Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75
Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu
jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan
penting dalam system kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat atau disebut dengan nama
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 Tujuan pembangunan Puskesmas kesehatan adalah:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

1
Puskesmas sendiri mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
(Permenkes, RI, No 75, 2014). Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan uapaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-


beda, maka program pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas
akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana,
Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular, Pengobatan termasuk pelayanan darurat
karena kecelakaan, penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah,
Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan
Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem
Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut dan Pembinaan Pengohatan
Tradisional (Permenkes, RI, No 75, 2014).
Puskesmas juga memiliki jarigan Pelayanan Puskesmas (Permenkes,
RI, No 75, 2014). Antara lain:
1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas
yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu
lokasi dalam wilayah kerja Pusksmas. Puskesmas Pembantu
merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara
berkala oleh puskemas.

2
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan jaringan pelayanan Puskesmas
yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan
kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang
belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas.
Puskesmas Keliling dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal
yang telah di tetapkan dengan memperhatikan siklus kebutuhan
pelayanan.

Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah


terpencil atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau
Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu,
atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa (KLB).
c. Sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus
darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat
audiovisual.

3. Bidan Desa
Bidan desa adalah bidan yang di tempatkan dan bertempat tinggal
pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sebagai jaringan
Pelayanan Puskesmas. Penempatan bidan di desa utamanya adalah
dalam upaya percepatan peningkatan kesehatan ibu dan anak,
disamping itu juga untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.
Wilayah kerja bidan di desa meliputi 1 (satu) wilayah desa, dan dapat
di perbantukan pada desa yang tidak ada bidan, sesuai dengan
penugasan kepala Puskesmas.

3
Tugas bidan desa, sesuai kewenangannya, yaitu:

1) Pelayanan KIA-KB.
2) Pelayanan promotif, preventif dan pembrdayaan masyarakat.
3) Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anank,
termasuk gizi.

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga


sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat. Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) (Kemenkes, RI, 2014).

UPT. Puskesmas Sungai Panas berdiri pada tahun 1990 yang terletak
di kelurahan bengkong indah Kec, Bengkong, perlu di ketahui bahwa
kecamatan bengkong memiliki dua puskesmas yaitu puskesmas sungai panas
dan puskesmas Tanjung Buntung. Puskesmas Sungai Panas memiliki luas
wilayah kerja ± 7,30 km² untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas sungai panas, penduduk menempuh rata-rata waktu tempuh 5
sampai dengan 20 menit, dengan menggunakan alat transportasi darat ataupun
dengan berjalan kaki, puskesmas memiliki lokasi strategis yang dapat di
laluwi segala jenis transportasi baik umum maupun pribadi.

Puskesmas Sungai Panas memiliki dua tipe pelayanan kesehatan


yaitu: tipe rawat inap dan tipe rawan jalan, adapun rawat inap terletak di
gedung B, sedangkan untuk rawat jalan terdiri dari Poli gigi dan mulut, poli
anak, poli KIA, poli umum, Ruang Rama Usila, SKS, UGD, labor dan
apotek.

4
Menyadari keberhasilan Puskesmas adalah penting dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di indonesia yakni masyarakat
sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka berbagai masalah dan atau
kekurangan Puskesmas perlu segera di atasi. Misi dari pembangunan
kesehatan di indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melaluwi pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat
madani, melindungi kesehatan masyarkat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna serta bermutu dan berkeadilan. Menjamin
ketersediaan dan memerataan sumberdaya kesehatan, menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik. (Pedoman Kerja, jilid 1 2004).

Puskesmas Sungai Panas telah menentukan visi “terwujudya


masyarakat ber PHBS th 2021 di wilayah krja Puskesmas Sungai Panas,
mewujudkan Puskesmas Sungai Panas sebagai pilahan utama masyarakat
dalam pelayanan kesehatan”. Dalam artian masyarakat cerminan hidup
masyarakat ditandai dengan penduduk yang dapat hidup sehat dengan prilaku,
dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau
layanan kesehatan bermutu secara adil dan merata di lingkungannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek Puskesmas mahasiswa mampu melaksanakan
atau menjalankan Program Puskesmas Sungai Panas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengikuti kegiatan pelayanan
Puskesmas Sungai Panas.

5
b. Mahasiswa mampu mengikuti pelaksanaan manajemen di Puskesmas
Sungai Panas.
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa terhadap program Puskesmas
meliputi:
1) Program yang telah di laksanakan.
2) Program yang belum di laksakan.
3) Kendala yang di hadapi dalam pelaksanan program
d. Mendokumentasikan laporan kegiatan Puskesmas dalam bentuk makalah
e. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data tentang :
1) Distribusi Frekunsi jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Panas.
2) Distribusi 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sungai Panas
3) Distribusi jumlah Rt dn Rw di wilayah kerja Puskesmas Sungai Panas

C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan acuan dan pengetahuan yang sangat berguna untuk di
aplikasikan sesuai dengan ilmu yang telah di dapatkan di puskesmas.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi perpustakan dan sebagai bahan bacaan bagi
Mahasiswa khususnya informasi tentang Puskesmas.
c. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan informasi bagi puskesmas sehingga dapat mengembangkan
mutu dan pelayanan bagi masyarakat di wilayah puskesmas

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN PUSKESMAS
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).

B. TUJUAN PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas
yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat
yang memilik iperilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

7
kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu untuk mewujudka nmasyarakat
yang hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

C. FUNGSI PUSKESMAS
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang
untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakanadvokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan


masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyaraka tuntuk mengindentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensisum berdaya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

8
D. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma
sehat, pertanggung jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepa tguna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI No
75 Tahun 2014).

E. MISI PUSKESMAS
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah :
1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Menyelenggarakan PelayananKesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI No 75
Tahun 2014).

F. TENAGA KESEHATAN

9
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia
Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan
jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan
analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertamalainnya di wilayah (Permenkes RI No 75 Tahun 2014)

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiriatas:

1. Dokter atau dokter layanan primer;


2. Dokter gigi;
3. perawat;
4. bidan
5. tenaga kesehatan masyarakat;
6. tenaga kesehatan lingkungan;
7. ahli teknologi laboratorium medik;
8. tenaga gizi
9. tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan


ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etikaprofesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja
di puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan ( Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

G. PERSYARATAN LOKASI PUSKESMAS

10
1. Geografis
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:
a. tidak di tepi lereng
b. tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
c. tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis
pondasi;
d. tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif
e. tidak di daerah rawan tsunami;
f. tidak di daerah rawan banjir;
g. tidak dalam zona topan;
h. tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.
2. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi
umum. Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalurjalur yang aksesibel
untuk penyandang disabilitas.

3. Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan
struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain
itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase,
kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
4. Fasilitas parkir.
Perancangan dan perencanaan prasarana parkir cukup penting
karena prasarana parkir kendaraan akan menyita banyak lahan. Kapasitas
parkir harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi, sosial dan
ekonomi daerah setempat.
5. Fasilitas Keamanan.
Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat penting
untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan minimal
menggunakan Pagar.

11
6. Ketersediaan utilitas publik
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur
telepon. Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu
tersedia untuk kebutuhan pelayanan
dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya yang ada pada
daerahnya.
7. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3 seperti
limbah padat dan cair yang bersifat
infeksius dan non infeksius serta pemantauan limbah gas/udara dari emisi
incinerator dan genset.
8. Kondisi lainnya
Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

H. PERSYARATAN BANGUNAN PUSKESMAS


1. Arsitektur Bangunan
a. Tata Ruang Bangunan
1) Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota dan/Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) yang bersangkutan.
3) Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah:
a) Ditetapkan nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal
untuk Puskesmas adalah 60%.
b) Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal
untuk Puskesmas adalah 1,8.

12
c) Ditetapkan nilai Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal
untuk Puskesmas adalah 15%.
d) Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sempadan Pagar
(GSP)
b. Desain
1) Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur
dengan memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan.
2) Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
3) Zona berdasarkan privasi kegiatan:
a) area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas, misalnya ruang
pendaftaran.

b) area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung


dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya merupakan area
yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya
laboratorium, ruang rapat/diskusi.
c) area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung
Puskesmas, misalnya ruang sterilisasi, ruang rawat inap.
4) Zona berdasarkan pelayanan:
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan
pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi,
misalnya:
a) Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang
jaga petugas.
b) Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan
dengan sistem rawat gabung.

13
5) Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk
semua bagian bangunan.
6) Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-
obatan khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh
terputus.
7) Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langitlangit
minimal 2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat
perbedaan ketinggian permukaan pijakan, maka dapat
menggunakan ram dengan kemiringannya tidak melebihi 7°.
c. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan
yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya. Tabel dibawah
ini menunjukkan program ruang minimal pada Puskesmas dan
Puskesmasn Pembantu, sebagai berikut berikut:

1) Puskesmas Rawat Inap

No Nama ruang keterangan


Ruang kantor
1 Ruang administrasi
2 Ruanagan kepala puskesmas
Dapatt digunakan untuk
kegiatan lain dalam
3 Ruangan rapat
mendukung pelayanan
kesehatan
Ruang pelayanan
Ruangan pendaftaran dan rekam
4
medik
5 Ruangan tunggu
6 Ruangan pemeriksaan umum
7 Ruangan gawat darurat
Ruangan kesehatan anak dan
8
imunisasi
9 Ruangan kesehatan ibu dan kb
10 Ruangan kesehatan gigi dan

14
mulut
11 Ruangan ASI
Dapat digunakan untuk
12 Ruangan promkes
konseling dan konsultasi
13 Ruangan farmasi
Letak ruang bergabung
14 Ruangan persalinan
dengan rawat inap
Hanya 1 tempat
tidur,letak ruang
15 Ruangan rawat pasca persalinan
bergabung di area rawat
inap
16 Ruangan tindakan
Dibedakan antara
17 Ruangan rawat inap pria,perempuan dan
anak
Dikondisian untuk dapat
18 wc digunakan oleh
penyandang disabilitas
Sesuai dengan standar
19 labortoorium pelayanan laboratorium
di puskesmas
20 Ruangan cuci linen
21 Ruangan sterilisasi
Memiliki fungsi sebagai
Ruangan penyelenggaraan
22 tempat pengolahan dan
makanan
penyajian makanan
Dikondisikan untuk
23 Wc untuk rawat inap dapat digunakan oleh
penyandang disabilitas
Dikondisikan untuk
24 Wc petugas dapat digunakan oleh
penyandang disabilitas
25 Ruangan jaga petugas
26 Gudang umum
Pendukung
Rumah jabatab tenaga
27 Ruumah dinas tenaga kesehatan kesehatan dan berjumlah
paling sedikit 2 unit
Parkir kendaraan roda 2 dan 4
28 serta garasi untuk ambulans dan
puskesmas keliling

d. Alat kesehatan
1) Ruanganan pemeriksaan umum

15
n
Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan
o
1 Baki logam tempat alat steril 2 buah
2 Pen light 1 buah
3 Pengukur lingkar pinggang 1 buah
4 Stetoscop 1 buah
5 Palu reflex 1 buah
6 Sphygmomanometer 1 buah
7 Spatula lidah logam 4 buah
8 Bed periksa dan perlengkapan 1 buah
9 termometer 1 buah
1 1 buah
Timbangan dewasa
0
1 Sesuai kebutuhan
Alkohol
1
1 Sesuai kebutuhan
Kapas
2
1 Sesuai kebutuhan
Kasa nonsteril
3
1 Sesuai kebutuhan
Kasa steril
4
1 Sesuai kebutuhan
Masker wajah
5
1 Sesuai kebutuhan
Sabun tangan
6
1 Sesuai kebutuhan
Sarung tangan steril
7
1 Sesuai kebutuhan
Sarung tagan non steril
8
1 1 buah
Bantal
9
2 1 buah
Baskom cuci tangan
0
2 1 buah
Lemari alat
1
2 1 buah
Meja instrumen
2
2 1 buah
Meteran tinggi badan
3
2 2 buah
Perlak
4
2 1 buah
Stopwatch
5

16
2 Tempat sampah tertutp dengan 2 buah
6 injakan
2 3 buah
Kursi kerja
7
2 1 buah
Lemari arsip
8
2 1 buah
Buku register
9
3 Sesuai kebutuhan
Formulir informed consent
0
3 Sesuai kebutuhan
Formulir rurjukan
1
3 Sesuai kebutuhan
Kertas resep
2
3 Sesuai kebutuhan
Surat keterangan sehat
3
3 Sesuai kebutuhan
Surat keterangan sakit
4

2) Ruangan tindakan dan ruangan gawat darurat

No Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan


1 Baki logam tempat alat steril 3 buah
tertutup
2 Collar bracer/ Neck Collar anak 1 buah
3 Collar bracer/ Neck Collar 1 buah
dewasa
4 Corong teling/spekulum telinga 1 set
ukuran kecil, sedang dan besar
5 Doppler 1 buah
6 Dresing forceps 1 buah
7 EKG 1 buah
8 Nierbeken besar 2 buah
9 Forceps aligator 3 buah
10 Fprceps bayonet 2 buah
11 Gunting pembalut 1 buah
12 Gunting pembuka jahitn 3 buah
13 Korentang, lengkung, alat steril 3 buah
(23 cm)
14 Kursi roda 1 buah
15 Nebulizer 1 buah
16 Palu reflex 1 buah
17 Pinset alat, bengkok (remky) 3 buah

17
18 Pinset anatomis 3 buah
19 Pinset epilasi 1 buah
20 Pinset telinga 1 buah
21 Spalk 1 buah
22 Spekulum hidung 1buah
23 Sphygmomanometer untuk anak 1 buah
24 Sphygmomanometer untuk 1 buah
dewasa
25 Stand lampu untuk tindakan 1 buah
26 Standar infus 1 buah
27 Stetoskop anak 1 buah
28 Stetoskop dewasa 1 buah
29 Sction pump 1 buah
30 Tabung oksigen dan regulator 1 buah
31 Tempat tidur pemeriksa dan 1 buah
perlengkpannya
32 Termometer 1 buah
33 Timbangan 1 buah
34 Torniket karet 1 buah
35 Brankar 1 buah
36 Abocath no 20 Sesuai kebutuhan
37 Abocath no 23 Sesuai kebutuhan
38 Abocath 26 Sesuai kebutuhan
39 Abocath 18 Sesuai kebuthan
40 Alkohol 1 botol
41 Topical tetes mata 1 botol
42 Benang choronic catgut Sesuai kebutuhan
43 Benang silka Sesuai kebutuhan
44 Cairn dsifektan Sesuai kebutuhan
45 Spuit 1 cc Sesuai kebutuhan
46 Spuit 5 cc Sesuai kebutuhan
47 Spuit 3 cc Sesuai kebutuhan
48 Spuit 10 cc Sesuai kebutahan
49 Spuit 50 cc Sesuai kebutuhan
50 ETT 2,5 , 3 dan 4 1 buah
51 Infus set Sesuai kebutuhan
52 Kapas Sesuai kebutuhan
53 Kasa non steril Sesuai kebutuhan
54 Kasa steril Sesuai kebutuhan
55 Kateter karet no 10, 12, 14 Sesuai kebutuhan
56 Masker wajah Sesuai kebutuhan
57 Sarung tangan non steril Sesuai kebutuhan
58 Sarung tanga steril Sesuai kebutuhan
59 Verban elastic Sesuai kebuhan
60 Bak instrument tertutup 1 buah

18
61 Bantal 1 buah
62 Celemek plastik 1 buah
63 Duk bolong , sedang 2 buah
64 Mitella 5 buah
65 Kasur 1 buah
66 Lemari alat 1 buah
67 Lemari obat 1 buah
68 Meja instrumen 1 buah
69 Perlak plastik 2 buah
70 Pispot 2 buah
71 Toples kapas / kasa steril 1 buah
72 Bengkok 2

3) Ruangan kesehatan Ibu , Anak (KIA)

No Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan


1 ½ klem korcher 1 buah
2 anuskop 3 buah
3 Bak intrumen dengan tertutup 1 buah
Baki logam tempat alat steri;
4 1 buah
bertutup
5 Doppler 1 buah
6 Gunting benang 1 buah
7 Gunting verban 1 buah
8 Korcher tang 1 buah
9 Mangkok untuk larutan 1 buah
10 Meja instrumen/ alat 1 buah
Meja periksa ginekologi dan
11 1 buah
kursi pemerika
12 Palu refleks 1 buah
13 Pen lancet 1 buah
14 Pinset anatomis 1 buah
15 Pinset bedah 1 buah
16 Silinder korentang steril 1 buah
17 Sonde mulut 1 buah
18 Spekulum vagina besar 1 buah
19 Spekulum vagina kecil 3 buah
20 Spekulum vagina sedang 5 buah
21 Spekulum vagina 1 buah
22 sphygmomanometer 1 buah
23 Stand lampu untuk tindakan 1 buah
24 Stetoskop dewasa 1 buah
25 Stetoskop janin 1 buah

19
26 Tampon tang 1 buah
27 Tempat tidur periksa 1 buah
28 termometer 1 buah
29 Timbangan dewasa 1 buah
30 Torniket Karet 1 buah
31 Alat pengukur panjang bayi 1 buah
32 Flowmeter anak (high flow) 1 buah
33 Flowmeter neonatas 1 buah
34 Pengukurlingkar kepala 1 buah
35 Flowmeter neonatus 1 buah
36 Timbangan bayi 1 buah
Baki logam tempat alat steril
37 1 buah
bertutup
38 Implan Kit 1 buah
39 IUD kit 1 buah
40 Alkohol Sesuai kebutuhan
41 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan
42 Cairan desifektan Sesuai kebutuhan
43 Kain steril Sesuai kebutuhan
44 kapas Sesuai kebutuhan
45 Kasa non steril Sesuai kebutuhan
46 masker Sesuai kebutuhan
47 Sabun tangan atau antiseptik Sesuai kebutuhan
48 Baskom cuci tangan 1 buah
49 Celemek plastik 1 buah
50 Kotak penyimpanan jarum bekas 1 buah
51 Lemari alat 1 buah
52 Lemari obat 1 buah
53 Pita pengukur lila 1 buah
54 Pompa payudara untuk ASI 1 buah
55 Sarung bantal 2 buah
56 selimut 1 buah
57 seprei 1

4) Ruangan kesehatan gigi dan mulut

No Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan


1 Bein lurus besar 1 buah
2 Bein lurus kecil 1 buah
Bor intan kontra Angle Hand
piece conventional (kecepatan
3 1 set
rendah) (round, inverted dan
fissure)

20
4 Ekskavator berujung dua (besar) 5 buah
5 Ekskavator berujung dua ( kecil) 5 buah
Gunting operasi gusi ( wagner)
6 1 buah
(12 cm )
7 Handpiece contra Angle 1 buah
8 Handiece straight 1 buah
Kaca mulut datar No 4 Tanpa
9 5 buah
Tangkai
10 Klem/pemegang jarum jahit 1 buah
Set kursi gigi elektrik yng terdiri
11
dari
 Kursi gigi 1 buah
 Cuspidor unit 1 buah
 Meja instrumen 1 buah
 Foot controller untuk hnd
1 buah
piece
12 Jarum exterpasi I buah
13 Jarum k-file (15-40) I set
14 Jarum k-file (48-80) I set``
15 Light curing 1 set
Mikromotor dengan straight dan
16 1 set
contra angle hand piece
17 Pelindung jari 1 buah
18 Pemegang matriks 1 buah
19 Penahan lidah
Pengunggkit alat gigi kanan
20 1 buah
mesial
21 Pengungkit akar gigi kiri 1 buah
22 Penumpat plastic 1 buah
23 Pariodontal probe 1 buah
24 Penumpat semen berujung dua 1 buh
25 Pinset gigi 5 buah
26 Polishing bur 5 buah
Skeler standar bentuk canggkul
27 1 buah
kiri
Skeler standar bentuk cangkul
28 1 buah
kanan
29 Skeler standar bentuk tombak 1 buah
30 Skeler ultrasonik 5 buah
31 Sonde kurus 5buah

5) Ruangan promosi kesehatan

No Jenis peralatan Standar jumlah peralatan

21
Alat peraga cara menyusui yang
1 benar (boneka dan fantom 1 paket
payudara)
2 Alat permainan edukatif 1 paket
3 Boneka bayi 1 buah
4 Buletin boars 1 buah
5 Komputer dan printer 1 unit
6 Fantom gigi anak 1 unit
7 Fantom gigi dewasa 2 buah
8 Fontom mata ukuran dewasa 1 buah
9 Fantom panggul wanita 1 buah
10 Flipcar 1 buah
11 Food model 1 paket
12 Gambar anatomi gig 1 lembar
13 Gambar anatomi mata 1 lembar
14 Gambar panggul laki-laki 1 lembar
15 Leaflet -leaflet Sesuai kebutuhan
16 Proyek atau LCD proyektor 1 unit
17 Radio kaset atau tape recorder 1 unit
BAHAN HABIS PAKAI
1 Cairan desinfektan tangan Sesuai kebutuhan
2 Cairan desinfektan ruangan Sesuai kebutuhan

6) laboratorium

No Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan


1 Batang pengangaduk 3 buah
2 Beker , gelas 3 buah
3 Botol pencuci 1 buah
4 Korong kaca 3 buah
5 gelas 2 buah
6 Foto meter 1 buah
7 Gelas pengukur 1 buah
8 Hematology analizer 1 set
9 Lemari es 1 buah
10 Mukroskop binokuler 1 buah
11 Pipet mikro 1 buah
12 Pipet berskala 3 buah
13 Pipet tetes 12 buah
14 Pot spesimen dahak mulut lebar Sesuai kebutuhan
15 Pos spesimen urin Sesuai kebutuhan
16 Rotator plate 1 buah
17 Sentripuse listrik 1 buah

22
18 Sentripuse mikrohematokrik 1 buah
19 Tip pipet 3 buah
Tabung kapiler
20 Sesuai kebutuhan
mikrohematokrik
Tabung reaksi dengan tutup
21 12 buah
karet gabus
22 Tabung sentripus tanpa skala 6 buah
23 Telikonter 1 buah
24 Urinenometer 1 buah
25 Wadah aquades 1 buah

7) ruang rawat inap

No Jenis peralatan Standar jumlah peralatan


1 Baki instrumen bertutup 1 buah
2 Bisturi no 10 1 kotak
3 Brangkar 1 buah
4 Gunting lengkung 3 buah
5 Gunting lurus 3 buah
6 Gunting mayo lurus 3 buah
7 Gunting pembuka jahitan 3 buah
8 Kanula hidung 3 buah
9 kateter 3 buah
10 Klem agrave, 14 mm 3 buah
11 Klem arteri 3 buah
Klem arteri 12 cm lurus dengan
12 3 buah
gigi
Klem arteri 12 cm lurus tanpa
13 3 buah
gigi
14 Baraguer 3 buah
15 Klem pemegang jarum jahit 3 buah
16 Klem pemegang silet 3 buah
17 Klem penjepit kain 1buah

8) ruang farmasi

no Jenis peralatan Standar Jumlah peralatan


1 Analitikal balance 1 buah
2 Batang pengaduk 1 buah
3 corong 1 buah
4 Cawan penguap 1 buah
5 Gelas penngukur 1 buah
6 Gelas piala 1 buah

23
7
higrometer 1 buah
8
mortir 1 buah
9
Pipet berskala 1 buah
10
Spatel logam 1 buah
11
shaker 1 buah
12
Termometer 1 buah
13
Alat pemanas yang sesuai 1 buah
14
Botol obat dan labelnya 1 buah
15
Lemari pendingin dan raknya 1buah
Lemari untuk penyimpanan
16 1 buah
narkotika
17 Rak tempat pengeringan alat 1 buah
I. PERSYARATAN PRASARANA PUSKESMAS
1. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
a. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi
alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami
tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi mekanis
diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai.
b. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi
ruangan di bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per
jam dan untuk KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
c. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga)
elemen dasar, yaitu: (1). jumlah udara luar berkualitas baik yang
masuk dalam ruang pada waktu tertentu; (2). Arah umum aliran
udara dalam gedung yang seharusnya dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap bagian dari
ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang ada
dalam ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efisien; (3). setiap
ruang diupayakan proses udara didalam ruangan bergerak dan terjadi
pertukaran antara udara didalam ruang dengan udara dari luar.
d. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran,
perlu memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, cuaca,
biaya dan kualitas udara luar.
2. Sistem Pencahayaan

24
a. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau
pencahayaan buatan.
b. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
c. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.

3. Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi Puskesmas terdiri dari sistem air bersih, sistem
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
a. Sistem air bersih
1) Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem pengalirannya.
2) Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air
berlangganan dan/atau sumber air lainnya dengan baku mutu
yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
b. Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah
1) Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
2) Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1%.
3) Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
ruang penyelenggaraan makanan disediakan perangkap lemak
untuk memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak.
c. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius.
1) Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksiusharus
direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas

25
pewadahan, Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan
pengolahannya.
2) Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah infeksius
dan non infeksius diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta tidak
mengundang datangnya vektor/binatang penyebar penyakit.

3) Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS)


yang terpisah diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah infeksius dan non
infeksius, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan,
jumlah penghuni, dan volume limbah.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perencanaan,
pemasangan, dan pengolahan fasilitas pembuangan limbah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
4. Sistem Kelistrikan
a. Umum
1) Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak
mengganggu lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain.
2) Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-
2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)
atau edisi yang terbaru.
b. Sumber Daya Listrik
1) Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
a) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah
2200VA; dan
b) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik
normal.
2) Sumber daya listrik normal, diperoleh dari:

26
a) Sumber daya listrik berlangganan seperti PLN;
b) Sumber daya listrik dari pembangkit listrik sendiri, diperoleh
dari:
 Generator listrik dengan bahan bakar cair atau gas elpiji.
 Sumber listrik tenaga surya.
 Sumber listrik tenaga angin.
 Sumber listrik tenaga mikro hidro.
 Sumber listrik tenaga air.
3) Sumber daya listrik darurat, diperoleh dari :
a) Generator listrik.
b) Uninterruptible Power Supply (UPS)
c. Sistem Distribusi.Sistem distribusi terdiri dari :
1) Panel-panel listrik.
2) Instalasi pengkabelan.
3) Instalasi kotak kontak dan sakelar.
d. Sistem Pembumian
Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.5 Ω. Nilai pembumian (grounding) alat
kesehatan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.1 Ω.
5. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup dan
keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas. Alat
komunikasi dapat berupa telepon kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun
alat komunikasi lainnya.
6. Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2).Sistem gas
medik harus direncanakan dan diletakkan dengan mempertimbangkan
tingkat keselamatan bagi penggunanya. Persyaratan Teknis:
a. Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik
harus sesuai ketentuan berlaku.

27
b. Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang.
c. Tabung/silinder O2 harus di cat warna putih untuk membedakan
dengan tabung/silinder gas medik lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat
tidur pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli
tabung atau dirantai.
e. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila
tabung/silinder sedang tidak digunakan.
f. Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder
gas medik. Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan
pengaman/rantai.
g. Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh
disimpan dalam ruangan penyimpanan gas medik.
h. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan
ruang penyimpanan gas medik.
i. Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2
daritabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
7. Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan
Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta
peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya sambaran petir.
8. Sistem Proteksi Kebakaran
a. Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadamkebakaran
untuk memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.
b. Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah
untuk setiap 15 m2.
c. Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding dengan
ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari permukaan lantai, dilindungi

28
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan kerusakan atau
pencurian.
d. Apabila bangunan Puskesmas menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik utama, maka pada ruangan generator harus dipasangkan
Alat Pemadam Kebakaran jenis CO2.
9. Sistem Pengendalian Kebisingan
a. Intensitas kebisingan equivalent (Leq) diluar bangunan Puskesmas
tidak lebih dari 55 dBA, dan di dalam bangunan Puskesmas tidak lebih
dari 45 dBA.
b. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.
c. Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat
sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu lintas dikurangi
dengan cara penanaman pohon ataupun cara lainnya.
10. Sistem Transportasi Vertikal dalam Puskesmas.
Setiap bangunan Puskesmas yang bertingkat harus menyediakan sarana
hubungan vertikal antar lantai yang memadai berupa tersedianya tangga
dan ram.
a. Tangga
1) Umum
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang
dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan
pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.
2) Persyaratan tangga
a) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran
seragam, dengan tinggi masing-masing pijakan/tanjakan
adalah 15 – 17 cm.
b) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
c) Lebar tangga minimal 120 cm untuk mempermudahevakuasi
dalam kondisi gawat darurat.
d) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.

29
e) Harus dilengkapi dengan rel pegangan tangan (handrail).
f) Rel pegangan tangan harus mudah dipegang dengan
ketinggian 65 cm - 80 cm dari lantai, bebas dari elemen
konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat
atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai,
dinding atau tiang.
g) Rel pegangan tangan harus ditambah panjangnya pada bagian
ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) sepanjang 30 cm.
h) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang
sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
b. Ram
1) Umum Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga.
2) Persyaratan Ram.
a) Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi
70, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan
dan akhiran ram (curb ramps/landing).
b) Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 70) tidak
boleh lebih dari 9 m.
c) Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi
pengaman.
d) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram
harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-
kurangnya untuk memutar kursi roda dan
stretcher, dengan ukuran minimum 180 cm.

30
BAB III

PEMBAHASAN

A. PROFIL PUSKESMAS
1. wilayah kerja puskesmas

UPT puskesmas Sungai Panas berdiri pada tahun 1990 yang terletak
di kelurahan Bengkong Indah Kecamatan Bengkong, perlu diketahui
bahwa Kecamatan Bengkong memilki dua puskesmas yaitu puskesmas
Sungai Panas dan puskesmas Tanjung Buntung.

Puskesmas Sungai Panas memiliki luas wilayah kerja ± 7.30


Km2untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dipuskesmas sungai panas,
penduduk menempuh rata-rata waktu 5 sampai dengan menggunakan alat
transportasi darat atau pun dengan berjalan kaki, puskesmas memiliki
lokasi strategis yang dapat dilalui segala jenis transportasi baik umum
maupun pribadi.

Pada Bulan April 2011 Puskesmas di Kota Batam berganti menjadi


UPT (Unit PelaksanaTeknis), dipimpin oleh seorang kepala puskesmas
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Batm.

Profil berikut ini merupakan gambaran hasil kegiatan upaya


kesehatan puskesmas yang dilaksanakan pada tahun 2018. Keberhasilan

31
dari upaya-upaya kesehatan tersebut tidak terlepas dari kerja keras
seluruh karyawan-karyawati puskesmas, kami menyadari bahwa profil
puskesmas sungai panas ini memiliki kekurangan dan keterbatasan. Oleh
karena itu kami senantiasa terbuka untuk menerima masukan dan kritik.

Puskesmas Sungai Panas mempunyaiVisi dan Misi yaitu :

Visi :

“Terwujudnya masyarakat ber PHBS tahun 2021 diwilayah kerja


puskesmas Sungai Panas, mewujudkan puskesmas sungai panas sebagai
pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan”

Misi :

1) Meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat agar


dapat berperilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2) Memberikan pelayanan kesehatan dan informasi yang cepat,
cepat dan akurat kepada masyarakat.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
dalam bidang pelayanan kesehatan
a. Batas
Berdasarkan hasil pemetaan tapal batasan antar kelurahan dan
kecamatan se-Kota Batam, Kecamatan Sungai Panas Berbatas dengan
1) Sebelah Utara : kel. Bengkong Laut , Kecbengkong
2) Sebelah Selatan : kel.Sungaipanas, kec . Batam Kota
3) Sebelah Timur : Lautnongsa
4) Sebelah Barat : kel. pelita, kec.Lubuk Baja dan kel.seraya.
kec.BatuAmpar

32
b. Thopografi dan Iklim
Thopografi Kel. Bengkong Indah dan Sadai sebagai besar merupakan
dataran tinggi yang terbentang dari utara keselatan . Wilayah
kelurahan secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi angin musi
dengan memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau ,
dimana curah hujan tertinggi pada bulan September sampai dengan
januari Suhu maksimum berkias antara 29,90 C– 33,90 C dan suhu
minimum berkias antara 22.70 C– 25,60 C.

c. Jumlah Pengurus Rukun Tetangga dan RukunWarga


Jumlah Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)
dalam rangk Ketertiba Administrasi Kependudukan di Kecamatan
Sungai Panas adalah bervariasi sesuai dengan luas wilayah kelurahan
yang dimiliki serta Kepadatan Penduduk yang tinggal didaerah
tersebut, adapun perbandingan jumlah RT/RW antar kelurahan
diKecamatan Kota Batam adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1. Data Jumlah Pengurus RT/RW Tahun 2018 :

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH RW RT


1 Sumber : Profil Puskesmas
Bengkong Indah Sei Panas 2018.
0,9 Km2
10 51

2 Bengkongsadai 6,4 Km2 22 93


Kec. Bengkong 32 144

d. Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Sungai Panas berdasarkan hasil
registrasi penduduk sampai dengan 31 oktober 2018 telah mencapai
48.314 Jiwa . Berdasarkan Kelurahan Bengkong indah 15.390 jiwa ,
kelurahan sadai 32.924 jiwa. Berdasarkan Kelurahan dapat
digambarkan jumlah penduduk di Kecamatan Batam Kota .
e. Angka Kesakitan

33
Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari
bebera pahal diantara nya pola penyakit dan penyakit potensial yang
berkembang baik penyakit menular maupun tidak menular 10
penyakit yang terbanyak di UPT Puskesmas Sungai Panas pada bulan
oktober 2018.

Tabel 3.2 sepuluh (10) penyakitTerbesar

10 PENYAKIT KODE JUMLAH


Diare A09 425
Filariasis B74 83
DBD A77 55
TBC A15 51
Campak B05 28
IMS E119 19
Pneumonia JI8 8
Kusta A30 8
Malaria B54 2
HIV dan Aids B20 1

sumber: profilpuskesmassungaipanas 2018

34
2. Struktur Organisasi Puskesmas Sungai Panas
(Gambar stuktur organisasi puskesmas sungai panas di halaman
selanjutnya)

35
36
3. Fasilitas / Sarana Dan Prasarana
a. Tenaga kesehatan

b. Ruang

No Nama ruang
Ruang kantor
1 Ruang administrasi
2 Ruanagan kepala puskesmas
3 Ruangan rapat
Ruang pelayanan
4 Ruangan pendaftaran dan rekam medik
5 Ruangan tunggu
6 Ruangan pemeriksaan umum
7 Ruangan gawat darurat
8 Ruangan kesehatan anak dan imunisasi
9 Ruangan kesehatan ibu dan kb
10 Ruangan kesehatan gigi dan mulut
11 Ruangan ASI
12 Ruangan promkes
13 Ruangan farmasi
14 Ruangan persalinan
15 Ruangan rawat pasca persalinan
16 Ruangan tindakan
17 Ruangan rawat inap
18 wc
19 labortoorium
20 Ruangan cuci linen
21 Ruangan sterilisasi
22 Ruangan penyelenggaraan makanan
23 Wc untuk rawat inap
24 Wc petugas
25 Ruangan jaga petugas
26 Gudang umum
Pendukung
27 Ruumah dinas tenaga kesehatan
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk
28
ambulans dan puskesmas keliling

37
c. Alat kesehatan
1) Ruanganan pemeriksaan umum

Jumlah peralatan
n Standar Jumlah
Jenis peralatan di PKM
o peralatan
sei.panas
1 Baki logam tempat alat 2 buah 4 buah
steril
2 Pen light 1 buah
3 Pengukur lingkar pinggang 1 buah
4 Stetoscop 1 buah
5 Palu reflex 1 buah
6 Sphygmomanometer 1 buah
7 Spatula lidah logam 4 buah
8 Bed periksa dan 1 buah
perlengkapan
9 termometer 1 buah
1 1 buah
Timbangan dewasa
0
1 Sesuai kebutuhan
Alkohol
1
1 Sesuai kebutuhan
Kapas
2
1 Sesuai kebutuhan
Kasa nonsteril
3
1 Sesuai kebutuhan
Kasa steril
4
1 Sesuai kebutuhan
Masker wajah
5
1 Sesuai kebutuhan
Sabun tangan
6
1 Sesuai kebutuhan
Sarung tangan steril
7
1 Sesuai kebutuhan
Sarung tagan non steril
8
1 1 buah
Bantal
9
2 1 buah
Baskom cuci tangan
0
2 1 buah
Lemari alat
1
2 1 buah
Meja instrumen
2
2 Meteran tinggi badan 1 buah

38
3
2 2 buah
Perlak
4
2 1 buah
Stopwatch
5
2 Tempat sampah tertutp 2 buah
6 dengan injakan
2 3 buah
Kursi kerja
7
2 1 buah
Lemari arsip
8
2 1 buah
Buku register
9
3 Sesuai kebutuhan
Formulir informed consent
0
3 Sesuai kebutuhan
Formulir rurjukan
1
3 Sesuai kebutuhan
Kertas resep
2
3 Sesuai kebutuhan
Surat keterangan sehat
3
3 Sesuai kebutuhan
Surat keterangan sakit
4

2) Ruangan tindakan dan ruangan gawat darurat

Standar Jumlah Jumlah peralatan


No Jenis peralatan
peralatan di PKM sei.panas
1 Baki logam tempat alat 3 buah
steril tertutup
2 Collar bracer/ Neck Collar 1 buah
anak
3 Collar bracer/ Neck Collar 1 buah
dewasa
4 Corong teling/spekulum 1 set
telinga ukuran kecil, sedang
dan besar
5 Doppler 1 buah
6 Dresing forceps 1 buah
7 EKG 1 buah
8 Nierbeken besar 2 buah
9 Forceps aligator 3 buah

39
10 Fprceps bayonet 2 buah
11 Gunting pembalut 1 buah
12 Gunting pembuka jahitn 3 buah
13 Korentang, lengkung, alat 3 buah
steril (23 cm)
14 Kursi roda 1 buah
15 Nebulizer 1 buah
16 Palu reflex 1 buah
17 Pinset alat, bengkok 3 buah
(remky)
18 Pinset anatomis 3 buah
19 Pinset epilasi 1 buah
20 Pinset telinga 1 buah
21 Spalk 1 buah
22 Spekulum hidung 1buah
23 Sphygmomanometer untuk 1 buah
anak
24 Sphygmomanometer untuk 1 buah
dewasa
25 Stand lampu untuk tindakan 1 buah
26 Standar infus 1 buah
27 Stetoskop anak 1 buah
28 Stetoskop dewasa 1 buah
29 Sction pump 1 buah
30 Tabung oksigen dan 1 buah
regulator
31 Tempat tidur pemeriksa dan 1 buah
perlengkpannya
32 Termometer 1 buah
33 Timbangan 1 buah
34 Torniket karet 1 buah
35 Brankar 1 buah
36 Abocath no 20 Sesuai kebutuhan
37 Abocath no 23 Sesuai kebutuhan
38 Abocath 26 Sesuai kebutuhan
39 Abocath 18 Sesuai kebuthan
40 Alkohol 1 botol
41 Topical tetes mata 1 botol
42 Benang choronic catgut Sesuai kebutuhan
43 Benang silka Sesuai kebutuhan
44 Cairn dsifektan Sesuai kebutuhan
45 Spuit 1 cc Sesuai kebutuhan
46 Spuit 5 cc Sesuai kebutuhan
47 Spuit 3 cc Sesuai kebutuhan
48 Spuit 10 cc Sesuai kebutahan

40
49 Spuit 50 cc Sesuai kebutuhan
50 ETT 2,5 , 3 dan 4 1 buah
51 Infus set Sesuai kebutuhan
52 Kapas Sesuai kebutuhan
53 Kasa non steril Sesuai kebutuhan
54 Kasa steril Sesuai kebutuhan
55 Kateter karet no 10, 12, 14 Sesuai kebutuhan
56 Masker wajah Sesuai kebutuhan
57 Sarung tangan non steril Sesuai kebutuhan
58 Sarung tanga steril Sesuai kebutuhan
59 Verban elastic Sesuai kebuhan
60 Bak instrument tertutup 1 buah
61 Bantal 1 buah
62 Celemek plastik 1 buah
63 Duk bolong , sedang 2 buah
64 Mitella 5 buah
65 Kasur 1 buah
66 Lemari alat 1 buah
67 Lemari obat 1 buah
68 Meja instrumen 1 buah
69 Perlak plastik 2 buah
70 Pispot 2 buah
71 Toples kapas / kasa steril 1 buah
72 Bengkok 2 3

3) Ruangan kesehatan Ibu , Anak (KIA)

Standar Jumlah Jumlah peralatan


No Jenis peralatan
peralatan di PKM sei.panas
1 ½ klem korcher 1 buah
2 anuskop 3 buah
Bak intrumen dengan
3 1 buah
tertutup
Baki logam tempat alat
4 1 buah
steri; bertutup
5 Doppler 1 buah
6 Gunting benang 1 buah
7 Gunting verban 1 buah
8 Korcher tang 1 buah
9 Mangkok untuk larutan 1 buah
10 Meja instrumen/ alat 1 buah

41
Meja periksa ginekologi dan
11 1 buah
kursi pemerika
12 Palu refleks 1 buah
13 Pen lancet 1 buah
14 Pinset anatomis 1 buah
15 Pinset bedah 1 buah
16 Silinder korentang steril 1 buah
17 Sonde mulut 1 buah
18 Spekulum vagina besar 1 buah
19 Spekulum vagina kecil 3 buah
20 Spekulum vagina sedang 5 buah
21 Spekulum vagina 1 buah
22 sphygmomanometer 1 buah
23 Stand lampu untuk tindakan 1 buah
24 Stetoskop dewasa 1 buah
25 Stetoskop janin 1 buah
26 Tampon tang 1 buah
27 Tempat tidur periksa 1 buah
28 termometer 1 buah
29 Timbangan dewasa 1 buah
30 Torniket Karet 1 buah
31 Alat pengukur panjang bayi 1 buah
32 Flowmeter anak (high flow) 1 buah
33 Flowmeter neonatas 1 buah
34 Pengukurlingkar kepala 1 buah
35 Flowmeter neonatus 1 buah
36 Timbangan bayi 1 buah
Baki logam tempat alat
37 1 buah
steril bertutup
38 Implan Kit 1 buah
39 IUD kit 1 buah
40 Alkohol Sesuai kebutuhan
41 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan
42 Cairan desifektan Sesuai kebutuhan
43 Kain steril Sesuai kebutuhan
44 kapas Sesuai kebutuhan
45 Kasa non steril Sesuai kebutuhan
46 masker Sesuai kebutuhan
47 Sabun tangan atau antiseptik Sesuai kebutuhan
48 Baskom cuci tangan 1 buah
49 Celemek plastik 1 buah
Kotak penyimpanan jarum
50 1 buah
bekas
51 Lemari alat 1 buah
52 Lemari obat 1 buah

42
53 Pita pengukur lila 1 buah
54 Pompa payudara untuk ASI 1 buah
55 Sarung bantal 2 buah
56 selimut 1 buah
57 seprei 1 2

4) Ruangan kesehatan gigi dan mulut

Standar Jumlah Jumlah peralatan


No Jenis peralatan
peralatan di PKM sei.panas
1 Bein lurus besar 1 buah
2 Bein lurus kecil 1 buah
Bor intan kontra Angle
Hand piece conventional
3 1 set
(kecepatan rendah) (round,
inverted dan fissure)
Ekskavator berujung dua
4 5 buah
(besar)
Ekskavator berujung dua
5 5 buah
( kecil)
Gunting operasi gusi
6 1 buah
( wagner) (12 cm )
7 Handpiece contra Angle 1 buah
8 Handiece straight 1 buah
Kaca mulut datar No 4
9 5 buah
Tanpa Tangkai
10 Klem/pemegang jarum jahit 1 buah
Set kursi gigi elektrik yng
11
terdiri dari
 Kursi gigi 1 buah
 Cuspidor unit 1 buah
 Meja instrumen 1 buah
 Foot controller untuk
1 buah
hnd piece
12 Jarum exterpasi I buah
13 Jarum k-file (15-40) I set
14 Jarum k-file (48-80) I set``
15 Light curing 1 set
Mikromotor dengan straight
16 1 set
dan contra angle hand piece
17 Pelindung jari 1 buah
18 Pemegang matriks 1 buah
19 Penahan lidah

43
Pengunggkit alat gigi kanan
20 1 buah
mesial
21 Pengungkit akar gigi kiri 1 buah
22 Penumpat plastic 1 buah
23 Pariodontal probe 1 buah
Penumpat semen berujung
24 1 buh
dua
25 Pinset gigi 5 buah
26 Polishing bur 5 buah
Skeler standar bentuk
27 1 buah
canggkul kiri
Skeler standar bentuk
28 1 buah
cangkul kanan
Skeler standar bentuk
29 1 buah
tombak
30 Skeler ultrasonik 5 buah
31 Sonde kurus 5buah

5) Ruangan promosi kesehatan

Standar jumlah Jumlah peralatan di


No Jenis peralatan
peralatan PKM sei.panas
Alat peraga cara
menyusui yang benar
1 1 paket
(boneka dan fantom
payudara)
2 Alat permainan edukatif 1 paket
3 Boneka bayi 1 buah
4 Buletin boars 1 buah
5 Komputer dan printer 1 unit
6 Fantom gigi anak 1 unit
7 Fantom gigi dewasa 2 buah
Fontom mata ukuran
8 1 buah
dewasa
9 Fantom panggul wanita 1 buah
10 Flipcar 1 buah
11 Food model 1 paket
12 Gambar anatomi gig 1 lembar
13 Gambar anatomi mata 1 lembar
Gambar panggul laki-
14 1 lembar
laki
15 Leaflet -leaflet Sesuai kebutuhan
Proyek atau LCD
16 1 unit
proyektor

44
Radio kaset atau tape
17 1 unit
recorder
BAHAN HABIS PAKAI
Cairan desinfektan
1 Sesuai kebutuhan
tangan
Cairan desinfektan
2 Sesuai kebutuhan
ruangan

6) laboratorium

Standar Jumlah Jumlah peralatan di


No Jenis peralatan
peralatan PKM sei.panas
1 Batang pengangaduk 3 buah
2 Beker , gelas 3 buah
3 Botol pencuci 1 buah
4 Korong kaca 3 buah
5 gelas 2 buah
6 Foto meter 1 buah
7 Gelas pengukur 1 buah
8 Hematology analizer 1 set
9 Lemari es 1 buah
10 Mukroskop binokuler 1 buah
11 Pipet mikro 1 buah
12 Pipet berskala 3 buah
13 Pipet tetes 12 buah
Pot spesimen dahak
14 Sesuai kebutuhan
mulut lebar
15 Pos spesimen urin Sesuai kebutuhan
16 Rotator plate 1 buah
17 Sentripuse listrik 1 buah
Sentripuse
18 1 buah
mikrohematokrik
19 Tip pipet 3 buah
Tabung kapiler
20 Sesuai kebutuhan
mikrohematokrik
Tabung reaksi dengan
21 12 buah
tutup karet gabus
Tabung sentripus tanpa
22 6 buah
skala
23 Telikonter 1 buah
24 Urinenometer 1 buah
25 Wadah aquades 1 buah

45
7) ruang rawat inap

Standar jumlah Jumlah peralatan di


No Jenis peralatan
peralatan PKM sei.panas
1 Baki instrumen bertutup 1 buah
2 Bisturi no 10 1 kotak
3 Brangkar 1 buah
4 Gunting lengkung 3 buah
5 Gunting lurus 3 buah
6 Gunting mayo lurus 3 buah
Gunting pembuka
7 3 buah
jahitan
8 Kanula hidung 3 buah
9 kateter 3 buah
10 Klem agrave, 14 mm 3 buah
11 Klem arteri 3 buah
Klem arteri 12 cm lurus
12 3 buah
dengan gigi
Klem arteri 12 cm lurus
13 3 buah
tanpa gigi
14 Baraguer 3 buah
Klem pemegang jarum
15 3 buah
jahit
16 Klem pemegang silet 3 buah
17 Klem penjepit kain 1buah

8) ruang farmasi

Standar Jumlah Jumlah peralatan di


no Jenis peralatan
peralatan PKM sei.panas
1 Analitikal balance 1 buah
2 Batang pengaduk 1 buah
3 corong 1 buah
4 Cawan penguap 1 buah
5 Gelas penngukur 1 buah
6 Gelas piala 1 buah
7 higrometer 1 buah
8 mortir 1 buah
9 Pipet berskala 1 buah
10 Spatel logam 1 buah

46
11 shaker 1 buah
12 Termometer 1 buah
Alat pemanas yang
13 1 buah
sesuai
14 Botol obat dan labelnya 1 buah
Lemari pendingin dan
15 1buah
raknya
Lemari untuk
16 1 buah
penyimpanan narkotika
Rak tempat
17 1 buah
pengeringan alat

B. PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PUSKESMAS (18


KEGIATANPUSKESMAS)
1. Program yang sudah dilakukan
Setiap pusat kesehatan masyarakat mempunyai beberapa program
wajib dan pengembangan yang harus dilaksanakan untuk setiap
puskesmas antara lain:
a. Wajib
1) Program promosi kesehataan
2) Program kesehatan lingkungan
3) Program kesehatani budananakatau KB (PWS KIA / AMP, KB,
DDKT, PKPR/KRR, KTA/KPT, MTBS, USILA)

47
4) Program perbaikan gizi masyarakat
5) Pencegahan dan penyakit menular (diare, ispa, AFP, malaria, TB,
kusta, DBD, campak, imunisasi, IMS, dan PMTCT)
6) Program pengobatan
b. Pengembangan
1) Program kesehatan sekolah
2) Program pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
3) Program kesehatan kerja
4) Program kesehatan gigi dan mulut
5) Program kesehatan jiwa
6) Program kesehatan mata
7) Program kesehatan usila
8) Program pembinaan pengobatan tradisional
9) Program IVA
10) Program VCT/IMS/PTM
11) Program rawat inap

2. Program yang belumtercapai

n Target
indikator sasaran capai
o (100)
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 1357 100 1474
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 1295 100 1377
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 1234 100 1276
4 Pelayanan kesehatan balita 6866 100 6876
Pelayanan kesehatan pada usia
5 9522 100 9522
pendidikan dasar (kelas 1 &kelas 7)
Pelayanan kesehatan pada usia
6 36617 100 17315
produktif (usia 15-59 tahun)
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 2852 100 746

48
(>60 tahun)
Pelayanan kesehatan pada penderita
8 7654 100 4252
hipertensi (>15 tahun)
Pelayanan kesehatan penderita
9 389 100 923
diabetes mellitus
1 Pelayanan kesehatan orang dengan
71 100 76
0 gangguan jiwa berat
1 Pelayanan kesehatan orang terduga
248 100 522
1 TB
1 Pelayanan kesehatan orang dengan
1225 100 1295
2 resiko terinfeksi HIV
Dari data diatas diketahui program yang belum tercapai yaitu PTM,
hipertensi, pelayanan kesehatan pada lansia.

Adapun petunjuk teknisi atau tata cara pemenuhan standar, yaitu:

a. Pemenuhan standar pelayanan


1) PTM
a) Pernyataan standar
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 50 tahun
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah daerah kabupater/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining
kesehatan sesuai standar kepada warna negara usia 15-59
tahun diwilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b) Mekanisme pelayanan
 Edukasi kesehatan

49
 Skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular
meliputi:
 Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan gula darah
 Anamnesa perilaku beresiko
2) Hipertensi
a) Pernyataan standar
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah
kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15
tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder
diwilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b) Mekanisme pelayanan
 Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
 Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan
minum obat
 Melakukan rujukan jika diperlukan
3) Lansia
a) Pernyataan standar
Setiap warga negara usia 60 yahun ke atas mendapatkan
pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining

50
usia lanjut sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun
ke atas diwilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b) Mekanisme pelayanan
 Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat
 Pelayanan skrining faktor resiko pada usia lanjut
adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi:
 Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan gula darah
 Pemeriksaan gangguan mental
 Pemeriksaan gangguan kognitif
 Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
 Anamnesa perilaku beresiko

3. Kendala-kendala yang dihadapi


Kendala-kendala yang di hadapi dalam puskesmas sungai panas yaitu :
a. PTM
1) Manusia
a) Pemegangan program PTM rangkap jabatan
b) Petugas poli di puskesmas tidak melakukan skrining
kesehatan bagi pasien (15-59 tahun)
c) Kurangnya tenaga pelaksana program posbindu
d) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
kesehatan minimal 1X tahun

51
e) Masih kurang dukungan lintas program dan lintas sektoral
dalam pelaksaanan kegiatan skrining PTM
2) Sarana
a) Kurangnya jumlah posbindu di wilayah kelurahan bengkong
indah dan sadai
b) Ketersediaan rapid tesmasih kurang
c) Kurangnya media KIE
d) KIT skrining PTM belum memdai
3) Dana
a) Tidakada insentif petugas
4) Metode
a) Kegiatan pelayanan terpadu PTM di puskesmas belum
terlaksana sesuai standar
b) Kerja sama dengan klinik swasta atau BPM dalam
melakukan skrining kesehatan dan pelaporan belum maksimal
b. Hipertensi
1) Manusia
a) Kurangnya kepedulian penderita hipertensi untuk
memeriksakan kesehatan secara teratur kepuskesmas
b) Masih adaanggapan bahwa berobat hipertensi jika ada
keluhan saja
c) Masih kurang dukungan lintas program dan lintas sektoral
dalam pelaksanaan pelayanan bagi penderita hipertensi
d) Penduduk usia 15 tahun keatas, tidak memerikskan tekanan
darah secara berkala
2) Sarana
a) Penderita hipertensi tidak memiliki BPJS kesehatan
b) Kurangnya media KIE
3) Dana
a) Tidak ada biaya untuk membayar iuran bulanan BPJS
4) Metode

52
a) Kegiatan penjaringan bagi penderita hipertensi masih kurang
b) Belum terjalin kerja sama dengan klinik swasta atau BPM
dalam melakukan skrining kesehatan dan pelaporan pasien
hipertensi
c) Masih kurang penyuluhan tentang hipertensi
c. Lansia
1) Manusia
a) Kurang inovasi petugas program lansia
2) Sarana
a) Masih kurang posyandu lansia
3) Metode
a) Pelayanan lansia belum sesuai standar
4) Lingkungan
a) Keterbatasan jarak rumah lansia kefaskes menyebabkan lansia
malas untuk memeriksakkan kesehatannya

C. PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGAI PANAS


BERDASARKAN PERMENKES TAHUN 2017
1. Perencanaan (mikroplanning)
Perencanaan tingkat puskesmas dikenal istilah perencanaan mikro
(mikro planning), merupakan salah satu fungsi manajemen puskesmas
bersama dengan minilokakarya dan statifikasi puskesmas, ketiganya
merupakan satu kesatuan sebagai alat melaksanakan fungsi pengelolaan
(manajemen puskesmas) pengertian perencanaan puskesmas ialah sebagai
usaha untuk merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam rangka
mencapai status kesehatan masyarakat yang dikehendaki dalam periode
tertentu pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan tingkat

53
puskesmas merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk
menyusun dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-
masalah kesehatan setempat (departemen kesehatan,2016).
Ada 2 macam rencana yang disusun dalam perencanaan tigkat puskesmas
sungai panas (PTP) yaitu :
a. rencana usulan kegiatan (RUK), berisi usulan kegiatan tahun fiscal
mendatang untuk mengajukan program kegiatan beserta biayanya.
b. rencana pelaksanaan kegiatan (RPK), berisi rencana pelaksanaan
kegiatan tahun anggaran bersangkutan sesuai alokasi anggaran yang
diterima oleh puskesmas.

Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (18 kegiatan puskesmas)

a. Program yang sudah dilakukan


Setiap pusat kesehatan masyarakat mempunyai beberapa program
wajib dan pengembangan yang harus dilaksanakan untuk setiap
puskesmas antara lain:

1) Wajib
Program promosi kesehataa, Program kesehatan lingkungan,
Program kesehatan ibu dan anak atau KB (PWS KIA / AMP, KB,
DDKT, PKPR/KRR, KTA/KPT, MTBS, USILA), Program
perbaikan gizi masyarakat, Pencegahan dan penyakit menular
(diare, ispa, AFP, malaria, TB, kusta, DBD, campak, imunisasi,
IMS, dan PMTCT),Program pengobatan
b. Pengembangan
Program kesehatan sekolah, Program pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat, Program kesehatan kerja, Program kesehatan
gigi dan mulut, Program kesehatan jiwa, Program kesehatan mata,

54
Program kesehatan usila, Program pembinaan pengobatan tradisional,
Program IVA, Program VCT/IMS/PTM, Program rawat inap.
c. Program yang belum tercapai
Menurut data diketahui prigram yang belum tercapai yaitu: PTM
dengan sasaran 36617, target 100, dengan capaian 17315. hipertensi
dengan sasaran 7654, target 100, dengan capaian 4252., dan pelayanan
kesehatan pada lansia dengan sasaran 2852, target 100, dengan capaian
746. Prigram yang belum tercapai ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti manusia, sarana, dana, metode dan lingkungan.

2. Pergerakan dan pelaksanaan


a. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa
jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para
pelaksana program/kegiatan pada bulan atau priode yang lalu sekaligus
pemantauan terhadap pelaksana rencana kegiatan puskesmas yang
akan datang; Dilaksanakan 12 kali dalam setahun, sebelum tanggal 5
setiap bulannya , seperti melakukan rapat puskesmas tentang
perencanaan yang akan dibuat. sehingga dapat dibuat perencanaan
ulang yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang henak dicapai.
Disamping itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan
kegiatan puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas program
maupun lintas sector. Lokakarya mini bulanan dilaksanakan pada
setiap awal bulan.
Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan internal puskesmas
yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas secara terintegrasi. Seluruh
komponen puskesmas harus memiliki kesadaran bahwa puskesmas
merupakan satu system dan mereka adalah subsistemnya.
Pengorganisasian internal puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan

55
dilaksanakan melalui lokakarya mini bulanan puskesmas yang
menghasilkan perencanaan ulang. Lokakarya mini bulanan puskesmas
deselenggarakan dalam 2(dua)tahap yaitu:
b. Lokakarya mini bulanan yang pertama
Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim. Diselenggaraan dalam rangka pengorganisasian
untuk dapat terlaksananya RPK puskesmas. Yang dilakukan setiap
awal tahun sebelum tanggal 5 januari, untuk mengevaluasi pelayanan
yang ada dipuskesmas.
Pengorganiasian dilaksanakan dalam rangka penentuan
penanggung jawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan
wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja puskesmas
dilakukan pembagian habis kepada seluruh pegawai puskesmas,
dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
c. lokakarya mini bulanan rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindak
lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya mini
bulanan ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan
puskesmas, yang dilakukan tiap bulan secara teratur yang dilaksanakan
dua kali setiap bulan dengan dua program dalam puskesmas maupun di
luar puskesmas, dilaksanakan setiap sebelum tanggal 5 setiap
bulannya.seperti melakukan posyandu.
Pada forum lokakarya mini bulanan rutin, dapat secara teratur. Pada
forum lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan
pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan
tim audit internal.
d. Lokakarya mini tribulanan
Masalah kesehatan (termasuk kejadiankesakitan dan kematian)
yang terjadi dimasyarakat disebabkan oleh banyak factor, dimana
sebagai penyebab utamanya diluar factor kesehatan. Penyebab masalah
kesehatan dapat disebabkan antara lain oleh factor lingkungan ,

56
perilaku masyarakat , pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan
factor keturunan. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah
kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sector kesehatan dengan
sector-sektor lain yang terkait dengan penyebab terjadinya masalah
kesehatan.
Untuk memelihara kerjasama lintas sector perlu dilakukan upaya
penggalangan dan pemantauan pelaksanaan kerjasama melalui suatu
forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan yang
disebut lokakarya mini tribulan.
Bertujuan untuk menginformasikan dan mengidentifikasikan
capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan
memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sector
pada kegiatan tribulan sebelumnya. Dan dilaksanakan tiga kali sekali
dimulai dari bulan febuari dan akan dilaksanakan kembali dibulan april
untuk melakukan lintas sector kecamat setiap sebelum tanggal 5.
Adapun tahapan kegiatan lokakarya mini tribulanan lintas sector
dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:

1) lokakarya mini tribulanan yang pertama


Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim yang diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan
sektoral yang terkait dengan pembangunan kesehatan. Pada
tahapan ini, puskesmas mendiskusikan usulan yang akan
disampaikan didalam musrenbang kecamatan semua pihak sudah
tersosialisasi dan dapat mendukung program kesehatan di tingkat
kecamatan.
Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan
penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk

57
penentuan penanggung jawab dan pelaksanaan setiap kegiatan serta
untuk satuan wilayah kerja, seluruh program kerja dan wilayah
kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sector
terkait, dengan mempertimbangkan kewewenangan dan bidang
yang dimilikinya.
2) lokakarya mini tribulanan rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan puskesmas, maka
lokakarya mini tribulanan rutin merupakan tindaklanjut dari
penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan
selanjutnya dilakukan tiap tribulanan secara tetap. Penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan
puskesmas dibantu sector terkait dikecamatan.

Tahap lokakarya mini tribulanan rutin:

a) Masukan
 Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sector terkait.
 Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sector
dalam pelaksanaan program kesehatan.
 Pemberian informasi baru.
b) Proses
 Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan.
 Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing
masing sector.
 Merumuskan cara penyelesaian masalah.
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan menyepakati
kegiatan berikutnya.
c) Luaran
 Rencana pelaksanaan kegiatan berikutnya.

58
 Kesepakatan bersama untuk menjalankan rencana.
Setelah dipahami tujuan dari lokakarya mini tribulan dan
tahapan kegiatannya, selanjutnya ditentukan materi yang
akan dibahas, dengan ketentuan penyelenggaraan sebagai
berikut:
 Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan
persiapan yang meliputi:
 Advokasi kepada camat, agar bersedia untuk:
o Mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan
lokakarya mini.
o Memimpin lokakarya dengan melakukan
koordinasi, komunikasi dan penyampaian
informasi kepada semua sector yang terlibat.
 Puskesmas melaksanakan:
o Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan
o Persiapan alat-alat tulis kantor
o Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi/surat-surat yang berhubungan dengan
peran serta masyarakat yang berkaitan dengan
pembangunan kesehatan.
o Penugasan seorang staf untuk membuat notulen
lokakarya mini.
o Pembuatan surat undangan lokakarya mini untuk
ditandatangani camat.
 Peran sector terkait:
o Usulan kontribusi kegiatan masing masing sector
yang mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan.
o Menyepakati hasil lokakarya mini.

59
 Peserta
Lokakarya mini tribulanan lintas sector dipimpin oleh
camat, adapun peserta lokakarya mini tribulanan adalah
sebagai berikut:
 Dinas kesehatan kabupaten /kota
 Tim penggerak PKK kecamatan/distrik.
 Puskesmas diwilayah kecamatan/distik.
 Staf kecamatan,
 Lintas sector dikecamatan,
 Lembaga/organisasi kemasyarakatan,
 Waktu
Lokakarya mini tribulanan lintas sector yang pertama
diselenggarakan pada tribulan pertama tahun anggaran
berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan
setiap tribulan.
Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan
kondisi setempat. Yang perlu dijadikan pertimbangan
adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat menghadiri
lokakarya.

 Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas
sector adalah di kecamatan/distrik. Atau tempat lain yang
dianggap sesuai.
 Acara
Jadwal acara lokakarya mini tribulanan pertama dan
lokakarya mini tribulanan rutin dibuat sesuai contoh pada
formulir 9 dan formulir 10 terlampir.

60
3. Pengawasan, Pengendalian , Dan Penilaian Kinerja
a. Pengawasandan Pengendalian Puskemas
Pengawasan puskesmas di bedakan menjadi dua,yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh puskesmas sendiri, baik oleh kepala puskesmas,tim
audit internal maupun setiap penanggung jawab dan
pengelola/pelaksana program. Adapun pelaksanaan eksternal
dilakukan oleh instasi dari luar puskesmas antara lain dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan/masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif,
sumber daya, pencapaian kinerja program ,dan teknis pelayanan.
Apabila ditemukan adanya ketidak sesuaian baik terhadap rencana,
standar ,peraturan perundangan maupun berbaga kewajiban yang
berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegitan supervisi yang dapat
dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin
kesesuaian pelakasanaan kegiatan dengan rencana yang telah di
tetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saa ini
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya . Jika terdapat
ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan
( correctiveaction ). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara
terus menerus.
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota,kepala puskemas, maupun penanggung jawab program.
b. Penilaian Kerja Puskesmas
Penilaian kerja puskesmas adala suatu proes yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, meganalisis dan menggunkan
informasi untuk menetuan seberapa efektif dan efisien pelayanan
puskesmaa sdisediakan,serta sasaran yang di capai sebagai penilaian
hasl kerja/prestasi puskesmas. Penilaian kinerja pusksmas
dilaksanakan oleh puskesmas dan kemudian hasil penilainnya akan

61
diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan
dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar puskesmas:
1) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja puskesmas (hasil cakupan
keiatan, mutu kegiatan dan manajemen puskesmas) pada akhir
tahun kegiatan.
2) Mendapatkan masukan untuk penyusunan kegiatan di tahun yang
akan datang.
3) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di
wilayah kerjannya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian
kinerja.
4) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk
persyaratan akreditasi puskesmas.
5) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk
dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarka
prioritasnya.

D. PELAKSANAAN SP2TP
Pencatatan harian asing-masing proram puskesms sungaipanas
dikomplikasi menjadi laporan terpadu puskemas atau disebut dengan sistem
pencatata dan pelaporan terpadu puskesmas ( SP2TP). SP2TP ini dikirim
kedinas kesehatan kabupaten atau kota setia awal bulan, kemudian Dinkes
Kabupaten atau Kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya ke
Dinkes provinsi dan depkes pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkn
kembali secara rutin kepuskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi
keberhasilan program. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas

62
tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan kedepkes pusat tetapi
Dinkes Kabupaten atau Kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan
rutinnya Kedepkes Pusat.
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh puskesmas ungai panas
antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang di
tanggunglangi.
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan jenis
ini ada 4 jenis yaitu :
a. LB1, berisi data kesakitan
b. LB2 , berisi data kematian
c. LB3, berisi data program gizi, KIA, KB, dll
d. LB4, berisi data obat-obatan

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan


semester, dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan program yang
sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang
terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah
dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun
perencenaan puskesmas(mikroplanning) dan lokakarya minipuskesmas
(LKMP).

E. PELAKSANAN SITEM RUJUKAN


Sistem rujukan upaya kesehaan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya timbal balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertikal taupun horizontal kefasilitas pelayanan yang
lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasiyang bertujuan agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat
terselamatkan dengan demikian dapat menurunkan AKI (angka kematian ibu)

63
dan AKB (angka kematin bayi) sistem pelaksanaan rujukan yang ada
dipuskesmas sungai panas yaitu:
1. Jika pasien memiliki kartu KIS atau BPJS maka akan dirujuk kefasilitas
kesehatan tipe C.
2. Untuk pasien umu akn dirujuk sesuai dengan arahan dokter atau
keinginan sendiri
3. Pembanguna sarana rumah sakit dan perlengkapannya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat


ternyata masih menimpan berbagai permasalahan yang harus diperhatikan
secara seksama, seperti tenaga medis dan paramedis yang belum memadai.

64
Oleh karena itu, diperlukan perhatiab khusus dari pemerimtah dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat serta komitmen untuk
menambah Sumber Daya Manusia demi menunjang system pelayanan
Puskesmas.

Dari segi program-program yang telah di susun oleh Puskesmas sudah


dapat berjalan dengan baik, dengan adanya komitmen dari setiap jajaran yang
ada untuk melakukan kegiatan yang telah disepakati secara bersama, namun
untuk program kesehatan kejiwaan masih belum terlaksana dengan baik, ini
diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengikuti program
kesehatan jiwa yang telah dibuat oleh Puskesmas.

Adapun dalam pelaksanaan program Puskesmas, mahasiswa hanya


dapat mengikuti program penyuluhan baik di dalam gedung Puskesmas
maupun di Panti Jompo, selain itu mahasiswa juga dapat mengikuti kegiatan
berupa posyandu baik untuk balita maupun lansia, serta program kesehatan
mata berupa penyuluhan masyarakat.

Puskesmas Sungai Panas memiliki luas wilayah kerja ± 7,30 k m2 yang


terdiri dari 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Bengkong Indah dan Keluraha
Bengkong Sadai, dengan total 32 RW dan 144 RT dengan total penduduk
48,314 jiwa.

Distribusi 10 (sepuluh) penyakit di lingkungan Puskesmas Sungai


Panas terdiri dari penyakit Diare sebanyak 425 kasus, Filariasis sebanyak 83
kasus, DBD sebanyak 55 kasus, TBC sebanyak 51 kasus, Campak sebanyak
28 kasus, IMS sebanyak 19 kasus, Pneumonia sebanyak 8 kasus, Kusta
sebanyak 8 kasus, Malaria sebanyak 2 kasus dan HIV/AIDS dengan 1 kasus.

65
Dan puskesmas memiliki standar pelayanan minimal yaitu pelayanan
kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan
bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar (kelas 1& kelas 7) , pelayanan kesehatan pada usia produktif
(usia 15-59), pelayanan kesehatan pada usia lanjut (>60 thn), pelayanan
kesehatan penderita hipertensi (>15 thn) , pelayanan kesehatan penderita
diabetes mellitus , pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,

Pelayanan kesehatan orang terduga TB , pelayanan kesehatan orang


dengan resiko terinfeksi HIV. Dari beberapa standar pelayanan ada 3
pelayanan yang tidak tercapai dengan sasaran yang telah ditetapkan yaitu
pelayanan kesehatan pada usia produktif (usia 15-59) sasaran yang harus
didapatkan 36.617 tetatpi hanya tercapai 17.315 , pelayanan kesehatan usia
lanjut sasaran yang harus didapatkan 2.852 tetapi hanya tercapai 746 , dan
pelayanan kesehatan penderita hipertensi sasaran yang harus didapatkan 7.654
tetapi hanya tercapai 255.

B. SARAN
1.

66

Anda mungkin juga menyukai