Anda di halaman 1dari 4

Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah RS darmais

karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini . Biopsy insisi memastikan pasien
menderita kanker payudara dan hasil PA di dapatkan kanker payudara jenis ductal invasive . Karsinoma
invasif tipe khusus (NST) juga dikenal sebagai karsinoma duktal invasif. Karsinoma
duktal invasif merupakan tipe paling umum dari karsinoma payudara. Secara histologist,
jaringan ikat padat tersebar berbentuk sarang. Sel berbentuk bulat sampai polygonal, bentuk inti
kecil dengan sedikit gambaran mitosis. Pada tepi tumor, tampak sel kanker mengadakan infiltrasi
ke jaringan sekitar seperti sarang, kawat atau seperti kelenjar. Pada pasien ini status lokalis pada
payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7cm di kwadran medial atas, keras, berbenjol,
melekat ke dinding dada, kulit seperti kuli jeruk , ulkus di mamae, retraksi papilla mammae, dan nipple
discharge. Teraba limfono diaksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling mendekat satu dengan yang lain. Pada
pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura.
Hasil bone scan di nyatakn ada metastasit di lumbal, USG abdomen tidak didapatkan nodul. Pasien juga
merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.
Berdasarkan data diatas pasien menunjukkan kanker Mamae kanan dan Efusi Pleura metastase
paru, dan tulang (lumbal) stadium IV (T AnyT-N Any N-M1) Tumor primer telah direseksi,
metastase kelenjar limfe mamaria interna, dan aksilar, serta ada metastasis jauh). Stadium IV
berarti benjolan dengan berbagai ukuran, dan kemungkinan kanker telah menyerang dinding
dada atau kulit payudara dengan bukti pembengkakan, peradangan, atau borok (seperti kasus
kanker payudara inflamasi). Kanker payudara juga mungkin telah menginvasi hingga 9 kelenjar
getah bening di dekatnya (Burstein, Polyak & Wong, 2004). Stadium IV juga dapat
diklasifikasikan melalui TNM klinis yaitu T apa aja N apa saja M1. T apa saja adalah ukuruan
tumor dapat berada di ukuran berapa saja dan N apa saja adalah metastasis dapat terjadi di
kelenjar limfe mana saja. M1 adalah ada metastase jauh (Mahon, 2011).
Berdasarkan hasil pengkajian pasien terdiagnosa kanker payudara disertai efusi pleura
dan berdampak pada keluhan sesak nafas pasien. Efusi pleura secara konvensional
didefinisikan sebagai akumulasi cairan abnormal di dalam rongga pleura (Giuseppe
Lombardi, Maria, Milena, Pasquale, Maurizia, Andrea, Davide, Martin & Vittorina, 2012).
Kehadiran dari sel-sel ganas pada cairan pleura menetapkan diagnosis efusi pleura karena
keganasan. Efusi pleura keganasan merupakan komplikasi yang umum pada kanker metastatik.
Banyak hipotesis mengenai patogenesis efusi pleura karena keganasan pada kanker. Efusi
pleura keganasan bisa terjadi ketika sel-sel kanker menyusup ke dalam pleura,
menghalangi pembuluh limfatik, dan faktor pertumbuhan cepat, seperti faktor pertumbuhan
endotel vaskular (VEGF), yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan
menyebabkan kapiler bocor (Cheng, Rodriguez, Perkett, Rogers, Bienvenu, Lappalainen &
Light, 1999). Menurut penelitian epidemiologi, insiden efusi pleura karena keganasan
diperkirakan lebih dari 150.000 kasus baru per tahun di Amerika Serikat dan 40.000 kasus baru
di Inggris (Bennett & Maskell, 2005). Efusi pleura karena keganasan paling sering disebabkan
oleh karsinoma paru-paru (37%), kanker payudara (25%), dan ovarium (10%). Penyebab
lainnya karena keganasan dari urogenital (7%) atau saluran pencernaan (9%) dan limfoma
(10%) (Lombardi, Zustovich, Nicoletto, Donach, Artioli & Pastorelli, 2010). Gejala yang
paling umum timbul dari efusi pleura karena keganasan yaitu dyspnea, diikuti dengan batuk,
nyeri dada, kelelahan, dan penurunan berat badan (Heffner & Klein, 2008). Adanya efusi
pleura mengurangi pergerakan dinding dada dan diafragma serta mempengaruhi volume paru-
paru. Sesak napas karena efusi pleura keganasan jika tidak diobati dapat menyebabkan
memburuknya gejala dan biasanya membaik dengan terapi thoracocentesis (Jack, 2013). Hal
ini sesuai dengan hasil pengkajian pada pasien juga merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah
dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat . Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum baik, BB 40 kg, TB 160 cm. T:110/70mmHg, N: 88x/mnt. RR:24x/mnt, suhu 37,3 0C. Hasil
pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan nodul, yang berarti pada pasien ini belum terjadi
metastase sel kanker ke abdomen. USG abdomen dapat mendeteksi kelainan tertentu yang
mungkin mendasari proses keganasan
Pada data pasien ini juga didapatkan data bahwa pasien adanya benjolan di payudara
sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola
tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Saat dating kerumah sakit pasien sudah ada
ulkus dimamae kemudian menjalani operasi simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan
radioterapi. Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa
berbeda pada payudara, jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri maupun perih, awalnya
benjolan ini berukuran kecil semakin lama semakin membesar dan akhirnya melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara (peau d’orange) atau puting susu,
puting susu masuk ke dalam (retraksi), bila tumor sudah membesar, muncul rasa sakit yang
hilang timbul, kulit payudara terasa seperti terbakar, payudara mengeluarkan darah atau cairan
lain tanpa menyusui, adanya ulkus, payudara sering berbau dan mudah berdarah (Hasdianah &
Suprapto, 2014).
Dalam pengkajian tersebut juga didapat Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas
payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya
ini. Pasien tidak mempunyai anak. Berdasarkan beberapa sumber kanker payudara sering dialami
oleh wanita (Davey, 2006; Desen, 2011; Williams & Wilkins, 2012). Beberapa faktor risiko
yang dapat menyebabkan kanker payudara diantaranya usia, riwayat keluarga, karakteristik
reproduksi, kelainan kelenjar payudara, hormon estrogen, radiasi pengion diet dan gizi. Faktor
genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat
onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor (American Cancer Society, 2007). Penelitian
menemukan pada wanita dengan saudara primer seperti ayah/ibu, saudara perempuan ayah/ibu,
kakak/adik yang menderita karsinoma mamae, probabilitas terkena karsinoma mamae lebih
tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga dengan karsinoma mamae. Pada
wanita dengan mutasi gen BRCA-1 atau BRCA-2 akan membawa mutasi 50-90% pada
keluarganya sehingga akan meningkatkan angka kejadian kanker payudara dan
kemungkinan perkembangan kanker payudara sebelum usia 50 tahun (Lewis, 2011).

American Pain Foundation. (2007). Pain. www.painfoundation.org

Bennett R, Maskell N. (2005). Management of malignant pleural effusions.


Curr Opin Pulm Med 11:296–300

Cheng D, Rodriguez RM, Perkett EA, Rogers J, Bienvenu G, Lappalainen U,


Light RW. (1999). Vascular endothelial growth factor in pleural fluid. Chest
116:760–765

Davey, Patrick. (2006). Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a


Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.

Giuseppe Lombardi, Maria Ornella Nicoletto, Milena Gusella, Pasquale


Fiduccia, Maurizia Dalla Palma, Andrea Zuin, Davide Fiore, Martin Donach,
Vittorina Zagonel. (2012). Intrapleural paclitaxel for malignant pleural
effusion from ovarian and breast cancer: a phase II study with
pharmacokinetic analysis. Cancer Chemother Pharmacol (2012) 69:781– 787
DOI 10.1007/s00280-011-1765-y

Heffner JE, Klein JS. (2008). Recent advances in the diagnosis and
management of malignant pleural effusions. Mayo Clin Proc 83(2):235–250

Jack A. Kastelik. (2013). Management of Malignant Pleural Effusion. Lung


(2013) 191:165–175 DOI 10.1007/s00408-012-9445-1

Lewis, L.S., Dirksen, R.S., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Camera, M.I.
(8th ed.). (2011). Medical-surgical nursing: Assessment and management of
clinical problems (Vol.1). St. Louis, Missouri: Elsevier-Mosby Inc.

Lombardi G, Zustovich F, Nicoletto MO, Donach M, Artioli G, Pastorelli D.


(2010). Diagnosis and treatment of malignant pleural effusion: a systematic
literature review and new approaches. Am J Clin Oncol 33:420–423

Anda mungkin juga menyukai