Laporan Kerja Praktek 2020 PDF
Laporan Kerja Praktek 2020 PDF
DISUSUN OLEH :
WAHYU.PRAMONO
NIM. 19224601
2020
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Oleh :
WAHYU.PRAMONO
NIM. 19224601
II
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Oleh :
WAHYU. PRAMONO
NIM. 19224601
Pembimbing Lapangan,
JOKO WAHYUDIANTO . ST
III
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Nama : Wahyu.Pramono
NIM : 19224601
IV
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
V
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
REKAPITULASI PENILAIAN
UNSUR PENILAIAN
PESERTA KERJA
No NILAI NILAI DOSEN NILAI RATA-
PRAKTEK
PERUSAHAAN PEMBIMBING RATA
Wahyu.Pramono
1 19224601
Teknik Elektro
VI
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Kata Pengantar
Kerja Praktek adalah salah satu program kuliah yang harus diambil sebagai salah
satu prasyarat kelulusan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro ISTN. Laporan
ini disusun berdasarkan aktifitas yang penulis lakukan selama melaksanakan
magang di PT. TRASFELLO BANGUN TEKNIKA.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih yang sebesar besarnya, kepada :
1
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Akhir kata, penulis berharap laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua
terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis,
Wahyu.Pramono
2
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Daftar Isi
Cover....................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Program Studi ………………………………………………ii
Lembar Pengesahan Perusahaan………………………………………………….iii
Lembar Penilaian Dosen Pembimbing……………………………………………iv
Lembar Penilaian Perusahaan……………………………………………………..v
Lembar Rekapitulasi Penilaian…………………………………………………...vi
Kata Pengantar…………………………………………………………………. ...1
Daftar Isi ………………………………………………………………………….3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………..5
I.1 Latar Belakang………………………………………………………………5
I.2 Pokok Bahasan………………………………………………………………6
I.3 Sistematika Penulisan……………………………………………………….6
I.4 Metode Penulisan……………………………………………………………7
Bab II Tinjauan Perusahaan…………………………………………………… 8
II.1 Gambaran Perusahaan……………………………………………………. 8
II.2 Visi dan Misi……………………………………………………………….9
II.3 Struktur Organisasi………………………………………………………. 10
II.4 Logo Perusahaan………………………………………………………… 10
Bab III Dasar Teori………………………………………………………………11
III.1 Mesin Pendingin……………………………………………….…………13
III.2 Siklus Refrigrasi………………………………………………….………12
3
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Bab IV Pembahasan……………………………………………………………..40
4.1 Obyek Rancangan………………………………………………………...40
4.2 Tahap - Tahap Perancangan………………………………………………41
4.3 Perancangan Kontrol……………………………………………………...53
4.6 Pengujian………………………………………………………………….61
Bab V Penutup………………………………………………………………… 63
V.1 Simpulan………………………………………………………………… 63
Lampiran…………………………………………………………………………64
Daftar Pustaka……………………………………………………………………72
4
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Standar yang berlaku untuk temperature ruangan panel listrik adalah 23℃
- 25 ℃. Sedangkan humidity ruangan 45% - 55%.
5
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Pokok Bahasan
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini dibagi dalam beberapa bab, antara
lain adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab IV : Pembahasan
Bab V : Penutup
6
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah :
Studi Literatur
Melalui berbagai bacaan literatur, baik dari perusahaan maupun dari buku serta
media lain yang berhubungan dengan pokok bahasan.
Pengalaman Kerja
Diskusi
7
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
Pada pertengahan 2013 Trasfello mulai melakukan pekerjaan Sipil, Struktur dan
arsitek.
Pada Mei 2015, kami mendapatkan sertifikat resmi dari TUV SUD untuk ISO 9001
2008 dan OHSAS 18001 2007,
Hari ini, Trasfello siap memberikan yang terbaik dan tetap mempertahankan
prinsip: tujuan kami adalah kepuasan pelanggan selamat datang di bisnis
profesional.
Kontraktor
Kami memiliki sumber daya yang baik dan kuat di HVAC, Mekanikal dan
Elektrikal, Sipil dan Arsitek untuk sistem komersial dan industri.
Engineer
Kondisi ini menjadi hal yang sangat penting karena, 60% dari konsumsi daya
listrik adalah penggunaan Air Conditioning dan Ventilasi. Perhitungan beban
Ventilasi dan Pendingin Udara adalah bagian dari keterampilan kami.
Sales service
8
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Bagi kami kepuasan pelanggan adalah suatu keharusan. Kami akan menyimpan
semua peralatan yang merupakan tanggung jawab kami selalu dalam kondisi yang
baik dan pengoperasian yang optimal.
Daftar Proyek
Visi
Misi
9
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
10
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
BAB III
DASAR TEORI
Temperatur.
Temperatur adalah ukuran dingin atau panasnya keadaan atau sesuatu yang lain.
Satuan ukur dari temperature yang di gunakan di Indonesia adalah ℃
(Derajat Celcius). Sementara satuan ukur yang banyak di gunakan diluar negeri
adalah derajat Fahrenheit ( Ir. Sarsita ; 2008).
Menurut ( Nurdin Riyanto : 2009) temperature adalah ukuran energy kinetic rata
– rata dari suatu molekul. Jika temperature tinggi maka energy kinetic rata – rata
pun akan besar.
11
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Humidity ( Kelembaban ).
Air conditioner adalah system atau mesin yang di rancang untuk menstabilkan
suhu udara dan kelembapan suatu area ( yang digunakan untuk pendinginan
maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu ). Umumnya
mengunakan siklus refrigerasi.
Satuan dari kapasitas mesin pendingin adalah BTU/H ( British Thermal Unit
per Hour ), satuan daya pendinginan AC yang berasal dari inggris.
½ PK = 5000 BTU/hr
¾ PK = 7000 BTU/hr
1 PK = 9000 BTU/hr
12
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
1 ½ PK = 12000 BTU/hr
2 PK = 18000 BTU/hr
2 ½ PK = 24000 BTU/hr
3 PK = 28000 BTU/hr
Prinsip kerja AC adalah bekerja menyerap panas dari udara di dalam ruangan ,
kemudian melepaskan panas tersebut di luar ruangan. Dengan demikian,
temperature udara di dalam ruangan akan berangsur – angsur turun sehingga dapat
menghasilkan temperature udara yang diinginkan.
Untuk lebih jelasnya , prinsip kerja AC secara keseluhan akan di bagi menjadi
dua, yaitu sirkulasi udara dan refrigerant.
Sirkulasi udara.
INDOOR
Pada bagian indoor unit terdapat beberapa komponen utama yaitu evaporator,
blower, filter udara, dan sensor suhu.
Evaporator terbuat dari pipa tembaga dengan panjang dan diameter tertentu
yang dibentuk berlekuk – lekuk agar efektif menyerap panas dari udara. Karena
dilewati refrigerant yang memiliki suhu yang sangat rendah, suhu evaporator
menjadi rendah ( dingin ). Dengan begitu suhu udara ruangan akan menjadi rendah
( dingin ) ketika melewati evaporator.
13
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Blower yang terdapat pada bagian indoor berfungsi untuk mengatur sirkulasi
dengan cara menyedot udara di dalam ruangan agar melewati komponen
evaporator. Kemudian menghembuskan kembali udara kedalam ruangan.
Pada bagian indoor juga terdapat filter udara yang berfungsi menyaring debu
dan kotoran yang tersedot oleh blower agar udara yang keluar lebih bersih dan
segar.
Sensor suhu mengatur kerja AC secara keseluruhan. Control panel kelistrikan
dan sensor suhu berkerja saling terkoneksi secara otomatis untuk mengatur kerja
unit AC.
OUTDOOR.
Kompressor.
Kompressor adalah suatu alat mekanis yang bertugas untuk menghisap uap
refrigerant dari evaporator, kemudian menekannya ( mengkompres ) dan dengan
demikian suhu dan tekanan uap tersebut menjadi lebih tinggi. Tugas compressor
adalah mempertahankan perbedaan tekanan dalam system.
14
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
(A) (B)
Koil Kondensor
15
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Cara kerja TXV adalah jika beban bertambah, maka cairan refrigerant di
evaporator akan lebih banyak menguap sehingga suhu panas lanjut di evaporator
akan meningkat. Pada akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu (sensing
bulb). Peningkatan suhu dari evaporator akan menyebabkan uap atau cairan yang
terdapat di tabung sensor suhu akan menguap ( terjadi pemuaian ) sehingga
tekanan meningkat. Peningkatan tekanan tersebut akan menekan diagfragma ke
bawah dan membuka katup lebih lebar. Hal ini menyebabkan cairan refrigran
yang berasal dari kondensor akan lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya
suhu panas lanjut di evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain
suhu panas lanjut di evaporator di jaga tetap konstan pada segala keaadan beban.
16
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
FILTER DRYER
Saringan molekuler dan silica gel berfungsi untuk menahan (air) , alumunium
oksida aktif berfungsi untuk mengikat asam maupun juga air. Sedangkan kasa
polyester bertugas untuk menyaring dan menahan kotoran yang besarnya 15 – 21
ultra micron.
17
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
18
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
1. Beban Resistif.
2. Beban Induktif.
3. Beban Kapasitif.
Beban Resistif.
Beban resistif adalah beban yang memiliki sifat resistif murni, sehingga beban
tersebut tidak mengakibatkan pergeseran fasa arus maupun tegangan listrik jaringan.
Beban resistif dihasilkan oleh alat – alat listrik yang bersifat murni tahanan (resistor)
seperti pada elemen pemanas. Beban resistif ini memiliki sifay yang pasif, dimana ia
tidak mampu memproduksi energy listrik, dan justru menjadi konsumen energy
listrik. Resistor bersifat menghalangi aliran electron yang melewatinya, sehingga
mengakibatkan terkonversinya energy listrik menjadi panas.
19
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Pada grafik diatas, karena gelombang tegangan dan arus listrik berada pada fase yang
sama maka nilai dari daya listrik akan selalu positif. Inilah mengapa beban resistif
murni selalu di topang oleh 100% daya nyata.
Beban Induktif.
Beban induktif diciptakan oleh lilitan kawat ( kumparan ) yang terdapat di berbagai
alat – alat listrik seperti motor , trafo, dan relay. Kumparan di butuhkan oleh alat
listrik tersebut untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen
kerjanya.Pembangkitan medan magnet pada kumparan inilah yang menjadi beban
induktif.
20
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
daya dikembalikan lagi ke sumber. Hal ini menunjukan bahwa beban induktif murni
tidak mengkonsumsi daya nyata sedikitpun, beban induktif murni hanya memakai
daya reaktif saja.
Beban Kapasitif.
Beban kapasitif merupakan kebalikan dari beban induktif. Jika beban induktif
menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik, maka beban kapasitif bersifat
menghalangi terjadinya perubahan nilai tegagan listrik. Sifat ini menunjukan bahwa
kapasitor bersifat seakan – akan menyimpan tegagan listrik sesaat. Kapasitor akan
menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan tegangan
masukannya. Fenomena ini yang mengaibatkan gelombang arus akan mendahului
(Leading) tegangan sejauh 900 .
Gambar diatas adalah gelombang sinusoidal tegangan dan arus listrik pada beban
kapasitor murni. Nampak jika kita plot daya listrik yang di butuhkan untuk
menanggung beban kapasitor juga berbentuk sinusoidal. Daya listrik bernilai positif (
daya diserap kapasitor ) pada setengah pertama gelombang sinusoidal daya, serta
negatif ( daya dikeluarkan kapasitor ) pada setengah gelombang kedua.
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energy listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang
mengalir persatuan waktu ( Joul/detik ).
𝑾
𝑷=
𝒕
Keterangan :
P = Daya ( Watt )
21
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
W = Usaha ( Joule )
T = Waktu ( Second )
Daya Aktif ( P )
Daya aktif adalah daya yang sesunguhnya di butuhkan oleh beban. Satuannya daya
aktif adalah W (watt ) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik
wattmeter.
Daya aktif pada beban yang bersifat resistansi ( R ), dimana tidak mengandung
inductor grafik gelombang tegangan ( V ) dan arus sefasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif, besarnya daya aktif adalah P, sisa puncak dibagi menjadi dua untuk
mengisi celah – celah yang kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua puncak
yang mengisinya.
Gambar 3.14 Gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistif.
Persamaan Daya aktif ( P ) pada beban yang bersifat resistansi :
𝑷=𝑽 × 𝑰
Keterangan :
V = Tegangan Listrik ( V )
I = Arus Listrik ( A )
Daya aktif pada beban impedansi ( Z ), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi ( R ) dan induktansi ( L ). Maka
gelombang mendahului arus sebesar φ, perkalian gelombang tegangan dan gelombang
22
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
arus menghasilkan puncak positif yang besar dan dua puncak negative yang kecil,
pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari komponen induktornya.
𝑷 = 𝑽 × 𝑰 × 𝐜𝐨𝐬 𝝋
Keterangan :
P = Daya Aktif ( W )
V = Tegangan Listrik ( V )
I = Arus Listrik ( A )
Cos φ = Faktor Daya
Daya Reaktif ( Q )
Daya reaktif adalah daya yang di butuhkan untuk membentuk medan magnet atau
daya yang timbul oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR
(Volt Amper Reaktif ). Untuk menghemat daya reaktif dapat di lakukan dengan
memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal
serupa sering di lakukan pada pabrik – pabrik yang mengunakan motor induksi dalam
jumlah yang banyak.
𝑸 = 𝑽 × 𝑰 × 𝐬𝐢𝐧 𝝋
23
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Keterangan :
Daya Semu ( S )
Daya semu adalah daya yang di hasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.
Daya yata merupakan daya yang di supply oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya
nyata adalah VA ( Volt Amper ).
Berikut Persamaan daya semu :
𝑺=𝑽 ×𝑰
Keterangan :
S = Daya Semu ( VA )
V = Tegangan ( V )
I = Arus Listrik ( A )
Segitiga Daya.
Daya aktif ( P ) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif ( Q )
berbeda sebesar 𝟗𝟎𝟎 dari daya aktif. Sedangkan daya semu ( S ) adalah hasil
penjumlahan secara vektor antara daya aktif dengan daya reaktif. Jika mengetahui dua
dari ketiga daya maka dapat menghitung salah satu daya yang belum di ketahui
dengan mengunakan persamaan berikut :
24
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Keterangan :
P = Daya Aktif.
Q = Daya Reaktif.
S = Daya Semu
Sifat sebuah system tiga fase paling baik dijelaskan dengan meninjau suatu metode
dengan mana tegangan tersebut di bangkitkan. Tiga kumparan tersebar secara sama di
sekitar lingkaran rotor, yakni kumparan tersebut terpisah satu sama lainnya sejauh
𝟏𝟐𝟎𝟎 mekanis.
hasil tegagan induksi sinusoida dari ketiga kumparan tersebut adalah seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
25
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Ujung – ujung kumparan dapat dihubungkan seperti yang di perlihatkan pada gambar
di bawah ini.
Membuat sisitem tiga fase tersambung delta dengan saluran a,b,c. Kumpulan –
kumpulan tersambung delta tidak memiliki titik netral untuk menghasilkan system
empat kawat.
Tiga impedansi Z1, Z2, Z3 di hubungkan seperti di tunjukan seperti gambar 1.20
membentuk sebuah beban setimbang terhubung delta, dimana pada beban setimbang
berlaku Z1 = Z2 = Z3, arus di dalam ketiga impedansi ini dikenal sebagai arus fase
atau arus beban Iab,Ibc, Ica dan ketiganya akan sama besar dan satu sama lain
terpisah fase sejauh 𝟏𝟐𝟎𝟎 arah arus di perlihatkan dari sumber ke beban.
26
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
𝑉𝐿 = 𝑉𝑃ℎ
𝐼𝐿 = √3 𝐼𝑃ℎ
Dimana :
𝑉𝐿 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑛𝑒
𝑉𝑃ℎ = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑒
𝐼𝐿 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑒
𝐼𝑃ℎ = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑒
Tiga impedansi identik yang di hubungkan seperti pada gambar 1.21 membentuk
beban setimbang Y. arus di dalam impedansi - impedansi ini juga merupakan arus-
arus saluran dan arahnya dipilih dari sumber ke beban.
27
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
seluruh ketiga arus saluran kembali melalui netral , dengan demikian arus netral
adalah penjumlahan negatif dari arus – arus saluran.
𝑰𝒏 = −( 𝑰𝒂 + 𝑰𝒃 + 𝑰𝒄 ) = 𝟎
Karena arus netral dari sebuah beban tiga fase setimbang terhubung Y selalu nol,
untuk tujuan penghitungan konduktor netral bisa dilepas dengan tidak ada perubahan
pada hasilnya.
𝑉𝐿 = √3𝑉𝑃ℎ
𝐼𝐿 = 𝐼𝑃ℎ
Dimana :
𝑉𝐿 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑛𝑒
𝑉𝑃ℎ = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑒
𝐼𝐿 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑒
𝐼𝑃ℎ = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑒
28
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Karena impedansi – impedansi fase dari beban setimbang star atau delta mempunyai
arus yang sama, daya fase adalah sepertiga dari daya total. Tegangan melintas 𝑍∆
adalah tegangan saluran , dan arus adalah arus fase, jadi daya fase adalah :
Dimana 𝜃 adalah sudut -sudut pada impedansi. Tetapi untuk beban – beban setimbang
,
𝑰𝑳 𝒆𝒇𝒇 = √𝟑 𝑰𝒑𝒉 𝒆𝒇𝒇
yang mana rumus ini juga berlaku untuk beban setimbang dalam Y.
tegangan saluran efektif bagi sebuah beban industry atau komersial selalu diketahui,
jika system setimbang, daya total dapat di tentukan jika arus saluran dan factor daya
di ketahui. Rumus yang sesuai untuk daya kuadratur total dan daya nyata total adalah
:
𝑺𝑻 = √𝟑 × 𝑽𝑳 𝒆𝒇𝒇 × 𝑰𝑳 𝒆𝒇𝒇
29
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
masing fasa berbeda tiap waktunya, maka fluks yang dihasilkan juga berbeda-
beda, seolah-olah medan magnet yang dihasilkan juga ikut “berputar” seiring
waktu. Sehingga jika ada rotor yang diam dipasang diantara medan magnet ini
maka rotor akan mengalami gaya karena terjadi perbedaan kecepatan antara
rotor dan medan magnet ini.
VFN
𝐼𝑆𝐶 =
Z
𝑉
𝐼𝑆𝐶 = √𝑅2𝐹𝑁
+𝑋 2
𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 =
√3.√𝑍
𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 =
√3.√𝑅 2 +𝑋 2
Dengan,
X = Reaktansi kabel
X = 2.π.f.L
30
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik yang
mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi
dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (short
circuit atau korsleting).
Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa
menimbulkan kebakaran.
Gambar 3.22 Gambar Simbol dan Tampilan MCB 1 Phase dan 3 Phase.
31
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Range Tegangan
Nilai Tegangan Operasional adalah dalam satuan Volt. Tulisan ini menyatakan nilai
Tegangan yang dapat digunakan. Listrik 3 fase biasanya menggunakan MCB 400V
atau 415V sedangkan fase tunggal adalah 230V atau 240V. Pilihlah nilai tegangan
operasional sesuai dengan aplikasinya. Ada MCB yang dapat diaplikasikan untuk
listrik fase tunggal dan listrik 3 fase. Ada juga yang hanya salah satunya.
Yang dimaksud dengan Kapasitas Breaking MCB (MCB Breaking Capacity) adalah
kemampuan kerja atau daya tahan MCB. Jika MCB-nya tertulis 6000, ini berarti MCB
yang bersangkutan masih baik hingga maksimal 6000A dan akan rusak jika arus yang
mengalirinya melebih 6000A.
Kelas Energi
Kelas Energi atau Energy Class adalah spesifikasi MCB yang menyatakan
karakteristik energi maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB. Kelas
Energi pada MCB diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.
Kelas 3 adalah yang terbaik karena memungkinkan energi yang melaluinya sebesar
1,5L joule/detik.
Indikator Status
Indikator Status terdiri dua yaitu ON dan OFF. Jangan beli MCB yang tidak memiliki
indikator status yang jelas karena akan menyebabkan kebingungan sehingga
mengakibatkan kerusakan yang serius atau berpotensi membahayakan.
32
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
MCCB adalah singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker, sebagai pengaman
terjadinya hubung singkat short circuit dan beban lebih overload agar tidak terjadinya
kerusakan pada motor listrik maupun kebakaran yang disebabkan oleh short
circuit yang selalu menimbulkan bunga api.
Pole MCCB yang tersedia di pasaran adalah 1,2,3,4 Pole.
Karakter MCCB
Hanya menggunakan 3 phase.
Nilai Ampere lebih dari 100A dan maksimum 1000A
50 / 60 Hz
Menggunakan Thermal Magnetic
Fixed atau adjudment jadi, setinganya bisa diatur atau tidak jika memilih fixed
Dari name plate diatas yang penting adalah pada bagian Type Device, Ics, Icu, dan Ue
karena mencapku mulai dari ampere yang diijinkan dan voltage yang diperbolehkan.
33
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Pada saat menghidupkan mesin listrik biasanya mesin listrik tersebut akan manarik
daya sebesar 150 % sampai 250 % dari daya dalam keadaan stabil (running), maka
untuk itu sesuai PUIL 2000, 5.5.5.2.3. pengamanan arus lebih beban instalasi dapat
𝑃
𝐼𝑅𝐴𝑇 = 250 % × ( 𝑉𝐹𝑎𝑠𝑎 ) (3.4)
𝐹𝑁
Dengan,
Kontaktor
Didalam kontaktor terdapat istilah kontak bergerak (moving contact) dan kontak
tetap (fixed contact). Kontaktor bekerja memanfaatkan system kerja
elektromagnet yang dihasilkan pada coil. Dimana coil yang dibuat dari lilitan
konduktor, pada saat diberikan arus listrik maka akan menimbulkan medan
magnet.
34
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Medan magnet inilah yang akan menarik komponen moving contact sehingga
terhubung dengan fixed contact. Pada saat arus listrik yang mengalir ke coil
dimatikan, maka medan magnet akan hilang. Karena didalam coil dilengkapi
dengan spring, maka secara otomatis contact akan terbuka kembali.
Overload Riley
Thermal Overload Relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu.
Alat ini punya kemampuan membuka dan menutup kontaktor saat suhu melebihi
batas yang ditentukan. Alat yang juga kerap disebut TOR ini berguna
memutuskan jaringan listrik apabila terjadi beban yang berlebihan.
Riley.
35
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Kabel Listrik
Kabel listrik adalah sebuah media yang terdiri dari bahan konduktor yang
fungsinya adalah untuk menyalurkan arus liastrik ke peralatan listrik. Ada
beberapa type kabel listrik yang tersedia dan dibuat untuk berbagai fungsi
penggunaan dengan sepesifikasi yang berbeda pula untuk bisa menghantarkan
arus listrik.
36
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Konduktor.
Adalah bagian inti tembaga sejenis bahan dari logam biasanya bahan tembaga dan
alumunium. Kemampuan kapasitas sebuah kabel untuk menghantarkan listrik
sangat ditentukan oleh ukuran dari konduktor yang di gunakan.
Isolator.
Adalah sejenis bahan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik sehingga di
gunakan sebagai pembungkus dari bahan konduktor. Bahan yang sering
digunakan untuk isolasi adalah karet , plastik dan polymer.
Kabel NYA adalah termasuk jenis kabel yang sederhana karena hanya terdiri dari
1 kabel inti tembaga tunggal dan lapisan isolator terselubung yang biasanya
terbuat dari bahan PVC.
37
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Kabel NYY dapat di pasang pada lingkungan lembab maupun kering, sedangkan
untuk keperluan kabel yang di tanam tetap disarankan tambahan pipa. Kontruksi
isolator kabel ini lebih kuat karena terdapat selubung tambahan yang bahanya anti
gigitan tikus.
Kabel Grounding
mm2 mm2
S ≤ 16 S
16 < S ≤ 35 16
S > 35 S/2
38
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Bus Bar
Busbar yaitu susunan konduktor yang biasanya berupa plat tembaga atau
alumunium yang digunakan dalam sebuah panel kelistrikan untuk
mendistribusikan atau menghantarkan energi listrik sesuai keperluan.
rumusan seperti pada rumusan mencari besar luas penampang kabel tembaga
yaitu:
Dengan,
(ampere)
39
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
BAB IV
PEMBAHASAN
Obyek rancangan yang di maksud di sini adalah 1 Buah unit mesin pendingin
berjenis Rooftop dengan kapasitas pendinginan 250.000 BTUH. Mesin
pendingin ini di fungsikan untuk mengontrol temperature dan humidity
ruangan MCC (Motor Control Center ) di PT AMAN MINERAL , Nusa
Tengara Barat.
3. Kompressor ( 1 unit ).
3PH
Daya 15 kw
Tegangan Kerja 380/415 V
Faktor daya cos ∅ = 0,75
Frekuensi kerja 50 Hz
4. Heater ( 1 Stage ).
1PH
Daya 8 kw
Tegangan Kerja 230 V
40
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Perancangan Kontrol
Prinsip Kerja
Pengujian
Finish
41
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Gambar diatas adalah gambar single line perancanaan rangkaian tenaga, dengan
arti kode masing masing peralatan sebagai berikut :
1. Q0 – Q6 adalah MCB
Berfungsi sebagai proteksi beban lebih dan proteksi arus hubungan singkat.
2. MC1 – MC5 adalah Kontaktor.
Sebagai Switch untuk rangkaian control.
3. OL2 – OL5 adalah Overload Relay.
Berfungsi sebagai proteksi beban lebih. Proteksi beban lebih (arus lebih)
dimaksudkan untuk melindungi motor, dan perlengkapan kendali motor,
terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat
motor tak dapat diasut.Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor
beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
4. F adalah Fuse
Berfungsi sebagai proteksi beban lebih dan proteksi arus hubungan singkat.
5. PRF adalah Phasa Reverse Protectioan.
42
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Berfungsi sebagai proteksi urutan phasa yang terbalik, yang akan menyebabkan
putaran motor terbalik pula.
Beban Heater
𝑉𝐿𝐿 380 𝑉
𝑉𝐹 = = = 219 𝑉
√3 √3
𝑃 = √3 × 𝑉𝐿 𝑒𝑓𝑓 × 𝐼𝐵 × cos 𝜃
𝑃 8 ×1000
𝐼𝐵 = = = 12,169 𝐴
√3 ×cos 𝜃 × 𝑉𝐿 √3 × 1 ×380𝑉
Dari nilai KHA tersebut maka di pilih penghantar NYA ukuran 2,5 𝑚𝑚2 dengan
kapasitas current – carrying capacity at 30 ℃ in air ( 32 A ).
43
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Menurut PUIL pemilihan arus nominal gawai proteksi harus lebih besar sama
dengan arus desain dan kurang dari sama dengan dari hantar arus kabel.
𝐼𝐵 ≤ 𝐼𝑁 ≤ 𝐼𝑍
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3.√𝑍 √3.√𝑅 2 +𝑋 2
Dengan nilai resisitansi ( R) dan Inductance ( L) kabel NYA 2,5 𝑚𝑚2 yaitu :
R = 7,41 Ω/𝐾𝑚
Ω/𝐾𝑚
Panjang kabel instalasi 20 meter, maka nilai resistansi dan rektansi kabel
menjadi :
44
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
= 1909,12 × 10−6 Ω
Dengan :
𝑉𝐹𝐹 = 380 𝑉
Maka :
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3. √𝑍 √3. √𝑅 2 + 𝑋 2
380 𝑉
=
√3 × √( 148,2 × 10−3 )2 + (1019,12 × 10−6 )2
380 380
= = = 1.484 A = 1,484 kA
√3 × 0,148 0,256
Beban Compressor.
3PH
Daya 15 kw
Tegangan Kerja 380V
Faktor daya cos ∅ = 0,75
45
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Dari nilai KHA tersebut maka di pilih penghantar NYA ukuran 4 𝑚𝑚2 dengan
kapasitas current – carrying capacity at 30 ℃ in air ( 42 A ).
( Terlampir pada tabel lampiran kabel ).
Menurut PUIL pemilihan arus nominal gawai proteksi harus lebih besar sama
dengan arus desain dan kurang dari sama dengan dari hantar arus kabel.
𝐼𝐵 ≤ 𝐼𝑁 ≤ 𝐼𝑍
Maka dipilih MCB (Q2) dengan kapasitas arus nominal yang bisa di setting
antara 30 – 40 A. ( Terlampir pada tabel lampiran Motor Circuit Breaker ).
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3.√𝑍 √3.√𝑅 2 +𝑋 2
R = 4,61 Ω/𝐾𝑚
Ω/𝐾𝑚
Panjang kabel instalasi 10 meter, maka nilai resistansi dan rektansi kabel
menjadi :
46
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
= 910,59 × 10−6 Ω
Dengan :
𝑉𝐹𝐹 = 380 𝑉
Maka :
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3. √𝑍 √3. √𝑅 2 + 𝑋 2
380 𝑉
=
√3 × √( 46,1 × 10−3 )2 + (910,59 × 10−6 )2
380 380
= = = 4.761 A = 4,761 kA
√3 × 0,0461 0,0798
47
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Dari nilai KHA tersebut maka di pilih penghantar NYA ukuran 2,5 𝑚𝑚2 dengan
kapasitas current – carrying capacity at 30 ℃ in air ( 32 A ).
( Terlampir pada tabel lampiran kabel ).
Menurut PUIL pemilihan arus nominal gawai proteksi harus lebih besar sama
dengan arus desain dan kurang dari sama dengan dari hantar arus kabel.
𝐼𝐵 ≤ 𝐼𝑁 ≤ 𝐼𝑍
Maka dipilih MCB (Q3,Q4,Q5) dengan kapasitas arus nominal yang bisa di
setting antara 6 - 10 A. ( Terlampir pada tabel lampiran Motor Circuit Breaker ).
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3.√𝑍 √3.√𝑅 2 +𝑋 2
Dengan nilai resisitansi ( R) dan Inductance ( L) kabel NYA 2,5 𝑚𝑚2 yaitu :
R = 7,41 Ω/𝐾𝑚
48
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Panjang kabel instalasi 20 meter, maka nilai resistansi dan reaktansi kabel
menjadi :
= 954,56 × 10−6 Ω
Dengan :
𝑉𝐹𝐹 = 380 𝑉
Maka :
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3. √𝑍 √3. √𝑅 2 + 𝑋 2
380 𝑉
=
√3 × √( 74,1 × 10−3 )2 + (954,56 × 10−6 )2
380 380
= = = 2.968 A = 2,968 Ka
√3 × 0,074 0,128
49
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Dari tabel kapasitas busbar maka di pakai 3 batang busbar dengan ukuran
12 x 2 mm ( 228 A).
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3.√𝑍 √3.√𝑅 2 +𝑋 2
R = 2,68 Ω/𝐾𝑚
Panjang busbar 1 meter, maka nilai resistansi dan reaktansi kabel menjadi :
50
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
= 75,36 × 10−6 Ω
Dengan :
𝑉𝐹𝐹 = 380 𝑉
Maka :
𝑉𝐹𝐹 𝑉𝐹𝐹
𝐼𝑆𝐶 = =
√3. √𝑍 √3. √𝑅 2 + 𝑋 2
380 𝑉
=
√3 × √( 2,68 × 10−3 )2 + (75,36 × 10−6 )2
380 380
= = = 70.896 A = 70,896 Ka
√3 × 0,00268 0,00464
Maka type breaker yang di pakai adalah MCCB dengan kapasitas 80 – 100A,
70 kA
51
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Dengan :
𝐼𝐵 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
𝐼𝑧 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐼𝑛 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan kebutuhan material yang
dibutuhkan untuk installasi tenaga. Yaitu :
MCB Q0 70 – 100 A , 70 kA 1
MCB Q1 16 A , 4,5 kA 1
MCB Q2 30 – 40 A , 50 kA 1
MCB Q3 – Q5 6 – 10 A , 50 kA 3
MCB Q6 2 A , 4,5 kA 1
OVERLOAD OL2 30 – 40 A 1
OVERLOAD OL3-OL5 7 – 10 A 3
52
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Mesin pendingin ini berfungsi untuk mengkondisikan temperature dan humidity untuk
ruangan MCC ( Motor Control Center ). Ruangan ini dikondisikan dengan ketentuan
Pada gambar diatas digambarkan mengenai sistem kerja pengendali suhu ruangan
yang bertujuan untuk menkondisikan suhu ruangan agar sesuai dengan suhu yang
diinginkan.
Pada gambar diatas digambarkan mengenai sistem kerja pengendali humidity ruangan
yang bertujuan untuk mengkondisikan humidity ruangan agar sesuai dengan humidity
yang diinginkan.
Temperature Kontrol.
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa sensor suhu PT 100 akan mengukur
kondisi suhu ruangan. Sensor tersebut dikoneksikan dengan temperature controller.
53
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Temperature controller ini bertindak sebagai master yang membaca dan mengontrol
nilai keluaran sensor. Ketika sensor PT 100 mengukur suhu kurang dari yang
diinginkan maka controller akan menghidupkan compressor, dan jika pengukuran
suhu samadengan yang diinginkan maka controller akan mematikan compressor.
Setting temperature 25℃ , apabila suhu yang terdeteksi pada sensor bernilai > 25 ℃
maka compressor akan menyala hingga didapatkan suhu sesuai settingan, apabila suhu
yang terdeteksi pada sensor bernilai ≤ 25℃ maka compressor akan mati.
Setting suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan operator yang berkerja di dalam
ruangan tidak nyaman, dan menyebabkan kadar air dalam udara bertambah tinggi,
yang akan membuat timbul jamur pada PCB.
Temperature Control
Temperature Controller yang dipakai adalah type ( ir 33 ) carel.
54
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Spesifikasi :
Input Type : Two temperature probe only (NTC,PT100).
Power Supply : 24Vac.
Output Type : Relay
Temperature Sensor
Temperature sensor yang dipakai adalah PT 100. PT 100 merupakan satu jenis sensor
suhu yang terkenal dengan keakurasiannya. PT 100 termasuk golongan RTD
(Resistive Temperature Detector) dengan koefisien suhu positif, yang berarti nilai
resistansinya naik seiring dengan naiknya suhu. PT100 terbuat dari logam platinum.
Disebut PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada suhu 0℃ pada nilai resistansi 100
Ohm.
Sensor PT 100 yang digunkan adalah 2 wire.
Humidity Kontrol.
Berdasarkan Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa Humidity sensor THD akan mengukur
kondisi Humidity ruangan. Sensor tersebut dikoneksikan dengan Humidity controller.
55
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Humidity controller ini bertindak sebagai master yang membaca dan mengontrol nilai
keluaran sensor. Ketika sensor THD mengukur humidity kurang dari yang diinginkan
maka controller akan menghidupkan heater, dan jika pengukuran humidity
samadengan yang diinginkan maka controller akan mematikan heater.
Setting humidity 55%. , apabila humidity yang terdeteksi pada sensor bernilai > 55%.
maka heater akan menyala hingga didapatkan humidity sesuai settingan, apabila suhu
yang terdeteksi pada sensor bernilai ≤ 55%. maka heater akan mati.
Humidity Control
Humidity control yang di pakai adalah type TK4M ( Autonic ).
Spesifikasi :
Input Type : Analog Current 4-20mA
Power Supply : 240Vac.
Output Type : Relay , Out1, Out 2 250 VAC , 3A
56
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Humidity Sensor.
Humidity Sensor yang di pakai adalah type THD (Autonic).
Spesifikasi :
Power Supply : 24Vdc
Output Type : DC4-20mA
Measuring Range : 10 to 90 %
57
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Untuk membuat wiring control untuk mesin pendingin ini, maka dibuat
algoritma dari perancangan wiring adalah :
1. Sytem pendingin ini dapat on/off secara local ataupun auto, dimana
pengertian local adalah unit dapat on/off dari panel unit, dan
pengertian auto adalah unit dapat on/off dari PLC.
2. Fan evaporator akan running setelah mendapat perintah running dari
local/ccr.
3. Terdapat 2 mode system, Cooling Mode dan Fan Mode.
4. Setelah Fan evaporator running maka sensor temperature dan humidity
akan membaca actual temperature dan humidity ruangan.
5. Data setting temperature dan humidity di bandingkan dengan kondisi
yang telah diatur, yaitu suhu yang diizinkan berkisar 23℃ – 25 ℃, dan
humidity yang dizinkan berkisar 45 % - 55%.
6. Apabila suhu yang diukur sensor < 25 ℃, maka temperature controller
memberi perintah untuk mengaktifkan compressor dan fan condenser
hingga mencapai suhu yang di izinkan.
7. Apabila humidity yang diukur sensor >55%., maka humidity controller
memberi perintah untuk mengaktifkan heater hingga mencapai
humidity yang diizinkan.
8. Jika terjadi fault overload pada fan evaporator maka sytem akan
berhenti.
9. Jika terjadi fault overload pada fan kondensor maka compressor akan
berhenti berkerja,
10. Jika terjadi fault high pressure ataupun low pressure pada system
refrigerant maka compressor dan fan kondensor akan berhenti berkerja.
Atas dasar algoritma diatas maka dapat dibuat wiring diagram control untuk
implementasinya.
58
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Rangkaian Control.
59
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
60
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
4.6 Pengujian
Function Test
Funtion tes dilakukan dengan supplay 3 phasa untuk beban dalam keadaan off , hanya
supply 1 phase untuk control saja yang aktif.
Dibawah ini terlampir function tes yang telah di lakukan :
9 Ketika overload compressor aktif, compressor dan fan kondensor off. Berfungsi
10 Ketika high pressure aktif , compressor dan fan kondensor off. Berfungsi
11 Ketika low pressure aktif , compressor dan fan kondensor off. Berfungsi
12 Ketika overload fan kondensor aktif , compressor dan fan kondensor Berfungsi
off.
13 Ketika thermistor fan kondensor aktif, compressor dan fan kondensor Berfungsi
off.
61
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa sistem bekerja dengan baik atau
tidak. Pada tahap awal , semua wiring disambung dan pastikan terpasang dengan baik.
Pada pengujian sistem secara keseluruhan digunakan power 3 phasa, untuk power
fan dan compressor. Lalu system di running dengan mode cooling.
Temperature Setting 25 ℃, Humidity Setting 55%.
32 56 2 On On
30 58 3 On On
27 60 4 On On
26 62 5 On On
25 60 6 Off On
25 58 7 Off On
25 55 8 Off Off
62
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang sudah didapat pada bab IV , maka dapat diambil
kesimpulan mengenai perencanaan instalasi listrik pada mesin pendingin adalah,
Kebutuhan total daya pada mesin tersebut adalah 35,1kW, sesuai dengan
perhitungan perancangan, untuk kapasitas main breaker MCCB yang digunakan
adalah 80-100A, 70kA.Kebutuhan main busbar mengunakan ukuran 12x2 mm ,
dengan kapasitas 228 A. Kebutuhan kabel incomming NYY 4 X 16 𝑚𝑚2 .
Temperature dan humidity di dalam ruangan dapat terjaga pada range 23℃ –
25 ℃, dan 45%-55%.
63
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 1
Lampiran 1
Lampiran 1
64
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 2
65
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 3
66
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 4
67
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 5
68
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 6
69
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 7
70
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lampiran 8
71
ISTN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Daftar Pustaka
1362983.
72