Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

UNIT UTILITY
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

“Efisiensi panas boiler unit 1400 auxilary boiler


PT. Kaltim Methanol Industri”

Laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma-3 pada:

Jurusan : Teknik Kimia


Program Studi : D3 Petro Dan Oleo Kimia

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Disusun Oleh:

Ardis Christian

16 614 009

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2018
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan dengan judul:


“Efisiensi panas boiler unit 1400 auxilary boiler
PT. Kaltim Methanol Industri”

Telah diperiksa dan disetujui sebagai


Laporan Tugas Khusus Praktek Kerja Lapangan Industri di
Unit Utility
PT KALTIM METHANOL INDUSTRI
BONTANG

ini telah disetujui pada:


Samarinda, 2018

Mengetahui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing PKL
D3 Petro dan Oleo Kimia

Sitti Sahraeni, S.T., M.Eng Mardhiyah Nadir, S.T., M, T


NIP. 19741007 200112 2 0030 NIP. 19690326 20003 2 001

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Kimia

Dedy Irawan, S.T., M.T


NIP. 19750208 200212 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI


UNIT UTILITY
Periode 09 Juli-7 September 2018

Laporan Magang Industri ini telah diperiksa dan disetujui oleh:


Bontang, 7 September 2018
Mengetahui,

Pembimbing Praktek Kerja Industri Utility Section Manager


Utility Ass. Section Manager

Suseno Aji Rahadiyanto Asep Zainuddin


NPK. 10913336 NPK. 10713325

Mengesahkan,

Operation Departement Manager

Soni Hartanto
NPK. 9913203
ABSTRAK

PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI) merupakan industri petrokimia yang


memanfaatkan gas alam sebagai bahan baku untuk memproduksi methanol dengan
grade AA yaitu methanol dengan kemurnian di atas 99,85 %.
Methanol adalah produk kimia industri yang telah digunakan sebagai suatu cairan
alternatif yang telah mengalami pencampuran untuk bahan bakar transportasi. Beberapa
di kawasan Asia menggunakan methanol untuk memproduksi formaldehid untuk
menghasilkan adhesives untuk plywood dan produk proses kayu lainnya. Methanol
sangat berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakar di masa mendatang, sehingga
dapat dijadikan pembanding dengan LNG (Liquid Natural Gas).
Secara umum produksi methanol PT KMI mengalami empat proses utama, yaitu
desulphurizing, reforming, methanol syntesis dan distillation. Terdapat unit Utilitas
yang merupakan unit penyedia bahan penunjang proses operasi pabrik. Utilitas di PT
KMI ditangani oleh Utility Section dibawah Departemen Operasi, meliputi Unit
Pengolahan Air, Unit Penyedia Tenaga Listrik, Unit Penyedia Udara, Unit Penyimpanan
Produk, Unit 1000 (Flare System), Unit 1400 (Auxiliary Boiler).
Limbah yang dihasilkan di pabrik methanol ini terdiri atas tiga jenis, yakni limbah
yang berupa gas, cair dan padat. Flare ini disediakan untuk membuang sejumlah besar
gas-gas mudah terbakar dengan aman, khususnya gas yang akan dikeluarkan dengan
cepat dari beberapa unit area pabrik methanol.
Pengolahan sebagian limbah cair berlangsung di water treatment (unit 500).
Lokasi pemantauan dari limbah ini terletak pada bak netralisasi, drainage, outfall
dalam, outfall luar, dan air laut.
Limbah padat berasal dari CoMo vessel, sulphur catchpot, pre-reformer, steam
reformer, autothermal reformer, sintesis methanol dan kegiatan domestik (rumah
tangga). Limbah padat dari kegiatan proses berupa katalis bekas diserahkan ke pihak
yang memiliki izin pengelolaan limbah katalis, sedangkan limbah dari kegiatan
domestik dibuang ke TPA sampah. Limbah cair dari neutralizer dikirim ke unit
pengolahan milik KIE (Kaltim Industrial Estate).
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Magang Industri di PT Kaltim Methanol
Industri dapat diseleaikan dengan baik.
Magang Industri merupakan salah satu tugas yang harus ditempuh sebagai
persyaratan menyelsaikan studi program diploma 3 di jurusan Teknik Kimia, program
studi Petro dan Oleo Kimia, Politeknik Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada PT Kaltim
Methanol Industri, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan Magang Industri selama dua bulan periode 2 pada tanggal 9 July – 9
September 2018 dan menyusun laporan ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan moral
maupun material.
2. Bapak Ir. Ibayasid, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda
3. Bapak Dedy Irawan, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Ibu Sitti Sahraeni, S.T., M.Eng selaku Kepala Prodi Program Studi Diploma 3 Petro
dan Oleo Kimia, Politeknik Negeri Samarinda.
5. Ibu Mardhiyah Nadhir, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Magang Industri
6. Bapak Harry Iswara, Ibu Winda serta Staff dan Karyawan Human Resources
Department (HRD) serta manajemen PT. Kaltim Methanol Industri yang telah
memberikan kesempatan untuk Magang Industri.
7. Bapak Seno Rahadiyanto selaku Pembimbing di Industri dan telah memberikan
arahan untuk pengerjaan tugas khusus maupun penulisan laporan.
8. Bapak Soni Hartanto, S.T., selaku Deputy Operation Departement Manager
9. Bapak Asep Zainudin selaku Utility Section Manager yang telah memberikan
dukungan.
10. Semua karyawan yang ada di DCS maupun di lapangan yang sudah berbagi ilmunya
selama di control room dan mengantarkan berkeliling pabrik untuk melihat proses
kerja alat secara langsung.
11. Mba Wanda selaku sekertaris yang sudah membantu memberikan data logsheet
DCS maupun lapangan yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas khusus dan sudah
berbagi cerita selama penyusun Magang Industri.
12. Bapak driver bus dan mobil di PT. Kaltim Methanol Industri, yang sudah
memberikan tumpangan selama Magang Industri.
13. Teman-teman Magang Industri Jose, Andika, Rafi dan Arnel yang sudah membantu
berbagi ilmunya dan canda tawa kegilaannya selama pengerjaan laporan tugas
khusus maupun tugas umum.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebukan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan laporan Magang Industri ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk penulis dan khusu snya
yang membaca laporan ini.

Bontang, 7 september 2018

Penulis
DAFTAR ISI
LAPORAN MAGANG INDUSTRI................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Sejarah PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI).........................................1

1.2 Garis Besar Deskripsi Proses.......................................................................2

1.2.1 Desulphurizing............................................................................................2

1.2.2 Reforming....................................................................................................2

1.2.3 Methanol Syntesis.......................................................................................2

1.2.4 Distillation...................................................................................................2

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan..................................................................3

1.3.1 Bagi mahasiswa :.........................................................................................3

1.3.2 Bagi institusi pendidikan :...........................................................................3

1.3.3 Bagi perusahaan :........................................................................................3

1.4 Waktu dan Pelaksanaan Magang Industri....................................................3

1.5 Ruang Lingkup Magang Industri.................................................................4

1.6 Metode Pengumpulan Data.........................................................................4

1.6.1 Metode Observasi........................................................................................4

1.6.2 Metode Wawancara.....................................................................................4

1.6.3 Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka...................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5

2.1 Methanol......................................................................................................5

2.1.1 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Methanol..........................................................5


2.1.2 Pembuatan Methanol...................................................................................6

BAB III BAHAN BAKU.................................................................................................8

3.1 Bahan Baku dalam Proses Produksi Methanol...........................................8

3.2 Bahan Penunjang atau Pendukung..............................................................9

BAB IV DESKRIPSI PROSES....................................................................................10

4.1 Unit 100 (Reforming).................................................................................11

4.1.1 Desulfurisasi..............................................................................................12

4.1.2 Pre-Reforming...........................................................................................13

4.1.3 Steam Reforming.......................................................................................14

4.1.4 Autothermal Reformer...............................................................................16

4.2 Unit 150 (Steam System dan Boiling Feed Water)...................................19

4.3 Unit 200 (Methanol Syntesis)....................................................................22

4.4 Unit 300 (Methanol Distillation)...............................................................23

BAB V SISTEM PEMROSES DAN PENGENDALIAN PROSES..........................26

5.1 Sistem Pemroses........................................................................................26

5.1.1 Pompa........................................................................................................26

5.1.2 Compressor................................................................................................26

5.1.3 Turbin........................................................................................................26

5.1.4 Heat exchanger..........................................................................................27

5.1.5 Motor.........................................................................................................28

5.1.6 Filter..........................................................................................................28

5.1.7 Pressure.....................................................................................................28

5.1.8 Steam.........................................................................................................28

5.1.9 Tenaga listrik.............................................................................................28

5.1.10 Udara instrumen (instrument air)..............................................................28

5.1.11 Udara pabrik (plant air).............................................................................28


5.1.12 Oksigen murni...........................................................................................29

5.1.13 Nitrogen.....................................................................................................29

5.2 Pengendalian Proses..................................................................................29

5.3 Instrumentasi.............................................................................................30

5.3.1 Alat Ukur Temperatur...............................................................................30

5.3.2 Alat Ukur Laju Alir...................................................................................30

5.3.3 Alat Ukur Komposisi.................................................................................30

5.3.4 Alat Ukur Pengendalian............................................................................31

BAB VI PRODUK.........................................................................................................32

6.1 Produk........................................................................................................32

BAB VII UTILITAS......................................................................................................33

7.1 Unit Pengolahan Air (Water Treatment)...................................................33

7.1.1 Sea Water Intake and Cooling System (Unit 650)....................................34

7.1.2 Desalinasi Air Laut (Unit 550)..................................................................35

7.1.3 Water Treatment (Unit 500)......................................................................36

7.1.4 Sweet Cooling Water System (Unit 600)..................................................37

7.2 Unit Penyedia Tenaga Listrik (Power Plant)............................................37

7.2.1 Main Power Generator..............................................................................37

7.2.2 Emergency Power Generator (Unit 750)...................................................38

7.3 Unit Penyedia Udara..................................................................................38

7.3.1 Air Separation Unit (Unit 1300)................................................................38

7.3.2 Instrument and Plant Air System (Unit 800).............................................39

7.4 Unit Penyimpanan Produk.........................................................................40

7.4.1 Tank Farm and Loading System (Unit 1100)............................................40

7.4.2 Jetty dan Marine Arm (Unit 1150)............................................................41

7.5 Unit 1000 (Flare System)..........................................................................42


7.5.1 Penyalaan...................................................................................................42

7.5.2 Flare Knock-Out Drum..............................................................................42

7.5.3 Flare Header..............................................................................................43

7.6 Unit 1400 (Auxiliary Boiler).....................................................................43

BAB VIII PENGOLAHAN LIMBAH.........................................................................45

BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK......................................................46

9.1 Lokasi dan Tata Letak Pabrik....................................................................46

9.2 Manajemen Industri...................................................................................47

9.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................47

BAB X KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................49

10.1 Kesimpulan................................................................................................49

10.2 Saran..........................................................................................................50

LAPORAN TUGAS KHUSUS

LAPORAN MAGANG INDUSTRI...............................................................................1

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan..........................................................................................................2

1.3 Batasan masalah..........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

2.1 Pengertian Boiler........................................................................................3

2.2 Jenis Jenis Boiler........................................................................................6

2.3 Neraca Energi.............................................................................................7

2.4 Neraca Panas...............................................................................................8

2.5 Efisiensi Boiler.........................................................................................10

2.5.1 Direct method...........................................................................................11


2.5.2 Indirect method.........................................................................................13
BAB III METODOLOGI..............................................................................................15

3.1 Metode Pengumpulan Data......................................................................15

3.2 Menentukan persamaan reaksi antara bahan bakar dengan udara............16

3.3 Menentukan nilai kalor (Q)......................................................................16


3.4 Menghitung neraca panas.........................................................................16
3.5 Menghitung nilai efisiensi boiler..............................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................18

4.1 Data Hasil Perhitungan.............................................................................18

4.2 Pembahasan..............................................................................................18

BAB V PENUTUP.........................................................................................................21

5.1 Kesimpulan...............................................................................................21

5.2 Saran.........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22
DAFTAR GAMBAR

Tugas Umum

Gambar 4.1 Diagram Blok Proses Pembuatan Methanol...................................... 12

Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Unit 100 – Reforming ..................................... 13

Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Desulfurisasi ................ 14

Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Pre-Reforming.............. 16

Gambar 4.5 Diagram alir proses unit 100 Reforming – Steam Reforming............ 18

Gambar 4.6 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming – Autothermal Reformer..20

Gambar 4.7 Diagram Alir Proses Unit 150 - Steam System dan Boiling Feed
Water.....................................................................................................................23

Gambar 4.8 Diagram Alir Proses Unit 200 - Methanol Syntesis…...................... 25

Gambar 4.9 Diagram Alir Proses unit 300 dan 400 – Methanol Distillation &
Intermediate Tank .................................................................................................27

Gambar 7.1 Diagram alir proses utilitas….......................................................... 38

Gambar 7.2 Diagram alir unit 650 – Sea Water Intake and Cooling System. .... 39

Gambar 7.3 Diagram alir proses unit 550 – Desalinasi Air Laut........................ 40

Gambar 7.4 Diagram alir proses unit 500 – Water Treatment............................ 41

Gambar 7.5 Diagram alir proses unit 600 – Sweet Cooling Water System.......... 43

Gambar 7.6 Diagram blok proses unit 1300 – Air Separation Unit..................... 45
Gambar 7.7 Diagram blok proses unit 1300 – Air Separation Unit (Air
Compressor)......................................................................................................... 46

Gambar 7.8 Diagram blok proses unit 800 – Instrument Air & Plant Air System…
47

Gambar 7.9 Diagram blok proses unit 110 – Tank Farm and Loading System... 48

Gambar 7.10 Diagram blok proses unit 1000 – Flare System.............................. 50

Gambar 7.11 Diagram blok proses unit 1400 – Auxiliary Boiler ........................ 52

Tugas Khusus

Gambar 4.1 Diagram neraca energi boiler............................................................ 8

Gambar 4.2 Rugi rugi pada boiler........................................................................ 9


DAFTAR TABEL

Tugas Umum

Tabel 2.1 Sifat Fisik Dan Sifat Kimia Methanol .........................................................7

Tabel 3.1 Contoh Spesifikasi Gas Alam.......................................................................10

Tabel 3.2 Bahan Penunjang Proses Produksi...............................................................11

Tabel 4.1 Jenis-Jenis Steam..........................................................................................24

Tabel 5.1 Instrumentasi Pengendalian..........................................................................34

Table 5.2 Alat Instrumen Unit 200 dan 300 serta Fungsinya.......................................35

Tabel 6.1 Sifat-sifat Methanol......................................................................................36

Tabel 7.1 Spesifikasi demin water sebagai produk dari unit 500.................................42

Tugas Khusus

Tabel 4.1 Hasil perhitungan..........................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI)


PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI) merupakan industri petrokimia yang
memanfaatkan gas alam sebagai bahan baku untuk memproduksi methanol dengan
grade AA yaitu methanol dengan kemurnian di atas 99,85 %.
Status PT KMI sebagai PMDN berubah menjadi perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA) pada tanggal 9 Desember 1997 dengan Nissho Iwai Corporation sebagai
pemegang saham mayoritas (sebesar 85%), PT Humpuss 10%, dan Daicel Chemical
Singapore Pte Ltd 5%. Pada 1 April 2004, Nissho Iwai Corporation melakukan merger
dengan Nichimen Corporation menjadi Sojitz Corporation dan 85% saham PT KMI
menjadi milik Sojitz Corporation.
Pabrik ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998 dengan rancangan
kapasitas sebesar 2000 metrik ton methanol grade AA per hari atau 660.000 metrik ton
per tahun yang pembangunannya dilaksanakan oleh LURGI (Lurgi Oil Gas Chemie
GmbH) sebagai kontraktor utama sekaligus pemegang lisensi proses.
Visi PT KMI adalah untuk menjadi pemasok methanol terkemuka di wilayah
Asia.

Misi perusahaan ini adalah :


1. Memproduksi methanol secara optimal demi kepuasan pelanggan. Didukung
oleh Sumber Daya Manusia yang handal.
2. Menjaga kontinuitas pasokan gas dan meningkatkan kapasitas produksi serta
melakukan diversifikasi produk.

1.2 Garis Besar Deskripsi Proses


Secara umum produksi methanol PT KMI mengalami empat proses utama, yaitu
desulphurizing, reforming, methanol syntesis dan distillation. Berikut keterangan dari
masing-masing proses :
1.2.1 Desulphurizing
Proses ini bertujuan menghilangkan kandungan sulfur dalam bentuk organik
maupun anorganik pada bahan baku gas alam karena dapat meracuni katalis pada proses
selanjutnya. Unit operasi yang digunakan adalah CoMo vessel yang berisi katalis Cobalt
Molybdenum dan sulphur catchpot yang berisi katalis ZnO dan CuO untuk mengubah
sulfur organik menjadi sulfur anorganik kemudian diadsorpsi untuk dipisahkan dari
bahan baku.

1.2.2 Reforming
Secara keseluruhan proses ini bertujuan untuk menyiapkan kondisi proses yang
optimum untuk proses berikutnya dengan seefisien mungkin. Pada proses ini terdapat
tiga unit operasi yakni pre-reformer, steam reformer dan autothermal reformer. Proses
pre-reforming bertujuan untuk memecah seluruh hidokarbon berat di gas masukan dan
mereaksikan sebagian metan dengan steam untuk menghasilkan gas H2 dan CO2. Proses
steam reforming bertujuan untuk mereaksikan gas-gas keluaran pre-reforming dengan
steam untuk menghasilkan reformed gas yang terdiri dari CO, CO2, H2 dan sedikit CH4
Sedangkan proses autothermal reforming bertujuan untuk mereaksikan gas alam
(terutama CH4) dengan oksigen dan steam untuk mendapatkan syn gas (gas sintesis)
yang terdiri dari gas H2, CO, dan CO2 dengan ratio stoikiometrik yang optimum.
1.2.3 Methanol Syntesis
Pada proses ini terjadi sintesis methanol yang berlangsung sangat eksotermis.
Unit operasi yang digunakan adalah dua buah reaktor sintesis methanol.
1.2.4 Distillation
Proses ini bertujuan untuk memisahkan methanol dari komponen-komponen
yang tidak diinginkan seperti air, gas terlarut dan hasil samping. Unit operasi yang
digunakan meliputi degassing unit, low boiling removal, high boiling removal.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Tujuan dari Magang Industri ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
secara garis besar proses pengolahan gas alam menjadi produk methanol grade AA di
PT KMI serta proses lain yang menunjang pengolahan tersebut dan agar mahasiswa
mengetahui aplikasi teori bagaimana keadaan dalam lingkungan dunia kerja, khususnya
di PT KMI.
Adapun inti dari Magang Industri dan penelitian ini bertujuan :
1.3.1 Bagi mahasiswa :
- Mengetahui secara umum profil perusahaan PT Kaltim Methanol Industri agar
mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai perusahaan yang bergerak
dibidang petrokimia di Indonesia.
- Memperoleh pengalaman operasional dalam suatu industri mengenai penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang yang diambil oleh
mahasiswa.

1.3.2 Bagi institusi pendidikan :


- Menjalin kerjasama antara pihak sekolah dengan dunia industri.
- Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran antara link and
match dunia pendidikan dan dunia kerja.

1.3.3 Bagi perusahaan :


Membina hubungan baik dengan pihak institusi pendidikan dan mahasiswanya.

1.4 Waktu dan Pelaksanaan Magang Industri


Magang Industri ini dilaksanakan di PT KMI unit Utility yang beralamat di
komplek KIE. Pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2018 sampai dengan 7
September 2018.

1.5 Ruang Lingkup Magang Industri


Pada pelaksanaan Magang Industri ini, penulisan laporan dibatasi sesuai dengan
penerapan disiplin ilmu yang dipelajari oleh penulis, yaitu mengenai kegiatan
mempelajari Proses di unit utility di PT KMI.
Ruang lingkup Magang Industri di PT KMI, mencakup kegiatan :
- Orientasi secara umum, berupa pengenalan semua departemen yang ada di PT
KMI.
- Pengerjaan tugas khusus dari pembimbing yaitu perhitungan “Efisiensi Panas
Boiler Unit 1400 Auxilary Boiler PT. Kaltim Methanol Industri”

1.6 Metode Pengumpulan Data


Metode-metode yang dilakukan penulis dalam rangka memperoleh data-data dan
informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1.6.1 Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung terhadap alat proses yang dijadikan objek permasalahan.
1.6.2 Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara atau diskusi dengan narasumber dari perusahaan yang memiliki
pengetahuan mengenai objek permasalahan.

1.6.3 Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka


Metode studi pustaka ini penulis lakukan dengan membaca buku-buku manual
operasional dan buku-buku pendukung yang telah tersedia di perusahaan. Data-data
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan keadaan nyata yang ada di lapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Methanol
2.1.1 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Methanol
Methanol merupakan senyawa kimia dengan unsur kimia yang paling sederhana
bila dibandingkan dengan alkohol lainnya, memiliki ciri-ciri antara lain tidak berwarna,
tidak berbau dan rasanya seperti alkohol. Pada temperatur biasa mudah menguap dan
menimbulkan gas beracun. Selain itu, apabila methanol bercampur dengan udara
dengan batas tertenu akan mudah terbakar. Methanol ini tidak hanya berbahaya bagi
pernapasan tetapi juga terhadap kulit apabila terjadi kontak yang lebih lama. Berikut
adalah tabel mengenai sifat fisik dan kimia methanol.
Tabel 2.1 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Methanol
Sifat fisik dan sifat kimia methanol
Wujud Cair
Tampak Seperti alcohol
Bau Bening, tidak berwarna
Tekanan uap 97 mmHg
Densitas uap 1,11
Titik didih 64,7˚C (145.8°F)
Temperatur penyalaan 464˚C (867°F)
Flash point 11˚C (520F)
Explosion limit, bawah 6%-v
Explosion limit, atas 36%-v
Solubility Miscible
Specific gravity 0.792 g/cm3
Struktur kimia CH4O
Berat molekul 32,04

(Sumber: MSDS Number: BDH-130)

Methanol adalah produk kimia industri yang telah digunakan sebagai suatu
cairan alternatif yang telah mengalami pencampuran untuk bahan bakar transportasi.
Aplikasi penggunaaan methanol di Amerika adalah 36% MTBE, 24% formaldehid, 10%
asam asetat, 6% pelarut, 4% klorometana, 3% methacrylate, miscellaneous termasuk
metil amina, glycol methyl athers, dimethyl terephtalate, 17% antibeku dan bahan
bakar. Beberapa di kawasan Asia menggunakan methanol untuk memproduksi
formaldehid untuk menghasilkan adhesives untuk plywood dan produk proses kayu
lainnya. Methanol sangat berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakar di masa
mendatang, sehingga dapat dijadikan pembanding dengan LNG (Liquid Natural Gas).
Seperti LNG, methanol dibuat dari gas alam tetapi biaya kapital dari pembuatan
methanol tersebut lebih tinggi per unit energi. Namun biaya transport cenderung lebih
murah. Dibandingkan dengan energi dan bahan bakar lainnya, methanol mengandung
energi yang lebih sedikit, ekuivalen 66% dari gas yang dikonsumsi dari produksinya
tersebut. Keunggulan dari methanol adalah methanol berpotensi sebagai bahan bakar
bebas asap (clean-burning-fuel) untuk gas turbin, mesin gasolin dan teknologi fuel cell
lainnya. Kandungan energi yang rendah bila dibandingkan dengan LNG dapat dijadikan
offset dalam biaya transport. Biaya transport menjadi lebih murah. Methanol merupakan
senyawa kimia yang kompetitif, dapat memberikan kesempatan bagi para manufaktur,
Meskipun pabrik-pabrik produksi methanol skala dunia mempunyai kapasitas produksi
1 milyar ton/tahun 2739726,0274 ton/tahun. mereka hanya menggunakan 75-90 milyar
ft3 (80-97 terajoules) dari gas alam per harinya.

2.1.2 Pembuatan Methanol

2.1.2.1 Reaksi Pembentukan Methanol


Sintesis gas digunakan untuk pembuatan methanol sebagian besar berasal
dari steam reforming atau partial oksidation hidrokarbon (natural gas). Reaksi
sintesis yang terjadi sebagai berikut:
CO + 2H2 ↔ CH3OH + panas (2.1)

CO2 + 3H2 ↔ CH3OH + H2O + panas (2.2)

Selain reaksi pembentukan methanol itu sendiri, baik karbon monoksida dan
karbon dioksida dapat berperan dalam reaksi hidrogenasi lainnya membentuk by-
product seperti hidrokarbon, eter dan higher alcohol sebagai berikut :
CO + 3H2 ↔ CH4 + H2O+ panas (2.4)
2CO + 4H2 ↔ CH3OCH3 + H2O + panas (2.5)

2CO + 4H2 ↔ C2H5OH + H2O + panas (2.6)

Reaksi ini lebih eksotermis daripada reaksi sintesis methanol dan pembentukan
by-product melibatkan energi bebas dengan nilai yang lebih besar dan negatif. Methanol
tidak stabil dan secara termodinamik lebih susah terbentuk dibanding produk lain
seperti metana sehingga diperlukan suatu katalis aktif yang bersifat selektif dan mampu
memaksimalkan produk yang diinginkan dengan meminimumkan by-product.
BAB III

BAHAN BAKU

3.1 Bahan Baku dalam Proses Produksi Methanol


Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan methanol adalah sebagai
berikut :
1. Gas alam (natural gas) yang diperoleh dari pertamina yaitu dari sumur
Pertamina Hulu Mahakam, Chevron dan Pertamina Hulu Sanga-sanga
2. Steam
3. O2 yang diperoleh dari ASU

Berikut ini adalah spesifikasi dari kandungan natural gas sebagai bahan baku :
Tabel 3.1 Contoh Spesifikasi Gas Alam
Komponen Nilai (% volume)
CO2 5,3
CH4 84,4
N2 0,1
C2H6 4,9
C3H8 3,2
i-C4 0,7
n-C4 0,8
n-C5 0,6

3.2 Bahan Penunjang atau Pendukung


Bahan penunjang yang digunakan dalam PT Kaltim Methanol Industri antara lain:
Tabel 3.2 Bahan Penunjang Proses Produksi
Bahan Kegunaan
CoMo Katalis pada desulfurizer
ZnO Katalis pada desulfurizer
Ni Katalis pada pre-reformer dan autothermal reformer
NiO (14% wt) Katalis pada steam reformer
Cu/Zn Katalis pada reactor methanol synthesis
NaOH Bahan pada unit water treatment untuk mengatur pH air
limbah di netralizer, ditambahkan pada pre-run column
unit distilasi untuk menghilangkan bau methanol akibat
TMA dan mencegah korosi, bahan regenerasi pada resin
anion exchanger
Resin kation Bahan yang digunakan agar air mencapai deionisasi
dan anion penuh menghasilkan demineralized water di unit water
treatment
H2SO4  untuk mengatur pH air limbah di neutralizer
 Untuk meregenerasi resin kation yang berada di
mixed bed dan cation exchanger
Active Bahan yang digunakan untuk menyaring udara dari H2O
Alumina (g) pada air purification
Molsieve Bahan untuk menyaring udara dari CO2 dan CXHY pada
air purification
H2 Gas untuk mereduksi katalis
N2  Sebagai Seal gas untuk diode sel dari flare pada
unit 1000 (flare system) dan regenerant gas pada
air purification unit 1300 (ASU)
 Untuk blanketing tangki diunit 1100
Anti scale dan Pencegah kerak dan foam pada unit desalination
anti foam
Eliminox, Bahan pengikat O2 untuk mencegah korosi oleh BFW
Amine Untuk menjaga pH Steam
Phospate Untuk menjaga pH BFW
Biocides Untuk mencegah terbentuknya kerak akibat
NALCO 7330 mikroorganisme
Molybdate Sebagai bahan anti korosi
BAB IV

DESKRIPSI PROSES

PT Kaltim Methanol Industri membuat methanol dengan bahan baku gas alam
dengan memakai proses Lurgi. Beberapa tahapan proses yang dilaksanakan untuk
membuat methanol dari gas alam yaitu sebagai berikut :
 Desulfurisasi
 Pre-reforming
 Steam reforming
 Authotermal
 Syntesis methanol
 Distilasi methanol

Proses pembuatan methanol pada pabrik KMI dapat dilihat dari diagram blok berikut
ini:

Methanol Murni

Gas Alam Reforming Synthesis Distillation Storage

Steam Steam and


Oksigen
Condensate
System
Air Separation Unit

Water
Sea Water
Treatmen Air Laut
Udara Desalination
t
Gambar 4.1 Diagram Blok Proses Pembuatan Methanol

4.1 Unit 100 (Reforming)


Unit reforming berfungsi menyiapkan bahan baku, seperti pada gambar 4.2
Natural Gas Desulfurisasi

Steam Pre-Reforming

Steam Reformer

O2 Autothermal Reformer

Syn. Gas ke Sintesis Methanol

Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Unit 100 – Reforming

Unit ini berfungsi untuk menyiapkan bahan baku yang akan masuk menuju
reaktor methanol agar sesuai dengan kondisi yang diperlukan sehingga reaktor tersebut
dapat beroperasi secara optimal. Bahan baku yang masuk pada unit ini adalah gas alam,
sedangkan hasil dari unit ini yang akan digunakan untuk proses sintesis methanol yaitu
CO2, CO dan H2. Proses utama dari unit ini antara lain desulfurisasi, pre-reforming,
steam reforming dan autothermal reforming.

4.1.1 Desulfurisasi
Desulfurisasi berfungsi untuk menghilangakan kadar sulfur dalam Natural Gas, proses
penghilangan sulfur dapat dilihat pada gambar 4.3
NG to Fuel Gas
Purge Gas

BL F22 F20 C20 T20

E07A E07
D03 D01
MP Steam
LP steam
Auxiliary Boiler
To ATR To E03

F23

Steam
condensate
Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Desulfurisasi

NG yang dipasok dari Pertamina masuk melalui Battery Limit (BL) untuk
kemudian dipisahkan antara gas dan kondensatnya di Separator010 F22. Kondensat
yang terpisah akan diuapkan di unit 010 F23 untuk dijadikan salah satu fuel gas di
auxiliary boiler. Sedangkan gasnya akan dibagi antara feed gas dan fuel gas. Fuel gas
nantinya akan digunakan untuk fuel main burner steam reformer, fuel auxiliary
burnerstea1, reformer, fuel auxiliary boiler, dan pilot burner di flaresystem. Feed gas
kemudian akan di kompresikan tekanannya diCompressor010 C20, namun sebelumnya
akan diseparasi lagi antara gas dan kondensatnya di Separator 010 F20.Untuk
kebutuhan proses, tekanan NG yang masuk ke Battery Limitsekitar 29 barakan
dikompresi menjadi sekitar 42 bar. Compressor C20 digerakan oleh turbin 010 T20
yang merupakan turbin backpress bertenaga MP steam. Feed gas yang sudah
dikompresi kemudian akan dipanaskan di Heat ExchangerE07A yang pemanasnya
menggunakan LP steam.Selanjutnya feed gas akan dipanaskan lagi di E07 yang
pemanasnya memanfaatkan panas dari reformed gas yang keluar dari Autothermal
Reformer.
Setelah tekanan dan suhu proses telah tercapai, maka selanjutnya feed
gas akan dihilangkan sulfur organiknya di 010 D03 dan 010 D01. CoMo Vessel 010
D03 akan merubah sulfur organik menjadi sulfur anorganik, dan Sulfur Catchpot 010
D01 akan menyerap sulfur yang telah berubah menjadi sulfur anorganik yang ada.
Sulfur organik akan diubah menjadi sulfur anorganik dengan dibantu katalis CoMo di
010 D03. Berikut adalah reaksi yang terjadi di CoMo vessel.
.
4.1.2 Pre-Reforming

Fungsi dari unit Pre Reformer010 D02 adalah untuk memecah karbon berat
pada feed gas. Berikut adalah diagram proses Pre Reformer gambar 4.4

From 010 D03

E03

D01 D02
MP Steam

To 010 E01
To ATR

Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Pre-Reforming

Setelah keluar dari Sulfur Catchpot,feed gas akan dicampur MP steam yang
berasal dari extraction steam turbine unit 200.Selanjutnya feed gas akan dipanaskan
melalui 010 E03 sebelum memasuki Pre Reformer. Panas 010 E03 berasal dari
pemanfaatan panas flue gas steam reformer. Katalis yang digunakan di 010 D02 adalah
katalis khusus dengan kadar nikel tinggi. Sebagian CH4 direaksikan dengan steam
menjadi gas H2 dan CO2. Gas yang keluar dari reaktor ini terdiri dari CH4, H2, CO2 dan
N2, residual steam dan sedikit CO. Reaksi yang terjadi di 010 D02 bersifat endotermis
sehingga termperatur outlet sedikit lebih rendah dibanding temperatur inlet-nya. Reaksi
pemecahan karbon berat pada Pre Reformeradalah sebagai berikut.
m
CnHm + nH2O nCO + ( +n ) H2 ∆H = (+)
2

Reaksi pembentukan methane :


CO + 3H2 CH4 + H2O ∆H = (-)

Reaksi Water-Gas :

CO + H2O CO2 + H2 ∆H = (-)

4.1.3 Steam Reforming

Pre reformed gas yang keluar dari Pre Reformerselanjutnya akan dicampur
dengan purge gas dari unit 200. Kemudian pre reformed gasakan dipanaskan oleh 010
E01 yang memanfaatkan panas dari flue gas steam reformer. Berikut adalah diagram
proses Steam Reforming pada gambar 4.5

From 010 D02

010
E01
Purge Gas

Fuel Main Burner=


· Fuel Gas
Flue Gas Duct · Expansion Gas
· Purge gas
010-B01
S01
E05 E04 E03 E02 I E01 E02 II Fuel Auxiliary Burner=
· Fuel Gas
· Off Gas

To 010 R01

Gambar 4.5 Diagram alir proses unit 100 Reforming – Steam Reforming
Steam Reforming bertujuan untuk memecah methane. Reaksi yang terjadi di
Steam Reformerbersifat endotermis, sehingga perlu panas yang cukup tinggi pada
prosesnya. Panas akandisediakan oleh main burner dengan bahan bakar yang berasal
dari natural gas, expansion gas, dan purge gas. Udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran disediakan oleh Combustion Air Blower010 C02 yang sebelumnya akan
dipanaskan oleh HE010 E05 yang memanfaatkan panas dari flue gas steam reformer.
Perpindahan panas bersifat radiasi, dengan menggunakan pengapian dari bagian atas.
Pre reformed gassendiri direaksikan di tube – tube berjumlah 240 tube yang
disusun dalam 6 baris tungku yang berisi katalis. Katalis yang digunakan adalah Ni
dengan reaksi pemecahan methanesebagai berikut.

CH4 + H2O CO + 3H2 ∆H = (+)


CO + H2O CO2 + H2 ∆H = (-)

Sisa panas yang ada pada flue gas selanjutnya akan dimanfaatkan berbagai
macam Heat Exchanger. Pemanfaatan panas dilakukan di Flue Gas Ductsebelum
nantinya flue gas dibuang melalui stack. Panas untuk Flue Gas Waste Heat Recovery
Systemini dibantu oleh Auxiliary Burner. Auxiliary Burnersendiri menggunakan bahan
bakar (fuel gas) dan off gas dari unit 300. Berbagai macam Heat Exchanger yang
memanfaatkan panas dari flue gas ini adalah sebagai berikut.
1. Hp Steam Superheater 010 E02 II.
2. FeedReformer010 B01 di Feed Superheater010 E01.
3. HP steam Superheater010 E02 I.
4. Superheater Pre Reformer feed 010 E03.
5. Superheater MP steam010 E04.
6. Preheater Combustion Air 010 E05.

4.1.4 Autothermal Reformer

Autothermal Reformer berfungsi untuk mereaksikan sisa methane dari


outletSteam Reformer. Sebelum memasuki Autothermal Reformer, feed gas akan
dicampur dengan NG yang dibagi setelah 010 D01, oxygen dari ASU unit 1300, dan
steam process. Oxygen yang masuk sebelumnya akan dicampur dengan steam untuk
menjaga reaksi di Autothermal Reformer. Steam Processsendiri akan dibagi menjadi
dua aliran, satu untuk dicampur dengan oxygen, dan satu lagi sebagai pendingin tip
burner dan pengarah reaksi. Berikut adalah diagram proses Autothermal Reformer pada
gambar 4.6

From 010 R01


NG from 010
D01

Oxygen/ Process
Process Steam
Steam
010
F03
To 020 C01
010 030 030 010 010 010 010
E010 E01 II E04 II E09 E08 E07 E06 010 R01

Process
Condensate
Gamb
ar 4.6 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming – Autothermal Reformer

Reaksi pada proses Autothermal Reformer akan menghasilkan H2, CO, CO2,
methane yang tidak bereaksi, dan steam yang tidak terurai bersama dengan sejumlah
inert (N2). Berikut adalah reaksi yang terjadi pada Autothermal Reformer.

Pembakaran methane
CnHm + (n+m/2) O2 nCO2 + m/2 H2O + panas
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O ∆H = -802 kJ/mol

Oksidasi parsial dari methane :


CH4 + O2 CO + H2 + H2O ∆H = -277.4 kJ/mol

Pemecahan hidrokarbon dan reforming metan :


CnHm + nH2O nCO + (n+m/2) H2 - panas
CH4 + H2O CO + 3H2 ∆H = 206 kJ/mol
Komposisi reformed gas keluaran ditentukan oleh kesetimbangan reaksi shift CO yang
eksotermis.
CO + H2O CO2 + 3H2 – panas

Reaksi kesetimbangan penguraian CO yang sangat eksotermis


CO + H2O CO2 + H2 ∆H = - 41kJ/mol

Untuk mencapai keadaan optimum, gas keluaran reaktor diharapkan memiliki6


Stoichiometric Number(SN) = 2.02 – 2.05, namun keadaan aktual saat ini SN-nya
bernilai di sekitar 2.1. berikut adalah persamaan perhitungan nilai SN.

H 2 (%) - CO 2 (%)
SN =
CO (% )+ CO2 ( %)
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi yang sangat eksotermis dengan temperatur
outlet sekitar 970o Celcius.Karena itu panas keluaran Autothermal Reformer akan
dimanfaatkan untuk beberapa Heat Exchanger sebagai berikut.

1. Superheater HP steam di Waste Heat Boiler 010 E06.


2. Natural Gas Preheater 010 E07.
3. MP Process Water Boiler 010 E08.
4. HP BFW Preheater 010 E09.
5. Pressurized ColumnGas Reboiler030 E04 II.
6. Prerun Column Gas Reboiler030E01 II.
7. Reformed Gas Heat Recovery 010 E10 sebagai final reformed gas cooler
yang didinginkan menggunakan Sea Cooling Water.

Berkut adalah diagram proses Reforming secara keseluruhan. Outlet dari proses
Reformingselanjutnya akan diproses di unit Synthesis diagram proses dapat dilihat pada
gambar 4.7
NG to Fuel Gas
Purge Gas

010 E03

BL F 22 F20 C 20 T 20

E 07A E 07
D 03 D 01 D 02
MP Steam MP Steam
LP steam
Auxiliary Boiler
010 E01

Purge Gas
F23 Fuel Main Burner=
· Fuel Gas
duct · Expansion Gas
· Purge gas
Steam S01
010-B01
LP steam
condensate E05 E04 E03 E02 I E01 E02 II Fuel Auxiliary Burner=
· Fuel Gas
· Off Gas

Oxygen/ Process
Process Steam
Steam
010
F03
020
C01 010 030 030 010 010 010 010
E010 E01 II E04 II E09 E08 E07 E06 010 R01
Process
Condensate

Gambar 4.7 Proses Reforming


4.2 Unit 150 (Steam System dan Boiling Feed Water)

Unit 150 berfungsi menyediakan steam proses bagi alat yang memerlukan. Diagram
proses steam system dan boiling feed water dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Diagram Alir Proses Unit 150 - Steam System dan Boil Feed Water
Unit 150 adalah unit dengan fungsi menyediakan steam yang dibutuhkan untuk
kebutuhan proses dan kebutuhan utilitas lainnya. Umpan demin water dari unit 500 dari
bagian utilitas masuk menuju deaerator (015-F01) untuk menghilangkan O2 yang masih
terkandung di dalamnya dengan menambahkan LP steam dengan cara mengalirkannya
dari bawah. Oksigen harus disingkirkan karena dalam air bersifat korosif sehingga dapat
merusak peralatan serta perpipaan.Untuk memenuhi kondisi operasi yang diinginkan
dimana air yang keluar memiliki kandungan O2 sekitar 10 ppb, maka ke dalam steam
tersebut ditambahkan zat yang dapat mengikat O 2 (Oxygen scafanger) seperti eliminox.
Senyawa amine dan phospat digunakan untuk mencegah korosi akibat pH yang rendah.
Keluar dari deaerator ini air yang telah terbebas dari O2 akan menuju steam drum
dimana terdapat tiga steam drum yaitu 010-F01, 020-F01 serta steam drum pada unit
1400 .Di steam drum ini air dipisahkan lagi dengan zat-zat pengotor seperti silika,
natrium dan lainnya yang akan mengendap dengan mengalirkan sebagia air ini menuju
blow down drum (015-F02).

Selanjutnya air yang telah bersih ini dipanaskan untuk mendapatkan steam
yang diinginkan. HP steam bertekanan 105 bar digunakan untuk turbin penggerak make
up dan recycle gas compressor pada unit 200 serta air compressor pada unit 1300. MP
steam bertekanan 40-45 barg digunakan untuk proses, sedangkan yang bertekanan 35 -
36 barg dipakai untuk menggerakkan turbin. LP steam (4-4,5 barg) digunakan sebagai
pemanas pada reboiler unit distilasi. Contoh lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Steam
Jenis Steam Produksi Konsumsi
High pressure steam Waste Heat Boiler (010- Compressor (020-C01/C02)
(HP steam) E06)
Auxiliary boiler Air compressor (130-C01)

Medium pressure Methanol reactor Oxygen compressor (130-


steam C01)
Natural gas compressor
(MP steam)
Ekstraksi turbin (020- Pompa (015-G01/015-G05)
T01).
Low pressure steam Exhaust turbin steam Reboiler (030-E01 I)
Reboiler (030-E04 I)
(LP steam)

Selain untuk menyiapkan steam yang dibutuhkan, unit ini juga melakukan
proses kondensasi air dari reformed gas yang keluar dari autothermal reformer. Gas
yang keluar tersebut akan mulai terkondensasi di 010-E09, dimana air yang terkandung
dalam reformed gas akan mulai terkondensasi. Air yang terkondensasi ini selanjutnya
akan dimanfaatkan untuk pembuatan steam kembali. Agar air ini benar-benar dalam
keadaan bersih, maka dilakukan pemisahan dari senyawa pengotor seperti gas CO 2
melalui stripper (015-D01). Air yang telah bersih dari kandungan CO2 ini dibawa
menuju unit 500 untuk diolah lebih lanjut untuk menghasilkan air demin.

4.3 Unit 200 (Methanol Syntesis)

Methanol syntesis berfungsi mereaksikan reaktan menjadi produk methanol, proses


methanol syntesis dapat dilihat pada diagram 4.9
020-E-01
Purge Gas
MP STEAM
FLARE 010-E04

020-E-03
HP
Demin
Water 020-F 01

020
020-C-01 020-C-02
T 01

Process Condensate
Steam

020-E-02
010-E10
010-F-03 CW
020-F-02 BFW

020-R01A 020-R01B

Process
Condensate
RAW METHANOL

Gambar 4.9 Diagram Alir Proses Unit 200 - Methanol Syntesis

Unit ini berfungsi untuk mereaksikan reformed gas dengan bantuankatalis


sehingga menghasilkan methanol. Katalis yang digunakan adalah Zn/Cu/Al 2O3.
Reformed gas hasil keluaran dari autothermal reformer yang telah dimanfaatkan
panasnya masuk ke separator (010-F03). Dalam separator ini terjadi pemisahan antara
reformed gas dan liquid dengan tujuan agar dapat memastikan fluida yang akan menuju
kompresor terbebas dari liquid sehingga sudu-sudu di dalam kompresor tidak rusak.
Liquid atau condensate tersebut dialirkan menuju stripper unit 150 untuk kemudian
dialirkan ke unit 500 (water treatment). Sedangkan gas dialirkan ke kompresor di unit
200 sebagai make up gas.

4.4 Unit 300 (Methanol Distillation)


Methanol distillation berfungsi memurnikan methanol yang dihasilkan pada proses
methanol syntesis, proses methanol distillation dapat dilihat pada gambar 5.0
Gambar
5.0 Diagram Alir Proses unit 300 dan 400 - Methanol Distillation and Intermediate Tank

Raw methanol dari unit 200 mengandung air, gas terlarut dan hasil samping
yang tidak dapat dihindarkan dengan titik didih di bawah atau di atas titik didih
methanol. Untuk itu, methanol dimurnikan dengan proses distilasi hingga mencapai
kadar 99,85%.
Sebelum menuju proses distilasi raw methanol dari methanol synthesis (020-
F02) dialirkan ke dalam expansion vessel (030-F01). Pada expansion vessel tekanan
diturunkan dari 5,5 bar menjadi 3,72 bar. Ini bertujuan untuk memisahkan gas-gas
terlarut yang terkandung dalam methanol, dimana kelarutan gas dalam liquid akan turun
apabila tekanan diturunkan. Outlet liquid dari expansion vessel dialirkan ke prerun
column, sedangkan expansion gas dialirkan ke steam reformer (010-B01) sebagai fuel.
Level dari liquid di expansion vessel dijaga sekitar 55 % dengan suplai raw methanol
dari raw methanol tank (040-K01) di unit 400.

4.5 Unit 400 ( Intermediate Methanol Tank)

Tangki unit 400 berjenis tangki bertekanan (internal pressure)/(atmospheric


tank), yang berbentuk conical dengan jenis Fixed Cone Roof Tank yang digunakan
untuk menyimpan jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah (mendekati
atmosferik), selain itu tangki berbentuk conical untuk memudahkan distribusi nitrogen
sebagai blanket di tanki. Unit 400 (Intermediate Methanol Tanks) terdiri dari satu Raw
MethanolTank (040-K01) dan dua Pure Methanol Intermediate Tank (040-K02 A/B).
Produk methanol dari unit 400 akan dialirkan menuju unit 1100 (Tank Farm and
Loading System). Seluruh tangki di unit 400 dilindungi dengan nitrogen untuk
mengantisipasi tercampurnya udara. Selain itu juga berfungsi untuk menjaga tekanan
tangki. Raw Methanol Storage (040-K01) berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara raw methanol dari expansion vessel (030-F01) maupun methanol off-spec.
Methanol off-spec biasanya diperoleh pada saat start-up dimana kondisi operasi pabrik
belum optimum dan steady (misal: suplai panas masih kurang), pada saat shut down,
serta pada saat trip. Kedua tangki Pure Methanol Intermediate Storage terhubung
dengan unit 300 dan unit 1100. Methanol murni dari unit 300 ditampung terlebih dahulu
di salah satu tangki hingga mencapai level tertentu, lalu dialirkan ke tangki yang lain.
Pada unit 400 terdapat 2 tangki pure methanol tank (K02-A/B) yang bertujuan agar
dapat memantau kualitas yang ada didalam tanki, jika tanki (K02A) sedang di uji
kualitasnya, maka pure methanol dari unit 300 akan dialirkan pada tanki (K02-B), dan
begitu pula sebaliknya. Hal itu bertujuan untuk memastikan kualitas methanol tidak off-
spec sebelum dikirim ke unit 1100, jika hasil methanol tidak sesuai dengan kualifikasi
maka akan dikirim lagi ke unit 300 untuk proses distilasi ulang. Jika sudah sesuai, maka
dialirkan ke tangki penyimpanan di unit 100 (110-K01 A/B). Jika belum sesuai, maka
dikembalikan ke (040-K01). Selain dengan distribusi nitrogen, untuk menjaga tekanan
tangka digunakan juga breathing valve. Tekanan merupakan hal yang penting untuk
dijaga. Apabila terjadi overpressure tangki bisa meledak, sedangkan jika kekurangan
tekanan tangki bisa mengkerut. Berikut gambar dari tanki penyimpanan methanol, dapat
dilihat pada gambar 5.1
Product
Nitrogen
Methanol
Unit 300

040-K01 040-K02 040-K02


A B

G02A G01S

Raw Methanol G01A


from 030-F01
G02B

Pure Methanol
Raw Methanol Unit 1100
To 030-F01
Gambar 5.1 Alur Proses Penyimpanan Methanol di Unit 400

4.1
BAB V

SISTEM PEMROSES DAN PENGENDALIAN PROSES

1.1 Sistem Pemroses


Sistem pemroses dalam pabrik adalah sebagai berikut :
1.1.1 Pompa
Alat untuk menaikkan tekanan suatu fluida cairan. Untuk pengalihan chemical
digunakan tipe reciprocating pump, sedangkan untuk pengaliran cairan berkapasitas
besar seperti methanol dan air laut, banyak digunakan
centrifugal pump. Contoh centrifugal pump adalah sea water pump dan reflux
pump (030-G02 A/S).
1.1.2 Compressor
Alat untuk menaikkan tekanan suatu fluida fasa gas. Contohnya adalah
make up dan recycle gas compressor (020-C01/02).
1.1.3 Turbin
Rangkaian peralatan yang berfungsi menghasilkan tenaga untuk
menggerakkan peralatan lain, seperti compressor dan lain-lain. Penggerak turbin ada
bermacam-macam. Jika digerakkan oleh gas maka disebut turbin gas, sedangkan jika
digerakkan oleh steam maka disebut steam turbine.
Turbin yang digerakkan oleh steam ada bermacam-macam, antara lain :
- Back pressure turbine
Steam diekspansi ke tekanan yang tidak terlalu rendah sehingga keluaran turbin
masih berupa steam dengan tekanan yang lebih rendah. Contohnya adalah steam
turbine untuk natural gas compressor (010-T20).
- Condensing turbine
Steam masuk ke turbin dan keluar berwujud cair/kondensat karena tekanannya
lebih tinggi dari tekanan jenuhnya.

- Extraction turbine
Pada turbin ini, ekspansi terjadi dua tahap, dimana produk keluaran berasal dari
masing-masing tahap sehingga diperoleh dua produk keluaran turbin. Salah satu
produk biasanya bahkan berupa kondensat, seperti yang ditemukan pada turbin
penggerak kompresor gas sintesis (020-T01). Butuh alat untuk
mengcondensatkan.
- Admission turbine di 070-T01
Jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaan kukus buang. Dipakai untuk turbin
kondensasi tekanan menengah dan rendah, kebanyakan dipakai untuk
membesarkan kapasitas pembangkitan pabrik dengan maksud untuk
mendapatkan efisiensi yang lebih baik.
1.1.4 Heat exchanger
Alat penukar panas antar dua media. Media pertama memberikan kalor
sedangkan media lainnya menerima kalor. Berdasarkan media utamanya, heat
exchanger bisa dibedakan menjadi :
a. Cooler : Media utama panas dan didinginkan dengan media pendingin.
Pendingin yang digunakan adalah :
- Sweet cooling water
- Sea water
- Oil
Contohnya adalah final cooler (020-E02) di unit 200. Media utamanya adalah
produk keluaran reaktor sintesis.
b. Heater : Media utama dingin dan dipanaskan dengan media pemanas. Pemanas
yang biasa digunakan adalah :
- Steam
- Gas-gas, seperti reformed gas dan pre reformed gas
Contohnya adalah combustion air preheater (010-E05).
1.1.5 Motor
Rangkaian peralatan yang berfungsi untuk menggerakkan peralatan lain
(compressor, pompa) dengan tenaga listrik.
1.1.6 Filter
Suatu peralatan yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak
diinginkan, yang terikut dalam aliran liquid atau gas. Contohnya :
a. Filter udara pada udara compressor
b. Filter oil
c. Cricket dan cartridge filter pada unit 500
1.1.7 Pressure
Tekanan dari suatu sistem, terdiri atas dua macam :
a. Gauge pressure : tekanan dalam sistem/peralatan itu sendiri dan tidak
tergantung pada tekanan luar.
b. Absolute pressure : tekanan dalam peralatan/sistem yang sudah disesuaikan
dan dikoreksi dengan tekanan udara luar/atmosfer.
1.1.8 Steam
Merupakan uap yang bertekanan, berfungsi untuk media pemanas dan untuk
penggerak turbin. Steam di pabrik KMI terbagi atas low pressure steam (LP steam),
medium pressure steam (MP steam) dan high pressure steam (HP steam).
1.1.9 Tenaga listrik
Berasal dari generator yang digerakkan oleh steam (power generator) atau
solar (emergency generator). Tenaga listrik ini digunakan untuk menggerakkan pompa-
pompa, untuk penerangan dan lain-lain.
1.1.10 Udara instrumen (instrument air)
Berasal dari udara bertekanan yang sudah dikeringkan. Instrumen udara ini
dipakai untuk alat-alat instrumentasi.
1.1.11 Udara pabrik (plant air)
Berasal dari udara bertekanan yang berfungsi untuk pengalihan fluida.
1.1.12 Oksigen murni
Berasal dari udara yang dipisahkan antara oksigen dan nitrogennya dalam air
separation unit. Oksigen ini berfungsi untuk bahan proses dalam reaktor autothermal.
1.1.13 Nitrogen
Berasal dari udara yang dipisahkan dalam air separation unit, yang berfungsi
untuk purging tangki methanol, menjaga tekanan di vessel-vessel, dan lain-lain.

1.2 Pengendalian Proses


Sistem kontrol diperlukan untuk mempertahankan kondisi operasi agar berjalan
normal. Pengendalian proses pada pabrik KMI dimonitor dari control room. Control
room merupakan ruangan yang dilengkapi dengan berbagai macam alat elektronik untuk
mengontrol kestabilan proses dan mengidentifikasi adanya problem di lapangan.
Pengendalian dilakukan secara langsung dari ruang kontrol dengan
menggunakan sensor elektronik. Namun bila terdapat masalah pada alat yang
menyebabkan kontrol secara otomtis tidak berfungsi maka harus dilakukan kontrol
secara manual. Untuk permasalahan seperti ini, operator di ruang kontrol harus
menghubungi operator di lapangan untuk membuka keterangan atau melakukan
perubahan lainnya pada alat yang bermasalah secara manual hingga diperoleh indikasi
nilai parameter yang diinginkan.
Pada sistem pengendalian proses dengan kontrol langsung, nilai parameter
yang diinginkan diatur di komputer dengan set point dan toleransi tertentu. Pada
peralatan yang menggunakan kendali otomatis, dipasang alat ukur tertentu untuk
mengukur nilai parameter tiap saat. Nilai parameter yang terukur ini ditransmisikan oleh
sebuah transmiter sehingga terbaca oleh layar komputer-komputer di ruang kontrol
sebagai nilai indikasi parameter. Jika nilai parameter terukur ini berbeda dari set point
semula dan berada pada rentang toleransi yang diinginkan, maka operator di control
room akan melakukan pengendalian langsung dimana komputer kemudian
memerintahkan suatu elemen pengendalian akhir berupa peralatan yang bekerja
berdasarkan sistem pneumatik. Sistem pneumatik digerakkan oleh udara bertekanan
dimana parameter-parameter yang dikendalikan diantaranya adalah tekanan, temperatur,
laju alir dan level cairan.

1.3 Instrumentasi
1.3.1 Alat Ukur Temperatur
Temperatur yang diukur dengan menggunakan beberapa alat ukur (sensor).
Jenis sensor yang digunakan adalah termokopel dan bimetallic devices. Prinsip kerja
termokopel didasarkan pada penemuan efek seebeck (1821). Efek ini memperlihatkan
terjadinya arus listrik kecil yang mengalir melalui sirkuit (rangkaian) dua logam
konduktor berbeda ketika sambungan kedua logam tersebut diletakkan pada temperatur
yang berbeda. Gaya elektromotif (emf) yang dihasilkan pada situasi ini disebut seebeck
emf. Pasangan konduktor yang menyusun sirkuit termoelektrik tersebut disebut
thermocouple.
1.3.2 Alat Ukur Laju Alir
Pengukuran laju alir yang akurat sangat vital bagi keberhasilan operasi setiap
proses kimia. Di KMI menggunakan flowmeter yang berbasiskan perbedaan tekanan
(differential pressure based - DP) untuk pengukuran laju alir gas dan uap. Beberapa
alasan utama penggunaan DP flowmeter di industri adalah :
 Mudah dioperasikan
 Biaya pemasangan rendah
 Fleksibel (bisa diterapkan pada lebih banyak proses)
Pada fluid line yang utama hampir selalu dilengkapi dengan flow controller.
Flow controller ini diatur pada set point tertentu dengan mengubah laju alir fluida yang
masuk pada vessel atau unit pemroses sebelumnya. Laju alir juga merupakan variabel
manipulasi dalam level controlling pada tangki penampungan, separator dan flash
vessel.
1.3.3 Alat Ukur Komposisi
Komposisi tidak diukur secara langsung dengan pengukuran komposisi sampel
di laboratorium. Sampel diukur di laboratorium dengan gas chromatography (GC) dan
metode titrasi.
1.3.4 Alat Ukur Pengendalian
Instrumentasi dari sistem pengendalian terdiri dari instrumen-instrumen
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Instrumentasi Pengendalian
Alat/Instrumen Keterangan
Sensor Termokopel, DP flowmeter dan lain-lain
Transducer
Transmission lines Membawa sinyal-sinyal listrik ke controller,
dilengkapi dengan amplifier untuk memperkuat sinyal
Controller Flow controller, temperature controller, pressure
controller
Final control Control valve
element
Recorder Menyajikan tampilan visual dari variabel yang
dikendalikan
BAB VI

PRODUK

6.1 Produk
Produk yang dihasilkan adalah methanol. Methanol juga dikenal sebagai methyl
alcohol atau karbinol. Rumus kimianya adalah CH3OH. Methanol merupakan alkohol
yang paling sederhana. Pada kondisi ruang, methanol berupa cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, beracun dan berbau menyengat (bau
alkohol). Apabila dilakukan pembakaran terhadap methanol, disarankan untuk sangat
berhati-hati karena api pembakaran methanol hampir tidak berwarna (tidak mudah
terlihat).
Keracunan methanol dapat menimbulkan gejala-gejala berikut seperti sakit
kepala, pusing, mabuk, kemampuan koordinasi menurun, bingung, pingsan dan bahkan
kematian apabila dosis methanolnya tinggi.
Sifat-sifat lain dari methanol dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.1 Sifat-Sifat Methanol
Parameter Nilai
Massa molar 32,04 g/mol
Densitas cairan 0,7918 g/cm3
Kelarutan dalam air Terlarut sempurna
Titik leleh -97oC
Titik didih 64,7oC
Titik kritis 240oC dan 78,5 bar
Tegangan permukaan 22,5 dyne/cm pada 20oC
Viskositas 0,593 mPa.s pada 20oC

Produk yang dihasilkan oleh pabrik ini berupa methanol grade AA (kemurnian 99,85%)
dengan kapasitas 660.000 metrik ton per tahun.
BAB VII

UTILITAS

Utilitas merupakan unit penyedia bahan penunjang proses operasi pabrik.


Utilitas di PT KMI ditangani oleh section Utility dibawah Departemen Operasi,
meliputi unit-unit sebagai berikut :
1. Unit Pengolahan Air
2. Unit Penyedia Tenaga Listrik
3. Unit Penyedia Udara
4. Unit Penyimpanan Produk
5. Unit 1000 (Flare System)
6. Unit 1400 (Auxiliary Boiler)

Gambar 7.1 Diagram alir proses pengolahan air


7.1 Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
Unit water treatment bertugas menyediakan keperluan air untuk keperluan
teknis dan non teknis, misalnya air pendingin, air boiler dan pemadam kebakaran.
Sumber air baku diambil dari laut dengan alasan lokasi dan ketersediaan bahan.
7.1.1 Sea Water Intake and Cooling System (Unit 650)
Unit 650 bertugas untuk mempersiapkan air proses, dapat dilihat pada gambar 7.2

Gambar 7.2 Diagram alir proses unit 650 – Sea Water Intake and Cooling System

Unit ini berfungsi untuk menyiapkan air laut pendingin. Sea water intake
berada di kedalaman 6 meter dibawah permukaan air laut. Dari sea water intake, air laut
disaring dengan trash rack untuk menyingkirkan pengotor berukuran besar. Setelah
disaring, air laut ditampung dalam basin, air laut dapat masuk ke basin karena kondisi
vacum pada pipa symphon. Pengotor yang berukuran kecil disaring dengan
menggunakan rotary screen yang mampu menyaring partikel berukuran 2 mm mesh.
7.1.2 Desalinasi Air Laut (Unit 550)
Unit desalinasi bertugas untuk merubah air laut menjadi air tawar, prosesnya dapat
dilihat pada gambar 7.3

Gambar 7.3 Diagram alir proses unit 550 – Desalinasi Air Laut

Umpan dari unit ini adalah air laut dari unit 650 (Sea Cooling Water System).
Unit ini bertujuan memproduksi air desalinasi (air tawar). Umpan ini diinjeksi dengan
chemical anti scale untuk menghindari scaling di dalam evaporator dan diumpankan ke
heat rejection condenser sebagai pendingin sekaligus pembawa panas ke evaporator.
Desalinasi ini terdiri dari empat efek, beroperasi pada kondisi vakum dan menggunakan
LP steam sebagai pemanasnya. Air laut mengalir ke bagian atas masing-masing efek
dan disemprotkan ke bagian luar tube tiap efek.

7.1.3 Water Treatment (Unit 500)


Water treatment menghasilkan air proses yang bebas dari kandungan mineral, prosesnya
dapat dilihat pada gambar 7.4

Process
condensate Cricket Cation
Degasser
filter exchanger

Turbin
condensate Cartridge Pretreated Desalinated
filter water tank water

Mixed bed Demineralized


filter water tank

Gambar 7.4 Diagram alir proses unit 500 – Water Treatment

Unit 500 berfungsi menghasilkan demin water memenuhi kebutuhan produksi


steam. Pada kondisi normal, umpan unit ini terdiri dari process condensate, turbin
condensate, dan desalinated water. Ketiga umpan tersebut mendapatkan perlakuan yang
berbeda-beda sebelum dicampurkan di dalam pretreated water tank.
Produk air demineralized mempunyai kuailtas sebagai berikut :

Tabel 7.1 Spesifikasi demin water sebagai produk dari unit 500
Demin Water
pH Cond. SiO2 Fe Cu Na
µs/cm ppb ppb ppb Ppb
5,0 – 7,0 maks. 0,2 maks. 20 maks. 20 maks. 3 maks. 10
7.1.4 Sweet Cooling Water System (Unit 600)

Gambar 7.5 Diagram alir proses unit 600 – Sweet Cooling WaterSystem

Sweet cooling water digunakan untuk pendinginan oli-oli unit kompresor dan
turbin, pendinginan langsung dalam unit ASU dan pendingin sampel. Sirkulasi air di
unit ini merupakan sistem sirkulasi semi tertutup dengan make up berupa air demin
yang berasal dari demineralized water tank.
Sweet cooling water didinginkan oleh air laut dengan menggunakan plate heat
exchanger (065-E01). Elevated buffer tank (065-F05) digunakan untuk menstabilkan
tekanan sweet cooling system dan mengganti make-up volume air yang hilang. Air yang
hilang ini diganti dengan penambahan air demin dari unit 500 ke dalam buffer vessel
(065-F05). Sebelum air demin dipompakan sebagai make-up, zat anti korosi (Sodium
Molybdate) dan biocides (2-Chloro-2-methyl-4-isothiazolin-3-one dan 2-methyl-4-
isothiazolin-3-one) ditambahkan kedalamnya.

7.2 Unit Penyedia Tenaga Listrik (Power Plant)


Unit penyedia listrik bertugas sebagai penghasil listrik yang ada di PT.KMI.
Sumber listrik utama adalah Main Power Generator(Unit 700) yang dibantu dengan
Emergency Power Generator (Unit 750), dan tenaga listrik tie-in dari PT. KDM.

7.2.1 Main Power Generator


Pada kondisi normal operasi, tenaga listrik pabrik methanol diperoleh dari
generator syncron tiga phase (070-X01) yang dilengkapi dengan brushless static
excitation dan damper winding untuk beban tidak setimbang (unbalance). Didalamnya
terdapat diantaranya adalah pelumas bearing, pendingin generator, monitoring
temperatur winding oil, air dan udara. Generator digerakkan oleh steam turbin (070-
T01). Tenaga sebesar 5,4 MW dibangitkan oleh MP steam dengan LP steam sebagai
make up. Power generator ini dirancang dengan kapasitas maksimum 7,0 MW/6,6 kV
dan 50 Hz.
7.2.2 Emergency Power Generator (Unit 750)

Unit ini berfungsi menyuplai listrik sementara jika terjadi power failure atau
pada saat start up. Jika suplai listrik normal dari unit 700 trip maka load sheding akan
bekerja mengurangi power dan kedua emergency power generator akan start secara
otomatis untuk mengamankan suplai listrik pabrik. Unit ini terdiri dari 2 set generator
identik dirancang untuk start secara otomatis dengan kapasitas beban penuh setelah
sekitar 10-15 detik setelah suplai power utama gagal.

7.3 Unit Penyedia Udara


7.3.1 Air Separation Unit (Unit 1300)

Gambar 7.6 Diagram blok proses unit 1300 – Air Separation Unit

Unit Air Separation Unit (ASU) berfungsi memproduksi oksigen dengan


kemurnian tinggi untuk proses reforming di unit 100 dan udara instrumentasi.
Gambar 7.7 Diagram blok proses unit 1300 – Air Separation Unit [Air Compressor]

Udara atmosfer yang masuk ditekan hingga 5,8 barg dengan menggunakan air
compressor (130-C01) dengan steam turbine (130-T01) sebagai penggerak. Air
compressor adalah tipe kondensing dengan menggunakan HP steam. Udara outlet dari
tahap terakhir kompresor didinginkan dan dicuci pada air washing tower (130-D01)
dengan menggunakan sweet cooling water. Menara ini terdiri dari dua bagian
pendinginan dimana bagian bawahnya menggunakan air yang datang dari air sirkulasi
dengan temperatur sekitar 35C, sedangkan bagian atasnya menggunakan air dari tower
nitrogen (130-D02) yang didinginkan dengan waste nitrogen dari line heat exchanger
pada cold box. Air washing tower dilengkapi dengan demister pada bagian atas untuk
menghilangkan kandungan airnya. Keluaran dari air washing tower ini dialirkan menuju
dryer terdiri dari 2 vessel yang dilengkapi dengan alumina dan molecular sieve untuk
pembersihan H2O, CO2 serta hidrokarbon. Satu dari 2 vessel tersebut akan beroperasi
bergantian selama proses regenerasi dengan waste nitrogen dari cold box.
7.3.2 Instrument and Plant Air System (Unit 800)
Instrument dan plant air system bertugas untuk menyuplai udara bagi proses produksi,
proses dapat dilihat pada gambar 7.8

Gambar 7.8 Diagram blok proses unit 800 – Instrument and Plant Air System
Unit ini berfungsi menyediakan suplai udara jika ada instrumen kekurangan
tekanan disebabkan suplai dari air separation unit turun. Udara diambil dari down
stream molekular sieve. Unit ini terdiri dari satu unit alat bantu supply udara (auxiliary
air supply) untuk start up dan kondisi darurat. Bagian utama dari unit ini terdiri dari
compressor reciprocating dua tingkat digerakkan oleh motor listrik, pre dan final filter,
separator kondensat, sistem pendinginan ulang dengan pompa sirkulasi, pendingin
udara, adsorption dryer, dan bejana udara bertekanan.

7.4 Unit Penyimpanan Produk


7.4.1 Tank Farm and Loading System (Unit 1100)
Tangki penyimpanan sebelum di distribusikan ke konsumen dapat dilihat pada gambar
7.9

Gambar 7.9 Diagram blok proses unit 1100 – Tank Farm and Loading System

Unit ini terdiri dari 2 methanol storage tank (110-K01 A/B), 3 loading pump
(110-G01 A/B/S), 2 loading arm (110-L01 A/B) dan rangkaian sistem perpipaan serta
alat-alat pendukungnya. Tangki dan pompa ditempatkan di kawasan pabrik dan loading
arm diletakkan di pelabuhan. Methanol storage tank menerima methanol murni dari
unit 400 secara intermiten sehingga untuk itu unit ini dioperasikan secara tertutup
dengan unit 400. Tangki unit 1100 dibangun dengan kapasitas dan luas area yang besar.
Untuk pencegahan apabila terjadi kecelakaan pecahnya tangki 110-K01 A atau B
(masing-masing 38.000 m3), maka sekitar 60% dari produk yang terbuang dapat
dikumpulkan untuk menghindari kasus terburuk. Tangki unit 1100 ditempatkan pada
satu tempat bersama dengan 3 tangki dari unit 400.
7.4.2 Jetty dan Marine Arm (Unit 1150)
Jetty merupakan tempat pemberhentian kapal pengangkut methanol selama
pemuatan methanol dilakukan. Marine arm (B001) merupakan suatu peralatan
konvensional dengan desain simetrik. Seluruh arm berkontruksi baja dan sepenuhnya
akan mengimbangi bila kondisi kosong. Bila arm tidak terhubung dengan kapal, arm
diputar dan dikunci pada posisi parkir. Ketika dihubungkan ke kapal, selector switch
harus diputar ke free wheel dan kemudian arm bebas mengikuti gerakan kapal. Free
wheel control valve merupakan suatu block valve untuk menghubungkan power control
dengan unit hydraulic cylinder ke arm yang beroperasi. Tekanan relief valve dalam F/C
valve akan melindungi loading arm terhadap bahaya selama operasi.
Marine arm didesain untuk pengoperasian pada kecepatan angin sebagai
berikut :
 posisi parkir : 42 m/s
 operasi : 22 m/s
 posisi kerja : 13 m/s

Apabila kecepatan angin melebihi desain diatas, maka loading arm harus
dihentikan dan hubungan antara arm dengan kapal harus diputuskan. Marine arm hanya
akan diputus ke permukaan flange kapal secara vertikal di jetty. Flange kapal dengan
ukuran yang berbeda-beda memerlukan adaptor dan flange kapal dengan berbagai arah
permukaan harus dipasang sesuai dengan sudut adaptor.

7.5 Unit 1000 (Flare System)


Flare system bertugas untuk mengkonversi gas yang berbahaya dan tidak terkonversi
menjadi produk, proses dapat dilihat pada gambar 7.11
Gambar 7.11 Diagram blok proses unit 1000 – Flare System

7.5.1 Penyalaan
Bagian utama dari flare adalah ignition burner, pilot burner, diode seal, flare
stack dan control panel. Tinggi total flare adalah 55 meter termasuk flare burner.

7.5.2 Flare Knock-Out Drum


Knock out drum 100-F01 merupakan suatu vessel vertikal dengan dished pada
bagian bawah. Berbagai macam liquid yang terkandung dalam gas buang dipisahkan
didalam drum ini dan di-recycle. Hal ini diperlukan untuk memberi seal air dibagian
bawah yang masuk.

7.5.3 Flare Header


Sistem flare dibuat untuk mengumpulkan semua relief stream dari unit proses
(safety relief valve dan lain-lain) dalam satu pipa. Pipa ini terdiri atas main dan sub
header yang terletak diatas pipe rack dan dialirkan dengan kemiringan (slope) ke flare
knock out drum 100-F01 untuk memisahkan kondensat yang terkandung.

7.6 Unit 1400 (Auxiliary Boiler)


Boiler berfungsi untuk menghasilkan steam, proses dari Boiler dapat dilihat pada
gambar 7.12
Gambar 7.12 Diagram blok proses unit 1400 – Auxiliary System

Unit sistem boiler dirancang berdasarkan tipe water tube dengan bahan bakar
gas alam untuk menghasilkan HP superheated steam dengan kapasitas produksi
maksimum 80 ton/jam.
Auxiliary boiler terdiri dari steam drum, firing equipment, combustion air, flue
gas system dengan konstriksi baja.
Pada saat start up, Auxiliary Boiler memproduksi HP steam superheated dengan
kapasitas 80 ton/jam, tekanan 105 bar dan temperatur 510oC. Steam tersebut dipakai
untuk unit 100 menggerakkan steam turbin air compressor di air separation unit (unit
1300 Air Separation) dan power generator setelah let down dari HP steam ke MP steam
header.
BAB VIII

PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah yang dihasilkan di pabrik methanol ini terdiri atas tiga jenis, yakni
limbah yang berupa gas, cair dan padat. Limbah gas berasal dari boiler stack dan
reformer stack. Parameter dan nilai baku mutu yang dipantau dari emisi stack tersebut
dapat ditampilkan pada tabel 8.1.

Tabel 8.1 Standar baku mutu emisi boiler stack dan reformer stack

Parameter Satuan Baku Mutu


SO2 g/Nm3 1,50
CO g/Nm3 1,00
NOx g/Nm3 1,70

Kualitas udara boiler stack dan reformer stack untuk parameter SO2 dan CO
selalu memenuhi standar baku, namun untuk NOx kadang masih berada di atas nilai
baku mutu.
Limbah cair merupakan limbah yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
air. Pengolahan sebagian limbah cair berlangsung di water treatment (unit 500). Lokasi
pemantauan dari limbah ini terletak pada bak netralisasi, drainage, outfall dalam,
outfall luar, dan air laut. Teknik pemantauan dilakukan dengan alat water sampler dan
kemudian diukur dalam laboratorium. Parameter beserta nilai baku mutu dari limbah
cair dan air laut yang dipantau ditampilkan pada tabel 8.2.
Tabel 8.2 Standar baku mutu dari kualitas air laut di sekitar pabrik PT KMI
Oil
Parame p Tempera TS Amon Kebaua & Kecerah
ter H tur S ia n Grea an
se
0
Satuan - C mg/ mg/L Organol mg/L Mtu
L ep
Baku 7, 30,9 5,2 0,09 TB Nil 2,75
Mutu 7 3
BAB IX

LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

9.1 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT KMI dibangun diatas lahan seluas 8 hektar yang bersebelahan dengan PT
OCI Melamin dan pabrik amonia PT Kaltim Parna Industri di kawasan Bontang,
Kalimantan Timur. Pabrik berada dilokasi yang berjarak sekitar enam kilometer dari
perumahan penduduk. Hal ini bertujuan untuk keamanan (safety) jika terjadi hal-hal
yang membahayakan di pabrik. Lay out pabrik ditunjukkan pada gambar 9.1.

Gambar 9.1 Lay Out Plant PT Kaltim Methanol Industri


9.2 Manajemen Industri
Dalam melaksanakan aktivitasnya, PT Kaltim Methanol Industri telah
menerapkan Sistem Manajemen Terintegrasi, dimana di PT KMI telah diintegrasikan :
a. ISO 9001 tentang manajeman lingkungan
b. ISO 14001 tentang manajemen mutu
c. OHSAS (Occupational Health and Safety Management System) tentang
kesehatan dan keselamatan kerja secara internasional
d. SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) tentang
kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia

9.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


PT KMI memiliki perhatian sangat tinggi pada kesehatan dan keselamatan dari
pekerja dalam pekerjaannya sehari-hari. Hal yang sama juga dilakukan terhadap
lingkungan sekitar. Bagian HSE (Health Safety Environment) dibentuk untuk memantau
kegiatan sehari-hari di PT KMI untuk mencapai target Zero Accident dan mencegah
semua emisi gas yang menyebabkan polusi terhadap lingkungan sekitar.
Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, PT Kaltim Methanol Industri
sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kebisingan
Dalam melaksanakan proses produksi, jenis mesin yang digunakan di
PT KMI adalah komponen yang bergerak sehingga secara langsung akan
menimbulkan kebisingan. Kebisingan yang ada pada kawasan pabrik berada
sedikit diatas ambang batas sehingga akan mengganggu aktivitas karyawan.
Oleh karena itu, di PT KMI diwajibkan untuk memakai ear plug pada daerah
yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi dan ear muff untuk daerah yang
memiliki tingkat kebisingan yang sangat tinggi.
b. Bau-bauan
Bau-bauan dapat dicegah dengan adanya sirkulasi yang baik. Selain
itu dilakukan pula penempatan pipa-pipa gas yang letakya agak jauh dari ruang
operasional dan ruang operasi.

c. Sirkulasi udara
Dalam produksi methanol digunakan mesin-mesin yang mempunyai
panas tinggi. Oleh karena itu ruangan pabrik didesain agar sirkulasi udara
berlangsung dengan baik. Tujuannya untuk mengurangi panas yang ada. Untuk
mengurangi panas tersebut setiap ruangan diberi pendingin ruangan agar
kondisi udara di dalam ruangan tetap aman dan nyaman.
Di PT KMI telah dibuat dan diterapkan SOP (Standard Operating Procedures)
dalam setiap aktivitas. SOP ini berisi instruksi tertulis untuk pekerja termasuk informasi
batas-batas operasi, konsekuensi dari penyimpangan, pertimbangan kesehatan dan
keselamatan, serta penanganan situasi emergensi dan kritis. SOP ini termasuk ke dalam
Sistem Manajemen Kualitas. PT KMI juga menerapkan sistem Permit-to-Work dimana
semua perbaikan dan kegiatan khusus lainnya diatur dengan sistem manajemen permit-
to-work untuk memastikan bahwa kondisi kerja yang aman telah diperoleh selama
pekerjaan dilakukan.
BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan
1. PT. Kaltim Methanol Industri merupakan perusahaan penanaman modal
asing (PMA) yang memproduksi methanol grade AA dengan kemurnian
minimal >99,85%
2. Pemilik saham PT. KMI adalah Sojitz Corporation sebesar 85%, PT.
Humpuss 10% dan Daicel Chemical Singapore Pte Ltd 5%.
3. Tahapan proses produksi methanol di PT. KMI adalah:
a. Desulphurizing, dengan mengggunakan proses Co-Mo Vessel dan
Sulphur Catchpot.
b. Reforming, melalui tiga tahapan proses yaitu pre-reformer, steam
reformer, dan autothermal reformer
c. Methanol Synthesis
d. Distillation, menggunakan tiga proses destilasi meliputi degassing unit,
low boiling removal, high boiling removal.
4. Kapasitas produksi PT. KMI sebesar 2000 metrik ton methanol grade AA
per hari atau 660.000 metrik ton per bulan.
Unit utilitas yang dibutuhkan proses produksi methanol adalah:
a. Unit Pengolahan Air
b. Unit Penyediaan Steam
c. Unit Penyedia Tenaga Listrik
d. Unit Penyedia Udara
e. Unit Penyimpanan Produk
5. Pengawasan terhadap kualitas bahan baku, produk serta air laut di
lingkungan PT. KMI dilakukan melalui di laboratorium.
a. Pengujian bahan baku (Natural Gas) antara lain pengujian komposisi
bahan baku, total sulfur, dsb.
b. Pengujian produk jadi antara lain pengujian kadar TMA, viskositas,
spesifik gravity, dsb.
c. Pengujian terhadap kualitas air laut antara lain keasaman (pH), kadar
methanol, BOD, COD, dsb.

10.2 Saran
PT. Kaltim Methanol Industri hendaknya terus mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologinya sehingga dalam memproduksi methanol tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan yang akan berdampak baik untuk semua pihak.
Untuk unit utility sebagai pihak yang bisa mengendalikan proses produksi, sebaiknya
terus melakukan kajian dan mengoptimalkan proses dengan cara memperbaiki,
memodifikasi, dan sebagainya sehingga terjadi efektifitas penggunaan energi.
LAPORAN MAGANG INDUSTRI

UNIT UTILITY
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

“Efisiensi Panas Boiler Unit 1400 Auxilary Boiler


PT. Kaltim Methanol Industri”

Laporan Praktek Kerja Industri ini

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma-3 pada:

Jurusan : Teknik Kimia


Program Studi : D3 Petro dan Oleo Kimia

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Disusun Oleh:

Ardis Christian

16 614 009

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2018
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Kaltim Methanol industri merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang produksi Methanol. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi
Methanol berupa gas alam, udara, dan air laut. Gas alam diperoleh dari sumur-
sumur gas yang terdapat di Badak Gas Field Center milik Pertamina Gas
(PERTAGAS). Sumur gas tersebut milik Production Share Contractros (PSC)
yang terdiri dari Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan
CHEVRON. proses produksi Methanol PT. Kaltim Methanol Industri meliputi
unit reforming, methanol syntesis dan destilation.
Suatu proses pada industri, disamping memperhitungkan bahan yang
diproses, juga perlu diperhatikan tingkat efisiensi dari alat yang digunakan pada
proses produksi maupun peralatan utility sebagai pendukung dari proses
produksi, salah satu alat yang sangat diperhatikan tingkat efisiensinya adalah
Boiler. Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat,
sedangkan efisiensi pada boiler adalah tingkat unjuk kerja boiler.
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk menggerakan turbin untuk proses selanjutnya. Air
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Jika air dididihkan sampai menjadi steam , tekanannya akan meningkat sekitar
1.600 kali (maksudnya bagaimana ini? Contohnya di steam drum auxiliary boiler
tekanan BFW dan tekanan steam produk nilainya hampir sama. Tidak meningkat
menjadi 1600 kali) (Tekanan lebih besar daripada tekanan air) menghasilkan
tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan baik.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Tujuan Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan rating
dari Unit 1400 (Auxilary Boiler) dan membandingkannya dengan perhitungan
menurut data desain.

1.2 Batasan masalah


Batasan masalah pada tugas khusus ini yaitu :
1. Data untuk perhitungan panas laten, panas sensibel dan neraca massa
serta neraca panas diambil dari pada tanggal 16 Agustus 2018. Data
diambil dari laboraterium PT. KMI, data pada DCS dan lapangan.
2. Data untuk Entalphy gas dan liquid diambil dari “Chemical
Properties” oleh Carl L Yaws.
3. Data untuk nilai panas pembentukan (Hf0) gas diambil dari “Perry’s
Chemical Handbook” oleh Robert H Perry dan Don W Green.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Boiler


Boiler merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air,
panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Steam
pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang
mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dengan
baik. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa gas,
minyak dan batu bara.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen
dari boiler yang mendukung terciptanya steam, berikut Komponen-komponen
pada boiler :
- Furnace
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan
menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui
pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku
pembakaran. Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara:

1. Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api
atau gas yang akan menempel pada dinding tube sehingga panas tersebut akan
diserap oleh fluida yang mengalir di dalamnya.
2. Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi
pipa yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air.
3. Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan
molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan
ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi pemanasan
langsung dari sumber panas yang diterima oleh tube (pipa), sedangkan pada
ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang diterima berasal dari
udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama. Jadi, fungsi dari ruang
pemanas kedua ini yakni untuk menyerap panas yang terbuang dari ruang
pemanasan pertama, agar energi panas yang terbuang secara cuma-cuma tidak
terlalu besar, dan untuk mengontrol panas fluida yang telah dipanaskan pada
ruang pertama agar tidak mengalami penurunan panas secara berlebihan.
- Steam drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat
terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air
dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air
tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu
rendah akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan
kemudian menguap.
- Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam
drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses
pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu
260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.

2.2 Jenis jenis Boiler


A. Fire tube Boiler
Pada boiler ini memiliki dua bagian didalamnya yaitu bagian tube yang
merupakan tempat terjadinya pembakaran dan bagin barrel/tong yang berisi
fluida. Tipe boiler pipa api ini memiliki karakteristik yaitu menghasilkan jumlah
steam yang rendah serta kapasitas yang terbatas.
Prinsip Kerjanya: Proses pengapian terjadi didalam pipa dan panas yang
dihasilkan diantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Kelebihan: Proses pemasangan cukup mudah dan tidak memerlukan pengaturan


yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan memiliki biaya yang
murah.
Kekurangan : Memiliki tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak
dibersihkan, kapasitas steam yang rendah dan kurang efisien karena banyak kalor
yang terbuang sia-sia.
B. Water tube Boiler
Memiliki kontruksi yang hampir sama dengan jenis pipa api, jenis ini juga terdiri
dari pipa dan barel, yang menbedakan hanya sisi pipa yang diisi oleh air
sedangkan sisi barrel merupakan tempat terjadinya pembakaran. Karakteristik
pada jenis ini ialah menghasilkan jumlah steam yang relatif banyak.
Prinsip Kerja: Proses pengapian terjadi pada sisi luar pipa, sehingga panas akan
terserap oleh air yang mengalir di dalam pipa.
Kelebihan: Memiliki kapasitas steam yang besar, niali efesiensi relatif lebih tinggi
dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan dibersihkan.
Kekurangan: Biaya investasi awal cukup mahal, membutuhkan area yang luas dan
membutuhkan komponen tambahan dalam hal penanganan air.

2.3 Neraca Energi


Neraca energi adalah cabang keilmuan yang mempelajari
kesetimbangan energi dalam sebuah sistem. Neraca energi dibuat berdasarkan
pada hukum pertama termodinamika. Hukum pertama ini menyatakan kekekalan
energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan atau dibuat, hanya dapat diubah
bentuknya. Perumusan dari neraca energi suatu sistem mirip dengan perumusan
neraca massa. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu suatu sistem dapat berupa system tertutup namun tidak terisolasi (tidak dapat
terjadi perpindahan massa namun dapat terjadi perpindahan panas) dan hanya
terdapat satu neraca energi untuk suatu system (tidak seperti neraca massa
yang memungkinkan adanya beberapa neraca komponen). Suatu neraca
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

energi memiliki persamaan: Energi masuk = Energi keluar + Energi akumulasi


Tidak seperti neraca massa yang memiliki variabel produksi, neraca energi tidak
memiliki variabel produksi. Hal ini disebabkan energi tidak dapat diproduksi,
hanya dapat diubah bentuknya. Namun demikian, bila terdapat suatu jenis energi
diabaikan, misalnya bila neraca dibuat dengan hanya memperhitungkan energi
kalor saja, maka persamaan neraca energi akan menjadi Kalor masuk + Kalor
produksi = Kalor keluar + Kalor akumulasi

2.4 Neraca Panas


Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk
diagram alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana
energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai
kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal
menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masingmasing. Proses
menghasilkan steam menggunakan Boiler dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 diagram neraca energi boiler


Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler
terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan


steam. Kehilangan panas atau energi pada boiler dapat dilihat pada gambar 4.2
Kehilangan panas karana gas buang kering

Kehilangan panas karena steam dalam gas buang

BOILER Kehilangan panas karena kandungan air dalam


bahan bakar

Bahan bakar
Kehilangan panas karena bahan yang tidak terbakar
dalam residu

Kehilangan panas karena kandungan air dalam udara

Kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan yang


tidak terhitung

Panas dalam steam

Gambar 4.2 rugi-rugi pada boiler

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat


dihindarkan dan kehilangan yang dapat dihindarkan. Tujuan dari pengkajian
energi adalah agar rugi-rugi/kehilangan dapat dihindari, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi energi. Rugi-rugi yang dapat diminimalisasi antara lain:
 Kehilangan gas cerobong:
- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung
dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
- Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler).
 Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang
lebih baik).
 Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang
kondensat)
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

 Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)


 Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
lebih baik)

2.5 Efisiensi boiler

Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat.


Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja
boiler atau ketel uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang
dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan masukan
energi kimia dari bahan bakar. Untuk tingkat efisiensi pada boiler atau ketel uap
tingkat efisiensinya berkisar antara 70% hingga 90%.(Agung.N,2007). Terdapat
dua metode pengkajiaan efisiensi pada boiler :
 Metode Langsung (direct method)
Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan
dengan energi yang terkandung dalam bahanbakar boiler.
 Metode tak Langsung (indirect method)
Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang
masuk.
 Pembakaran
Pembakaran terjadi secara proses kimia antara bahan-bahan yang mudah
terbakar dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan energi panas yang dapat
digunakan untuk keperluan lain. Komponen utama bahan-bahan yang mudah
terbakar adalah carbon, hidrogen, dan campuran lainnya. Dalam proses
pembakaran komponen ini terbakar menjadi karbondioksida dan uap air. Sejumlah
sulfur juga terdapat pada sebagian besar bahan bakar(Singer,1991).Pada proses
pembakaran jumlah oksigen yang digunakan dapat mempengaruhi kualitas
pembakaran. Oksigen merupakan salah satu elemen udara yang jumlahnya
mencapai 20.9% seluruh komponen dari udara.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

2.5.1 Metode Langsung (Direct Method)

Parameter-parameter unjuk kerja dari boiler seperti halnya effisiensi, rasio


penguapan dan lain-lain akan selalu mengalami penurunan yang disebabkan oleh
buruknya proses pembakaran, permukaan komponen heat transfer yang kotor, dan
tentunya disebabkan juga oleh pengoperasian serta pemeliharaan yang tidak sesuai
dengan SOP.

Perhitungan boiler effisiensi akan membantu seorang untuk mengetahui


tingkat (%) efektifitas dari energi panas yang digunakan untuk mengkonversi
feedwater menjadi steam, yang selanjutnya akan digunakan sebagai alat untuk
memonitoring deviasi effisiensi boiler tiap harinya. Terdapat dua metode dalam
menentukan boiler effisiensi, yaitu dengan metode langsung (direct method) serta
metode tidak langusung (indirect method), keduanya memiliki kekurangan dan
keunggulan pada masing-masing penggunaannya namun dalam pembahasan ini
secara ringkas akan dipaparkan metode perhitungan effisiensi secara langsung.

Persamaan 2.5.1 Efisiensi Boiler Direct Method

atau

Persamaan 2.5.2 Efisiensi Boiler Direct Method

Keterangan :

Laju aliran main


 Gms = steam ton/jam

Enthalpi saturasi feed


  Hg = water kj/kg

Enthalpi saturasi
  Hf = main steam kj/kg

 Gfue Laju aliran bahan


l = bakar batubara ton/jam
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Tipe batubara dan


 GCV = Gross Calorific Value kj/kg

Beberapa kelebihan dari metode perhitungan effisiensi dengan


menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut :
 Dapat secara langsung menentuan effisiensi dari boiler.
 Tidak membuthkan parameter perhitungan yang banyak.
 Hanya membutuhkan beberapa insturmen untuk memonitoring
parameter.
Kekurangan :
 Tidak dapat mengetahui penyebab turunnya effisiensi secara
detail.

2.5.2 Metode Tidak Langsung (Indirect Method)


Terdapat beberapa standart dalam melakukan analisa efisiensi boiler
dengan metode indirect, seperti halnya British Standart, BS 845: 1987 dan
Standard Amerika yaitu ‘ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating
Units’.
Metode indirect juga dikenal dengan metode rugi-rugi panas (heat loss method)
karena nilai efisiensi dengan metode ini dipengaruhi oleh rugi-rugi panas yang
terjadi pada sebuah boiler.
Persamaan 2.5.3 Efisiensi Boiler Indirect Method

Efficiency of boiler (η) = 100 – heat loss factor.


Rugi-rugi panas yang biasa terjadi pada boiler secara umum
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
 Dry Flue Gas.
 Kandungan moisture di dalam bahan bakar.
 Kandungan moisture di dalam udara pembakaran
 Pembakaran dari hydrogen.
 Radiasi.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

 Bahan bakar yang tidak terbakar secara sempurna.

 Dari rincian di atas terdapat catatan bahwa heat loss yang


disebabkan oleh kandungan moisture di dalam bahan bakar dan
pembakaran dari hydrogen adalah tergantung dari jenis bahan
bakar dan tidak tidak dapat diatur oleh design.
Data diperlukan untuk melakukan perhitungan efisiensi boiler
menggunakan metode indirect adalah sebagai berikut :
 Data Ultimate Analysis dari bahan bakar (H2, O2, S, C,
 kandungan moisture dan kandungan abu
 Prosentase kandungan oksigen dan karbondioksida di dalam
flue gas.
 Temperature flue gas inlet
 Temperature ambient
 Kelembaban udara
 Gross Heating Value di dalam batubara.
 Presentase abu yang terbakar.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

BAB III

METODOLOGI PERHITUNGAN

Perhitungan nilai efisiensi pada boiler ini dilakukan beberapa tahapan. Langkah
langkah perhitungan tersebut adalah :

3.1 Mengumpulkan Data


Dalam penyusunan tugas khusus ini, data yang digunakan meliputi data
primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan
pengukuran besaran operasi alat yang bersangkutan secara langsung di
lapangan, data log sheet control room, serta data spesifikasi rancangan alat
yang akan dievaluasi. Data yang diambil yang dapat mewakili perfomance
saat ini.
Data-data primer tersebut adalah:
a. Presure HPS, BFW, FUEL, Udara
b. Temperature HPS, BFW, FUEL, Udara
c. Flow fuel gas, HPS, BFW
d. Data natural gas masuk
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data design. Data-
data sekunder tersebut adalah:
a. Flow HPS, BFW, FUEL, FLUE, Udara
b. Presure HPS, BFW, FUEL, FLUE, Udara
c. Temperature HPS, BFW, FUEL, FLUE, Udara
d. Specific Heat (Cp)
e. Komponen Natural gas
f. Tetapan Gas
g. Entalphy dari Steam Tabel
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

3.2 Menentukan persamaan reaksi antara bahan bakar dengan udara


Penentuan dari persamaan reaksi untuk masing masing senyawa
hidrokarbon dengan oksigen sangat penting karena melalui persamaan reaksi
tersebut dapat diperoleh jumlah O2 yang dibutuhkan untuk reaksi dan jumlah O2
berlebih
3.3 menentukan nilai kalor (Q)
Nilai kalor sangat dibutuhkan untuk menghitung nilai efisiensi dari boiler.
Nilai kalor yang dibutuhkan untuk perhitungan efisiensi boiler adalah nilai kalor
dari fuel gas, purge gas, combatiom air, flue gas, steam, panas pembakaran dan
panas sensibel serta panas laten.
Dimana dalam penentuan nilai kalor dapat digunakan rumus :

Q = m x Cpdt.........(1)

3.4 menentukan neraca panas


neraca panas ini akan menyatakan kesetimbangan dari sistem tersebut, dan
dari neraca panas ini dapat diketahui apakah seluruh senyawa hidrokarbon habis
terbakar atau tidak serta dapat menentukan jumlah Q loss yang terjadi.
Persamaan neraca panas adalah :
Qin – Qout + Qgeneration – Qsteam – Qloss = 0
Dimana :
 Qin : Qfuel + Qpurge + Qcomb air
 Qout : Qflue
 Qgeneration : Qpembakaran(dhc)
 Qsteam : Qsensibel(saturated) + Qlaten + Qsensibel(superheated)

3.5 menghitung nilai efisiensi boiler


Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Dikenal juga sebagai ‘metode direct (input-output)’ karena kenyataan


bahwa metode ini hanya memerlukan keluaran/output (steam) dan panas
masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi.
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
panas keluar
Efisiensi Boiler (h) = x 100%.......................................
panas masuk
(4.9a)
Q(h g−h f )
Efisiensi Boiler (h) = x 100%............................................
q × LHV
(4.9b)
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
- Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
- Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
- Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada
- Suhu air umpan (0C)
- Jumlah Blowdown yang dikeluarkan per jam (Q)
Dimana:
- hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
- hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg air

Metode indirect juga dikenal dengan metode rugi-rugi panas (heat loss
method) karena nilai efisiensi dengan metode ini dipengaruhi oleh rugi-rugi panas
yang terjadi pada sebuah boiler.
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
Efficiency of boiler (η) = 100 – heat loss factor...........................(4.9c)
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode tidak
langsung adalah:
- mol bahan bakar (Fuel gas)
- Entalphy total komponen natural gas
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

- Temperatur saturated, ambein dan gas

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Data yang diperlukan

DIRECT METHOD
N
o Deskripsi Unit Nilai
1 Boiler feed water (BFW) Flow Ton/h 63
Boiler feed water (BFW)
2 Temperature Celcius 113
3 Boiler feef water (BFW) Presure Bar 145,3
4 HPS Flow Ton/h 57
5 HPS Temperature Celcius 495
6 HPS Presure Bar 105
7 Fuel gas flue Flow Nm3/h 4510
8 Fuel gas flue Temperature Celcius 36
1069,87
9 Fuel gas flue GHV Btu/ft3 8
10 Blowdown Flow Ton/h 6
11 Blowdown Temperature Celcius 316,5
12 Blowdown pressure Bar 106,6
13 Flue gas Flow Nm3/h 13
14 Flue gas Temperature Celcius 168
15 Flue gas pressure Bar 4,9

INDIRECT METHOD
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

O2(lbmol
Komponen Komposisi (%) ) CO2(lbmol) H2O(lbmol)
CO2 3,327 0 0 0
CH4 90,557 1,81114 0,90557 1,81114
N2 0,064 0 0 0
C2H6 2,71 0,09485 0,0542 0,0813
C3H8 1,887 0,09435 0,05661 0,07548
I-C4 0,397 0,025805 0,01588 0,01985
N-C4 0,485 0,031525 0,0194 0,02425
I-C5 0,191 0,01528 0,00955 0,01146
N-C5 0,123 0,00984 0,00615 0,00738
C6+ 0,259 0,024605 0,01554 0,01813
TOTAL 100 2,107395 1,0829 2,04899
Hasil perhitungan

Efisiensi
Waktu Satuan
Direct Indirect

16 agustus 2018 89 85 %

Design 84 84 %

Tabel 4.1 hasil perhitungan

4.2 Pembahasan
Mengevaluasi performance dari auxilary boiler (unit 1400) dengan
mengidentifikasi energi yang hilang pada setiap komponen. Kehilangan energi
dan peluang efisiensi energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran,
perpindahan panas.
Berbagai macam peluang efisiensi energi dalam sistim boiler secara umum
dapat dihubungkan dengan:
1. Pengendalian suhu cerobong
Suhu cerobong harus serendah mungkin. Walau demikian, suhu
tersebut tidak boleh terlalu rendah sehingga uap air akan mengembun pada
dinding cerobong. Dengan cara membersihkan tube dalam furnace aux.
boiler pada saat Turn around.
2. Pemanasan awal air umpan menggunakan economizers
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Biasanya, gas buang yang meninggalkan shell boiler modern 3 pass


bersuhu 200 hingga 300 oC. Jadi, terdapat potensi untuk memanfaatkan
kembali panas dari gas-gas tersebut secara ekonomis.
3. Minimalisasi pembakaran yang tidak sempurna
Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan
udara atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata terlihat dari
warna atau asap, dan harus segera diperbaiki.
Dalam sistim pembakaran minyak dan gas, adanya CO atau asap (hanya
untuk sistim pembakaran minyak) dengan udara normal atau sangat berlebih
menandakan adanya masalah pada sistim burner. Terjadinya pembakaran
yang tidak sempurna disebabkan jeleknya pencampuran udara dan bahan
bakar pada burner.
4. Pengendalian udara berlebih
Pengendalian udara berlebih pada tingkat yang optimal dapat
mengakibatkan penurunan dalam kehilangan gas buang.
5. Pengurangan pembentukan kerak
Pembentukan kerak dapat mengakibatkan hilangnya energi yang
masuk maka harus dicegah dengan penambahan chemical atau treatment
feed air yang akan masuk ke dalam boiler.
Pada design efesiensi auxiliary boiler (140-B01) PT.KMI dengan metode
direct yaitu 84% dan indirect 84%. Dan hasil efisiensi auxiliary boiler dari data
yang di peroleh pada tanggal 13 agustus 2018 metode direct 89% dan indirect
85% ,
Dari perolehan hasil perhitungan efisiensi boiler ,dimana pada perhitungan
efisiensi boiler pada tanggal 13 agustus 2018 baik metode direct dan direct
seharusnya nilai dari efisiensi boiler pada metode indirect mengikuti nilai dari
metode direct hal tersebut dikarenakan metode direct lebih akurat dibandingkan
dengan metode indirect.
Dari hasil data maka dapat dilihat bahwa nilai efisiensi auxiliary boiler
(140-B01) memenuhi nilai design atau dengan kata lain pemanfaatan energi yang
masuk pada alat ini masih bagus .
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Hal ini di karenakan pada PT.KMI jumlah % O2 excessnya di kontrol


sekitar 1-5 %, apabila excessnya akan mencapai nilai maksimum maka udara yang
masuk pada boiler akan dikurangi. Rasio antara udara dan fuel gas juga di jaga
flownya yaitu sekitar 15. Dan boiler feed water yang masuk ke dalam boiler
dipanaskan terlebih dahulu di economizer. Tube-tube yang terdapat didalam
auxiliary boiler ini (140-B01) pada saat turn around dilakukan pengecekan dan
kondisi tube masih dalam keadaan bagus. Hal ini yang menyebabkan efisiensi
auxiliary boiler (140B01) unit utilitas pada PT. KMI ini masih dalam range nilai
yang bagus berada di kisaran 83% -90% .

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh:


- Nilai efisiensi boiler pada 16 Agustus 2018 lebih besar dibandingkan dengan
data desain.
- Efisiensi boiler berdasarkan data 16 Agustus 2018 metode direct sebesar
89% dan indirect sebesar 85%.
- Efisiensi boiler berdasarkan data desain metode direct sebesar 84% dan
indirect sebesar 84%

5.2 Saran
- Mengkalibrasi ulang AI003 (oxygen excess pada flue gas) agar angka yang
terbaca pada AI003 dapat sesuai dengan hasil perhitungan.
- Untuk menjaga nilai efisiensi boiler, perlu diperhatikan flow bahan bakar dan
flow combation air serta flow air umpan.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA
Andri Putri,Sistem Boiler. ITS.Surabaya.2012

Delimunthe Wahab Abdul,2012, “USU Institutional Repository”

Repository.USU.ac.id, diakses pada tanggal 17/11/2014,pukul 17.07


WITA

Djokosetyardjo,M.J..Chapture II pdf boiler. Universitas Sumatra Utara. Medan.


1990

Hikmadi Aria, Yudha Akbar.Makala utilitas. Universitas Jayabaya.Jakarta.2012

Kusnarjo,Utilitas pabrik kimia. ITS.Surabaya.2012

Oktaviana. Makala pengenalan boiler. Universitas Nusa Cendana. Kupang.2012

Rahayu Setyawati Suparmi.2009. “Utilitas Pabrik” www.chem-is-try.org, diakses


pada tanggal 02/11/2014, pukul 21.06 WITA.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Yohana. 2012. “Perhitungan Efisiensi dan Konversi Bahan Bakar Boiler”

Ejournal.undip.ac.id, diakses pada tanggal 21/10/2014, pukul 10.54 WITA

Perry, R.H. and Green, D.W., 1999, Perry’s Chemical Engineers Handbook, 7 th
ed., Mc Graw-Hill, New York.

Wylen, Gordon J. Van dan Sonntag, Richard E. 1985. Fundamental Of Classical


Thermodynamics. Singapore: Library of Congress

LAMPIRAN
Tugas Presentasi

1. Apa fungsi ejector pada unit 550?


Jawaban : Ejector digunakan untuk mempercepat proses pemvakuman
sehingga menurunkan Td dari air laut.
2. Pada unit 550 dan unit 600 apa saja chemical yang di injeksikan?
Jawaban : Pada unit 550 di injeksikan Anti scale dan Anti Foam untuk
mencegah terbentuknya kerak. Pada unit 600 di injeksikan
Corrosion Inhibitor untuk mencegah korosi.
3. Berapa flow rate shock dosing pada unit 650?
Jawaban : Flowrate shock dosing sebesar 200 m3/h
4. Garam apa saja yang terbentuk pada unit Elktroklorinasi selain CaCO3?
Jawaban : Garam yang terbentuk ada Magnesium Hidroksida (Mg(OH) 2),
Mangan Oksida (MgO2), Ferit Oksida (Fe2O3) dll.
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

5. Apa saja fungsi KDM pada unit 700 dan 750?


Jawaban : Ketika main power generator itu mati, KDM dapat
menggantikan main power generator itu agar pada beberapa unit ulititas
masih dapat tetap running. Contohnya alat boiler agar saat start lagi bisa
lebih cepat. Karena pada emergency generator daya nya tidak cukup untuk
menggantikan main power generator.
6. Simbol yang ada di 700 dan 750?
Jawaban :
Merupakan simbol
dari Travo Down.
7. Distribusi pemakaian listrik pada unit 700?
Jawaban : digunakan untuk menyuplai listrik yang ada di proses pabrik
methanol dan kebutuhan rumah tangga.
8. Emergency itu menggantikan atau bekerja bersama main generator?
Jawaban : Emergency generator itu menggantikan start up dan shut down
ketika unit 700 belum ada. Namun emergency generator akan runnig
bersama main generator jika ada kebutuhan listrik yang berlebih untuk
membantu kerja dari main generator.
9. Gas apa saja yang masuk ke unit 1000 flare system ?
Jawab: unit 100 (sebelum masuk reaktor), unit 200 (setelah keluar reaktor)
yaitu purge gas, unit 300 (untuk bahan bakar) yaitu off gas dan expansion
gas)
10. Fuel gas yang digunakan pada unit 1000 flare stack untuk apa? Dan
kenapa fuel gas tersebut tidak dilewatkan pada alat knock out drum untuk
memisahkan kandungan liquid pada gas tersebut?
Jawab: sebagai bahan bakar pada penyalaan di flare stack. Karena fuel ini
bener-bener fuel natural gas.
11. Pada penambahan nitrogen pada unit 1100 tank farm dan loading system
yaitu untuk mencegah terjadinya pengkempotan. Maksud dari
pengkempotan itu seperti apa?
Jawab: Jadi pengkempotan itu seperti pemvakuman. Kalau pengkerutan
karena efek dari vakum tersebut. Ketika level turun maka lama-lama
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

vakum untuk menjaga pressurenya stabil maka dari itu fungsi penambahan
nitrogen.
12. Jika di jetty ingin dialirkan 1000 m3, bagaimana cara memastikannya
bahwa methanol yang dikirim ke kepal 1000 m3?
Jawab: Terdapat Flowmeter yang juga berfungsi sebagai totalizer. Jadi
total akumulasi methanol yang sudah mengalir dapat diketahui.
13. Berapa tangki liquid nitrogen yang ada di unit 1300 air separasi?
Jawab: ada 2 tangki air bersifat korosif sehingga dapat merusak peralatan
serta perpipaan.
14. Apa yang harus dijaga pada unit 1400 auxiiary boiler?
Jawab: Pada saat start-up, produk Hp steam akan diventing ke atmosfer
melalui silencer (140-H01) dan dalam kondisi normal operasi untuk
menjaga tekanan HP steam konstan dipakai controller (140-PC001)
15. Kenapa O2 harus dihilangkan pada unit 150 steam system dan boiling feed
water sebelum diumpankan ke boiler?
Jawab: Karena bersifat korosif dan dapat merusak peralatan serta line pipa.

PERHITUNGAN

DIRECT METHOD

 Menghitung Entalphy HP Steam, BFW dan Blowdown

Menggunakan spirax sarco untuk mendapatkan nilai Entalphy dari HP Steam,


BFW, dan Blowdown.
Entalphy (H) HPS 3355,77 Kj/Kg
1332,79
Entalphy (H) BD 4 Kj/Kg
Entalphy (H) BFW 484,471 Kj/Kg
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

 Menghitung Kalor masing-masing HP Steam, BFW, Blowdown dan Fuel


Gas

Q HPS = M HPS X H HPS

Q BFW= M BFW X H BFW

Q BD = M BD X H BD

Diperoleh masing-masing Kalor sebesar :


Q HPS = 191142660 kj/h
Q BD = 8638320 kj/h
Q BFW = 30527280 kj/h
Q Fuel gas = 180717169,6 Btu/h

 Menghitung efisiensi boiler metode Direct

Q HPS+ Q BD−Q BFW


Eff = X 100 %
Q FUELGAS

M HPS X H HPS+ M BD X H BD−M BFW X H BFW


Eff = X 100 %
M FG X GHV FG

diperoleh nilai efisiensi boiler metode Direct sebesar 89%

INDIRECT METHOD

 Menghitung mol dari masing-masing komponen Natural Gas

Basis perhitungan 1 mol Bahan bakar (Fuel gas)


kompone komposisi O2(lbmol CO2(lbmol H2O(lbmol
n (%) ) ) )
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

CO2 3,327 0 0 0
CH4 90,557 1,81114 0,90557 1,81114
N2 0,064 0 0 0
C2H6 2,71 0,09485 0,0542 0,0813
C3H8 1,887 0,09435 0,05661 0,07548
I-C4 0,397 0,025805 0,01588 0,01985
N-C4 0,485 0,031525 0,0194 0,02425
I-C5 0,191 0,01528 0,00955 0,01146
N-C5 0,123 0,00984 0,00615 0,00738
C6+ 0,259 0,024605 0,01554 0,01813
TOTAL 100 2,107395 1,0829 2,04899

 Menghitung kapasitas panas masing-masing Natural gas


41,0170890 J/mol 37,143845
CP CH4 7 K 3
41,5677516 J/mol
CP CO2 3 K 1,3829591
29,2766575 J/mol 0,0187370
CP N2 9 K 6
65,3429930 J/mol 1,7707951
CP C2H6 1 K 1
93,4324902 J/mol 1,7630710
CP C3H8 4 K 9
125,830433 J/mol 0,4995468
CP I-C4 3 K 2
126,089035 J/mol 0,6115318
CP N-C4 7 K 2
J/mol 0,2950128
CP I-C5 154,45699 K 5
154,478754 J/mol 0,1900088
CP N-C5 1 K 7
183,994532 J/mol 0,4765458
CP C6H14 5 K 4
44,152053
9 J/molK
19,022109 btu/lbmol
7 K

Fuel gas (kondisi standar):


HHV = 1069,87777 BTU/ft3
Tekanan = 14.696 psia
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Temperatur = 520°R
R = 10.73 psia.ft3/lb-mol°R
Dasar perhitungan untuk mengevaluasi heat loss per 106 BTU dari
heat yang disuplai. Untuk mengenerate heat 106 BTU, fuel gas yang
dibutuhkan adalah:
106 ( BTU )
V= =934,686273(ft 3)
BTU
1069.87777( )
ft 3
P ×V
P ×V =n× R ×T → n=
R× T
14.696 ( psia ) × 934,686273(ft 3)
n= 3
=2.4618 lbmol
ft
(
10.73 psia∙
lbmol ∙ R )
× 520( R)

O2
=0.0476
79 100 0,064 3,327
( )
21
x XP+
21 (
× Xex + CO2 + )100
+
100
O2 excess=0.5567126 lbmol
(perhitungan menggunakan goal seek microsoft excel)
Untuk 1 lb-mol fuel gas, dry flue gas yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
O 2=0.5567126 × 32=17,814803 lb

N 2= ( 7921 × ( O 2 ex+ 0,064 ) )× 28=280,63725 lb


CO 2=49,11148 lb
Berat total=W dg=O 2+ N 2+CO 2=347,56354 lb
Untuk 1 lb-mol fuel gas, H2O yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
W w =36.88182lb
Udara yang dibutuhkan untuk membakar 1 lb-mol fuel gas dihitung
dengan cara berikut:
O 2 untuk pembakaran=2.107395lbmol
O2 masuk=0.556713 lbmol
Total=85,25144 lb
Laporan Magang Industri 2018
PT. KALTIM METHANOL INDUSTRI

Berikutnya menghitung heat loss secara spesifik:


 Heat loss dari dry fuel gas:
Q 1=n × W dg × ∆ H

Q1=44998,7948 BTU
Q1 44998,7948
Heat loss= ×100 %= ×100 %=4,50 %
1,000,000 1,000,000
 Heat loss dari Air yang terbentuk dari reaksi pembakaran dalam
bahan bakar:
Q 2=N ×W W ×(H latent +Cp AIR (Tsat −Tamb ) +Cp Uap ( Tgas−Tsat ) )

Q2=103179,3904 BTU
103179,3904
Heat loss= × 100 %=10,32%
1000000

Jadi, efisiensi yang didapat:


Eff =100 %−Total Heat Losses
Eff =100 %−4,50 %−10,32 %
Eff =85 %

Efisiensi untuk Boiler jika menggunakan metode tidak langsung adalah


85%

Anda mungkin juga menyukai