SAMSAT BITUNG
LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pemungutan PKB dilaksanakan melalui kantor bersama SAMSAT sebagai lembaga
pemerintah yang secara mata rantai masih mengikuti kebijakan kepolosian yang mengurusi keperluan
yang menyangkut segala urusan kendaraan bermotor termasuk surat-surat kelengkapan kendaraan
bermotor serta kelengkapan surat-surat para pemakai jalan raya. Kelengkapan kendaraan bermotor
yang dilayani oleh kantor SAMSAT meliputi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Bukti Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB), Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) serta Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), termasuk juga Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dimana
dalam pelaksanaannya merupakan kerjasama antara Kepolisian Republik Indonesia, Jasa Raharja,
pemerintah daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Provinsi. Jadi dalam SAMSAT terdiri
dari 3 (tiga) instansi yaitu Polri (Direktorat Lalu Lintas).Dinas pendapatan daerah provinsi dan PT. Jasa
Raharja (Persero) yang masing-masing mempunyai tugas pokok sesuai Instruksi Bersama (Inbers).
Besarnya jumlah pajak yang terutang ditetapkan dan dihitung oleh fiskus sebagai pemungut
PKB.Sedangkan Wajib Pajak mempunyai tanggung jawab menyetor besaarnya jumlah pajak yang
terutang tersebut.Sistem inilah yang disebut system official assessment. Dari sistem ini terlihat bahwa
pihak fifkus mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan perundang-
undangan perpajakan daerah.
Kantor SAMSAT melakukan perhitungan pajak kendaraan sehubungan dengan kepemilikan kendaraan
bermotor. Mengingat jumlah wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor dengan tipe kendaraan dan
jumlah yang berbeda maka mungkin terjadi kesalahan atau kelebihan dalam melaksanakan perhitungan
dan pencatatan terhadap PKB. Pernyataan tersebut terlihat jelas begitu pentingnya cara penyajian dan
pelaporan PKB yang baik dan benar atas wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Kantor
Samsat Bitung tahun 2010 sampai 2014
FENOMENA
mekanisme penyajian dan pelaporan pajak kendaraan bermotor di kantor bersama Samsat Bitung tahun
2010-2013.
SUMBER DATA
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan
merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan untuk mendapatkan sejarah gambaran
umum objek yang di teliti.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu berupa studi kasus dan studi pustaka. Studi kasus
dilakukan pada Kantor Bersama Samsat Bitung, sedangkan studi pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan data-data dari literatur-literatur yang relevan dengan permasalahan Pajak Kendaraan
Bermotor.
PEMBAHASAN
Penyajian dan pelaporan Pajak Kendaran bermotor di UPTD kota Bitung adalah sesuai dengan
standar pelayanan UPTD/Samsat di seluruh Sulawesi Utara yang artinya tata cara dan penyajian dan
pelaporan sudah sesuai dengan garis kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Dimana
prosedur standar yang dilakukan oleh wajib pajak adalah, pada saat jatuh tempo masa pembayaran
pajak kendaraan bermotor sebagaimana tertera dalam Notice Pajak/STNK, maka wajib pajak diminta
untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. Dan proses pembayaran PKB,
pengesahan STNK dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu jam sejak saat pendaftaran.
Pajak kendaraan bermotor itu sendiri dibayar setiap tahun sekali sedangkan STNK berlaku untuk 5
(lima) tahun tetapi setiap tahun dilakukan pengesahan dibarengkan dengan saat pembayaran PKB.
Persyaratan yang harus dibawa pada saat Pembayaran PKB yang dibarengkan dengan Pengesahan STNK
di UPTD/Samsat adalah, STNK Asli, Identitas Pemilik dan Foto Copy BPKB. Setelah persyaratan lengkap,
wajib pajak menyerahkan berkas tersebut pada bagian pendaftaran untuk kemudian dilakukan
penetapan atas besarnya pajak terhutang.
UPTD kota Bitung menyajikan data dan melaporkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
secara komputerisasi sesuai dengan strandar akuntansi pemerintahan, karena informasi/data dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif, dan benar menurut kaidah standar akuntansi, aspek
hukum dan aspek teknis manajemen dan keadaan database dipastikan penggunaanya secara fisik oleh
Pemerintah Kota Bitung dan penyajikan serta pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor diterima umum
dan memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun-tahun yang akan datang, penulis menggunakan
ramalan (trend). Untuk meramalkan berapa besar laba yang akan diperoleh perusahaan dengan
menggunakan metode statistik estimating line regresi linier sederhana yaitu Y = a + bx. Umtuk
meramalkan Y, maka a dan b harus di ketahui terlebih dahulu, dimana a adalah intercept yaitu jarak dari
titik asal ke titik perpotongan antara garis regresi dengan sumbu tegak, sedangkan b adalah koefisien
arah (slope) atau koefisien regresi Dengan di ketahuinya model regresi, maka dapatlah diprediksi
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Samsat Bitung yang dimasa yang akan datang.
Misalnya untuk menaksir laba pada tahun 2015 Jadi pada tahun Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
pada Kantor Samsat Bitung diperkirakan akan meningkat apabila faktor-faktor lainnya tetap.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai penyajian dan pelaporan pajak kendaraan bermotor yang
dilakukan pada kantor bersama SAMSAT Bitung adalah sebagai berikut: 1. Penyajian dan pelaporan
Pajak Kendaraan Bermotor di kantor bersama SAMSAT Bitung sudah sesuai dengan peraturan
pemerintah Sulawesi Utara. 2. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2010 sebesar Rp
12.814.985.500, tahun 2011 sebesar Rp15.712.137.100, tahun 2012 sebesar Rp 18.597.368.200, tahun
2013 Rp 21.153.616.300, dan prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2014 adalah
sebesar Rp 29.178.678.232 dan pada tahun 2015 sebesar Rp34.012.198.815.