Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MEMBERIKAN


PELAYAN KEPADA MASYARAKAT

NAMA KELOMPOK

1. AGNI PRIANOTO ( F 231 16 022 )


2. MOH. FAIS TS ( F 231 16 090 )
3. DHINA RIZKY A. N ( F 231 16 024 )
4. RISKA WINDARTI ( F 231 16 007 )
5. GITA RINDA SYAFITRI ( F 231 16 017 )
6. SRI RAHMA L.M. SAID ( F 231 16 132 )
7. NAFIA AZIS ( F 231 16 101 )

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


PRODI PWK
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Implementasi Teknologi Informasi dalam Memberikan Pelayanan Kepada
Masyarakat dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Andi
Chairul selaku Dosen mata kuliah Teknologi Informasi yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

PALU, 21 SEPTEMBER 2016

PENULIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B. TUJUAN.................................................................................................. 2
C. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BPJS............................................................................... 3
B. MANFAAT BPJS..................................................................................... 3
C. HAK DAN KEWAJIBAN BPJS.............................................................. 4
D. JENIS PELAYANAN BPJS.................................................................... 6
E. GOLONGAN PESERTAAN BPJS.......................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................ 9
B. SARAN.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan kita sehari-


hari sekarang ini sangat pesat sekali, baik mencari informasi maupun menerima
informasi sehingga dapat membantu manusia memudahkan permasalahan yang
sedang dihadapinya. Pada era Teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini,
komunikasi merupakan hal yang sangat penting sekali. Komunikasi sangat dibutuhkan
dalam kehidupan seseorang, bisnis, pendidikan.Dilembaga pendidikan, siswa
disekolah mendapat pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, seperti
mempalajari komputer dan internet. TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan
mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti
proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer,
bahasa program dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi
atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap
mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis
dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis, proses
bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan
alat-alat produktivitas.
B. TUJUAN
Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih mengerti dan menambah wawasan
tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi, pembaca juga bisa lebih mengetahui
tentang pelaksanaan pembuatan implementasi teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

C. RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial?
- Apa manfaat dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial?
- Apa saja hak dan kewajiban Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial?
- Golongan apa saja yang terdaftar dalam Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial?
- Jenis pelayanan apa saja yang dilayani oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah salah satu lembaga sosial
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada di
Indonesia, berdasarkan undang-undang nomor 40 tahun 2004 yang menyatakan tentang
sistem jaminan sosial nasional, disamping itu juga menurut undang – undang nomor 24 tahun
2011 BPJS akan mengganti sejumlah lembaga-lembaga jaminan sosial yang ada seperti
lembaga asuransi kesehatan PT ASKES Indonesia dirubah menjadi BPJS_Kesehatan,
lembaga jaminan sosial tentang ketenaga kerjaan Jamsostek juga dirubah menjadi BPJS
ketenaga kerjaan. Perubahan ini akan dilakukan secara bertahap dan bergilir, seperti yang kita
ketahui pada awal tahun 2014 lalu PT ASKES berubah menjasi BPJS kesehatan dan untuk
tahun 2015 ini PT Jamsostek berubah menjadi BPJS ketenaga kerjaan, disamping itu juga
kantor pusat BPJS ini berada dijakarta namun anda tak perlu jauh-jauh kesana karena kantor
perwakilannya ada disetiap tingkat Provinsi dan juga Kabupaten Kota.

B. MANFAAT BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan
Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan.
Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai
kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.
Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal
care). Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan
HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi
bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk
imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko
penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun masih ada
yang dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat
penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan yang tidak dijamin meliputi:
a. Tidak sesuai prosedur
b. Pelayanan diluar Faskes yang bekerja sama dengan BPJS
c. Pelayanan bertujuan kosmetik
d. General check up dan pengobatan alternatif
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan dan pengobatan impotensi
f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana
g. Pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri
sendiri/bunuh diri/narkoba.

C. HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


A. HAK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
UU BPJS menentukan dalam melaksanakan kewenagannya, BPJS berhak :
a. Memperoleh ddana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber
dari Dana Jaminan Sosial atau sumber lainnya sesuai dwengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. Memperole hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan
sosial dari DJSN.

Dalam Penjelasan Pasal 12 huruf a UU BPJS dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
“dana operasional” adalah bagian dari akumulasi iuran jaminan sosial dan hasil
pengembangannya yang dapat digunakan BPJS untuk membiayai kegiatan operasional
penyelenggaraan program jaminan sosial.

UU BPJS tidak memberikan pengaturan mengenai berapa besaran “dana operasional”


yang dapat diambil dari akumulasi iuran jaminan sosial dan hasil pengembangannnya. UU
BPJS tidak juga mendelegasikan pengaturan lebih lanjut mengenai hal tersebut kepada
peraturan perundang-undangan di bawah Undang-undang.
“Dana Operasional” yang digunakan oleh BPJS untuk membiayai kegiatan operasional
penyelenggaraan program jaminan sosial tentunya harus cukup pantas jumlahnya agar
BPJS dapat bekerja secara optimal, tetapi tidak boleh berlebihan apalagi menjadi seperti
kata pepatah “lebih besar pasak daripada tiang”.

Besaran “dana operasional” harus dihitung dengan cermat, mengunakan ratio yang wajar
sesuai dengan best practice penyelenggaraan program jaminan sosial.

Mengenai hak memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program


jaminan sosial dari DJSN setiap 6 bulan, dimaksudkan agar BPJS memperoleh umpan
balik sebagai bahan untuk melakukan tindakan korektif memperbaiki penyelenggaraan
program jaminan sosial. Perbaikan penyelenggaraan program akan memberikan dampak
pada pelayanan yang semakin baik kepada peserta.

Tentunya DJSN sendiri dituntut untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara objektif
dan profesional untuk menjamin terselenggaranya program jaminan sosial yang optimal
dan berkelanjutan, termasuk tingkat kesehatan keuangan BPJS.

B. KEWAJIBAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


- Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta yang dimaksud dengan ”nomor
identitas tunggal” adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh BPJS kepada
setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan kewajiban setiap
peserta. Nomor identitas tunggal berlaku untuk semua program jaminan sosial.
- Mengembangkan asset Dana Jaminan Sosial dan asset BPJS untuk sebesar-besarnya
kepentingan peserta;
- Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja,
kondisi keuangan, kekayaan dan hasil pengembangannya Informasi mengenai kinerja
dan kondisi keuangan BPJS mencakup informasi mengenai jumlah asset dan liabilitas,
penerimaan, dan pengeluaran untuk setiap Dana Jaminan Sosial, dan/atau jumlah asset
dan liabilitas, penerimaan dan pengeluaran BPJS.
- Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;
- Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti
ketentuan yang berlaku;
- Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak
dan memenuhi kewajiban;
- Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo JHT dan pengembangannya 1
kali dalam 1 tahun;
- Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 kali dalam 1
tahun;
- Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan
berlaku umum;
- Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial; dan
- Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6
bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

D. JENIS PELAYANAN DALAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN


SOSIAL
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa
pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis).
Ambulanshanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi
tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
 Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh
pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Bila Peserta memerlukan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
 Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna
memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan
kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau
penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk
biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
 Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang menjalin
kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan
rekredensialing.
E. GOLONGAN PESERTAAN DALAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain.
Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan
pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN
dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang
tidak mampu
b. Peserta bukan PBI adalah yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu
yang terdiri atas :
1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota TNI
c. Anggota POLRI
d. Pejabat Negara
e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
f. Pegawai Swasta
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai f yang menerima upah.
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu :
a. Pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang menerima upah
c. Pekerja sebagaimana yang dimaksud huruf a dan b, termasuk warga negara asing
yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya, yaitu :
a. Investor d. Veteran
b. Pemberi kerja e. Perintis kemerdekaan
c. Penerima pensiun f. Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai e
yang mampu membayar iuran.
4. Penerima pensiun terdiri atas :
a. PNS yang berhenti dengan hak pensiun
b. Anggota TNI dan POLRI yang berhenti dengan hak pensiun
c. Pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun
d. Penerima Pensiun selain huruf a sampai c
e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud
pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun
5. WNI di Luar Negeri
Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri diatur dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri
6. Syarat pendaftaran
Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS
7. Lokasi pendaftaran
Pendaftaran peserta dilakukan di kantor BPJS terdekat/setempat
8. Prosedur pendaftaran peserta
a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan.
b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri
sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan.
c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya
sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan
9. Hak dan kewajiban peserta
Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan :
a. Identitas peserta
b. Manfaat pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan
Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk :
a. Membayar iuran
b. Melaporkan data kepesertaanya kepada BPJS kesehatan dengan menunjukkan
identitas peserta pada saat pindah domisili atau pindah kerja.
10. Masa berlaku kepesertaan
a. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan
membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta
b. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal
dunia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri
dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
b. BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dengan
Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan
membayar dengan sistem paket INA CBG’s
c. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima
lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

B. SARAN
a. Sustainabilitas program atau bahwa program jaminan sosial harus berkelanjutan selama
negara ini ada, oleh karena itu harus dikelola secara prudent, efisien dengan tetap
mengacu pada budaya pengelolaan korporasi
b. Kenyataannya 80% penyakit yang ditangani rumah sakit rujukan di Provinsi adalah
penyakit yang seharusnya ditangani di Puskesmas. Tingkat okupansi tempat tidur yang
tinggi di RS Rujukan Provinsi bukan indikator kesuksesan suatu Jaminan Kesehatan.
Hal ini berdampak pada beban fiskal daerah yang terlalu tinggi.Oleh karenanya
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan membutuhkan sistem rujukan berjenjang dan
terstruktur maka setiap Provinsi harap segera menyusun peraturan terkait sistem
rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

Chriswardani S. 2012.Kesiapan sumber daya manusia dlm mewujudkan universal health


coverage di indonesia : Jogjakarta.

Keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 326 Tahun 2013 Tentang Penyiapan
kegiatan penyelenggaraan Jaminan kesehatan nasional.

Anda mungkin juga menyukai