Ekonometrika Hal 192 - 195
Ekonometrika Hal 192 - 195
(8.48)
Persamaan (8.48) membagi TSS ke dalam dua komponennya, komponen yang
satu dijelaskan oleh model regresi yang dipilih (ESS) dan komponen lainnya tidak
dijelaskan oleh model regresi tersebut (RSS). Studi mengenai kedua komponen TSS ini
disebut sebagi analisis varians (ANOVA) dari sudut pandang regresi.
Sebagaimana telah kita jelaskan dalam Bab 4, setiap jumlah kuadrat selalu
memiliki derajat kebebasan (d.k.)-nya sendiri – sendiri; dalam hal ini jumlah, observasi
independen yang menjadi dasar perhitungan jumlah kuadrat. Sekarang masing – masing
dari jumlah kuadrat terdahulu memiliki d.k seperti berikut ini :
* Cara sederhana untuk mengingat hal ini adalah d.k. pembilang dari rasio F sama dengan jumlah koefisien
kemiringan parsial dalam model regresi, dan d.k. penyebut sama dengan n dikurangi jumlah total parameter yang
ditaksir (dalam hal ini, koefisien kemiringan parsial ditambah dengan koefisien titik potong).
TABEL 8 -2
Tentu saja, alasan intuitif ini dapat diformalkan dalam kerangka pengujian
hipotesis yang lazim digunakan. Sebagaimana telah ditunjukkan dalam bab4, bagian 4.4,
kita menghitung F sebagaimana yang diberikan dalam persamaan (8.49) dan
membandingkannya dengan nilai F kritis untuk d.k. 2 dan ( n – 3 ) pada tingkat
signifikansi α, yakni probabilitas melakukan kesalahan jenis I, yang dipilih. Seperti
biasanya, jika nilai hitung F lebih besar daripada nilai F kritis, kita menolak hipotesis
nol. Jika nilai hitung F tidak lebih besar daripada nilai F kritis,maka kita tidak akan
menolak hipotesis nol bahwa variabel – variabel penjelas tidak berpengaruh apapun
terhadap variabel tak bebas.
Untuk mengilustrasikan mekanisme yang sebenarnya, marilah kita kembali ke
contoh ilustratif kita. Angka – angka tandingan dari Tabel 8–1 disajikan dalam Tabel 8-2.
Angka – angka dalam tabel ini diperoleh dari output program computer Eviews
yang diberikan dalam Lampiran 8A.4. Dari table ini serta output computer, kita ketahui
bahwa nilai F yang ditaksir adalah 118,0585 atau sekitar 119. Dengan hipotesis nol
bahwa B2 = B3 = 0, dan berdasarkan asumsi – asumsi model regresi inear klasik (MLRK),
kita ketahui bahwa nilai hitung F mengikuti distribusi F dengan d.k. 2 sebagai pembilang
dan d.k 29 sebagai penyebut. Seandainya hipotesis nol tersebut benar, berapakah
probabilitas untuk memperoleh nilai F sebesar 118 atau lebih untuk d.k. 2 dan 13 ? Nilai
p untuk mendapatkan nilai F sebesar 118 atau lebih adalah 0,000000, yang mendekati
nol. Oleh karenanya, kita dapat menolak hipotesis nol bahwa umur jam dan jumlah
penawar secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap harga lelang jam antik.
Dalam contoh ilustratif kita, kebetulan sekali bahwa kita bukan hanya menolak
hipotesis nol bahwa B2 dan B3 secara sendiri – sendiri tidak signifikan secara statistik,
melainkan kita juga menolak hipotesis bahwa B2 dan B3 secara sendiri – sendiri tidak
signifikan secara statistik. Akan tetapi, hal semacam itu tidak terlalu terjadi. Kita akan
menjumpai kasus – kasus di mana tidak semua variabel penjelas secara sendiri – sendiri
berpengarh terhadap variabel tak bebas ( dalam hal ini, berapakah nilai t mungkin tidak
signifikan secara statistik ) namun semua variabel penjelas itu secara bersama - sama
mempengaruhi variabel tak bebas ( dalam hal ini, uji F akan menolak hipotesis nol bahwa
semua koefisien kemiringan parsial secara simultan sama dengan nol). Sebagaimana akan
kita lihat, hal seperti ini akan terjadi apabila kita menghadapi masalah multikolineritas,
yang akan kita bahas secara lebih rinci dalam Bab 12 ( di Jilid 2 ).
*Tidak seperti paket computer lainnya, Eviews tidak menghasilkan table ANOVA, walaupun program itu
memuat nilai F. tetapi sangatlah mudah untuk menyusun table ini, karena Eviews memuat TSS dan RSS sehingga
memudahkan kita dalam menghitung ESS.
Jika anda memilih α = 1 %, nilai F kritis untuk d.k 2 dan 30 ( yang mendekati 29 ) adalah 5,39. Nilai F
sebesar 118 jelas jauh lebih besar daripada nilai kritis ini.
TABEL 8 -3
Catatan : Dalam menghitung nilai F, kita tidak perlu mengalikan R2 dan ( 1 - R2 ) dengan ∑y2i karena faktor
tersebut dicoret, sebagaimana tampak jelas dari Persamaan (8.49). Dalam model ini dengan k variabel, d.k nya
berturut – turut akan sebesar ( k – 1 ) dan ( n – k ).
(8.52)