METODE PENELITIAN BISNIS Proposla 2
METODE PENELITIAN BISNIS Proposla 2
Cover……………………………………………………………………….…....i
Daftar Isi………………………………………………………………………..1
A. Judul Penelitian…………………………………………………………….2
B. Latar Belakang……………………………………………………………..2
C. Rumusan Masalah………………………………………………………….9
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..9
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………..10
F. Tinjauan
Pustaka………………………………………………………….11
F.1 Landasan Teori………………...…………………………………….......11
F.1.1 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas……………..
………………...11
F.1.2 Teori Sinyal ( Signalling Theory )
…………………………………...12
F.1.3 Teori Inflasi………………………………………………………14
F.1.4 Analisis Fundamental………………………………..
…………….15
F.2 Konsep Teori ( Pengertian )
………………………………………………..15
F.2.1 Pasar Modal…………………………………...…………………15
F.2.2 Profitabilitas………………………...……………………………
17
F.2.3 Return
Saham……………………………………………………..18
F.2.4 Inflasi…………………………………………………..………..20
F.3 Penelitian Terdahulu…………………………………...…………………
23
F.4 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ……………………...…
31
F.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham ………….……...
…….31
F.4.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham……………………...
……..32
F.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham yang dimoderasi oleh
Inflasi................................................................................................................….32
F.5 Model Penelitian………………………………………………………………..….33
G. Metode Penelitian ………….……………………………………………..34
G.1 Lokasi Penelitian…………………………….
…………………………...34
1
G.2 Populasi dan Sampel……………………..…………………………….…
35
G.2.1
Populasi………………………………………………………….35
G.2.2 Sampel…………………………………………………………..35
G.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………...36
G.4 Metode Pengumpulan ( Teknik )
Data……………………………………...36
G.5 Analisis Data dan Asumsi
Klasik…………………………………………..37
G.5.1 Analisis
Deskriptif………………………………………………...37
G.5.2 Analisis Regresi Moderasi…………………………………………37
G.5.3 Pengujian Asumsi
Klasik…………………………………………..38
G.5.4 Pengujian Hipotesis…………………………….…………………40
A. Judul Penelitian
B. Latar Belakang
Dalam dunia usaha yang berkembang semakin pesat ini, menyebabkan pertumbuhan
ekonomi meningkat terutama pada Industri Manufaktur adalah subsektor industri yang
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan industri di
Indonesia. Industri manufaktur adalah industri yang mengubah barang mentah menjadi produk
jadi melalalui proses produksi yang kemudian dijual kepada konsumennya. Industri manufaktur
di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan laporan statistik berjudul
2
telah memberi kontribusi yang cukup besar yaitu hampir seperempat bagian dari Produk
Domestik Bruto (PDB) nasional. Secara umum, sector ini memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto di Indonesia. Hal ini menunjukaan bahwa
nasional.
Perusahaan manufaktur di BEI terbagi menjadi tiga sektor yaitu, sektor industri dasar dan
kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi. Perkembangan industri manufaktur
tergambar dari bertambahnya perushaaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun ke tahun.
yang besar dalam pembentukan Produkl Domestik Bruto (PDB) nasional. Salah satu sektor
manufaktur yang berkontribusi terhadap PDB nasional adalah sektor industri barang konsumsi.
ekonomi. sektor ini mengalami perkembangan yang cukup baik dan masih dibutuhkan oleh
masyarakat sehingga dapat memicu naiknya permintaan terhadap produk – produk industri
barang konsumsi.
Secara riil Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan
maksimal atau laba yang sebesar-besarnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan untuk
membesarkan perusahaan dan memperluas kegiatan usaha perusahaan dalam menghadapi segala
persaingan yang ada. Untuk itu perusahaan berusaha memperoleh laba dengan bertujuan untuk
menjaga kelangsungan jalannya perusahaan. Peningkatan laba oleh perusahaan dapat ditempuh
dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan investasi dalam pasar modal (Ang,
1997).
3
Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta. Pasar modal bertindak sebagai penghubung
antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
Saham merupakan surat berharga didalam pasar modal yang diperjual belikan dalam
pasar modal. Tujuan perusahaan menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana dari
kegiatan investasi yang dilakukan penanam modal, membiayai jalannya operasional perusahaan,
dan memperluas usaha bagi suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008:5) investasi merupakan
suatu kegiatan dalam menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu
dengan maksud memperoleh pendapatan atau peningkatan atas modal awal serta memperoleh
return yang diharapkan oleh investor dalam batas resiko yang dapat diterima. Saham adalah
sekuritas yang populer dan cukup menarik minat investor untuk diperdagangkan. Saham
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Untuk memperoleh returnyang maksimal, investor menggunakan berbagai cara baik
(Sunariyah,2006:48)
Tujuan utama dari kegiatan investasi pada pasar modal adalah untuk memperoleh
keuntungan (return). Untuk memperoleh return yang maksimal, investor menggunakan berbagai
cara baik dengan menggunakan analisis mengenai perilaku perdagangan saham ataupun dengan
4
Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi
menunjukkan keinginan investor menyediakan sejumlah dana saat ini untuk memperoleh aliran
dana pada masa mendatang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan
resiko yang tertanggung. Dengan demikian investor berharap untuk memperoleh keuntungan atas
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Dalam setiap kegiatan investasi jangka panjang
maupun jangka pendek mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan atau peningkatan
nilai investasi serta tingkat resiko yang tidak membahayakan kegiatan investasi yang dilakukan
investor, secara logis tentu investor selalu mengharapkan returnsahamyang sesuai denganresiko
Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan
capital gain (keuntungan dari selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga
obligasi, deviden dan sebagainya yang biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat
diuangkan secara cepat. Komponen yang kedua yaitu capital gain, yaitu keuntungan yang
diterima dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrument investasi
yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan terjadinya perdagangan akan timbul perubahan
nilai suatu investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dapat diketahui dari
analisis historis yang dapat diketahui dari periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan
besarnya tingkat kembalian yang diinginkan. Investor dalam melakukan investasi saham akan
memilih perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat
returnyang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus.
5
Kestabilan returnsahamperusahaandapat berdampak pada meningkatnya kepercayaan investor
Dewasa ini diperoleh fenomena perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI yang return sahamnya tidak stabil. Return saham yang ditunjukkan selama
tahun 2015-2018 pada perusahaan manufaktur sangat bervariatif. Tabel 1.1 berikut ini
Tabel 1.1 berikut ini untuk mengetahui fenomena mengenai return saham periode tahun
2015 - 2018
Return Saham
No Kode Perusahaan Tahun (%)
1 AALI 2015 -34.64%
2016 11.07%
2017 -21.61%
2018 -10.08%
2 MYOR 2015 45.93%
2016 34.84%
2017 22.80%
2018 29.70%
3 GGRM 2015 -9.39%
2016 16.18%
2017 31.14%
2018 -0.21%
Sumber : Investing.com, Data Diolah
6
Pada tahun 2015 PT. Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) menunjukkan return saham sebesar
-43,64% pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 11,07%, sedangkan
pada tahun 2017-2018 return saham terus mengalami penurunan. Untuk return saham PT.Mayora
Indah, Tbk (MYOR) apabila dibandingkan tahun 2015 selalu mengalami kenaikan sampai
dengan tahun 2018. Sedangkan PT.Gudang Garam, Tbk pada tahun 2015 menunjukkan return
saham sebesar -9.39% dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 dan 2017 lalu mengalami
Menurut Ang (1997) terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu
faktor internal perusahaan dan faktor eksternal dari perusahaan. Faktor internal perusahaan
perusahaan.Faktor eksternal yang mempengaruhi return adalah kebijakan moneter dan fiskal,
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan dengan return
saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan menanamkan modalnya ke
perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena investor akan menanamkan modalnya dan
Profitabilitas merupakan suatu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam
memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada.Hasibuan (2001)
menjelaskan bahwa profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam
penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk
membuat keputusan.
7
Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan dan para
investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (returnsaham). Perusahaan yang
profitablea kan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya
ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor
yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu
perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Natarsyah (2000) menjelaskan bahwa
peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena
return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang
semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan
Faktor eksternal yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return adalah inflasi
(Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang mempengaruhi return.
Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi dan hal ini akan sangat
mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi
berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya
produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada
return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain
kenaikan inflasi dapat menurunkan tingkat profitabilitas dan return saham yang diharapkan oleh
para investor.
8
Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya
perusahaan. Peningkatan biaya produksi yang lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan akan berdampak pada turunnya profitabilitas perusahaan, begitu juga
sebaliknya apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen)
maka profitabilitas perusahaan akan naik. Naik atau turunnya profitabilitas perusahaan akan
berpengaruh terhadap harga saham dan keinginan investor untuk menanamkan modalnya.
Dalam penelitian terdahulu Aryanti dan Mawardi (2016) dan Sholikha (2015)
menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan profitabilitas yang diukur dengan ROA,
ROE dan NPM terhadap Return Saham. Sehingga semakin tinggi laba baik yang berasal dari
aset, modal sendiri maupun operasional perusahaan mampu meningkatkan return saham.
Namun hasil peneitian Purnamasari (2016), Arnoeva (2012), tidak menemukan adanya
pengaruh positif signifikan profitabilitas terhadap return saham. Penelitian tentang inflasi
terhadap return saham pernah dilakukan oleh Hidayat, Setyadi, dan Azis(2017), menunjukkan
adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return Saham. Sehingga dengan adanya
penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang menyakinkan dan mampu
memperoleh pemahaman akan kebenaran mengenai pengetahuan khususnya dalam bidang pasar
9
“Pengaruh profitabilitas terhadap return saham perusahaan yang dimoderasi oleh Inflasi
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah atas, maka permasalahan yang dapat
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
10
2. Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
ilmu khususn\
4. Bagi para investor dan calon investor yang melakukan kegiatan investasi di pasar modal
dimana hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pertimbangan pemikiran
5. Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa
perusahaan.
6. Peneliti selanjutnya, hasil ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk
penelitian berikutnya.
F. Tinjauan Pustaka
Teori ini menggambarkan hubungan tingkat return dan resiko secara sederhana dan hanya
11
Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern dan
dapat digunakan untuk memprediksi antara hubungan resiko sebuah assetdan tingkat
harapan pengembalian.
Teori ini menggunakan sekian banyak variabel pengukur resiko untuk melihat hubungan
kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual
dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan adalah hukum satu harga (the law of
Penelitian menggunakan teori APT karena sesuai dengan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu profitabilitas, inflasi serta return saham. Ross dalam Belkaoui (2007)
menyatakan bahwa dalam teori APT dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penjualan, prediksi
industri, inflasi, rentang tingkat bunga jangka panjang ataupun jangka pendek serta rentang
obligasi.
Pendekatan dalam teori ini dibedakan menjadi dua yaitu: pendekatan yang bergantung
pada makro ekonomi dan variabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi resiko sistematis
dari ekonomi, dan pendekatan yang merujuk pada karakter perusahaan yang kemungkinan dapat
menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko sistematis sebelum membuat portofolio dari
Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dengan harga yang berbeda, maka
akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga
murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga untuk
12
memperoleh laba tanpa resiko. Dalam penelitian menggunakan teori APT sebagai dasar dalam
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu,
saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Houston (2001)
menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang
penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan
menggunakan hutang.
informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak
luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
13
asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal
pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal
bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi
yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak
berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan
dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan
baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi
risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi
investasi dengan preferensi risiko yangdiinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli
oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka
Teori Inflasi Paling tidak ada empat teori tentang inflasi yang menjadi patokan penyebab
dan pemberian solusi ketika terjadi inflasi. Keempat teori tersebut diantaranya adalah teori
1. Teori Kuantitas
14
Inti dari teori kuantitas adalah, pertama, bahwa inflasi itu hanya bias terjadi kalau ada
penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun uang giral. Inti yang kedua
adalah laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi
atau harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa yang akan datang.
2. Teori Keynes
Proses inflasi menuruti menurut Keynes adalah proses perebutan pendapatan di antara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang
dapat disediakan oleh masyarakat. Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes bahwa ini
terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga
3. Mark-up Model
Dalam teori ini dasar pemikiranya ditentukan oleh dua komponen yakni cost of
productiondan profit margin. Jadi apabila ada kenaikan antara kedua komponen maka
4. Teori Strukturalis.
Teori ini biasa disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang, karena menyoroti sebab-
sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya penawaran bahan
Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisisis
ini diharapkan calon investor akan mengetahui sinyal dari perusahaan tersebut. Apakah sehat
atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu
saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting
15
karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga
Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data historis, yaitu data yang
telah lewat. Analisis ini sering disebut dengan Company analysis (Ang,1997; dalam
dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya dan juga bagaimana prospeknya di masa
mencoba memperkirakan return saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi return saham di masa yang akan datang dan para
analis mencoba menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh perkiraan return
saham.
Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta (Husnan, 2009:5). Pasar modal menyediakan
berbagai alternatif bagi para investor bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti
menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan. Pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui
16
Menurut UU No. 5 tahun 1995 yang menyatakan bahwa pasar modal adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran
jual dan beli efek-efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Fungsi
pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan
kriteria pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara
Manfaat pasar modal dibedakan menjadi dua yaitu manfaat yang diperuntukkan bagi
emiten dan bagi investor (www.wikipedia-pasar modal.com, 2009). Pasar modal bagi emiten
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dana tersebut diterima sekaligus
2. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana
perusahaan.
2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga yang
3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko.
F.2.2 Profitabilitas
17
Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase (Hasibuan,
mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar,
laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan.
Laba didefinisikan kenaikan atau peningkatan kesejahteraan laba suatu perusahaan secara
operasional sebagai arus kas satuan usaha yang ditambahkan dengan perubahan nilai perusahaan
tersebut (Hendriksen dan Van Breda, 2000:224). Selain itu, laba mampu memberikan informasi
yang menunjukkan prestasi perusahaan dari informasi yang berguna sebagai dasar pembagian
hasil. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yangpenting untuk dilihatolehpihak-pihakseperti
berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan. Laba
terdiri dari:
1. Laba Ekonomi
Laba ekonomi (Economic Income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para ahli
ekonomi seperti Adam Smith, yang memberikan definisi terhadap laba/income sebagai
kenaikan kekayaan. Fischer Indah Hick dalam Harahap (2001) menjelaskan sifat-sifat
1. Physical Income Laba merupakan konsumsi barang dan jasa oleh individu yang
2. Real Income Laba adalah jumlah pembayaran uang yang dilakukan untuk
18
3. Money Income Laba adalah jumlah uang yang diterima dan digunakan untuk
2. Laba Akuntansi atau Accounting IncomeLaba akuntansi adalah perbedaan selisih antara
realisasi penghasilan atau revenue yang berasal dari transaksi-transaksi perusahaan pada
beberapa cara yaitu gross profit margin, net profit margin, operating return on assets,
Saham adalah unit kepemilikan dalam sebuahperusahaan. Sebagai bukti kepemilikan atas
saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat saham kepada para pemegang sahamnya
(Simamora, 2006).
Menurut Jogiyanto (2008:195) return dapat didefinisikan sebagai hasil yang akan
diperoleh dari kegiatan investasi. Dalam setiap kegiatan investasi baik jangka pendek ataupun
jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh keuntungan yang disebut
return.
Konsep resiko juga tidak terlepas kaitannya dengan returnsaham, karena investor selalu
praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode
Return memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah
saham. Return dapat digolongkan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return
19
ekspektasi (expected return). Return realisasi digunakan sebagai dasar penentuan return
ekspektasi yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan
menggunakan return total, relatif return, kumulatif return, dan return disesuaikan. Return total
merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari
Return yang terdiri dari capital gain dan yield dapat dirumuskan sebagai berikut
(Jogiyanto, 2008:198):
Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode
lalu:
Capital gain =
Pt-Pt-1 x 100%
Keterangan : Pt - 1
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt
Yield = Dt x 100%
Pt - 1
Keterangan :
20
Pt - 1 Pt-1
F.2.4 Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
perubahan tingkat dan efisiensi produk. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya
menguntungkan para debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil resiko dan akan merugikan
para kreditur, kelompok berpendapatan tetap dan investor yang tidak berani mengambil resiko.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi lebih
tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas
Indikator inflasi adalah seperti yang dikutip dari (www.bi.go.id, 2010) sebagai berikut:
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan harga dari paket barang dan jasa yang
dengan IHK.
21
Merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi yang
Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga, kondisi politik
Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses produksi
Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan suatu inflasi (Boediono, 2011:156) yaitu:
a) Inflasi ringan
Inflasi ringan terjadi apabila tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara
b) Inflasi sedang
Jenis inflasi ini terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun antara 10% sampai
30%.
22
c) Inflasi berat
Inflasi berat terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun diantara 30% sampai
100%.
d) Hiper inflasi
Hiper inflasi disebut juga inflasi yang tidak terkendali, karena tingkat inflasinya
dalam setahun lebih dari 100%, dan menyebabkan harga barang-barang terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
Berdasarkan penjelasan diatas, inflasi merupakan peristiwa naiknya harga barang. Para
pelaku pasar memandang inflasi sebagai suatu resiko yang harus dihindari. Tingkat inflasi yang
tinggi menunjukkan bahwa resiko investasi cukup besar karena dapat menurunkan tingkat
pengembalian dari investor. Selain itu tingkat laju inflasi yang tinggi dapat menurunkan
Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli uang serta dapat mengurangi
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari kegiatan investasi yang dilakukannya.
Sebaliknya, apabila tingkat inflasi dalam suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini
merupakan sinyal yang positif bagi investor ataupun calon investor seiring dengan turunnya
23
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan beberapa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang akan dilakukan ini untuk
tersebut:
Afinindynne dan Budianto (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh DER,
PER, ROE terhadap Return Saham Perusahaan Telekomunikasi”. Alat ukur penelitian yang
digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER
(Debt to Equity Ratio) dan PER (Price Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham,sedangkan variable ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan
Telekomunikasi.
Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017) yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan
Nilai TukarRupiah Serta Uang Beredar terhadap Return Saham”. Data penelitian dianalis dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil uji F menunjukkan bahwa inflasi, suku
bunga, jumlah uang beredar, dan nilai tukar rupiah berpenagruh terhadap return saham. Dari
hasil uji t menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negative signifikan terhadap return
saham sedangkan variabel niai tukar, suku bunga dan jumlah uang beredar tidak memiliki
Aryanti dan Mawardi (2016) berjudul “Pengaruh ROA, ROE, NPM Dan CR Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)”. Alat analisis
pengaruh baik secara parsial maupun simultan variabel ROA, ROE, NPM dan CR Terhadap
24
Saputra (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga
SBI Terhadap Return Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Data dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap Return saham Syariah. dan Suku Bunga SBI
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham syariah. Secara simultan menunjukkan
bahwa Inflasi dan Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap return saham syariah.
Sari dan Sugiyono (2016) berjudul Pengaruh NPM, ROE, EPS terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Farmasi di BEI.Alat analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial NPM dan EPS berpengaruh terhadap return saham,
Purnamasari (2016) berjudul Pengaruh Return on Asset dan Return on Equity terhadap
Return Saham. Alat analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji F menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh secara simultan
terhadap return saham. Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh
terhadap return saham, begitupun ROA yang juga tidak memiliki pengaruh terhadap return
saham.
Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis data menggunakan analisis
regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah ROA, ROE, NPM dan Return Saham.
Hasil penelitian secara parsial membuktikan bahwa ROA dan ROE berpengaruh secara
returnsaham. Dari uji simultan menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan NPM berpengaruh secara
25
Sarono (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan
Nilai Tukar Dollar Terhadap Return Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek
Indonesia”. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan tingkat suku
bunga SBI dan nilai tukar dollar menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan terhadap
return saham.
Purnomo dan Widyawati (2013) dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan
Inflasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti”. Alat uji statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa nilai tukar,
suku bunga, dan inflasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham. Sedangkan
hasil uji T atau secara parsial menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap return
saham, namun variabel lain yakni nilai tukar dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham
perusahaan properti.
Di bawah ini Terdapat kumpulan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian
1 Pengaruh DER, PER, ROE Variabel Independen: Analisis DER dan PER tidak
26
dan Nilai Tukar Rupiah Serta Inflasi, Suku Bunga, Regresi menunjukkan inflasi,
Uang Beredar terhadap Return Nilai Tukar Linier suku bunga, jumlah uang
2. Hasil uji t
menunjukkan bahwa
negatif signifikan
terhadap returnsaham
27
terdaftar di Jakarta
Bunga SBI Terhadap Return Inflasi, Suku Bunga Regresi negatif signifikan
Islamic Index (JII) Variabel Dependen: Berganda dan Suku Bunga SBI
signifikan terhadap
simultan menunjukkan
saham syariah.
terhadap Return Saham Pada NPM, ROE, EPS Regresi menunjukkan bahwa
Perusahaan Farmasi di BEI Variabel Dependen: Linier secara parsial NPM, ROE
Sari dan Sugiyono ( 2016 ) Return Saham Berganda dan EPS berpengaruh
28
2. Sedangkan hasil uji
parsial menunjukkan
berpengaruh terhadap
return saham.
signifikan terhadap
simultan menunjukkan
bersama-sama terhadap
Bunga SBI Dan Nilai Tukar Inflasi, Tingkat Suku Regresi menunjukkan bahwa
Dollar Terhadap Return Saham Bunga SBI, Nilai Linier inflasi tidak berpengaruh
29
Properti Yang Terdaftar Dalam Tukar Dollar Berganda terhadap Return saham.
dollar menunjukkan
signifikan terhadap
Bunga, dan Inflasi Terhadap Inflasi, Suku Bunga, Regresi menunjukkan bahwa nilai
Return Saham Pada Perusahaan Nilai Tukar Linier tukar, suku bunga, dan
parsial menunjukkan
berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap
( 2013 )
30
ROE, EPS, dan EVA Terhadap ROA, ROE, EPS, Regresi menunjukkan bahwa
bersama-sama terhadap
tidak berpengaruh
Salah satu analisis yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengukur kinerja keuangan
caramengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah dengan Return On Asset (ROA). Semakin
31
besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar
(Ang, 1997). Dengan demikian semakin tinggi ROA dapat meningkatkan daya tarik investor
Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor
untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini
maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan
atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham
berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah
merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya (Natarsyah,
2000). Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang
semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000), Hardiningsih et.al. (2002),
Ulupui (2006), Maya (2007) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap
return saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bachri (1997) serta Auliyah dan Hamzah
(2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor
makro dan faktor mikro. Faktor eksternal atau mikro yang juga sebagai panduan dalam
memprediksi return adalah inflasi (Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel
makro yang mempengaruhi return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko
32
investasi dan hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan
investasi. Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau
bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada
jumlah permintaan yang berakibat pada penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi
pendapatan perusahaan dan berdampak negatif terhadap tingkat return yang diharapkan. Dengan
kata lain kenaikan inflasi dapat menurunkan return saham yang diharapkan oleh para investor.
Penelitian terdahulu mengenai yang dilakukan Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017), serta
Saputra (2016) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return
Saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarono (2014), Purnomo dan Widyawati
(2013) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan teori
dan penelitian terdahulu, maka diduga terdapat pengaruh inflasi terhadap return saham, sehingga
F.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham yang dimoderasi oleh Inflasi
Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi dan hal ini akan sangat
mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi
berpengaruh pada peningkatan harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya
produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada
penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan dan berdampak negatif
terhadap tingkat return yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat dikatakan
selain berpengaruh terhadap return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap pengaruh
profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain kenaikan inflasi dapat menurunkan
33
Perusahaan yang profitable akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dan
menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila permintaaan atas saham suatu perusahaan
akan meningkatkan harga saham dan berdampak pada meningkatnya return yang akan diterima
investor. Sedangkan perusahaan yang tidak profitable membuat investor tidak tertarik
menanamkan modalnya dan kondisi ini akan menurunkan harga saham dan return yang
diperoleh investor.
Penelitian terdahulu mengenai yang dilakukan Hidayat, Setyadi, dan Azis (2017), serta
Saputra (2016) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan inflasi terhadap Return
Saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarono (2014), Purnomo dan Widyawati
(2013) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan teori
dan penelitian terdahulu, maka diduga terdapat pengaruh moderasi inflasi pada pengaruh
profitabilitas terhadap return saham, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
penelitian ini, dikemukakan suatu kerangka pemikiran teoritis atau model penelitian yang
Inflasi
(X2)
34
Profitabilitas Return Saham
(X1)
G. Metode Penelitian
Lokasi penelitian adalah di bursa efek indonesia (BEI) yang menyediakan informasi
laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi bursa efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id pemilihan lokasi penelitian di BEI karena BEI merupakan bursa pertama di
Indonesia yang di anggap memiliki data tentang keuangan dan informasi mengenai perusahaan
yang lengkap dan telah terorganisir dengan baik. obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
G.2.1 Populasi
35
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 56
perusahaan.
G.2.2 Sampel
pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan dari metode ini adalah untuk
mendapatkan sampel dengan petimbangan dan kriteria tertentu sehingga mendapatkan sampel
yang representative. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
Jumla
No Kriteria h
Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1 selama tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018
52
Perusahan yang terdaftar berturut - turut dan
melaporkan laporan keuangan secara lengakap
2 selama tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 48
Jumlah Sampel
Berdasarkan kriterian tersebut, dan jumlah populasi yang tersedia 56 perusahaan namun hanya
36
G.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data yang berbentuk angka atau yang diangkakan. data kuantitatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. data sekunder yang digunakan
adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id dan
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan
dokumentasi aitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan mengidentifikasi data
tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diperoleh dari BEI, dan IDX
Statistiserta Bank Indonesia.. Studi pustn dengan mengolah literatur, artikel jurnal maupun media
tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. pengumpulan data
dokumentasi dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data data tertulis yang termasuk ke dalam
kategori perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang
37
G.5 Analisis Data dan Asumsi Klasik
terdapat dalam model penelitian ini yaitu variabel dependen (return saham), variabel independen
(profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata,
maksimal, minimal, dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif, yaitu dilakukan dengan cara mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau
hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data-
data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel yang dinyatakan dalam
angka-angka dengan cara mengumpulkan data-data yang merupakan faktor pendukung terhadap
pengaruh antar variabel-variabel yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis (Sekaran, 2006).
Melalui pengujian analisis deskriptif, persebaran data serta distribusi frekuensi variabel dapat
estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan
38
G.5.3 Pengujian Asumsi Klasik
Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan bebas semuanya memiliki distribusi yang normal atau tidak (Ghozali,
2007). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, dilakukan dengan cara memperhatikan
penyebaran data (titik) pada grafik normal P-plot of regression standardizzed residual dari
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal,
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak
menggunakan dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik yang dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat signifikansi data tersebut. Apabila
2. Uji Autokorelasi
series(Algifari, 2000). Menurut Ghozali (2007) pada data cross-section, masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi karena ‘gangguan’ pada observasi yang berbeda berasal dari individu
39
(kelompok yang berbeda). Algifari (2000) berpendapat bahwa dampak dari adanya autokorelasi
dalam model regresi yaitu, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir
nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji yang digunakan untuk
Nilai DW yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada tabel untuk
mendapatkan angka dl (lowerbond)dan du (upper bond) yang dapat dilihat pada tabel Durbin-
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik plot antar
nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
40
scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
2007).Selain itu untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0
Pengujian regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap
variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen, sedangkan variabel yang
Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut
regresi sederhana (Nugroho, 2005). Bentuk umum persamaan regresi linearsederhana adalah:
Y = α + β1X1 + e
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
41
α = Koefisien Konstanta
X1= Profitabilitas
e = Error term
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi moderasi. Untuk menguji
pengaruh moderasi penelitian ini menggunakan model nilai selisih mutlak. Analisis ini
hubungan antara satu variable dengan variabel lain. Frucot dan Shearon dalam Ghozali (2007)
mengajukan model ini untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak
dari variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Return saham
α = Koefisien konstanta
X2 = Inflasi
X1= Profitabilitas
|X1- X2|=Interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan antara X1 dan X2
e = Error
c) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu.
42
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007).
Namun terdapat kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model, sehingga untuk mengevaluasi
model regresi terbaik digunakan nilai adjusted R2. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan
menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 12.00 for windows.
43