Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penilis Panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai

dengan waktu yang ditentukan dengan judu “Penerapan Patients Safety Paliatif Dan Intensif Care

Unit (ICU)”.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkan, dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan bahan acuan dalam melakukan

penelitian bagi mahasiswa keperawatan pada umumnya.

Palu, Maret 2019

Penyusun

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..…..

…………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

…………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………....……...…...……………………………………....1

B. Rumusan Masalah…………………...………….….………………..……………….…….1

C. Tujuan…………………………………………......….………………..…………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Pasien Safety

1. Pengertian Pasien Safety ………….………………………….……………………....3

2. Prinsip Pasien Safety……………………………………....…………..……………....3

3. Tujuan Pasien Safety …………………………………….…….…………………..…4

B. Teori Intensif Care Unit

1. Pengertian ICU……………………………..…………………………………………8

2. Klasifikasi Pelayanan ICU………………..…………...………..…………………….8

3. Indikasi Keluar Dan Masuk ICU……………………………………………………….


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….…….…………….….10

B. Saran…………………………...…………….………………..………………………....10

DAFTAR PUSTAKA……………………….……………………...

…………………………………….…iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan
pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
(Undang-Undang tentang Kesehatan dan Rumah Sakit Pasal 29b UU No.44/2009). Pasien
sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit (Undang-Undang tentang Kesehatan dan Rumah Sakit
Pasal 32 UU No.44/2009).
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan langkah kritis pertama untuk
memperbaiki kualitas dan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien (WHO, 2007).
Sistem ini meliputi pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan
menindaklanjuti insiden serta implementasi solusi untuk mengurangi timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya (Kemenkes, 2011). Langkah awal untuk
memperbaiki pelayanan yang berkualitas adalah keselamatan, sedangkan kunci dari pelayanan
yang bermutu dan aman adalah membangun budaya patient safety (Hughes, 2008).
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan
rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit dinegara maju yang menerapkan
Keselamatan Pasien untuk menjamin
mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang, seperti Indonesia.Ada lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakityaitu : keselamatan pasien
(patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan
Patient Safety atau keselamatan pasien merupakan isu global yang mempengaruhi
negara-negara di semua tingkat pembangunan. Meskipun perkiraan ukuran permasalahan
masih belum pasti, khususnya di negara berkembang dan negara transisi/konflik, ada
kemungkinan bahwa jutaan pasien seluruh dunia menderita cacat, cedera atau meninggal setiap
tahun karena pelayanan kesehatan yang tidak aman. Mengurangi kejadian yang membahayakan
bagi pasien merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan bagi setiap orang, dan terdapat
banyak hal yang harus dipelajari dan dibagi antara negara-negara maju dengan negara-negara
berkembang dan negara dalam transisi/konflik tentang masalah keselamatan pasien (World
Health Organization, 2009).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis penerapan patient safety di ICU
2. Tujuan Khusus
a. Mencari faktor yang dapat mempengaruhi penerapan patient safety
b. Menganalisis pelaksanaan patient safety
c. Membuat rencana perbaikan pelaksanaan patient safety

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI PASIEN SAFETY

1. PENGERTIAN PASIEN SAFETY

Pasien safety didefinisikan sebagai upaya menghindari, mencegah dan memperbaiki

hasil yang merugikan pasien atau cidera akibat dari proses perawatan kesehatan (US National

Patient Safety Foundation,1999).

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah

sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi

dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya resiko (Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes

R.I. 2006).

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat

asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem

tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan

dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak

lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).

2. PRINSIP PATIENT SAFETY

a. Kesadaran (Awarenes) tentang nilai keselamatan pasien Rumah sakit

b. Komitmen memberikan pelayanan kesehatan berorientasi patien safety

c. Kemanpuan Mengidentifikasi faktor resiko penyebab insiden terkait patien safety

d. Kepatuhan Pelaporan insiden terkait patient safety


e. Kemampuan Berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor resiko penyebab

insiden terkait patient safety

f. Kemampuan Mengindentifikasi akar masalah penyebab insiden terkait patient safety

g. Kemampuan Memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadadi untuk mencegah

kejadian berulang

3. TUJUAN PATIENT SAFETY

Tujuan “ Patient Safety” adalah:

a. Terciptanya Budaya keselamatan pasien

b. Meningkatnya Akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat

c. Menurunnya KTD (Kejadian Tidak Diinginkan)

d. Terlaksananya Program program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.

B. TEORI ICU (INTENSIF CARE UNIT)

1. PENGERTIAN ICU

KLASIFIKASI PELAYANAN ICU ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam

rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien

gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi.

2.

a. Pelayanan ICU primer (standar minimal)


Mampu melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi bantu kurang dari 24 jam serta
mampu melakukan pemantauan jantung
b. Pelayanan ICU sekunder (menengah)
Mampu memberikan ventilasi Bantu lebih lama, melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak
terlalu kompleks
c. Pelayanan ICU tersier (tertinggi)
Mampu melaksanakan semua aspek perawatan/terapi intensif
3. INDIKASI MASUK DAN KELUAR ICU
Indikasi Keluar Icu
a. Prosedur medis yang menyangkut criteria masuk dan keluar ICU seharusnya disusun
bersama antar disiplin terkait oleh semacam tim tersendiri dari dokter, perawat dan tenaga
administrasi rumah sakit. Pelayanan ICU meliputi pemantauan dan terapi intensif, karena
itu secara umum prioritas terakhir adalah pasien dengan prognosis buruk untuk sembuh.
b. Persyaratn masuk dan keluar ICU hendaknya juga didasarkan pada manfaat terapi di ICU
dan harapan kesembuhannya. Kepala ICU atau wakilnya memutuskan apakah pasien
memenuhi syarat masuk ICU dan keluar, kepala icu dan wakilnya akan memutuskan pasien
mana yang harus diprioritaskan.
Indikasi Masuk ICU
a. Pasien sakit berat, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti bantuan
ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus menerus (contoh; gagal
napas berat, pasca bedah jantung terbuka, syok septik)
b. Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau non invasive sehingga
komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi (contoh: pasca bedah besar dan luas; pasien
dengan penyakit jantung, paru, ginjal atau lainnya).
c. Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-komplikasi akut,
sekalipun manfaat ICU ini sedikit (contoh: pasien dengan tumor ganas metastasis dengan
komplikasi infeksi, tamponade jantung, sumbatan jalan napas)
4. Aturan Khusus Kunjungan ke Ruang ICU
Penjagaan di ruang ICU sangat ketat agar kondisinya dapat dipantau dengan baik dan
pasien bisa beristirahat dengan tenang. Ruang ICU juga dijaga agar selalu steril untuk
mengurangi risiko penularan infeksi. Ada banyak aturan yang diterapkan di dalam ruang ICU,
misalnya:

1. Jam kunjungan ke ruang ICU umumnya sangat terbatas, jumlah pengunjung yang
diizinkan untuk menjenguk pasien juga dibatasi. Namun kebijakan ini tidak selalu sama,
tergantung pada setiap rumah sakit.
2. Untuk mencegah penularan infeksi, pengunjung yang ingin masuk ke ruang ICU harus
mencuci tangan terlebih dulu. Pengunjung juga tidak diizinkan untuk membawa benda-
benda dari luar ruangan, misalnya bunga.

Pada kasus tertentu, pengunjung mungkin diizinkan untuk berinteraksi langsung dengan pasien,
bahkan membawakan barang-barang tertentu yang diinginkan pasien di ruang ICU. Hal ini
bertujuan untuk menemani, menghibur, serta membantu menyembuhkan pasien secara
psikologis. Namun sebelum itu, sebaiknya meminta izin terlebih dulu dengan staf atau perawat
di ruang ICU.

Jika kondisinya sudah mulai stabil dan membaik, pasien bisa dipindahkan dari ruang ICU ke
ruang perawatan untuk pemulihan. Setelah meninggalkan ruang ICU, biasanya pasien
merasakan sejumlah gejala seperti gangguan tidur, depresi, berat badan turun dan nafsu makan
hilang, lemas, dan kehilangan tenaga. Kondisi ini bisa berlangsung dalam beberapa hari atau
sampai beberapa bulan
DAFTAR PUSTAKA

Nenny, dkk, 2014. Konsep Manajemen Keselamatan Pasien Berbasis Program di RUD Kapuan

Provinsi Kalimantan Tengah, (online), (pustaka.unpad.ac.id>uploads<2014/01.htm, diakses

tanggal 12 September 2016)

WHO Collaborating Centre. (2007). Patient safety solutions preamble. WHO Publisher.

Regina Pung Pung, A, 2014. Patient safety Administrasi dan manajemen kesehatan, (Online),

(www.academi.edu/9191556/patient_safety.htm,diakses tanggal 14 september 2015)

Anda mungkin juga menyukai