Spesifikasi Teknis Sungai Miyaheng PDF
Spesifikasi Teknis Sungai Miyaheng PDF
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Sungai Miyaheng Kabupaten Mempawah
I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada peta lokasi, sedangkan uraian singkat pekerjaan
diberikan pada Spesifikasi Teknis Khusus.
2. Gambar Rencana Kerja.
Gambar Rencana Kerja yang dipakai pada pelaksanaan tercantum dalam Spesifikasi Teknis
Khusus.
3. Spesifikasi Dasar.
Kecuali ditentukan lain, seluruh bahan yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Khusus dan harus mengutamakan
penggunaan bahan, peralatan dan jasa produksi dalam negeri sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lainnya yang
disetujui.
4. Rencana Mutu Kontrak (RMK).
Draft Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus sudah dibahas pada saat Pre- Construction
Meeting (PCM) dan RMK beserta lampirannya harus sudah diserahkan selambat -
lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) untuk mendapat persetujuan dari pejabat berwenang. RMK tersebut harus memuat
secara mendetail tahapan waktu berupa jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan
cara pelaksanaan pekerjaan.
5. Peralatan dan Personil.
Segera setelah penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa harus sudah memobilisasi peralatan
dan personil yang akan digunakan di lokasi pekerjaan yang diketahui dan disetujui oleh
Pengawas Utama, sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sebagaimana
tertulis dalam daftar personil dan daftar peralatan yang telah disampaikan sebelumnya.
6. Perubahan Gambar Rencana Kerja / Redesain.
Bilamana selama pekerjaan ditemukan masalah teknis yang mengharuskan terjadinya
perubahan dari gambar rencana kerja, maka Penyedia Jasa harus membuat gambar yang
diubah lengkap dengan perhitungannya sesuai dengan usulan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang bersangkutan dan harus berkonsultasi dengan Kepala Seksi OP
serta disetujui oleh Kepala Satker OP SDA Kalimantan I.
7. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai arahan Pengawas Utama.
Apabila menurut Pengawas Utama keadaan lapangan telah banyak berubah, maka Pengawas
Utama bersama-sama Penyedia Jasa dapat melakukan survey ulang sebagian atau
seluruhnya.
Data hasil survey ulang agar diasistensikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang
bersangkutan dan dikonsultasikan kepada Kepala Seksi OP.
Apabila perlu dilakukan amandemen kontrak akibat perubahan waktu pelaksanaan, jenis dan
volume pekerjaan serta harga satuan pekerjaan maka diproses melalui prosedur yang berlaku
oleh panitia peneliti pelaksanaan kontrak.
8. Pembayaran Kompensasi.
Semua pembayaran Kompensasi kepada Pihak Ketiga yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia Jasa dan harus sudah diselesaikan sebelum serah
terima pekerjaan yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari penanggung jawab
perusahaan.
9. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan Kerja.
Penyedia Jasa harus menyediakan perangkat keselamatan kerja yang mengacu kepada
Permen PU nomor : 05/PRT/M/2014 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi bidang Pekerjaan Umum, antara lain berupa tanda
pemberitahuan adanya kegiatan pekerjaan, peralatan keselamatan kerja yang dibutuhkan
serta mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan keselamatan
umum antara lain :
A. Alat Pelindung Diri (APD)
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan
bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus
orang di sekelilingnya. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 dan tentang Alat Pelindung Diri dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum. Sehingga penyedia barang wajib untuk menyediakan APD sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI).
1. Sepatu Boot
Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa
benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes
umumnya adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya yang
tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering. Bentuk oval pada
bagian cuff protector Sol karet yang kuat.
2. Sarung Tangan
Sarung Tangan yaitu peralatan yang digunkan membuat perlindungan tangan
dari kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan
benda runcing dan tajam. Sarung Tangan umumnya digunakan pada sistem
persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang agak tajam, sistem
pemanasan dan lain sebagainya. Jenis sarung tangan yang digunakan adalah
Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), dipakai membuat perlindungan tangan
dari tergores, tersayat dan luka ringan.
3. Bendera K3
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
4. Kotak P3K
P3K sendiri berarti Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yang artinya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.
Dalam peraturan perundang-undangan dituliskan syarat untuk kotak P3K, yaitu
sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, dengan dasar warna
putih.
2. Kotak P3K hanya boleh diisi oleh bahan atau alat untuk kebutuhan
pelaksanaan P3K.
3. Kotak P3K harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat, dijangkau,
cukup cahaya dan mudah diangkat apabila digunakan. Namun harus
dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Kotak P3K harus berada ditempat
yang sejuk dan kering.
5. Rambu Peringatan
Rambu K3 peringatan merupakan rambu K3 yang berfungsi untuk memberikan
informasi bahaya atau tindakan yang harus dilakukan di sebuah tempat tertentu.
Rambu K3 peringatan sangat penting dalam hal komunikasi K3 agar pekerja
selalu tahu risiko di tempat kerja dan bisa memperkirakan apa yang harus
dilakukan.
6. Spanduk
Salah satu kewajiban perusahaan adalah wajib memasang poster/gambar/slogan
tentang K3 seperti yang telah diatur dalam Undang- Undang Republik
Indonesia nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 ayat b
yang menyatakan wajib: Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Contoh :
Ketiga gambar dalam tahapan tersebut harus disusun dalam album dan direkam ke
dalam flashdisk.
Photo dicetak dalam 2 (dua) set album dan harus diserahkan kepada Pengawas Utama
pada penyelesaian pekerjaan.
g. Pelaporan.
a. Laporan Harian.
Penyedia Jasa berkewajiban membuat laporan harian untuk setiap bagian
pekerjaan yang ditetapkan oleh Pengawas Utama, laporan ini memuat antara lain :
a. Kondisi cuaca.
b. Peralatan, material dan tenaga kerja.
c. Hambatan-hambatan pelaksanaan pekerjaan.
d. Kemajuan pekerjaan.
e. Kecelakaan dalam pekerjaan.
f. Semua informasi mengenai kemajuan pekerjaan.
g. Persiapan - persiapan pekerjaan berikutnya.
h. Hal - hal lain yang dianggap perlu.
Papan nama kegiatan pekerjaan tersebut harus lengkap, minimal meliputi : Nama Kegiatan
Pekerjaan, Jenis Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Biaya dan Pemberi Pekerjaan serta Nama
Penyedia Jasa. Bentuk dan ukuran dari papan nama proyek akan diberikan apabila Kontrak
Kerja sudah ditandatangani.
14. Patok Pekerjaan
Penyedia Jasa harus membuat patok pekerjaan dengan jarak antara satu patok dan patok
lainya dengan jarak 100 m . Setiap STA per seratus harus dipasang patok , Jumlah Patok
disesuaikan dengan volume pekerjaan.
A. Pembabatan Rumput
Pembabatan rumput dilakukan pada kanan kiri sungai sampai bersih, dengan jarak
pembabatan dari tepi sungai adalah sebagai berikut :
Masing-masing sekurang-kurangnya 3 (Tiga) meter ke kiri dan ke kanan dari bibir
sungai sesuai petunjuk Pengawas Utama.
Tidak diperkenankan menggunakan pestisida dan atau pembakaran. Rumput
tebasan dibuang diluar sungai sesuai petunjuk Pengawas Utama.
B. Pengangkatan Gulma dan atau Sampah Apung
Pembersihan sungai dilakukan dengan cara mengangkat tumbuhan akuatik, gulma
dan sampah yang berada pada penampang sungai sampai bersih dengan bobot
pekerjaan sebesar 35 % ( Tiga Puluh Lima ) persen dari lebar sungai pada Periode I
dan 30 % ( Tiga Puluh) persen dari lebar sungai pada Periode II, yang selanjutnya
dibuang keluar sungai sekurang-kurangnya satu meter dari bibir sungai atau sesuai
petunjuk Pengawas Utama.
2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
a. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang digunakan sebagai pedoman adalah jadwal yang
telah disesuaikan dengan tanggal dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b. Pelaksanaan pekerjaan selama 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender, terhitung mulai
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja diutamakan dari kelompok masyarakat di wilayah kerjanya dimana pekerjaan
tersebut dilaksanakan, yang dinyatakan dengan Surat Perjanjian Kerjasama antara Penyedia
Jasa dengan Ketua Kelompok / Kepala Desa setempat.Apabila dibutuhkan dapat
menggunakan masyarakat disekitarnya.
4. Transportasi
Alat Transportasi yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan siap di lapangan antara lain
Kendaraan bermotor roda dua dan atau Speed Boat Alat transportasi tersebut harus dalam
keadaan baik (layak pakai).
5. Kantor Sementara dan Kelengkapannya di Lapangan
Kantor dan kelengkapannya harus disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Yang harus disiapkan
minimal antara lain :
a. 1 (satu) set meja tulis lengkap.
b. 1 (satu) buah papan tulis.
c. 1 (satu) buah papan triplek untuk menempel gambar kerja.
d. Penerangan listrik, air bersih dan KM/WC.
e. Buku Pengawas dan Buku Tamu.
f. Alat tulis kantor ( Spidol 12 warna, Kalkulator, dll )
g. Gambar Rencana (ditempel di dinding).
h. Time Schedulle (ditempel di dinding dan diplot realisasi kemajuannya).
i. Gambar Kondisi cuaca (diploting setiap hari).
j. Rencana Mutu Kontrak (RMK).
6. Pengawasan
Pengawas pekerjaan adalah Pengawas Utama yang dan pengawas lapangan, yaitu petugas /
pegawai yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) untuk mengawasi dan
menilai pekerjaan tersebut agar hasil kerja sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis yang
telah ditentukan dalam kontrak.
7. Photo Dokumentasi
Untuk kelengkapan dokumentasi, agar dibuat photo-photo pelaksanaan pekerjaan pada setiap
jarak tertentu sesuai petunjuk Pengawas Utama dan dalam posisi serta latar belakang yang
tetap (dalam satu titik fokus) dan mudah dikenali sebagai tanda, dengan tahapan pengambilan
pemotretan sebagai berikut :
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan (0%)
b. Sedang pelaksanaan pekerjaan
c. Setelah selesai pekerjaan (100%)
d. Untuk poin (a), (b), (c) masing-masing foto dibuat dalam rangkap 2 (dua). Photo-photo
tersebut disusun dengan baik dan rapi ditempel pada kertas karton yang diberi keterangan
dan direkam kedalam flashdisk.
Kegiatan dokumentasi photo seperti tersebut diatas dilakukan dua kali, yaitu pada periode I
dan periode II.
Pengangkatan Gulma
Pembabatan Rumput Pembabatan Rumput
10 m
3m 3 m
8m