts are expected to shape students’ characters to be
appreciative and creative in their creation and internalization. This special field, not merely
made to smarten individuals is expected to support the general education goals, which is to
create civilized, creative, and appreciative figures.

Keywords: pendidikan seni musik, sekolah kejuruan, non seni

PENDAHULUAN nesia. Pendidikan seni diharapkan dapat


menjadi bagian dalam pembentukan ma-
Sewaktu masih ada GBHN kita selalu nusia seutuhnya tersebut. Pendidikan seni
ingat rumusan tujuan pendidikan nasional menurut Jazuli (2008:25) merupakan bagi-
yang antara lain bertujuan untuk mening- an dari rumpun pendidikan nilai. Dalam
katkan kualitas manusia Indonesia, yaitu konteks kebangsaan pendidikan nilai erat
manusia yang beriman dan bertaqwa ke- kaitannya dengan pembentukan dan pen-
pada uhan Yang Mahasa Esa, budi pekerti gembangan watak bangsa. Sehingga, wa-
luhur, dan berkepribadian mandiri, maju, tak yang terbentuk memang bergantung
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdi- pada fungsi dan tujuan pendidikan bagi
siplin, beretos kerja, profesional bertang- bangsa Indonesia, yaitu tujuan pendidikan
gung jawab, produktif serta sehat jasmani nasional.
dan rohani. Manusia yang dianggap ideal Karakter positif yang dimiliki oleh
menurut GBHN tersebut disebut juga ma- para generasi muda yang notabene ma-
nusia paripurna yang tentu saja manu- sih diduduk di bangku sekolah sangat
sia yang berkarakter yaitu karakter yaitu penting. Dengan demikian, melalui jalur
esuai dengan cita-cita luhur bangsa Indo- pendidikanlah lahan yang tepat untuk

87
88 HARMONIA, Volume 12, No.1 / Juni 2012

menggarapnya. Seni Budaya sebagai mata bermartabat. Sehingga pada gilirannya


pelajaran di sekolah yang memiliki bidang akan meningkatkan kualitas hidup masy-
garap rasa dianggap sangat membantu arakat dan negaranya.
untuk menanamkan sikap-sikap atau ka- Pendidikan karakter merupakan sis-
rakter seperti rasa tenggang rasa, disiplin, tem penanaman nilai-nilai kepada warga
keindahan (kehalusan), rasa patriotisme, sekolah yang meliputi komponen pen-
dan lain-lain. Pengertian karakter menurut getahuan, kesadaran atau kemauan, dan
Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah si- tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
fat-sifat kejiwaan, akhlah atau budi pekerti tersebut. Dengan demikian, semua kom-
yang menjadi cirri khas seseorang. Menu- ponen harus dilibatkan, termasuk kom-
rut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), ka- ponen-komponen pendidikan itu sendiri,
rakter mengacu kepada serangkaian sikap yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi dan penilaian, penanganan atau pengelo-
(motivations), dan keterampilan (skills). Ka- laan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
rakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kepribadian seseorang yang terbentuk kurikuler, pemberdayaan sarana prasara-
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan na, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh
(virtues) yang diyakini dan digunakan se- warga sekolah/lingkungan. Di samping
bagai landasan untuk cara pandang, berpi- itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai
kir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan ter- suatu perilaku warga sekolah yang dalam
diri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, menyelenggarakan pendidikan  harus ber-
seperti jujur, berani bertindak, dapat diper- karakter.
caya, dan hormat kepada orang lain. Inter- Permasalah yang juga sering diha-
aksi seseorang dengan orang lain menum- dapi para guru seni budaya SMK adalah
buhkan karakter masyarakat dan karakter ketidaktahuan mereka karena dalam me-
bangsa. Oleh karena itu, pengembangan nyelenggarakan kegiatan pembelajaran di
karakter bangsa hanya dapat dilakukan sekolah yang disebabkan perasaaan keter-
melalui pengembangan karakter individu pinggiran mereka di antara guru-guru bi-
seseorang. Akan tetapi, karena manusia dang lainnya. SMK adalah sekolah vokasi
hidup dalam ligkungan sosial dan buda- yang menyiapkan lulusannya siap terjun
ya tertentu, maka pengembangan karakter di dunia kerja seperti di perusahaan. Se-
individu seseorang hanya dapat dilakukan dangakan Seni Budaya bukanlah pelajaran
dalam lingkungan sosial dan budaya yang yang dianggap pelajaran bidang yang me-
berangkutan. Artinya, pengembangan nunjang keterampilan mereka. Akibatnya,
budaya dan karakter bangsa hanya dapat ketertekanan merekalah yang menonjol
dilakukan dalam suatu proses pendidikan dalam menjalankan kegiatan pembelaja-
yang tidak melepaskan peserta didik dari ran seni jika tidak bisa memberi terobosan
lingkungan sosial,budaya masyarakat, baru dalam pembelajannya. Saat ini pela-
dan budaya bangsa (Kemendiknas, 2010). jaran Seni Budaya hanya mendapat aloka-
Pendidikan merupakan proses pe- si waktu 128 jam selama 3 tahun. Jumlah
warisan budaya dan karakter bangsa bagi jam pelajaran ini dianggap masih jauh dari
generasi muda yang juga berfungsi untuk ideal untuk penyelenggaraan pembelaja-
proses pengembangan budaya dan karak- ran di sekolah. Perlu ada tambahan jam di
ter bangsa untuk meningkatkan kualitas luar kegiatan kurikuler misalnya ekstraku-
kehidupan masyarakat di masa depan. rikuler atau kegiatan seni penunjang lain
Proses ini secara aktif bertujuan untuk sehingga tujuan pendidikan melalui seni
mengembangkan potensi dirinya, peng- khususnya seni musik ini dapat berjalan
hayatan nilai-nilai menjadi kepribadian baik.
mereka sampai pengembangan budaya Kendala lain yang juga masih diha-
dan karakter bangsa untuk meningkatkan dapi oleh para guru dalam penyelengga-
kualitas kehidupan masyarakat yang lebih raan ini adalah persepsi para pengambil
Suharto, Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Kejuruan Non Seni 89

keputusan baik di tingkat sekolah mau- lajarannya pun berbeda dengan yang lain.
pun dinas kabupaten/kota yang masih Hal ini sangat bermanfaat bagi kebutuhan
menomorduakan pendidian seni di seko- perkembangan siswa. Dalam pendidikan
lah SMK non seni ini. Keadaan ini masih seni untuk mencapai kebermaknaan ini di-
diperparah dengan anggapan sebagain kenal dengan pendekatan “belajar dengan
siswanya yang menganggap pelajaran seni seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar
(musik) tidak lebih penting dari pada pela- tentang seni”. Kegiatan dengan pende-
jaran lain yang lebih mendukung keteram- katan ini adalah untuk memberikan pen-
pilan mereka sesudah lulus. galaman estetik dalam bentuk kegiatan
berkreasi atau berekspresi, dan berapre-
Peran Pendidikan Seni di Sekolah siasi. “Belajar dengan seni” mengandung
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan makna bahwa dalam aktivitas belajar apa
Pendidikakan (KTSP), cabang mata pe- pun kita bisa melibatkan seni di dalamnya.
lajaran Seni Budaya yang tediri dari seni Misalnya, belajar sambil mendengarakan
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater musik. “Belajar melalui seni” bermakna
memiliki tujuan antara lain: (1) memaha- bahwa seni bisa digunakan sebagai sara-
mi konsep dan pentingnya seni budaya; na untuk mempelajari hal-hal atau bidang
(2) memahami sikap apresiasi terhadap yang lain. Misalnya, dalam mempelajari
seni budaya; (3) menampilkan kreativitas lagu, di samping belajar musik kita juga
melalui seni budaya; dan (4) menampil- bisa sambil mempelajari sastra, sejarah,
kan peran serta dalam seni budaya dalam nasionalisme, sosial, agama dan lain-lain.
tingkat lokal, regional maupun global. Ma- Konsep ini menganut pendapat yang dipo-
sing-masing cabang seni tersebut memiliki pulerkan oleh H. Read (1970) yang dikenal
ruang lingkup sendiri berdasarkan bidang dengan pendekatan education through art.
dan karakter seni tersebut. Seni musik Dan, “belajar tentang seni” bermakna bah-
memiliki ruang lingkup yang mencakup wa untuk mencapai tujuan estetis siswa
kemampuan untuk menguasai olah vo- bisa langsung belajar pada seni tersebut
kal, memainkan alat musik, dan apresiasi yang meliputi segala aspek yang ada da-
karya musik. Dari ruang lingkup inilah lam seni tersebut. Misalnya, siswa belajar
kemudian dijabarkan melalui SK dan KD musik diharapkan siswa mampu mengu-
pada setiap tingkatannya. asai musik atau tujuan dari pembelajaran
Walaupun mata pelajaran Seni Bu- musik tersebut agar mampu menyanyikan
daya mengandung unsur kata “budaya” atau memainkan musik tersebut sesuai
namun aspek budaya ini tidak dibahas dengan tujuan pembelajarannya.
secara tersendiri melainkan terintegrasi Pendidikan Seni Budaya yang me-
dalam seni. Mata pelajaran Seni Budaya miliki karakteristik sendiri inilah yang
merupakan pendidikan seni yang berba- menjadikan pendidikan seni budaya ini
sis budaya. Budaya meliputi segala aspek memiliki tujuan khusus dalam mencapai
kehidupan mulai dari cara hidup (style of tujuan pendidikan secara umum. Ada tiga
life), keyakinan (belief), berbahasa, sampai sifat yang dimiliki pendidikan Seni Buda-
pada berekspresi termasuk berkesenian. ya yaitu sifat multilingual, multidimen-
Berbicara seni tidak lepas dari budaya sional, dan multikultural. Multilingual
yang melingkupinya, seperti halnya kita artinya dalam pengembangannya bisa di-
belajar bahasa yang tak lepas dari budaya lakukan dengan berbagai cara dan media
yang melatar belakanginya. Jika kita mem- seperti seni rupa, bunyi, gerak, peran, dan
pelajari seni suatu daerah tertentu maka perpaduan dari media itu. Multi dimensio-
secara otomatis mempelajari pula budaya nal bermakna pengembangan kompetensi
yang mengasilkan karya seni tersebut. yang meliputi konsepsi, apresiasi, dan
Seni Budaya memiliki kekhasan atau kreasi dengan memadukan secara harmo-
keunikan tersendiri yang tidak dimiliki nis unsur estetika, logika, kinestetika, dan
mata pelajaran lain sehingga cara pembe- etika. Dan, multikultural bermakna bahwa
90 HARMONIA, Volume 12, No.1 / Juni 2012

pengembangan kompetensi bisa melalui belajaran Seni Budaya dalam kurikulum


kegiatan yang menimbulkan apresiasi ter- berdasarkan kajian dengan demikian
hadap keragaman budaya Nusantara dan mestinya menunjukan kemampuan un-
mancanegara. tuk melakukan kegiatan seni dan budaya
lokal, menghargai karya seni dan budaya
Masalah Konsep Standar Isi Kelompok nasional, mengekspresikan diri melalui
Mata Pelajaran Estetika kegiatan seni dan budaya, mengapresia-
Jika kita perhatikan dan kita simak si karya seni dan budaya, menghasilkan
standar isi kelompok mata pelajaran Seni karya kreatif baik seni individual maupun
Budaya, pengetahuan estetika sebenar- kelompok. Sayangnya, tujuan ideal ini te-
nya menjadi basis utama pembelajaran. lah tereduksi menjadi sangat sederhana
Hal tersebut sama sekali tidak tercantum menjadi dua domain bidang seni, yakni
dalam standar kompetensi lulusan pendi- apresiasi seni dan kreasi seni. Hal ini jelas
dikan dasar maupun menengah. Dalam tertulis dalam kalimat: …”mengapresiasi
standar isi mata pelajaran, kita baca : dan mengekspresikan diri melalui keartisti-
Mata pelajaran kelompok estetika kan karya seni rupa, seni musik, seni tari, dan
untuk meningkatkan sensitivitas kemam- seni teater. Jadi seni budaya telah direduksi
puan mengekspresikan dan kemampuan menjadi sangat pragmatis, dan kontekstulal
yang hanya berisi pendidikan seni (juga tidak
mengapresiasi keindahan serta harmopni
utuh)”.
mencakup apresiasi dan ekspresi baik da-
Di samping itu, kurikulum belum
lam kehidupan individual sehingga mam-
menempatkan estetika sebagai payung
pu menikmati dan mensyukuri hidup,
pembelajaran seni yang seharusnya. Pen-
maupun dala kehidupan kemasyarakatan
getahuan estetika secara eksplisit tersurat
sehingga mampu menciptakan kebersa-
sebagai standar kompetensi dan kompe-
maan yang harmonis.
tensi dasar.
Ini berarti bahwa struktur keilmu-
an keindahan (estetika), seperti perasaan
Pendidikan Seni Musik di SMK Non
estetik, pengalaman atau respon estetik,
Seni Untuk Mencapai Tujuan Pendidi-
momen estetik, jarak estetik, nilai estetik,
kan Umum
jelas harus muncul dalam standar isi dan
Pendidikan Seni Budaya memili-
standar kompetensi lulusan mata pela-
ki bidang garap sendiri yang tidak sama
jaran seni budaya (Puskur, 2007: 16). Ini
dengan bidang lain seperti bidang mate-
juga berati term estetika hanyalah sebagai
matika yang menggarap bidang logika.
ornamentasi saja bukan menjadi kompe-
Bidang garap seni adalah rasa dan sikap
tensi lulusan. Kajian estetika seharusnya
apresiatif yang bisa dicapai melalui kegia-
tersirat jelas.
tan apresiasi dan kreasi untuk memenuhi
Hal seperti di ataslah mungkin yang
kebutuhan pribadi peserta didik yang har-
menyebabkan banyak guru menafsirkan
monis. Seni Budaya merupakan kelompok
materi maupun pembelajaran sendiri-sen-
mata pelajaran estetika yang memiliki ka-
diri karena antara harapan dan kurikulum
rakteristik pembelajaran yang khas dalam
yang tersurat tidak sesuai. Pada tingkat
pencapaian standar kompetensi dan kom-
sekolah menengah pertama (SMP/MTs)
petensi dasarnya.
kompetensi lulusan adalah kemampuan
Manusia pada hakekatnya memiliki
menghargai karya seni dan budaya nasio-
multi kecerdasan yang tidak hanya ber-
nal, sedangkan pada tingkat SMA/SMK
dasarkan kecerdasan dan logika tetapi ke-
terdapat tiga kompetensi lulusan yaitu:
cerdasan lainnya. Menurut Gardner (1993)
(1) mengekspresikan diri melalui kegiatan
manusia memiliki multi kecerdasaan
dan budaya; (2) mengapresiasi karya seni
(multiple intelligences) antara lain (1) kecer-
dan budaya; dan (3) menghasilkan karya
dasan linguistik (kemampuan berbahasa
kreatif baik individual maupun kelompok.
yang fungsional); (2) kecerdasan logis-
Standar Kompetensi Lulusan Pem-
Suharto, Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Kejuruan Non Seni 91

matematis (kemampuan berfikir runtut); penampilannya. Dan, itulah yang diharap-


(3) kecerdasan musikal (kemampuan me- kan dalam tujuan pendidikan umum.
nangkap dan menciptakan pola nada dan Kegiatan seni yang dilakukan siswa
irama); (4) kecerdasan spasial (kemampu- termasuk di SMK non seni biasanya seba-
an membentuk imaji mentaltentang reali- gai kegiatan ekstra kurikuler. Lain dengan
tas); (5) kecerdasan kinestetik-ragawi (ke- SMK Seni seperti (dahulu SMKI/SMM),
mampuan menghasilkan gerakan motorik pendidikan seni merupakan sebuah pen-
yang halus); (6) kecerdasan intra-personal didikan keterampilan yang menyiapkan
(kemampuan untuk mengenal diri sendi- lulusannya siap memasuki dunia kerja di
ri dan mengembangkan rasa jati diri); dan bidang seni karena pendidikan tersebut
(7), kecerdasan inter-personal (social). termasuk pendidikan vokasi.
Kemampuan bekerja secara efektif dengan Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah
orang lain, berhubungan dengan orang non seni ini banyak jenisnya seperti padu-
lain dan memperlihatkan empati dan pen- an suara, tari, vokal grup, fotografi, pem-
gertian, memeperhatikan motivasi dan tu- buatan film pendek, dan lain-lain. Kegia-
juan mereka. kecerdasan antarpribadi (ke- tan ini akan mewadahi minat siswa yang
mampuan memahami orang lain). Guru pada gilirannya akan mengembangkan
Seni Budaya bisa memanfaatkan sifat ke- rasa kreativitas, percaya diri, daya inova-
cerdasan manusia ini untuk mendapatkan si, saling menghargai, cinta tanah air dan
konsep Seni Budaya secara utuh dengan rasa apresiasi kepada budaya bangsa sen-
mengeksplorasi segala potensi yang ada. diri. Kegiatan lain yang juga sangat pen-
Segala efek yang diakibatkan dalam pen- ting adalah lomba seni sebagai bagian dari
didikan seni budaya di sekolah memiliki penyaluran minat siswa. Kegiatan lomba
tujuan khusus yang mengarah pada pen- yang diikuti banyak siswa ini akan menim-
capaian tujuan secara umum. Siswa yang bulkan kompetisi, sportivitas dan disiplin
sudah mencapai taraf apresiasi dan kreasi siswa di samping tetap menanamkan rasa
yang tinggi bisa menjadi anak yang suka estetis melalui kegiatan menyanyi, meng-
menghargai orang lain, kreatif, berpe- gambar, menari atau mencipta seni.
rasan halus, toleran, berani tampil dimuka Kegiatan yang penting dan utama se-
umum, percaya diri, bahkan cerdas. Ciri- benarnya juga terjadi di kelas yang terma-
ciri manusia yang memilkiki sifat tersebut suk dalam pelajaran kurikuler, walaupun
bukankah merupakan bagian dari tujuan jumlah jamnya terbatas. Pelajaran Seni
pendidikan umum yang meliputi berbagai Budaya di SMK umum sebenarnya memi-
macam jenis pendidkian? Tidak mungkin liki substansi seni dan budaya yang terdi-
tujuan pendidikan umum hanya bisa di- ri dari tiga yaitu substansi ekspresi, sub-
capai melalui jenis pendidikan yang me- stansi kreasi dan keterampilan. Substansi
libatkan otak kiri yang meliputi logika, ekspresi meliputi melukis, mematung, me-
berpikir analistik, sistematik, dan lain-lain nyanyi dan bermain musik, dll. Substansi
tetapi juga melibatkan otak kanan yang kreasi misalnya membuat rancangan rek-
meliputi intuisi, fantasi, inovasi, sintesa lame, slogan bergambar, mencipta lagu,
(holistis), kreasi dan lain lain yang bany- dan lain-lain. Sementara itu keterampikan
ak didapat melalui kegiatan seni seperti lebih menitik beratkan pada kemampuan
irama, nada, warna (Suharto, 1999). Siswa teknis sehingga bisa bersifat produktif.
yang aktif dalam kegiatan paduan suara, Dengan demikian commonground pendidi-
misalnya, akan terbiasa dengan sifat be- kan seni meliputi cipta, rasa dan karsa.
kerjasama, suka membantu, toleran dan Mata pelajaran Seni Budaya ber-
suka menghargai orang lain, menyukai ke- sifat  membantu  secara  tidak  langsung
harmonisan, memiliki rasa musikal tinggi, terhadap kebutuhan hidup manusia kare-
berperasan halus, percaya diri dan disip- na hasil pendidikannya tidak bisa dilihat
lin. Itu semua akibat langsung yang dise- secara langsung. Pendidikan Seni Budaya
babkan dalam proses latihan sampai pada yang benar akan lebih bersifat mental da-
92 HARMONIA, Volume 12, No.1 / Juni 2012

ripada yang ranah lain. Sehingga penana- siswa belajar di SMK (3 tahun) harus dibe-
mannya akan berefek dalam jangka wak- rikan dengan tujuan khusus seperti juga di
tu yang lama seperti halnya pendidikan sekolah menengah umum lainnya. Tujuan
karakter. Pendidikan karakter bukanlah khusus seperti rasa kehalusan, percaya
pendidikan instan. Penanaman yang men- diri, kreatif adalah yang dimiliki pendi-
tal yang diharapkan dari pendidikan seni dikan seni budaya yang mengarah pada
akan bisa dirasakan dan dilihat dari siswa tujuan pendidikan secara umum harus di-
setelah mereka melakukan kegiatan seni, berikan secara benar sesuai dengan kaidah
berekspresi dan mungkin mencipta. pendidikan seni. Sayangnya, jumlah jam
Musik dapat membentuk moral dan 128 jam tidak sepenuhnya deberikan, yang
memperdalam rasa kebangsaan. Seperti kadang-kadang sekolah hanya member
yang diharapkan Dewantara (1977) yang jam hanya 108 atau lebih sedikit, dengan
mengemukakan bahwa musik tidak hanya alasan untuk memberi alokasi pelajaran
sekedar melatih kehalusan pendegaran, yang bersifat adiktif maupun produktif
namun juga akan membawa halusnya rasa yang dianggap lebih banyak menunjang
dan budi serta memperkuat dan mem- keterampilan para siswa. Jadi, reduksi pun
perdalam rasa kebangsaan. Lomba-lomba dilakukan dalam taraf jumlah jam minimal
lagu perjuangan yang sudah dilakukan yang seharusnya diberikan di sekolah. Hal
oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jateng dua ini akan berakibat adal kelas-kelas terten-
tahun terakhir ini melalui kegiatan lomba tu, missal kelas tiga, tidak mendapatkan
yang bertajuk Lomba Lagu-Lagu Perjua- pelajaran Seni Budaya karena menjelang
ngan seperti vokal grup, vokal tunggal, menghadapi ujian nasional, ada juga kelas
paduan suara, dan gerak dan lagu untuk mendapatkan, atau semua diberikan tetapi
seluruh tingkatan sekolah adalah salah hanya mendapat satu jam pelajaran setiap
satu contoh kegiatan kongkrit usaha untuk minggunya. Tentu sangat sulit bagi guru
menanamkan mental anak-anak. Dengan untuk menyelenggarakan pembelajaran
kegiatan bernyanyi bersama anak-anak seni yang hanya satu jam pelajaran dalam
akan belajar bekerjasama, saling teng- satu minggu.
gang rasa, mengendalikan diri, merasa- Pendidikan umum tidak semata-
kan keindahan harmonisasi yang berasal mata kecerdasan logika tetapi juga mental.
dari harmoni paduan suara maupun vokal Kecerdasan mental yang diciptakan me-
grup. Karena dalam paduan suara teknik lalui pendidikian seni dan kegiatan ber-
balance dan blending misalnya, hanya bisa kesenian akan bersinergi bersama dalam
dicapai jika pesertanya sudah memili- pembentukan karakter. Kegiatan ekst-
ki rasa harmoni tinggi, kekompakan dan rakurikuler maupun lomba-lomba yang
mengendalikan diri. Di samping itu, lirik diikuti para siswa SMK seperti band, foto-
yang menyuarakan semangat nasionalis- grafi, multimedia film pendek akan mem-
me akan tertanam dalam diri peserta mela- berikan efek mental yang baik bagi siswa
lui kegiatan menghayati dan ekspresi saat karena mereka akan memiliki pengalaman
menyanyikannya. seni, bersikaf sportif, berkompetisi secara
Saat ini, di SMK ada tiga kelompok sehat dan lain-lain.
mata pelajaran yaitu normatif, adaptif dan Tentu akan berbeda jenis siswa SMK
produktif. Seni budaya termasuk dalam khusus seni. Para lulusan SMK seni ini
kelompok normatif. Kelompok normatif memiliki tujuan yang berbeda tidak seper-
adalah mata pelajaran yang dialokasikan ti SMK non seni. SMK seni mengarahkan
secara tetap yang meliputi Pendidikan lulusannya untuk menjadi pelaku seni,
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, seniman, praktisi seni, pengelola seni dan
Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani lain-lainnya. Sementara itu SMK non seni
Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Buda- fungsi pendidikan seni budaya adalah un-
ya. Jumlah jam pelajaran yang berkisar 128 tuk menunjang pendidikan secara umum
jam untuk pelajaran Seni Budaya, selama yang perannya tidak kalah penting dalam
Suharto, Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Kejuruan Non Seni 93

pembentukan manusia Indonesia seutuh- nunjang tujuan pendidikan jenis lain yang
nya. Namun demikian, bagi siswa yang mengarah pada kecerdasan seperti logika
memiliki kemampuan dan minat lebih di dan analisa. Sifat-sifat watak atau karakter
bidang seni harus ada penyaluran dan tersebut yang ditimbulkan dari pendidi-
pembinaan yang memadai walaupun itu kan seni di sekolah tersebut adalah untuk
bukan jurusan yang diambil di sekolah mencapai pendidikan secara umum.
seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler di Nilai-nilai karakter atau watak yang
atas. Apalagi jika itu sangat menunjang sebenarnya sifat yang dimiliki pendidikan
kompetensi di bidangnya sesuai dengan seni yang dapat dilaksanakan secara in-
jurusannya misalnya siswa SMK yang be- tegral dengan pelajaran lain yang relevan
rasal dari jurusan Multimedia, tentu akan seperti fotografi, multimedia, yang ada di
sangat menunjang kompetensinya jika me- sekolah SMK non seni, tanpa harus meny-
reka tertarik dan menekuni seni fotograpi elenggarakan pembelajaran seni/musik,
maupun film pendek, video klip, dan se- maupun pendidikan karakter tersendiri
jenisnya. Mungkin juga dengan daya kre- yang menimbulkn kejenuhan siswa. Ke-
ativitas dan kecerdasan musikalnya mere- giatan pembelajaran yang terintegrasi ini
ka mengembangkan kemampuan musik bisa berupa pelajaran metode proyek atau
dengan menciptakan musik-musik ilustra- tematik yang merupakan kolaborasi dari
sinya sendiri. Kecerdasan musik yang beberapa mata pelajaran yang relevan. Da-
menurut Gagner (1993) mungkin dimiliki pat juga dengan berperan aktif dalam ke-
seseorang, akan menambah kemampuan giatan ekstrakurikuler dan dengan kegia-
daya ciptanya dalam pembuatan karya- tan berkesenian seperti lomba-lomba seni.
karya mereka. Dengan kegiatan-kegiatan Sikap toleran dan perasaan halus, dan
yang ditekuni inilah akan tercipta karakter kreatif yang diakibatkan dari pendidikan
siswa untuk menjadi siswa yang kreatif. seni budaya, baik dari pendidikan di se-
Lomba-lomba seni lain yang diada- kolah maupun di luar sekolah, dengan
kan secara rutin oleh Kementrian Pendidi- demikian, dapat menciptakan manusia
kan dan Kebudayaan seperti Festival dan paripurna. Dengan demikian pendidikan
Lomba Seni Nasional (FLS2N) yang me- (termasuk pendidikan Seni Budaya) yang
lombakan berbagai cabang seni juga akan pada hakikatnya merupakan proses pem-
memberi dampak positif bagi siswa seba- budayaan dan pemberdayaan manusia
gai SMK yang antara lain di samping di yang sedang berkembang menuju pribadi
bidang apresiasi, dan kreasi, dan kompeti- mandiri untuk membangun dirinya sendi-
si juga sebagai pembanding kemampuan ri dan masyarakat dapat tercapai.
dengan peserta lain yang pada gilirannya
menciptakan suasana kompetitif, dan do- DAFTAR PUSTAKA
rongan untuk berprestasi. Sifat-sifat seper-
ti inilah yang antara lainyang diharapkan Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
dari dampak siswa setelah belajar seni di Naskah Akademik Kajian Kebijakan
sekolah. Kurikulum SMK. Jakarta: Puskur
Depdiknas.
PENUTUP Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
Kajian Kebijakan Kurikulum Seni
Pendidikan seni budaya di sekolah Budaya. Jakarta: Puskur Depdiknas.
termasuk di SMK non seni memiliki keuni- Dobbs, Stephen-
kan tersendiri dan memilki tujuan khusus Mark,   1992,   The   DBAE   Hand-
yang menunjang pada tujuan pendidikan book:   An   Overview   of   Dicipline-
secara umum. Pendidikan seni budaya Based   Art   Education,   Santa-
yang antara lain membentuk pribadi dan monika,   CA:   The   Getty   Cente-
karakter atau watak yang lembut, halus r   for   Education in  the  Arts.
seperti inovatif dan kreatif yang dapat me- Bastomi, Suwaji. 1984. Kebudayaan, Apre-
94 HARMONIA, Volume 12, No.1 / Juni 2012

iasi Seni. Semarang: IKIP Semarang Redaksi   Asa   Mandiri,  Standar   Nasion-


Press. al   Pendidikan,   Cetakan   Pertama,   Ja-
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligence. karta:   Asa Mandiri,   2006.
From Theory to Practice. New York: Read, Herbert. 1958. Education trought Art.
Basic Book. London: Faber and Faber.
Jamalus.1989. Pengajaran Musik Melalui Suharto. 2008. “Pengembangan Materi
Pengalaman Musik. Jakarta: Depdik- KTSP Seni Budaya Bidang Musik”.
bud Makalah Bimbingan Teknis (Bintek,
Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pen- Donohudan, 7-9 Juli 2008).
didikan Seni. Surabaya: Unesa Uni- Sri Ambarwangi. 2011. “Semarang Lomba
versity Press. Nasionalisme dan Karakter Bangsa
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun Provinsi Jawa Tengah”. (http://sri-
2005 tentang Standar NAsional Pen- ambarwangi.wordpress.com/kat-
didikan. egori/berita) diunduh tanggal 13
Permendiknas,  RI  No.  22  Ta- Mei 2012.
hun  2006,  Teang  Standar  Isi  un- Tri Hartati Retnowati. “Membangun Kara-
tuk  Satuan  PendidikanDasar dan Menen- kter Bangsa melalui Pendidikan Seni
gah. Jakarta: Depdiknas, 2006. di Sekolah” (Prosiding Seminar Na-
sional Dies Natalis Ke-46 UNY).

Anda mungkin juga menyukai