Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………….…....i
Daftar Isi………………………………………………………………………..1
A. Judul Penelitian…………………………………………………………….2
B. Latar Belakang……………………………………………………………..2
C. Rumusan Masalah………………………………………………………….9
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..9
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………..10
F. Tinjauan
Pustaka………………………………………………………….11
F.1 Landasan Teori………………...…………………………………….......11
F.1.1 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas……………..
………………...11
F.1.2 Teori Sinyal ( Signalling Theory )
…………………………………...12
F.1.3 Teori Inflasi………………………………………………………14
F.1.4 Analisis Fundamental………………………………..
…………….15
F.2 Konsep Teori ( Pengertian )
………………………………………………..15
F.2.1 Pasar Modal…………………………………...…………………15
F.2.2 Profitabilitas………………………...……………………………
17
F.2.3 Return
Saham……………………………………………………..18
F.2.4 Inflasi…………………………………………………..………..20
F.3 Penelitian Terdahulu…………………………………...…………………
23
F.4 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ……………………...…
31
F.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham ………….……...
…….31
F.4.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham……………………...
……..32
F.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham yang dimoderasi oleh
Inflasi................................................................................................................….32
F.5 Model Penelitian………………………………………………………………..….33
G. Metode Penelitian ………….……………………………………………..34
G.1 Lokasi Penelitian…………………………….
…………………………...34
1
G.2 Populasi dan Sampel……………………..…………………………….…
35
G.2.1
Populasi………………………………………………………….35
G.2.2 Sampel…………………………………………………………..35
G.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………...36
G.4 Metode Pengumpulan ( Teknik )
Data……………………………………...36
G.5 Analisis Data dan Asumsi
Klasik…………………………………………..37
G.5.1 Analisis
Deskriptif………………………………………………...37
G.5.2 Analisis Regresi Moderasi…………………………………………37
G.5.3 Pengujian Asumsi
Klasik…………………………………………..38
G.5.4 Pengujian Hipotesis…………………………….…………………40

A. Judul Penelitian

PENGARUH PROFITABLITAS TERHADAP RETURN SAHAM


PERUSAHAAN YANG DIMODERASI OLEH INFLASI

(Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018)

B. Latar Belakang

Dalam dunia usaha yang berkembang semakin pesat ini, menyebabkan pertumbuhan

ekonomi meningkat terutama pada Industri Manufaktur adalah subsektor industri yang

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan industri di

Indonesia. Industri manufaktur adalah industri yang mengubah barang mentah menjadi produk

jadi melalalui proses produksi yang kemudian dijual kepada konsumennya. Industri manufaktur

di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan laporan statistik berjudul

“International Yearbook of Industrial Statistics 2016”, industri manufaktur Indonesia dilaporkan

2
telah memberi kontribusi yang cukup besar yaitu hampir seperempat bagian dari Produk

Domestik Bruto (PDB) nasional. Secara umum, sector ini memberikan kontribusi yang cukup

besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto di Indonesia. Hal ini menunjukaan bahwa

sektor industri manufaktur mempunyai peranan penting sebagai penggerak perekonomian

nasional.

Perusahaan manufaktur di BEI terbagi menjadi tiga sektor yaitu, sektor industri dasar dan

kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi. Perkembangan industri manufaktur

tergambar dari bertambahnya perushaaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun ke tahun.

Perusahaan manufaktur mampu mendorong perekonomian nasional karena memiliki kontribusi

yang besar dalam pembentukan Produkl Domestik Bruto (PDB) nasional. Salah satu sektor

manufaktur yang berkontribusi terhadap PDB nasional adalah sektor industri barang konsumsi.

Industri barang konsumsi di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi. sektor ini mengalami perkembangan yang cukup baik dan masih dibutuhkan oleh

masyarakat sehingga dapat memicu naiknya permintaan terhadap produk – produk industri

barang konsumsi.

Secara riil Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan

maksimal atau laba yang sebesar-besarnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan untuk

membesarkan perusahaan dan memperluas kegiatan usaha perusahaan dalam menghadapi segala

persaingan yang ada. Untuk itu perusahaan berusaha memperoleh laba dengan bertujuan untuk

menjaga kelangsungan jalannya perusahaan. Peningkatan laba oleh perusahaan dapat ditempuh

dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan investasi dalam pasar modal (Ang,

1997).

3
Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang

bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta. Pasar modal bertindak sebagai penghubung

antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan

instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya Husnan(2009:5).

Saham merupakan surat berharga didalam pasar modal yang diperjual belikan dalam

pasar modal. Tujuan perusahaan menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana dari

kegiatan investasi yang dilakukan penanam modal, membiayai jalannya operasional perusahaan,

dan memperluas usaha bagi suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008:5) investasi merupakan

suatu kegiatan dalam menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu

dengan maksud memperoleh pendapatan atau peningkatan atas modal awal serta memperoleh

return yang diharapkan oleh investor dalam batas resiko yang dapat diterima. Saham adalah

sekuritas yang populer dan cukup menarik minat investor untuk diperdagangkan. Saham

didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan. Untuk memperoleh returnyang maksimal, investor menggunakan berbagai cara baik

dengan menggunakan analisis mengenai perilaku perdagangan saham ataupun dengan

menganalisis informasi-informasi ekonomi lain yang berhubungan dengan return

(Sunariyah,2006:48)

Tujuan utama dari kegiatan investasi pada pasar modal adalah untuk memperoleh

keuntungan (return). Untuk memperoleh return yang maksimal, investor menggunakan berbagai

cara baik dengan menggunakan analisis mengenai perilaku perdagangan saham ataupun dengan

menganalisis informasi-informasi ekonomi lain yang berhubungan dengan return.

4
Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi

menunjukkan keinginan investor menyediakan sejumlah dana saat ini untuk memperoleh aliran

dana pada masa mendatang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan

resiko yang tertanggung. Dengan demikian investor berharap untuk memperoleh keuntungan atas

investasi yang dilakukannya saat ini.

Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu

investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Dalam setiap kegiatan investasi jangka panjang

maupun jangka pendek mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan atau peningkatan

nilai investasi serta tingkat resiko yang tidak membahayakan kegiatan investasi yang dilakukan

investor, secara logis tentu investor selalu mengharapkan returnsahamyang sesuai denganresiko

investasi yang dihadapinya.

Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan

capital gain (keuntungan dari selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang

diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga

obligasi, deviden dan sebagainya yang biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat

diuangkan secara cepat. Komponen yang kedua yaitu capital gain, yaitu keuntungan yang

diterima dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrument investasi

yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan terjadinya perdagangan akan timbul perubahan

nilai suatu investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dapat diketahui dari

analisis historis yang dapat diketahui dari periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan

besarnya tingkat kembalian yang diinginkan. Investor dalam melakukan investasi saham akan

memilih perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat

returnyang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus.

5
Kestabilan returnsahamperusahaandapat berdampak pada meningkatnya kepercayaan investor

dalam melakukan kegiatan investasi terhadap perusahaan.

Dewasa ini diperoleh fenomena perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di BEI yang return sahamnya tidak stabil. Return saham yang ditunjukkan selama

tahun 2015-2018 pada perusahaan manufaktur sangat bervariatif. Tabel 1.1 berikut ini

menyajikan contoh beberapa perusahaan manufaktur untuk menggambarkan fenomena di atas :

Tabel 1.1 berikut ini untuk mengetahui fenomena mengenai return saham periode tahun

2015 - 2018

Return Saham
No Kode Perusahaan Tahun (%)
1 AALI 2015 -34.64%
    2016 11.07%
    2017 -21.61%
    2018 -10.08%
2 MYOR 2015 45.93%
    2016 34.84%
    2017 22.80%
    2018 29.70%
3 GGRM 2015 -9.39%
    2016 16.18%
    2017 31.14%
    2018 -0.21%
Sumber : Investing.com, Data Diolah

6
Pada tahun 2015 PT. Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) menunjukkan return saham sebesar

-43,64% pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 11,07%, sedangkan

pada tahun 2017-2018 return saham terus mengalami penurunan. Untuk return saham PT.Mayora

Indah, Tbk (MYOR) apabila dibandingkan tahun 2015 selalu mengalami kenaikan sampai

dengan tahun 2018. Sedangkan PT.Gudang Garam, Tbk pada tahun 2015 menunjukkan return

saham sebesar -9.39% dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 dan 2017 lalu mengalami

penurunan sebesar 0,21% pada tahun 2018.

Menurut Ang (1997) terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu

faktor internal perusahaan dan faktor eksternal dari perusahaan. Faktor internal perusahaan

meliputi kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya, struktur

perusahaan.Faktor eksternal yang mempengaruhi return adalah kebijakan moneter dan fiskal,

perkembangan sektor industrinya misalnya terjadinya inflasi.

Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan dengan return

saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan menanamkan modalnya ke

perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena investor akan menanamkan modalnya dan

mengharapkan keuntungan dari kegiatan investasi yang dilakukan (Prihatini, 2009:20).

Profitabilitas merupakan suatu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam

memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada.Hasibuan (2001)

menjelaskan bahwa profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam

persentase.Suwito dan Herawaty (2005:139) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan ukuran

penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk

membuat keputusan.

7
Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan dan para

investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (returnsaham). Perusahaan yang

profitablea kan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya

ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor

yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu

perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Natarsyah (2000) menjelaskan bahwa

peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena

return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham

sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang

semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan

semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap return.

Faktor eksternal yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return adalah inflasi

(Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang mempengaruhi return.

Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi dan hal ini akan sangat

mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi

berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya

produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada

penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaandan berdampak negatif

terhadap tingkat return yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat dikatakan bahwa selain berpengaruh terhadap

return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain

kenaikan inflasi dapat menurunkan tingkat profitabilitas dan return saham yang diharapkan oleh

para investor.

8
Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya

perusahaan. Peningkatan biaya produksi yang lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat

dinikmati oleh perusahaan akan berdampak pada turunnya profitabilitas perusahaan, begitu juga

sebaliknya apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen)

maka profitabilitas perusahaan akan naik. Naik atau turunnya profitabilitas perusahaan akan

berpengaruh terhadap harga saham dan keinginan investor untuk menanamkan modalnya.

Dalam penelitian terdahulu Aryanti dan Mawardi (2016) dan Sholikha (2015)

menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan profitabilitas yang diukur dengan ROA,

ROE dan NPM terhadap Return Saham. Sehingga semakin tinggi laba baik yang berasal dari

aset, modal sendiri maupun operasional perusahaan mampu meningkatkan return saham.

Namun hasil peneitian Purnamasari (2016), Arnoeva (2012), tidak menemukan adanya

pengaruh positif signifikan profitabilitas terhadap return saham. Penelitian tentang inflasi

terhadap return saham pernah dilakukan oleh Hidayat, Setyadi, dan Azis(2017), menunjukkan

adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return Saham. Sehingga dengan adanya

pengaruh dari inflasi memberikan dampak negatif terhadap return saham.

Melihat kenyataan dalam penelitian sebelumnya penulis terdorong untuk melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang menyakinkan dan mampu

memperoleh pemahaman akan kebenaran mengenai pengetahuan khususnya dalam bidang pasar

modal dengan menjadikan inflasisebagai variabel moderasi yang nantinya diharapkan

dapatmembuktikan apakah inflasi dapat memperkuat atau bahkan dapat memperlemah

profitabilitas dalam hubungannya terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul

9
“Pengaruh profitabilitas terhadap return saham perusahaan yang dimoderasi oleh Inflasi

pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2015-2018”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah atas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap return saham ?

3. Apakah inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini untuk menganalisis :

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap return saham

2. Pengaruh Inflasi tergadao return saham

3. pengaruh profitabilitas terhadap return saham yang dimoderasi oleh inflasi

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Perusahaan, penelitian ini diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan manufaktur sebagai

masukan dan bahan pertimbangan dalam mengelola perusahaannya untuk memperoleh

laba serta menentukan kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan.

10
2. Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

ilmu khususn\

3. ya pada manajemen keuangan.

4. Bagi para investor dan calon investor yang melakukan kegiatan investasi di pasar modal

dimana hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pertimbangan pemikiran

dalam pembuatan keputusan dalam menanamkan modalnya

5. Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa

pengetahuan dan wawasan mengenai dampak profitabilitas, inflasi, terhadap investasi

perusahaan.

6. Peneliti selanjutnya, hasil ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk

penelitian berikutnya.

F. Tinjauan Pustaka

F.1 Landasan Teori

F.1.1 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas

Pembahasan mengenai tingkat keuntungan sekuritas dapat dikelompokkan dalam dua

teori (Husnan, 2009:215), yaitu:

1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Teori ini menggambarkan hubungan tingkat return dan resiko secara sederhana dan hanya

menggunakan satu variabel (variabel beta) untuk menggambarkan resiko.Capital Asset

11
Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern dan

dapat digunakan untuk memprediksi antara hubungan resiko sebuah assetdan tingkat

harapan pengembalian.

2. Arbitrage Pricing Theory (APT)

Teori ini menggunakan sekian banyak variabel pengukur resiko untuk melihat hubungan

returndan resiko.Teori ini menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua

kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual

dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan adalah hukum satu harga (the law of

the one price).

Penelitian menggunakan teori APT karena sesuai dengan variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu profitabilitas, inflasi serta return saham. Ross dalam Belkaoui (2007)

menyatakan bahwa dalam teori APT dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penjualan, prediksi

industri, inflasi, rentang tingkat bunga jangka panjang ataupun jangka pendek serta rentang

obligasi.

Pendekatan dalam teori ini dibedakan menjadi dua yaitu: pendekatan yang bergantung

pada makro ekonomi dan variabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi resiko sistematis

dari ekonomi, dan pendekatan yang merujuk pada karakter perusahaan yang kemungkinan dapat

menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko sistematis sebelum membuat portofolio dari

saham dengan karakter tersebut (Chen Roll dalam Belkaoui, 2007:144).

Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dengan harga yang berbeda, maka

akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga

murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga untuk

12
memperoleh laba tanpa resiko. Dalam penelitian menggunakan teori APT sebagai dasar dalam

rangka mengetahui hubungan return dengan resiko investasi yang dilakukan.

F.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi

pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu,

saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan

bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat

diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi (Hartono, 2010).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Houston (2001)

menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang

memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari

penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan

menggunakan hutang.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan

informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan

mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak

luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan

menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi

13
asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal

pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan

mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal

bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi

yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang

berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak

berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan

dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan

baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi

risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi

investasi dengan preferensi risiko yangdiinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka

dan transparan (Bisara dan Amanah, 2015).

F.1.3 Teori Inflasi

Teori Inflasi Paling tidak ada empat teori tentang inflasi yang menjadi patokan penyebab

dan pemberian solusi ketika terjadi inflasi. Keempat teori tersebut diantaranya adalah teori

kuantitas, teori keynes, teori strukturalis, dan mark up model.

1. Teori Kuantitas

14
Inti dari teori kuantitas adalah, pertama, bahwa inflasi itu hanya bias terjadi kalau ada

penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun uang giral. Inti yang kedua

adalah laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi

atau harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa yang akan datang.

2. Teori Keynes

Proses inflasi menuruti menurut Keynes adalah proses perebutan pendapatan di antara

kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang

dapat disediakan oleh masyarakat. Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes bahwa ini

terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga

menyebabkan permintaan egektif masyarakat.

3. Mark-up Model

Dalam teori ini dasar pemikiranya ditentukan oleh dua komponen yakni cost of

productiondan profit margin. Jadi apabila ada kenaikan antara kedua komponen maka

harga jual komoditi di pasar juga akan meningkat.

4. Teori Strukturalis.

Teori ini biasa disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang, karena menyoroti sebab-

sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya penawaran bahan

makanan dan barang-barang ekspor.

F.1.4 Analisis Fundamental

Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisisis

ini diharapkan calon investor akan mengetahui sinyal dari perusahaan tersebut. Apakah sehat

atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu

saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting

15
karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga

risiko yang harus ditanggung ( Anoraga, 2008:108).

Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data historis, yaitu data yang

telah lewat. Analisis ini sering disebut dengan Company analysis (Ang,1997; dalam

Anoraga,2008:108). Company analysis menyangkut tentang analisis kekuatan dan kelemahan

dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya dan juga bagaimana prospeknya di masa

yang akan datang.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa para analis fundamental

mencoba memperkirakan return saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi return saham di masa yang akan datang dan para

analis mencoba menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh perkiraan return

saham.

F.2 Konsep Teori

F.2.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang

bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta (Husnan, 2009:5). Pasar modal menyediakan

berbagai alternatif bagi para investor bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti

menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan. Pasar modal bertindak sebagai

penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.

16
Menurut UU No. 5 tahun 1995 yang menyatakan bahwa pasar modal adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran

jual dan beli efek-efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Fungsi

pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan

kriteria pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara

keseluruhan. (http://www.bappepam.go.id, 2009).

Manfaat pasar modal dibedakan menjadi dua yaitu manfaat yang diperuntukkan bagi

emiten dan bagi investor (www.wikipedia-pasar modal.com, 2009). Pasar modal bagi emiten

memiliki beberapa manfaat antara lain:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dana tersebut diterima sekaligus

pada saat pasar perdana selesai.

2. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana

perusahaan.

3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.

4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil.

Pasar modal bagi investor memiliki beberapa manfaat yaitu:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi yang tercermin dengan

meningkatnya harga saham.

2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga yang

mengambang bagi pemegang obligasi.

3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko.

F.2.2 Profitabilitas

17
Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase (Hasibuan,

2001).Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam

mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar,

laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan.

Laba didefinisikan kenaikan atau peningkatan kesejahteraan laba suatu perusahaan secara

operasional sebagai arus kas satuan usaha yang ditambahkan dengan perubahan nilai perusahaan

tersebut (Hendriksen dan Van Breda, 2000:224). Selain itu, laba mampu memberikan informasi

yang menunjukkan prestasi perusahaan dari informasi yang berguna sebagai dasar pembagian

hasil. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yangpenting untuk dilihatolehpihak-pihakseperti

pengusaha, analis keuangan, dan lain-lain (Harahap, 2001:259).

Comitte On Terminologi (Harahap, 2001) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang

berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan. Laba

terdiri dari:

1. Laba Ekonomi

Laba ekonomi (Economic Income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para ahli

ekonomi seperti Adam Smith, yang memberikan definisi terhadap laba/income sebagai

kenaikan kekayaan. Fischer Indah Hick dalam Harahap (2001) menjelaskan sifat-sifat

laba ekonomi sebagai berikut:

1. Physical Income Laba merupakan konsumsi barang dan jasa oleh individu yang

dapat memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan.

2. Real Income Laba adalah jumlah pembayaran uang yang dilakukan untuk

mendapatkan barang dan jasa sebelum dan setelah konsumsi.

18
3. Money Income Laba adalah jumlah uang yang diterima dan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

2. Laba Akuntansi atau Accounting IncomeLaba akuntansi adalah perbedaan selisih antara

realisasi penghasilan atau revenue yang berasal dari transaksi-transaksi perusahaan pada

periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

laba.Profitabilitasmerupakan jenis laba akuntansi yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat dihitung dengan

beberapa cara yaitu gross profit margin, net profit margin, operating return on assets,

return on assets, return on equity, dan operating ratio (Munawir,2002:196).

F.2.3 Return Saham

Saham adalah unit kepemilikan dalam sebuahperusahaan. Sebagai bukti kepemilikan atas

saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat saham kepada para pemegang sahamnya

(Simamora, 2006).

Menurut Jogiyanto (2008:195) return dapat didefinisikan sebagai hasil yang akan

diperoleh dari kegiatan investasi. Dalam setiap kegiatan investasi baik jangka pendek ataupun

jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh keuntungan yang disebut

return.

Konsep resiko juga tidak terlepas kaitannya dengan returnsaham, karena investor selalu

mengharapkan returnsahamyang sesuai atas setiap resiko investasi yang dihadapinya.Secara

praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode

investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut.

Return memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah

saham. Return dapat digolongkan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return

19
ekspektasi (expected return). Return realisasi digunakan sebagai dasar penentuan return

ekspektasi yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan

menggunakan return total, relatif return, kumulatif return, dan return disesuaikan. Return total

merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari

capital gain dan yield (Jogiyanto, 2008:195).

Return yang terdiri dari capital gain dan yield dapat dirumuskan sebagai berikut

(Jogiyanto, 2008:198):

Return Total = Capital gain(Loss) – Yield

Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode

lalu:

Capital gain =
Pt-Pt-1 x 100%
Keterangan : Pt - 1    

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt-1= Harga saham periode sebelumnya

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode

tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt

rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut:

Yield = Dt x 100%
Pt - 1    
Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pt -Pt- 1 + Dt-1 x 100%

20
Pt - 1   Pt-1    

F.2.4 Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di

pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya

ketidaklancaran distribusi barang (Boediono, 2011).

Inflasi mempengaruhi perekonomian melalui pendapatan, kekayaan serta melalui

perubahan tingkat dan efisiensi produk. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya

menguntungkan para debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil resiko dan akan merugikan

para kreditur, kelompok berpendapatan tetap dan investor yang tidak berani mengambil resiko.

Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi lebih

tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas

perusahaan akan turun.

Indikator inflasi adalah seperti yang dikutip dari (www.bi.go.id, 2010) sebagai berikut:

a) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Merupakan indikator umum untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan

IHK dari waktu ke waktu menunjukkan harga dari paket barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia umumnya diukur

dengan IHK.

b) Indeks Harga Perdagangan Besar

21
Merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi yang

diperdagangkan di suatu daerah.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya inflasimenurut Boediono (2011:156) antara lain:

c) Demand Pull Inflation

Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan

dimana umumnya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi

permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga, kondisi politik

dan keamanan negara juga mempengaruhi terjadinya inflasi.

d) Cost Push Inflation

Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses produksi

yang mengakibatkan naiknya biaya produksi. Cost push inflation merupakan

penyebab inflasi yang berkaitan dengan perusahaan (produsen) dan digunakan

sebagai teori terjadinya inflasi dalam penelitian ini.

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan suatu inflasi (Boediono, 2011:156) yaitu:

a) Inflasi ringan

Inflasi ringan terjadi apabila tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara

kurang dari 10% setahun.

b) Inflasi sedang

Jenis inflasi ini terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun antara 10% sampai

30%.

22
c) Inflasi berat

Inflasi berat terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun diantara 30% sampai

100%.

d) Hiper inflasi

Hiper inflasi disebut juga inflasi yang tidak terkendali, karena tingkat inflasinya

dalam setahun lebih dari 100%, dan menyebabkan harga barang-barang terus

berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama

disebabkan nilai uang terus merosot.

Berdasarkan penjelasan diatas, inflasi merupakan peristiwa naiknya harga barang. Para

pelaku pasar memandang inflasi sebagai suatu resiko yang harus dihindari. Tingkat inflasi yang

tinggi menunjukkan bahwa resiko investasi cukup besar karena dapat menurunkan tingkat

pengembalian dari investor. Selain itu tingkat laju inflasi yang tinggi dapat menurunkan

keuntungan suatu perusahaan sehinggasekuritas menjadi komoditi yang tidak menarik.

Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli uang serta dapat mengurangi

tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari kegiatan investasi yang dilakukannya.

Sebaliknya, apabila tingkat inflasi dalam suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini

merupakan sinyal yang positif bagi investor ataupun calon investor seiring dengan turunnya

resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan.

F.3 Penelitian Terdahulu

23
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan beberapa penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang akan dilakukan ini untuk

digunakan sebagai bahan perbandingan. Berikut merupakan beberapa peneitian terdahulu

tersebut:

Afinindynne dan Budianto (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh DER,

PER, ROE terhadap Return Saham Perusahaan Telekomunikasi”. Alat ukur penelitian yang

digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER

(Debt to Equity Ratio) dan PER (Price Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham,sedangkan variable ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan

Telekomunikasi.

Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017) yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan

Nilai TukarRupiah Serta Uang Beredar terhadap Return Saham”. Data penelitian dianalis dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil uji F menunjukkan bahwa inflasi, suku

bunga, jumlah uang beredar, dan nilai tukar rupiah berpenagruh terhadap return saham. Dari

hasil uji t menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negative signifikan terhadap return

saham sedangkan variabel niai tukar, suku bunga dan jumlah uang beredar tidak memiliki

pengaruh negative dan signifikan terhadap return saham.

Aryanti dan Mawardi (2016) berjudul “Pengaruh ROA, ROE, NPM Dan CR Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)”. Alat analisis

data menggunakan Eviews Application 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh baik secara parsial maupun simultan variabel ROA, ROE, NPM dan CR Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index.

24
Saputra (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga

SBI Terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Data dianalisis dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap Return saham Syariah. dan Suku Bunga SBI

berpengaruh positif signifikan terhadap return saham syariah. Secara simultan menunjukkan

bahwa Inflasi dan Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap return saham syariah.

Sari dan Sugiyono (2016) berjudul Pengaruh NPM, ROE, EPS terhadap Return Saham

Pada Perusahaan Farmasi di BEI.Alat analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara parsial NPM dan EPS berpengaruh terhadap return saham,

sedangkan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham.

Purnamasari (2016) berjudul Pengaruh Return on Asset dan Return on Equity terhadap

Return Saham. Alat analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil uji F menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh secara simultan

terhadap return saham. Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh

terhadap return saham, begitupun ROA yang juga tidak memiliki pengaruh terhadap return

saham.

Sholikhah (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ratio Profitabilitas

Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis data menggunakan analisis

regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah ROA, ROE, NPM dan Return Saham.

Hasil penelitian secara parsial membuktikan bahwa ROA dan ROE berpengaruh secara

signifikan terhadap Return saham. Sedangkan NPM tidakberpengaruh signifikan terhadap

returnsaham. Dari uji simultan menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan NPM berpengaruh secara

bersama-sama terhadap return saham.

25
Sarono (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan

Nilai Tukar Dollar Terhadap Return Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek

Indonesia”. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan tingkat suku

bunga SBI dan nilai tukar dollar menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan terhadap

return saham.

Purnomo dan Widyawati (2013) dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan

Inflasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti”. Alat uji statistik yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa nilai tukar,

suku bunga, dan inflasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham. Sedangkan

hasil uji T atau secara parsial menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap return

saham, namun variabel lain yakni nilai tukar dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham

perusahaan properti.

Di bawah ini Terdapat kumpulan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

No Judul Penelitian dan Tahun Variabel Penelitian Metode Hasil Penelitian

1 Pengaruh DER, PER, ROE Variabel Independen: Analisis DER dan PER tidak

terhadap Return Saham DER, PER, ROE Regresi berpengaruh signifikan

Perusahaan Telekomunikasi. Variabel Dependen: Linier terhadap returnsaham

Return saham Berganda sedangkan ROE

Afinindynne dan Budianto berpengaruh signifikan

( 2017 ) terhadap returnsaham.

2 Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Variabel Independen: Analisis 1.Hasil uji F

26
dan Nilai Tukar Rupiah Serta Inflasi, Suku Bunga, Regresi menunjukkan inflasi,

Uang Beredar terhadap Return Nilai Tukar Linier suku bunga, jumlah uang

Saham. Variabel Dependen: Berganda beredar, dan nilai tukar

Return Saham rupiah berpengaruh

terhadap return saham.

2. Hasil uji t

menunjukkan bahwa

inflasi memiliki pengaruh

negatif signifikan

terhadap return saham

sedangkan variabel niai

tukar, suku bunga dan

jumlah uang beredar

Hidayat, Setyadi, dan Azis tidak memiliki pengaruh

( 2017 ) negative dan signifikan

terhadap return saham.

3 Pengaruh ROA, ROE, NPM Variabel Independen: Eviews Hasil penelitian

Dan CR Terhadap Return ROA, ROE, NPM, App. 7 menunjukkan bahwa

Saham Pada Perusahaan Yang CR terdapat pengaruh baik

Terdaftar Di Jakarta Islamic Variabel Dependen: secara parsial maupun

Index (JII). Return Saham simultan variabel ROA,

ROE, NPM dan CR

terhadap returnsaham

pada perusahaan yang

27
terdaftar di Jakarta

Aryani dan Mawardi ( 2016 ) Islamic Index.

4 Pengaruh Inflasi dan Suku Variabel Independen: Analisis Inflasi berpengaruh

Bunga SBI Terhadap Return Inflasi, Suku Bunga Regresi negatif signifikan

Saham Syariah D iJakarta SBI Linier terhadap Return saham,

Islamic Index (JII) Variabel Dependen: Berganda dan Suku Bunga SBI

Return Saham berpengaruh positif

signifikan terhadap

Return saham. Secara

simultan menunjukkan

bahwa Inflasi dan Suku

Bunga SBI berpengaruh

Saputra ( 2016 ) positif terhadap Return

saham syariah.

5 Pengaruh NPM, ROE, EPS Variabel Independen: Analisis Hasil penelitian

terhadap Return Saham Pada NPM, ROE, EPS Regresi menunjukkan bahwa

Perusahaan Farmasi di BEI Variabel Dependen: Linier secara parsial NPM, ROE

Sari dan Sugiyono ( 2016 ) Return Saham Berganda dan EPS berpengaruh

terhadap Return saham.

6 Pengaruh Return on Asset dan Variabel Independen: Analisis 1. Hasil uji F

Return on Equity terhadap ROA, ROE Regresi menunjukkan bahwa

Return Saham. Variabel Dependen: Linier tidak ada pengaruh

Return Saham Berganda terhadap return saham.

28
2. Sedangkan hasil uji

parsial menunjukkan

bahwa ROE tidak

berpengaruh terhadap

return saham, begitupun

ROA yang juga tidak

Purnamasari ( 2016 ) berpengaruh terhadap

return saham.

7 Pengaruh Ratio Profitabilitas Variabel Independen: Analisis 1.Secara parsial

Terhadap Return Saham di ROA, ROE, NPM Regresi menunjukkan bahwa

Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Linier ROA dan ROE

Return Saham Berganda berpengaruh signifikan

terhadap Return saham.

NPM tidak berpengaruh

signifikan terhadap

return saham. 2.Uji

simultan menunjukkan

bahwa ROA, ROE, dan

NPM berpengaruh secara

bersama-sama terhadap

Sholikha ( 2015 ) return saham.

8 Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Variabel Independen: Analisis Hasil penelitian

Bunga SBI Dan Nilai Tukar Inflasi, Tingkat Suku Regresi menunjukkan bahwa

Dollar Terhadap Return Saham Bunga SBI, Nilai Linier inflasi tidak berpengaruh

29
Properti Yang Terdaftar Dalam Tukar Dollar Berganda terhadap Return saham.

LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Sedangkan tingkat suku

Return Saham bunga SBI dan nilai tukar

dollar menunjukkan

adanya pengaruh negatif

signifikan terhadap

Sarono ( 2014 ) return saham.

9 Pengaruh Nilai Tukar, Suku Variabel Independen: Analisis 1. Hasil uji F

Bunga, dan Inflasi Terhadap Inflasi, Suku Bunga, Regresi menunjukkan bahwa nilai

Return Saham Pada Perusahaan Nilai Tukar Linier tukar, suku bunga, dan

Properti Variabel Dependen: Berganda inflasi berpengaruh

Return Saham terhadap return saham.

2. Hasil uji T atau secara

parsial menunjukkan

bahwa suku bunga

berpengaruh terhadap

return saham, namun

variabel lain yakni nilai

tukar dan inflasi tidak

berpengaruh terhadap

return saham perusahaan

Purnomo dan Widyawati properti.

( 2013 )

10 Pengaruh Ukuran Kinerja ROA, Variabel Independen: Analisis Hasil penelitian

30
ROE, EPS, dan EVA Terhadap ROA, ROE, EPS, Regresi menunjukkan bahwa

Return Saham. EVA Linier secara simultan ROA,

Variabel Dependen: Berganda ROE, EPS, dan EVA

Return Saham berpengaruh secara

bersama-sama terhadap

Return Saham. Dari hasil

uji parsial menunjukkan

bahwa ROE dan EPS

tidak berpengaruh

terhadap return saham.

Sedangkan variabel ROA

dan EVA berpengaruh

Arnoeva ( 2012 ) terhadap Return Saham.

F.4 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

F.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham

Salah satu analisis yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengukur kinerja keuangan

sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis profitabilitasperusahaan. Salah satu

caramengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah dengan Return On Asset (ROA). Semakin

31
besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar

(Ang, 1997). Dengan demikian semakin tinggi ROA dapat meningkatkan daya tarik investor

untuk menanamkan modalnya, sehingga harga saham akan meningkat.

Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor

untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini

maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan

atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham

berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah

merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya (Natarsyah,

2000). Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang

semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan

semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap return.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000), Hardiningsih et.al. (2002),

Ulupui (2006), Maya (2007) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap

return saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bachri (1997) serta Auliyah dan Hamzah

(2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah

H1 = Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

F.4.2 Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham

Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor

makro dan faktor mikro. Faktor eksternal atau mikro yang juga sebagai panduan dalam

memprediksi return adalah inflasi (Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel

makro yang mempengaruhi return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko

32
investasi dan hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan

investasi. Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau

bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada

jumlah permintaan yang berakibat pada penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi

pendapatan perusahaan dan berdampak negatif terhadap tingkat return yang diharapkan. Dengan

kata lain kenaikan inflasi dapat menurunkan return saham yang diharapkan oleh para investor.

Penelitian terdahulu mengenai yang dilakukan Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017), serta

Saputra (2016) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return

Saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarono (2014), Purnomo dan Widyawati

(2013) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan teori

dan penelitian terdahulu, maka diduga terdapat pengaruh inflasi terhadap return saham, sehingga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 = Inflasi berpengaruh terhadap return saham.

F.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham yang dimoderasi oleh Inflasi

Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi dan hal ini akan sangat

mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi

berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya

produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada

penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan dan berdampak negatif

terhadap tingkat return yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat dikatakan

selain berpengaruh terhadap return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap pengaruh

profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain kenaikan inflasi dapat menurunkan

profitabilitas dan return saham yang diharapkan oleh para investor.

33
Perusahaan yang profitable akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dan

menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila permintaaan atas saham suatu perusahaan

akan meningkatkan harga saham dan berdampak pada meningkatnya return yang akan diterima

investor. Sedangkan perusahaan yang tidak profitable membuat investor tidak tertarik

menanamkan modalnya dan kondisi ini akan menurunkan harga saham dan return yang

diperoleh investor.

Penelitian terdahulu mengenai yang dilakukan Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017), serta

Saputra (2016) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return

Saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarono (2014), Purnomo dan Widyawati

(2013) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan teori

dan penelitian terdahulu, maka diduga terdapat pengaruh moderasi inflasi pada pengaruh

profitabilitas terhadap return saham, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H3: Inflasi memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham.

F.5 Model Penelitian

Untuk menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam

penelitian ini, dikemukakan suatu kerangka pemikiran teoritis atau model penelitian yang

ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:

Inflasi

(X2)

34
Profitabilitas Return Saham

(X1)

G. Metode Penelitian

G.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di bursa efek indonesia (BEI) yang menyediakan informasi

laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi bursa efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id pemilihan lokasi penelitian di BEI karena BEI merupakan bursa pertama di

Indonesia yang di anggap memiliki data tentang keuangan dan informasi mengenai perusahaan

yang lengkap dan telah terorganisir dengan baik. obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015-2018.

G.2 Populasi dan Sampel

G.2.1 Populasi

35
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 56

perusahaan.

G.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

karakteristiknya. Sampel penelitian di tentukan berdasarkan teknik purposive sampling yaitu

pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan dari metode ini adalah untuk

mendapatkan sampel dengan petimbangan dan kriteria tertentu sehingga mendapatkan sampel

yang representative. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : 1 Kriteria Pemilihan Sampel

Jumla
No Kriteria h  
Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1 selama tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018    
  52  
   
Perusahan yang terdaftar berturut - turut dan
melaporkan laporan keuangan secara lengakap
2 selama tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 48  
   
   
  Jumlah Sampel    
     

Berdasarkan kriterian tersebut, dan jumlah populasi yang tersedia 56 perusahaan namun hanya

48 perusahaan memenuhi kriteria sampel penelitian.

36
G.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

merupakan data yang berbentuk angka atau yang diangkakan. data kuantitatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi

yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2015-2018

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi

sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. data sekunder yang digunakan

adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI

tahun 2015-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id dan

data inflasi yang diperoleh dari Bank Indonesia.

G.4 Metode Pengumpulan (Teknik) Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan

dokumentasi aitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan mengidentifikasi data

tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diperoleh dari BEI, dan IDX

Statistiserta Bank Indonesia.. Studi pustn dengan mengolah literatur, artikel jurnal maupun media

tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. pengumpulan data

dokumentasi dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data data tertulis yang termasuk ke dalam

kategori perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang

menjadi sampel selama periode penelitian.

37
G.5 Analisis Data dan Asumsi Klasik

G.5.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi terkait variabel-variabel yang

terdapat dalam model penelitian ini yaitu variabel dependen (return saham), variabel independen

(profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata,

maksimal, minimal, dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif, yaitu dilakukan dengan cara mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau

hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data-

data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel yang dinyatakan dalam

angka-angka dengan cara mengumpulkan data-data yang merupakan faktor pendukung terhadap

pengaruh antar variabel-variabel yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis (Sekaran, 2006).

Melalui pengujian analisis deskriptif, persebaran data serta distribusi frekuensi variabel dapat

diinterpretasikan dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

G.5.2 Analisis Regresi

Analisis regresiberkenaan dengan permodelan datadan melakukan pengambilan

keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan

estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan

(korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.

38
G.5.3 Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan bebas semuanya memiliki distribusi yang normal atau tidak (Ghozali,

2007). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, dilakukan dengan cara memperhatikan

penyebaran data (titik) pada grafik normal P-plot of regression standardizzed residual dari

variabel terikat (Ghozali, 2007), dimana:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal,

maka model regresi yang dimaksud tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak

menggunakan dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik yang dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat signifikansi data tersebut. Apabila

signifikansi lebih dari 5 % atau 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan

berdasarkanwaktu. Biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time

series(Algifari, 2000). Menurut Ghozali (2007) pada data cross-section, masalah autokorelasi

relatif jarang terjadi karena ‘gangguan’ pada observasi yang berbeda berasal dari individu

39
(kelompok yang berbeda). Algifari (2000) berpendapat bahwa dampak dari adanya autokorelasi

dalam model regresi yaitu, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir

nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji yang digunakan untuk

mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson (DW).

Nilai DW yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada tabel untuk

mendapatkan angka dl (lowerbond)dan du (upper bond) yang dapat dilihat pada tabel Durbin-

Watson (D-W) pada buku statistik yang relevan.

Tabel 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 –dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 –dl
Tidak ada autokorelasi, Tidak Ditolak du < d < 4 –du
positif atau negatif    

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007).

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik plot antar

nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

40
scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,

2007).Selain itu untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan

uji Glejser, apabila probabilitas signifikansinya di atas 5%.

Dasar pengambilan keputusandengan Scatterplot (Ghozali, 2007):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.

G.5.4 Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pengujian Regresi Linear Sederhana

Pengujian regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap

variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen, sedangkan variabel yang

mempengaruhi disebut variabel independen.

Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut

regresi sederhana (Nugroho, 2005). Bentuk umum persamaan regresi linearsederhana adalah:

Y = α + β1X1 + e

Keterangan :

Y = Variabel Dependen

41
α = Koefisien Konstanta

β1= Koefisien Regresi

X1= Profitabilitas

e = Error term

b) Moderate Regression Analysis (MRA)

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi moderasi. Untuk menguji

pengaruh moderasi penelitian ini menggunakan model nilai selisih mutlak. Analisis ini

digunakan untuk menganalisis apakah variabel moderasi memperkuat atau memperlemah

hubungan antara satu variable dengan variabel lain. Frucot dan Shearon dalam Ghozali (2007)

mengajukan model ini untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak

dari variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3 |X1-X2| + e

Keterangan :

Y = Return saham

α = Koefisien konstanta

β1, β2, β3= Koefisien regresi

X2 = Inflasi

X1= Profitabilitas

|X1- X2|=Interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan antara X1 dan X2

e = Error

c) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu.

42
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007).

Namun terdapat kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model, sehingga untuk mengevaluasi

model regresi terbaik digunakan nilai adjusted R2. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan

menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 12.00 for windows.

43

Anda mungkin juga menyukai