NIM : 18106080023
A. Penemuan Animalculus
Suatu bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan susunan
kimianya. Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal sebagai fermentasi (pengkhamiran)
dan pembusukan (putrefaction). Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan alkohol
atau asam organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Pembusukan
merupakan proses peruraian yang menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan
yang mengandung protein. Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing
secara terpisah menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu
dijumpai adanya khamir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula menjadi alkohol
dan CO2 merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang
oleh Jj. Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan
pembusukan merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812 telah
berhasil disintesa senyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak meneliti
tentang proses fermentasi (1875-1876). Suatu saat perusahaan pembuat anggur dari gula bit,
menghasilkan anggur yang masam. Berdasarkan pengamatannya secara mikroskopis,
sebagian dari sel khamir diganti kedudukannya oleh sel lain yang berbentuk bulat dan batang
dengan ukuran sel lebih kecil, ternyata mengakibatkan sebagian besar proses fermentasi
alkohol tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, yaitu fermentasi asam laktat. Dari
kenyataan ini, selanjutnya dibuktikan bahwa setiap proses fermentasi tertentu disebabkan
oleh aktivitas mikroba tertentu pula, yang spesifik untuk proses fermentasi tersebut.
F. Penemuan Enzim
H. Penemuan Virus
Iwanowsky menemukan bahwa filtrat bebas bakteri (cairan yang telah disaring
dengan saringan bakteri) dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit mozaik,
ternyata masih tetap dapat menimbulkan infeksi pada tanaman tembakau yang sehat. Dari
kenyataan ini kemudian diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh lebih
kecil dari bakteri (submikroskopik) karena dapat melalui saringan bakteri, yaitu dikenal
sebagai virus. Untuk membuktikan penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat digunakan
postulat River (1937), yaitu:
2. Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau mikroba lain yang
dapat ditumbuhkan di dalam media buatan.
4. Filtrat yang sama yang berasal dari hospes peka tersebut harus dapat menimbulkan
kembali penyakit yang sama.
Nama : Farida Amalia Shofiaty
NIM : 18106080023
SEJARAH MIKROSKOP
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan
kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Mikroskop cahaya
dapat melakukan perbesaran objek hingga 1.000 kali. Mikroskop ini bekerja dengan cara
melewatkan cahaya pula yang sedang diamati. Selanjutnya cahaya akan dibelokkan oleh
lensa sehingga dapat terbentuk bayangan gambar objek yang lebih besar dari aslinya.
Kemudian bayangan tersebut diproyeksikan ke mata pengamat, sehingga pengamat dapat
melihat objek yang diamatinya dengan jelas. Selain dapat diamati secara langsung, hasil
pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat dicetak. Hasil cetakan gambarannya
disebut micrograph. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2
bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar)dan mikroskop riset
(mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, nomarski dic, dan konfokal).