Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Metode CAPM


Dalam tugas mata kuliah Teori Portfolio & Analisis Investasi ini kami
memilih Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).
B. Alasan Pemilihan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo 25)

Dalam tugas akhir mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi
ini kami memilih menggunakan objek analisis yaitu perusahaan go-publik
yang terdaftar di PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Terdapat 10
perusahaan yang kami gunakan dalam analisis ini yaitu:

No Kode Nama Perusahaan


1. ACST Acset Indonusa Tbk PT
2. APIC Pacific Strategic Financial Tbk
3. ARNA Arwana Citramulia Tbk
4. ASMI Asuransi Kresna Mitra Tbk
5. BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk
6. KREN Kresna Graha Investama Tbk
7. BISI PT BISI International Tbk
8. SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
9. TOTL Total Bangun Persada Tbk
10. WEHA PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk

Alasan kami memilih menggunakan 10 perusahaan tersebut sebagai


objek analisis atau pengujian kami karena sampai saat ini, PEFINDO telah
melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 500 perusahaan dan pemerintah
daerah. PEFINDO juga telah melakukan pemeringkatan terhadap surat-surat
utang, termasuk obligasi dan obligasi sub-ordinasi konvensional, sukuk,
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Medium Term
Notes (MTN) dan reksa dana. Untuk memperkuat kinerja perusahaan
beraliansi strategis dengan Standard & Poor’s (S&P), yang merupakan
perusahaan pemeringkat global terkemuka yang telah dilakukan sejak tahun
1996, yang memberi manfaat bagi PEFINDO untuk menyusun metodologi
pemeringkatan. Dengan bantuan Standard & Poor’s (S&P), PEFINDO
menerima bantuan teknis dan konsultasi. (sumber :pefindo.com, diakses 24
September 2017).
C. Alasan Pemilihan Periode 2018

Dalam tugas akhir mata kuliah Teori Portofolio & Analisis Investasi
ini kami memilih periode 2018, karena kami memilih periode terbaru terbaru
dari periode tahun ini sehingga kami dapat mengetahui data terbaru dari 10
perusahaan yang kami gunakan untuk analisis ini.

D. Implikasi Analisis , Baik untuk Perusahaan / Emiten dan untuk Calon


Investor

Implikasi dari analisis metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)


ini sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan / Emiten


a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi bahwa perusahaan tersebut
adalah termasuk perusahaan yang efisien.
b. Dari hasil analisis menggunakan CAPM tersebut dapat menjadi bukti bahwa
perusahaan tersebut adalah termasuk perusahaan yang efisien.
c. Dapat menarik dan membuat calon investor percaya untuk menginvestikan
kelebihan dana yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.
d. Dengan banyaknya investor yang mempercayakan kelebihan dana yang
dimilikinya pada perusahaan tersebut sehingga dapat menjadi tambahan
modal untuk perusahaan tersebut.
2. Calon Investor
a. Dapat memberikan pengetahuan untuk para investor maupun calon investor
dalam berinvestasi agar dapat menentukan secara tepat keputusannya dalam
berinvestasi sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi, sehingga mampu
memperoleh return sesuai yang diharapkan.
b. Dapat menjadi referensi dan tambahan informasi bagi para investor maupun
calon investor yang akan melakukan investasi saham di pasar modal pada
saham-saham yang efisien.

E. Return Ekspektasian [E(Ri)]

Return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh


investor dimasa mendatang. Return ekspektasian sifatnya belum terjadi
(Jogiyanto, 2015: 283). Hasil perhitungan return ekspektasian dari 10 perusahaan
yang terdaftar di PEFINDO sebagai berikut:

No Kode Saham E(Ri)


1. ACST -0.2096161
2. APIC -0.6600922
3. ARNA 18.6370349
4. ASMI 50.8633766
5. BCIP 102.429497
6. KREN 621.398957
7. BISI 17.1186629
8. SIDO 725.643682
9. TOTL 29.3654269
10. WEHA 153.587917
Jumlah 1718.17485
Rata-rata 171.817485
Rata-rata tertinggi 725.643682
Rata-rata terendah -0.6600922
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai rata-rata tingkat
pengembalian yang diharapkan dari 10 perusahaan yang menjadi sampel
selama periode 2018 adalah sebesar 171.817485. Saham perusahaan PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memiliki return
ekspektasi yang tinggi yaitu sebesar 725.643682 dan perusahaan Pacific
Strategic Financial Tbk (APIC) memiliki return ekspektasi terendah yaitu
sebesar -0.6600922. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
dan linear antara return ekspektasian dengan risiko sistematis atau beta, yang
artinya besar kecil tingkat pengembalian yang diharapkan tergantung pada
besar kecilnya risiko suatu saham.

F. Gambaran SML (Security Market Line)

SML atau disebut juga GPM (Garis Pasar Modal) menggambarkan


tradeoff antara risiko return rkspektasian untuk portofolio efisien. SML
(Security Market Line) merupakan penggambaran secara grafis dari CAPM
(Jogiyanto, 2015: 585). Berdasarkan 10 saham perusahaan yang menjadi
sampel maka gambar grafik SML sebagai berikut:

SML (Security Market Line)


9000
8000 7795.16
7313.46
7000
6000
5000 4911.97 Series 1
4579.39
4000 4020.344223.58 4044.01 4080.02
3908.48 3915.29
3000
2000
1000
0
0 0.01 0 0 0 0.01 0 0.05 0.06 0

Berdasarkan gambar diatas tersebut, diketahui bahwa terdapat


hubungan positif dan linear antara tingkat pengembalian yang diharapkan
[E(Ri)] dengan risiko sistematis atau beta (Bi).

Saham perusahaan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk


(SIDO) memiliki beta paling tinggi menjadi saham yang paling agresif atau
memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap perubahan pasar daripada
yang lain, sedangkan saham perusahaan yang memiliki nilai beta terendah dari
seluruh saham yang dijadikan sampel adalah perusahaan Pacific Strategic
Financial Tbk (APIC) yang menuunjukkan bahwa saham tersebut memiliki
risiko yang kecil, cenderung pasif dan kurang peka terhadap perubahan harga
pasar daripada saham yang lain sehingga menjadi saham defensif.

G. Pengelompokkan dan Keputusan Saham yag Efisien


Saham dengan tingkat return realisasi lebih besar dari tingkat return
ekspektasian dinyatakan saham yang efisien, sedangkan saham dengan tingkat
return realisasi lebih kecil dari return ekspektasian merupakan saham yang
tidak efisien. Berikut ini menunjukkan perbandingan dan posisi tingkat return
realisasi dan return ekspektasi:

9000

8000

7000

6000

5000
E(Ri)
4000
Ri
3000

2000

1000

0
ACST WEHA API ARNC ASMIY BCIP BIS KREN SIDO T
-1000

Berdasarkan pengelompokan saham efisien dan saham tidak efisien,


serta keputusan investasi saham dari 10 perusahaan yang menjadi sampel
terdapat 10 saham perusahaan yang termasuk kelompok saham tidak efisien,
yaitu saham:

1. ACST (Acset Indonusa Tbk PT)


2. APIC (Pacific Strategic Financial Tbk)
3. ARNA (Arwana Citramulia Tbk)
4. ASMI (Asuransi Kresna Mitra Tbk)
5. BCIP (PT Bumi Citra Permai Tbk)
6. KREN (Kresna Graha Investama Tbk)
7. BISI (PT BISI International Tbk)
8. SIDO (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk)
9. TOTL (Total Bangun Persada Tbk)
10. WEHA (PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk)

Karena memiliki tingkat return realisasi lebih kecil daripada tingkat


return ekspektasi, keputusan investasi yang dilakukan terhadap kelompok
saham tidak efisien adalah menjual saham tersebut karena kondisi overvalue.
Ketika harga naik, investor lebih baik menjual saham-saham tidak efisien
tersebut sebelum harga saham semakin turun.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hipotesis data dalam penelitian ini maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata beta dar 10 perusahaan yang


menjadi sampel penelitian yaitu sebesar

Anda mungkin juga menyukai