Anda di halaman 1dari 52

KELOMPOK 3

IFA IDA ASTUTI


INDRIAWAN
IRMA YANUAR KRISTI
INDARWATI
LAELATUL MASLEKAH
MAHZUNATUL AINI
Definisi

 Perdarahan pada jalan lahir setelah usia kehamilan
20 minggu dan awal partus
 Beberapa :
 Plasenta previa
 Solusio plasenta
 Perdarahan antepartum yg tdk jelas
sumbernya/idiopatik, ex vasa previa (Kelainan insersi
tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion)
 Perlu perhatian tenaga kesehatan
Insidens


 PAP terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan
 PAP merupakan salah satu trias penyebab kematian
ibu di Indonesia
 Setiap PAP memerlukan rawat inap penatalaksanaan
segera
Plasenta Previa

 Plasenta berimplantasi atau terletak di bagian
fundus uterus. Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutup sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebab

 tidak dapat dijelaskan.
 beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi
plasenta previa yaitu :
• Paritas
Makin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta
previa
• Usia ibu pada saat hamil. Bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun atau
lebih, makin besar kemungkinan kehamilan plasenta previa.
• Umur dan paritas
– Pada primigravida umur diatas 35 th lebih sering dari umur dibawah
25 th.
– Pada paritas tinggi lebih sering dari pada paritas rendah
– Di Indonesia plasenta previa banyak dijumpai pada umur paritas kecil
disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana
endometrium belum matang.
• Adanya tumor-tumor : mioma uteri, polip endometrium.
• Kadang-kadang pada malnutrisi
Klasifikasi

 Plasenta previa totalis apabila plasenta menutupi
seluruh jalan lahir pd tempat implantasi,resiko
perdarahan sangat hebat.
 Plasenta previa parsialis apabila hanya sebagian
plasenta yg menutupi jalan lahir.Resiko perdarahan
masih besar.
 Plasenta previa marginalis apabila hanya bagian tepi
plasenta yg menutupi jalan lahir.
 Plasenta letak rendah apabila tepi plasenta
melampaui segmen bawah tetapi tepinya tidak
mencapai ostium internum.

Plasenta previa

 Perdarahan tanpa nyeri  His biasanya tidak ada
 Perdarahan berulang  Rasa tidak tegang (biasa)
 Warna perdarahan merah saat palpasi
segar  Denyut jantung janin ada
 Adanya anemia dan
renjatan yang sesuai  Teraba jaringan plasenta
dengan keluarnya darah pada periksa dalam
 Timbulnya perlahan- vagina
lahan  Penurunan kepala tidak
 Waktu terjadinya saat masuk pintu atas panggul
hamil  Presentasi mungkin
abnormal.

Gejala utama
Perdarahan yang terjadi berwarna
segar, tanpa alasan dan tanpa rasa
nyeri
Komplikasi

 Anemia karena perdarahan
 Syok
 Janin mati lahir dalam keadaan premature dan
asphyxia berat.
Pathofosiologi

 Perdarahan anterpatum krn plasenta previa umumnya terjadi
pada triwulan ketiga kehamilan .
 Karena pada saat itu segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan berkaitan dengan makin
tuanya kehamilan
 Kemungkinan perdarahan anterpatum akibat plasenta previa
dapat sejak kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan
ini segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai menipis.
Makin tua usia kehamilan segmen bawah uterus makin melebar
dan serviks membuka. Dengan demikian plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus tersebut akan mengalami
pergeseran dari tempat implantasi dan akan menimbulkan
perdarahan.
 Darahnya berwarna merah segar, bersumber pada sinus uterus
yang atau robekan sinus marginalis dari plasenta.
Manajemen Terapeutik

 Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
operasi.
 Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring
total dengan menghadap kiri, tidak melakukan
sanggama, menghindari peningkatan tekanan
rongga perut missal batuk,mengedan karena sulit
buang air besar)
Penatalaksanaan:
1. Konservatif bila :
Kehamilan kurang 37 minggu.

dalam batas normal).



Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih

Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit


(dapat menempuh perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
Perdarahan banyak tanpa memandang usia
kehamilan.
Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
Anak mati
Solusio Plasenta

 lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya
 Belum diketahui pasti. Faktor predisposisi yang
mungkin ialah hipertensi kronik, trauma eksternal,
tali pusat pendek, dekompresi terus mendadak,
anomali atau tumor uterus, difisiensi gizi, merokok,
konsumsi alcohol, penyalahgunaan kokain, serta
obstruksi vena kana inferior dan vena ovarika.
SOLUSIO PLASENTA

 Solutio placenta adalah
pelepasan placenta sebelum
waktunya.
 Solusio plasenta  pelepasan
sebagian atau seluruh placenta
yang normal implantasinya
antara minggu ke22 sampai
lahirnya anak.
Solusio plasenta

 Perdarahan dengan nyeri  His ada
 Perdarahan tidak  Rasa tegang saat palpasi
berulang
 Denyut jantung janin
 Warna perdarahan merah biasanya tidak ada
coklat
 Adanya anemia dan  Teraba ketuban yang
renjatan yang tidak sesuai tegang pada periksa
dengan keluarnya darah dalam vagina
 Timbulnya tiba-tiba  Penurunan kepala dapat
 Waktu terjadinya saat masuk pintu atas panggul
hamil inpartu  Tidak berhubungan
dengan presentasi

Klasifikasi solusio plasenta:
 Solutio placenta dengan
perdarahan keluar
 Solutio placenta dengan
perdarahan tersembunyi
(haematoma retroplacenta)
 Solutio placenta dengan
perdarahan tersembunyi dan
keluar
Penatalaksanaan :

1. Pemberian transfusi darah
2. Pemecahan ketuban (amniotomi)
3. Pemberian infus oksitosin
4. Kalau perlu dilakukan seksio sesar.
VASA PREVIA

Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh
darah umbilikalis janin melintasi atau berada di dekat
ostium uteri internum (cervical os).Pembuluh darah tsb
berada didalam selaput ketuban (tdk terlindungi dgn
talipusat atau jaringan plasenta) shg akan pecah bila
selaput ketuban pecah.
Penyebab vasa previa belum jelas.
Diagnosis:


Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah
pada selaput ketuban.
Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan
denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau
bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau
beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
Penatalaksanaan :
 Tergantung pada status janin.
Bila ada keraguan tentang maturitas janintentukan

lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas
paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG
dan kardiotokografi.
 Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan
seksio sesar segera namun bila janin sudah meninggal
atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.
VASA PREVIA PLASENTA NORMAL


DEFINISI


pendarahan pervaginam 500 ml atau
lebih sesudah anak lahir
Perdarahan → penyebab kematian nomor
satu (40%-60%) kematian ibu
melahirkan diIndonesia
PPP Dini (Early Postpartum
Haemorrhage, atau
Perdarahan Postpartum
Primer, atau Perdarahan
Pasca Persalinan Segera).

Klasifikasi
Klinis
Perdarahan masa nifas (PPH
kasep atau Perdarahan
Persalinan Sekunder atau
Perdarahan Pasca Persalinan
Lambat, atau Late PPH).
Patofisiologi
Dalam keadaan normal perdarahan post

partum terjadi pada sisi plasenta melekat
ke uterus (plasental site ) dan dikontrol
dengan adanya kontraksi otot miometrium,
agregasi platelet dan adanya pembentukan
trombus arteri serta vena spiralis di
desisua.Efektifitas hemoestasis ini
terutama ditentukan oleh kontraksi serat-
serat otot miometrium yang akan menjepit
arteri dan vena.Kegagalan kontraksi otot-
otot ini akan menyebabkan perdarahan
postpartum
Etiologi
 Perdarahan dari tempat implantasi
plasenta 
A. Hipotonia sampai atonia uteri
b. Retensio Plasenta

Perdarahan karena robekan jalan
lahir
RUPTUR UTERI


Inversio Uteri
 Gangguan koagulasi


 Untuk memudahkan dalam mengingat
etiologi dari perdarahan pasca salin ini,
dapat diringkas dengan ”4T” yaitu tonus,
tissue, trauma, dan trombosis
Diagnosis
 Diagnosis pada perdarahan pascasalin harus

dicari penyebab utamanya.
1. Berdasar gejala klinis
2. Inspekulo
3. Palpasi uterus
4. Memeriksa plasenta
5. Eksplorasi cavum uteri
6. Pemeriksaan lab
Komplikasi Diagnosis
Gejala dan Tanda

 Perdarahan segera  Syok



Atonia uteri
setelah anak lahir
 Uterus lembek dan tak
berkontraksi

 Perdarahan segera  Pucat Robekan jalan lahir


setelah anak lahir  Lemah
 Uterus berkontraksi Menggigil
keras
 Plasenta lengkap
 Plasenta belum lahir  Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
setelah 30 menit bayi traksi
lahir  Inversio uteri
 Perdarahan segera  Perdarahan lanjut
 Uterus berkontraksi
dan keras

 Plasenta atau selaput  Uterusberkontraksi Sisa plasenta tertinggal


tidak lengkap tetapi TFU tidak
 Perdarahan segera berkurang

 Uterus tak teraba  Neurogeniksyok Inversiouteri


 Lumenvagina terisi Pucat
massa

 Perdarahan segera Syok Rupturuteri


(vagina/intra abdomen)  Peruttegang
 Nyeri perut hebat  Nadi cepat

 Perdarahan > 24 jam Perdarahan yangPerdarahan pascasalin


setelah anak lahir bervariasi dan bau lambat
 Uterus lunak dan lebih Anemia
besar
Pencegahan


 Penanganan aktif dari pedarahan kala 3
ini adalah kombinasi dari 3:
◦ Pemberian uterotonik (misal oksitosin) segera
setelah bayi dilahirkan
◦ Pemotongan tali pusat secara cepat
◦ peregangan tali pusat dengan lembut ketika
uterus berkontraksi baik.
Penanganan perdarahan
pascapersalinan

 prinsipnya : hentikan perdarahan,
cegah/atasi syok, ganti darah yang hilang
dengan diberi infus cairan (larutan garam
fisiologis, plasma ekspander, Dextran-L,
dan sebagainya), transfusi darah, kalau
perlu oksigen.
1. Penatalaksanaan Atonia
uteri+ pemberian utero tonika
 Masase uterus


(infus oksitosin 10 IU s/d 100 IU dalam
500 ml Dextrose 5%, 1 ampul
Ergometrin I.V, yang dapat diulang 4
jam kemudian, suntikan prostaglandin
 Kompresi bimanual eksternal


Kompresi bimanual interna
 Kompresi aorta abdominalis

-

Tindakan operatif :
a. Ligasi arteri uterina
b. Ligasi arteri hipogastrika
c. Uterine compression suture (B-Lynch)
d. Histerektomi
2.Penatalaksanaan Retensio
plasenta

 Tentukan jenis retensio yang terjadi
karena berkaitan dengan tindakan yang
akan diambil
 Manual plasenta
3. Penatalaksanaan Inversio Uteri

 Uterus

yang mengalami inversio direposisi
dengan mendorong fundus dengan
telapak tangan dan jari sesuai arah
memanjang uterus.
4.Penanganan kelainan pembekuan

 Pasien

dengan trombositopenia
membutuhkan infus konsentrat trombosit,
pasien dengan penyakit Von willebrand
membutuhkan plasma beku yang segar
 Tranfusi masif (lebih dari 3 liter), terutama
dengan darah lengkap, akan memperberat
sistem pembekuan yang sudah terganggu
dengan semakin menghabiskan trombosit
dan faktor-faktor V dan VIII
SHOCK

 Anemia
Komplikasi

Sindrom sheehan

Koagulasi Intravaskuler
Diseminata
Prognosis


 Prognosisdari perdarahan pascasalin ini
tergantung dari:
◦ penyebab terjadinya perdarahan
◦ lama terjadinya perdarahan
◦ jumlah darah yang hilang
◦ efektivitas dari tindakan pengobatan
 kecepatan pengobatan
KESIMPULAN
 Perdarahan 
pascasalin merupakan salah
satu penyebab penting tingginya angka
morbiditas dan mortalitas ibu. Oleh karena
itu para tenaga kesehatan diharapkan dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan serta
cara-cara penanganannya. Diharapkan
dengan adanya deteksi dini, ketepatan
diagnosis serta kecepatan dalam
penanganan perdarahan pascasalin, angka
kematian ibu akibat perdarahan dapat
diturunkan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai