PAP terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan
PAP merupakan salah satu trias penyebab kematian
ibu di Indonesia
Setiap PAP memerlukan rawat inap penatalaksanaan
segera
Plasenta Previa
Plasenta berimplantasi atau terletak di bagian
fundus uterus. Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutup sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebab
tidak dapat dijelaskan.
beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi
plasenta previa yaitu :
• Paritas
Makin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta
previa
• Usia ibu pada saat hamil. Bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun atau
lebih, makin besar kemungkinan kehamilan plasenta previa.
• Umur dan paritas
– Pada primigravida umur diatas 35 th lebih sering dari umur dibawah
25 th.
– Pada paritas tinggi lebih sering dari pada paritas rendah
– Di Indonesia plasenta previa banyak dijumpai pada umur paritas kecil
disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana
endometrium belum matang.
• Adanya tumor-tumor : mioma uteri, polip endometrium.
• Kadang-kadang pada malnutrisi
Klasifikasi
Plasenta previa totalis apabila plasenta menutupi
seluruh jalan lahir pd tempat implantasi,resiko
perdarahan sangat hebat.
Plasenta previa parsialis apabila hanya sebagian
plasenta yg menutupi jalan lahir.Resiko perdarahan
masih besar.
Plasenta previa marginalis apabila hanya bagian tepi
plasenta yg menutupi jalan lahir.
Plasenta letak rendah apabila tepi plasenta
melampaui segmen bawah tetapi tepinya tidak
mencapai ostium internum.
Plasenta previa
Perdarahan tanpa nyeri His biasanya tidak ada
Perdarahan berulang Rasa tidak tegang (biasa)
Warna perdarahan merah saat palpasi
segar Denyut jantung janin ada
Adanya anemia dan
renjatan yang sesuai Teraba jaringan plasenta
dengan keluarnya darah pada periksa dalam
Timbulnya perlahan- vagina
lahan Penurunan kepala tidak
Waktu terjadinya saat masuk pintu atas panggul
hamil Presentasi mungkin
abnormal.
Gejala utama
Perdarahan yang terjadi berwarna
segar, tanpa alasan dan tanpa rasa
nyeri
Komplikasi
Anemia karena perdarahan
Syok
Janin mati lahir dalam keadaan premature dan
asphyxia berat.
Pathofosiologi
Perdarahan anterpatum krn plasenta previa umumnya terjadi
pada triwulan ketiga kehamilan .
Karena pada saat itu segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan berkaitan dengan makin
tuanya kehamilan
Kemungkinan perdarahan anterpatum akibat plasenta previa
dapat sejak kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan
ini segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai menipis.
Makin tua usia kehamilan segmen bawah uterus makin melebar
dan serviks membuka. Dengan demikian plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus tersebut akan mengalami
pergeseran dari tempat implantasi dan akan menimbulkan
perdarahan.
Darahnya berwarna merah segar, bersumber pada sinus uterus
yang atau robekan sinus marginalis dari plasenta.
Manajemen Terapeutik
Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
operasi.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring
total dengan menghadap kiri, tidak melakukan
sanggama, menghindari peningkatan tekanan
rongga perut missal batuk,mengedan karena sulit
buang air besar)
Penatalaksanaan:
1. Konservatif bila :
Kehamilan kurang 37 minggu.
Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah
pada selaput ketuban.
Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan
denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau
bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau
beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
Penatalaksanaan :
Tergantung pada status janin.
Bila ada keraguan tentang maturitas janintentukan
lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas
paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG
dan kardiotokografi.
Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan
seksio sesar segera namun bila janin sudah meninggal
atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.
VASA PREVIA PLASENTA NORMAL
DEFINISI
pendarahan pervaginam 500 ml atau
lebih sesudah anak lahir
Perdarahan → penyebab kematian nomor
satu (40%-60%) kematian ibu
melahirkan diIndonesia
PPP Dini (Early Postpartum
Haemorrhage, atau
Perdarahan Postpartum
Primer, atau Perdarahan
Pasca Persalinan Segera).
Klasifikasi
Klinis
Perdarahan masa nifas (PPH
kasep atau Perdarahan
Persalinan Sekunder atau
Perdarahan Pasca Persalinan
Lambat, atau Late PPH).
Patofisiologi
Dalam keadaan normal perdarahan post
partum terjadi pada sisi plasenta melekat
ke uterus (plasental site ) dan dikontrol
dengan adanya kontraksi otot miometrium,
agregasi platelet dan adanya pembentukan
trombus arteri serta vena spiralis di
desisua.Efektifitas hemoestasis ini
terutama ditentukan oleh kontraksi serat-
serat otot miometrium yang akan menjepit
arteri dan vena.Kegagalan kontraksi otot-
otot ini akan menyebabkan perdarahan
postpartum
Etiologi
Perdarahan dari tempat implantasi
plasenta
A. Hipotonia sampai atonia uteri
b. Retensio Plasenta
Perdarahan karena robekan jalan
lahir
RUPTUR UTERI
Inversio Uteri
Gangguan koagulasi
Untuk memudahkan dalam mengingat
etiologi dari perdarahan pasca salin ini,
dapat diringkas dengan ”4T” yaitu tonus,
tissue, trauma, dan trombosis
Diagnosis
Diagnosis pada perdarahan pascasalin harus
dicari penyebab utamanya.
1. Berdasar gejala klinis
2. Inspekulo
3. Palpasi uterus
4. Memeriksa plasenta
5. Eksplorasi cavum uteri
6. Pemeriksaan lab
Komplikasi Diagnosis
Gejala dan Tanda
Penanganan aktif dari pedarahan kala 3
ini adalah kombinasi dari 3:
◦ Pemberian uterotonik (misal oksitosin) segera
setelah bayi dilahirkan
◦ Pemotongan tali pusat secara cepat
◦ peregangan tali pusat dengan lembut ketika
uterus berkontraksi baik.
Penanganan perdarahan
pascapersalinan
prinsipnya : hentikan perdarahan,
cegah/atasi syok, ganti darah yang hilang
dengan diberi infus cairan (larutan garam
fisiologis, plasma ekspander, Dextran-L,
dan sebagainya), transfusi darah, kalau
perlu oksigen.
1. Penatalaksanaan Atonia
uteri+ pemberian utero tonika
Masase uterus
(infus oksitosin 10 IU s/d 100 IU dalam
500 ml Dextrose 5%, 1 ampul
Ergometrin I.V, yang dapat diulang 4
jam kemudian, suntikan prostaglandin
Kompresi bimanual eksternal
Kompresi bimanual interna
Kompresi aorta abdominalis
-
Tindakan operatif :
a. Ligasi arteri uterina
b. Ligasi arteri hipogastrika
c. Uterine compression suture (B-Lynch)
d. Histerektomi
2.Penatalaksanaan Retensio
plasenta
Tentukan jenis retensio yang terjadi
karena berkaitan dengan tindakan yang
akan diambil
Manual plasenta
3. Penatalaksanaan Inversio Uteri
Uterus
yang mengalami inversio direposisi
dengan mendorong fundus dengan
telapak tangan dan jari sesuai arah
memanjang uterus.
4.Penanganan kelainan pembekuan
Pasien
dengan trombositopenia
membutuhkan infus konsentrat trombosit,
pasien dengan penyakit Von willebrand
membutuhkan plasma beku yang segar
Tranfusi masif (lebih dari 3 liter), terutama
dengan darah lengkap, akan memperberat
sistem pembekuan yang sudah terganggu
dengan semakin menghabiskan trombosit
dan faktor-faktor V dan VIII
SHOCK
Anemia
Komplikasi
Sindrom sheehan
Koagulasi Intravaskuler
Diseminata
Prognosis
Prognosisdari perdarahan pascasalin ini
tergantung dari:
◦ penyebab terjadinya perdarahan
◦ lama terjadinya perdarahan
◦ jumlah darah yang hilang
◦ efektivitas dari tindakan pengobatan
kecepatan pengobatan
KESIMPULAN
Perdarahan
pascasalin merupakan salah
satu penyebab penting tingginya angka
morbiditas dan mortalitas ibu. Oleh karena
itu para tenaga kesehatan diharapkan dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan serta
cara-cara penanganannya. Diharapkan
dengan adanya deteksi dini, ketepatan
diagnosis serta kecepatan dalam
penanganan perdarahan pascasalin, angka
kematian ibu akibat perdarahan dapat
diturunkan
TERIMA KASIH