Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Anak


Yang dibina oleh Ibu Dr. Ni Luh Putu Eka, S.Kp, M.Kes

Oleh :

1. Ibtidau Rohmatin
P17210182034
2. Novita Fatatiq Nurul Ana
P17210181009

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 PERAWAT MALANG
Oktober 2019
Perawatan Bayi dalam Inkubator

A. Pengertian Inkubator
Inkubator merupakan lingkungan yang ideal untuk bayi yang tidak mampu
mengatur suhu tubuhnya sendiri (Rustiana, 2015:44).
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu
sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil.
Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk merawat bayi prematur atau bayi
dengan berat bada lahir rendah (BBLR) dengan cara memberikan suhu dan kelembaban
yang stabil dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu.

B. Fungsi Inkubator

1. Melindungi bayi

Dengan desainnya yang kotak dan dilengkapi dengan lingkaran yang mudah
dikendalikan, bayi yang diletakkan di dalam boks inkubator bisa dengan mudah
dan nyaman untuk beristirahat. Lebih pentingnya lagi, inkubator yang bertindak
sebagai pelindung bayi mampu melindungi bayi dari bakteri, kemungkinan
terjadinya infeksi, iritasi dan allergen.

2. Memberikan oksigenasi

Bayi terlahir dengan sangat rentan terhadap apa-apa yang ditawarkan dunia luar
padanya, termasuk soal pernapasan. Tercatat penyebab kematian terbanyak pada
bayi yang lahir secara prematur adalah gangguan pernapasan.

3. Memberikan kontrol terhadap bayi (sebagai monitor)

Untuk sebuah inkubator yang sesuai dengan peraturan medis, harusnya sudah
dilengkapi dengan alat-alat medis monitoring untuk memudahkan dokter atau
suster memonitor kerja jantung, otak, darah, organ vital dan suhu bayi.
[ CITATION Sen18 \l 1057 ]
C. Jenis Inkubator

1. Radiant Warmer Incubator

Ciri-ciri tipe ini adalah alat penghantar panas yang terletak di bagian atas boks
tidur bayi. Selain heater yang terletak tinggi diatas bayi, bayi pun akan ditempel
sensor-sensor panas langsung pada permukaan kulitnya. Melalui sensor-sensor ini,
panas akan dialirkan. Panas yang dialirkan oleh sensor tersebut berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh bayi agar tetap stabil. Kelebihan yang dimiliki oleh inkubator
tipe ini adalah kemudahan jangkauan dokter atau suster untuk membantu bayi,
karena tidak terdapat tutup boks. Akan tetapi, tidak adanya tutup menjadikan
kemungkinan infeksi, gangguan kenyamanan bayi dan allergen menjadi lebih
tinggi. Selain itu, kelembapan boks akan sulit diatur.

2. Infant Incubator

Tipe ini lebih menyerupai rahim sang ibu dibandingkan dengan tipe sebelumnya.
Bayi dapat terus terjaga kehangatannya, karena suhu panas dan kelembapan
tersebar hanya pada ruangan bayi (boks tidur). Hanya saja, kekurangan yang
dimiliki inkubator ini adalah tutup boks tidur yang sedikit mengganggu akses
dokter atau suster untuk menjangkau bayi. Akan tetapi, kelebihan yang dimiliki
Infant Incubator mampu menutupi kekurangan yang dimiliki Radiant Warmer
Incubator.

3. Transport Incubator

Pada umumnya, transport incubator


memiliki bentuk dan tipe yang sama dengan
infant incubator biasanya. Hanya saja,
transport incubator dilengkapi dengan roda.
Sesuai dengan namanya, inkubator yang
satu ini digunakan ketika snag bayi
membutuhkan perawatan yang lebih
intensif dari rumah sakit lain yang memiliki
peralatan yang lebih lengkap. Dikarenakan
fungsi transportasi tersebut, inkubator jenis ini memiliki sumber energi yang
berbeda dari inkubator jenis lainnya, yakni baterai. [ CITATION Sen18 \l 1057 ]
D. Bagian-bagian Inkubator

Pintu untuk memasukkan bayi


Pintu untuk mengadakan
tindakan
Tempat bayi
Panel kontrol

Tempat tidur bayi


Memasukkan/membuang air
Box yang didalamnya berisi tempat air, pemanas, rangkaian listrik, dll.

1. Pintu untuk memasukkan bayi


Pintu dapat dibuka untuk memasukkan / mengeluarkan bayi yang dirawat.
2. Pintu untuk mengadakan tindakan
Pintu ini digunakan untuk mengadakan tindakan pada bayi misalnya memeriksa suhu,
membetulkan posisi bayi, dll.
3. Tempat bayi
Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastik atau acrylic, jangan
dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari bahan jenis kaca apabila terjadi
kecelakaan kaca tersebut dapat melukai bayi.
4. Panel kontrol
Pada panel kontrol ini terdapat Saklar on / off, pengatur suhu, penunjuk suhu yang ada
didalam ruang tempat bayi, lampu indikator, dll.
5. Tempat tidur bayi
Merupakan tempat meletakkan bayi, terbuat dari bahan yang empuk dan dilapisi
bahan yang tidak tembus air, sehingga pada saat bayi mengompol, air tidak sampai
masuk ke dalamnya.
6. Lubang untuk masukkan / membuang air
Berfungsi untuk menambah atau membuang air yang sudah lama digunakan. Lubang
ini juga sekaligus untuk mengetahui banyak sedikitnya air yang ada.
7. Bok
Didalam bok ini terdapat tempat air, pemanas, blower, dan rangkaian listrik.
8. Di bagian belakang terdapat saluran untuk memasukkan O2 bila diperlukan untuk
pemberian O2.

Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang
dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah).
a. Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor, display sensor, kontroler,
rangkaian elektronik.
b. Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan
sekat yang digunakan untuk meletakkan heater, tempat/wadah air dan kipas. Sensor
yang digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan, dimana sensor
suhu (PT100) dan sensor kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar
boks kontrol). Pada sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan terdapat display
yang sekaligus sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta
memberikan setting suhu dan kelembapan dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang
dikehendaki.
Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi
sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas
yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi
melalui selang. Sebagai kontrolernya, digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A.
Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan
komputer (CPU) secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat
memberikan setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.

Inkubator merupakan salah satu cara menghangatkan & mempertahankan suhu tubuh
(kontak skin dengan skin, kangoroo mother care/KMC, pemancar panas, ruangan yg hangat).
Dimana sebelumnya & sesudahnya dilakukan monitoring & evaluasi pengukuran suhu tubuh.
E. Keuntungan dari Penggunaan Inkubator
1. Kehilangan panas secara radiasi dan konveksi dapat dipertahankan dalam batas
minimum.
2. Suhu inkubator bisa diatur sesuai kebutuhan bayi.
3. Pengaturan suhu dengan sistem komputerisasi (canggih).
4. Bersih dan hangat.
5. Membantu melakukan pengamatan pada bayi.

F. Kekurangan dari Penggunaan Inkubator


1. Suhu inkubator dapat turun secara drastis bila pintu dibuka dalam
waktu yang lama.
2. Waktu untuk mencapai suhu ruangan inkubator 10-20 menit. Bayi premature
mempunyai keterbatasan dalam mengatur suhu tubuhnya, sehingga mudah
mengalami hipotermi dan hipertemi.

G. Suhu Ruang Inkubator yang Direkomendasi Menurut Berat Badan dan Umur
Berikut ini suhu yang direkomendasikan menurut (Asuhan KebidananNeonatus, Bayi,
dan Anak Balita, 2010).

Berat bayi 35o C 34o C 33o C 32o C


< 1500 gram 1-10 hari 11 hari – 3 minggu 3-5 minggu >5 minggu
1500-2000
1-10 hari 11 hari –4 minggu >4 minggu
gram
2100-2500
1-2 hari 3 hari – 3 minggu >3 minggu
gram
> 2500 gram 1-2 hari >2 hari
H. Bayi Prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi prematur yaitu bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari 37minggu,
mengalami berbagai keterlambatan perkembangan. Sehingga memiliki kemampuan fisiologis
yang kurang (Yeni Rustina, 2015:44).
Bayi berat lahir rendah seringkali bersamaan dengan prematur. Bayi berat lahir rendah
ialah bayi yang memiliki berat lahir < 2500 gram. Bayi premature adalah bayi berat lahir
rendah (BBLR) dengan fungsi fisiologinya yang belum sempurna mempunyai kemampuan
memberikan isyarat melalui berbagai perilaku sebagaicontoh: bila bayi kedinginan, bayi akan
melakukan vasokontraksi pembuluh darah, apabila bayi lapar, tidak nyaman, atau sakit maka
bayi akan memberi isyarat menangis. Dengan demikian pemberi asuhan harus mempunyai
kemampuan untuk merespon berbagai isyarat bayi, sehingga bayi dapat terpenuhi kebutuhan
secara optimal. Pentingnya melakukan perawatan bayi yang terlahir bermasalah untuk
menghindari resiko kematian bayi (Sudarti,2013).
Selain hal tersebut, kondisi bayi yang harus dirawat di inkubator yaitu bayi yang
memiliki infeksi, ibu bayi menderita diabetes, bayi tidak dapat mengatur suhu tubuhnya
sendiri, bayi yang membutuhkan nutrisi lebih. [ CITATION Nur19 \l 1057 ]
Bayi yang ukurannya lebih kecil dan dilahirkan lebih cepat dari waktu yang
seharusnya akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk tinggal di dalam inkubator.
Sedangkan pada bayi prematur yang dirawat di ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
harus berada di dalam inkubator sesuai dengan waktu sisa kelahirannya. Faktor-faktor lain
yang menjadi pertimbangan bagi bayi untuk dikeluarkan dari inkubator jika bayi yang berat
badannya sudah mencapai >2500 gram, jika bayi yang ada dalam inkubator sudah dapat
beradaptasi dengan lingkungannya, dan bayi sudah mampu menjaga temperatur tubuh.
[ CITATION Nur19 \l 1057 ]

I. Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator


Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat
yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang
normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan
cara tertutup dan terbuka. [ CITATION AAz08 \l 1057 ]
Inkubator terbuka:
1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan
pada bayi.
2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan
kehangatan.
3. Membungkus dengan selimut hangat.
4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran
udara.
5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala.
Inkubator tertutup:
1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka apabila dalam keadaan tertentu
seperti apnea, dan apabila membuka inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat
dan oksigen harus selalu disediakan.
2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.
3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan
observasi.
4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.
5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27
derajat celcius.

Anda mungkin juga menyukai