Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ni Luh Putu Agustina Putri

NIM : 1713081015

Prodi : Kimia “VI A”

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGRAM STUDI : KIMIA

MATA KULIAH : PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. Berikan contoh praktik dalam pemantauan lingkungan yang akan menyebabkan


data yang dihasilkan cacat secara ilmiah atau tidak dapat dibenarkan secara
hukum!
Jawab :
Data yang cacat secara ilmiah atau tidak dapat dibenarkan secara hukum
biasanya merupakan hasil dari upaya yang tidak disengaja atau disengaja.
Adapun contohnya yang termasuk yaitu sebagai berikut.
 Protokol pengambilan sampel yang salah (sampling buruk)
 Protokol analitik yang salah (analis buruk)
 Kurangnya praktik laboratorium yang baik (GLP)
 Pemalsuan hasil pengujian.
2. Jelaskan pengertian dan berikan contoh kesalahan sistematis dan kesalahan
acak.
Jawab :
 Kesalahan sistematis (kesalahan determinasi) merupakan kesalahan
yang dapat ditelusuri ke sumbernya langsung atau kesalahan yang
berasal dari pengaruh-pengaruh yang dapat diketahui dengan pasti atau
ditimbulkan oleh adanya faktor tetap yang mengakibatkan hasil
pengujian cenderung lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai sebenarnya
(true value) kesalahan sistematik tidak mempengaruhi penyebaran data,
tetapi akan menunjukkan bias rerata hasil pengujian sehingga kesalahan
sistematik akan mempengaruhi akurasi suatu hasil pengujian.
Pengukuran yang dihasilkan dari kesalahan sistematis (determinasi)
secara teoritis dapat dibuang. Contoh kesalahan sistematik adalah
pengambilan sampel yang tidak tepat dan protokol analitik,
instrumentasi yang salah atau kesalahan oleh operator, kelemahan
metode pengujian, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian,
ketidakstabilan peralatan atau instrumentasi, kesalahan dalam
melakukan kalibrasi, penentuan nilai skala alat instrumetasi yang tidak
tepat.
 Kesalahan tak tentu (kesalahan acak) merupakan fluktuasi acak dan
tidak dapat diidentifikasi atau diperbaiki. Kesalahan acak ditangani
dengan menerapkan statistik ke data. Selain itu kesalahan acak berasal
dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan atau
diprediksi dan hanya bersifat sementara. Kesalahan acak terjadi secara
kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke
pengujian lainnya, kesalahan acak sendiri sulit untuk dihindari hal ini
disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat diduga. Contoh dari
kesalahan acak sendiri tidak dapat diketahui dengan pasti tetapi
merupakan bagian dari pengaruh yang memiliki kontribusi kesalahan
dalam pelaksanaan pengujian, kesalahan acak merupakan pengaruh
yang sangat kecil dan tidak sama dalam setiap pelaksaan pengujian,
misalnya adalah pengaruh fluktuasi tegangan listrik, suhu atau
kelembaban kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian, kesalahan
menaksirkan skala pada alat instrumentasi, kesalahan pada definisi,
nilai besaran yang selalu berubah, dan gangguan dari luar yang tidak
dapat dihindari. Karena hal itu timbulnya kesalahan acak akan
mempengaruhi presisi dari suatu hasil pengujian.
3. Jelaskan cakupan pengambilan sampel lingkungan.
Jawab :
Cakupan aspek-aspek pengambilan sampel lingkungan yaitu sebagai berikut.
1. Tempat pengambilan sampel  tempat atau spasial untuk mengambil sampel
umumnya harus didasarkan pada didasarkan pada statistik suara (sampel acak
sederhana, sampel acak stratifikasi, sampel sistematis, sampel komposit).
Selain itu penentuan tempat pengambilan sampel dan titik pengambilan sampel
harus memperhatikan fasilitas untuk menuju lokasi dan aksesibilitas ke titik
pengambilan
2. Kapan harus mengambil sampel  untuk mengambil sampel umumnya
harus didasarkan pada statistik suara (sampel acak sederhana, sampel acak
stratifikasi, sampel sistematis, sampel komposit). Selain itu kapan harus
mengambil sampel yaitu dengan melihat parameter kualitas lingkungan juga,
karena hal tersebut dapat mempengaruhi homogenitas sampelnya atau tidak.
3. Cara mengambil sampel  dalam teknik pengambilan sampel dapat secara
acak, sistematis, grab, search, atau exploratory.
4. Berapa banyak sampel untuk diambil  Misalnya, jumlah sampel yang
optimal untuk dikumpulkan hampir selalu dibatasi oleh jumlah sumber daya
yang tersedia. Namun, dimungkinkan untuk menghitung jumlah sampel yang
diperlukan untuk memperkirakan ukuran populasi dengan tingkat akurasi
tertentu. Selain itu banyaknya sampel yang diambil sesuai dengan kebutuhan
yang akan diuji.
5. Seberapa sering sampel akan diambil  hal ini sesuai dengan kebutuhan
dari sampel yang akan digunakan untuk analisis.
6. Berapa banyak sampel yang dibutuhkan  jumlah sampel terbaik adalah
jumlah sampel terbesar. Namun, tidak ada jumlah sampel yang akan
mengimbangi desain pengambilan sampel yang buruk. Dengan kata lain,
kuantitas tidak boleh ditingkatkan dengan mengorbankan kualitas adalah
jumlah sampel terbesar.
7. Bagaimana cara menyimpan sampel  perlu diketahui batas penyimpanan
maksimum sangat tergantung pada karakteristik matrik sampel lingkungan,
sifat parameter uji, dan teknik pengawetan. Sampel lingkungan dengan
konsentrasi kecil mudah mengalami perubahan secara fisika, kimia, atau
biologi, oleh karena itu sampel harus diawetkan sebelum mengalami
deteriorasi, degradasi, atau penguapan. Pengawetan sampel lingkungan
meliputi; pendinginan yaitu pada suhu 4°C akan menghambat aktivitas
mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-bahan organik,
pengaturan pH, dan penambahan bahan kimia untuk polutan yang akan
dianalisis. Pengawetan tersebut harus dilakukan sejak transoprtasi sampel
lingkungan dari lokasi pengambilan sampai ke laboratorium dan hingga analisis
laboratorium.
8. Berapa lama sampel akan stabil  lamanya sampel akan stabil sesuai dengan
kondisi keadaan atau suhunya atau homogenitas dari sampel
9. Apa yang harus diambil (udara, tanah, air)  sampel yang diuji baik itu
udara, tanah dan air. Dimana sesuai dengan kebutuhan yang ingin melakukan
pengujian terhadap sampel apa dan melihat distribusi polutan di lingkungan.
10. Apa yang harus dianalisis (fisik, kimia, biologi)  yang dianalisis secara
(1) parameter fisik adalah sifat-sifat yang terkait dengan komponen fisik
lingkungan; itu termasuk topografi; distribusi, kualitas, siklus, dan gradient air
permukaan dan tanah; distribusi suhu panas; perubahan arah dan intensitas
angin, (2) Parameter kimia: Sifat-sifat yang terkait dengan komponen kimia
lingkungan; termasuk parameter kualitas air seperti total padatan terlarut dan
polutan; sifat-sifat tanah seperti nutrisi dan polutan; dan parameter kualitas
udara seperti ozon, hidrokarbon, atau karbon monoksida. (3) Parameter
biologis: sifat-sifat yang terkait dengan komponen biologis lingkungan yang
mencakup tutupan tanaman, kepadatan, dan distribusi; parameter indikator
kualitas air seperti bakteri coliform; dan kepadatan populasi mikroba tanah
seperti jamur atau bakteri heterotrofik
11. Siapa yang akan mengambil sampel (sample custody)?  pengambilan
sampel itu sendiri dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ijin atau
wewenang untuk mengambil sampel.
4. Mengapa pengambilan dan analisis sampel merupakan bagian integral dari
kualitas data? Antara sampling dan analisis, mana yang sering menghasilkan
lebih banyak kesalahan? Mengapa?
Jawab :
Pengambilan dan analisis sampel merupakan bagian integral dari
kualitas data karena kualitas data sendiri bergantung pada kinerja pengambilan
dan analisis sampel yang baik. Dimana dapat dikatakan bahwa pengambilan
sampel dan analisis itu sangat terkait erat dan bergantung satu sama lain.
Apabila sampel yang telah diambil tidak dikumpulkan dengan benar dan tidak
mewakili sitem yang akan dicoba analisis, maka semua pekerjaan laboratorium
akan sia-sia tidak berguna. Karena sampling yang buruk tersebut apabila
dianalis tidak akan menghasilkan data yang andal dan bagus. Selain itupula jika
analisis sampel tidak dapat menentukan tingkat kesalahan analitis yang melekat
(presisi, akurasi, pemulihan, dan sebagainya) maka data tersebut juga tidak
akan berguna. Intinya adalah pengambilan sampel sangan berkaitan erat atau
berpengaruh juga terhadap analisis sampel, apabila pengambilan sampel baik
atau bagus maka analisis sampelnya juga akan baik atau bagus sehingga
kualitas data yang didapatkan akan bagus, dan sebaliknya apabila pengambilan
sampel buruk analisis sampelnya juga akan buruk dan kualitas data otomatis
akan buruk juga. Maka dari pengambilan sampel dan analisis sampel harus
dilakukan dengan baik dan benar agar kualitas datanya juga bagus dan baik.
Jika keterwakilan pengambilan sampel tidak dapat ditetapkan dengan baik,
maka kualitas analisis sampel akan tidak relevan.
Antara sampling dan analisis yang mana sering menghasilkan lebih
banyak kesalahan adalah sampling. Mengapa demikian ? hal ini karena 90%
atau lebih kesalahan disebabkan oleh variabilitas sampel sebagai konsekuensi
langsung dari heterogenitas matriks lingkungan. Oleh karena itu sangat penting
bahwa sampel yang benar dikumpulkan untuk mewakili fitur dari bahan induk
yang diselidiki. Sampel yang keliru akan menghasilkan informasi yang
menyesatkan. Elemen kritis keterwakilan sampel dapat mencakup dimensi fisik
sampel, lokasi, dan waktu pengumpulan. Jika keterwakilan tersebut tidak dapat
ditetapkan, maka kualitas analisis kimia akan tidak relevan.
5. Jelaskan bagaimana kesalahan dalam akuisisi data lingkungan dapat
diminimalkan dan diukur?
Jawab :
Kesalahan dalam akuisi data lingkungan dapat diminimalkan dan diukur
melalui desain dan implementasi yang tepat dari program yang berkualitass.
Dua hal utama yang berkaitan dengan program yang berkualitas adalah kontrol
kualitas (QC) dan jaminan kualitas (QA). QC pada umumnya adalah suatu
sistem kegiatan teknis yang bertujuan mengendalikan kualitas data sehingga
memenuhi kebutuhan pengguna data. Prosedur QC harus ditentukan untuk
mengukur precision dan bias data. Program QA adalah sistem manajemen yang
memastikan QC bekerja sebagaimana mestinya. Program QA/QC
diimplementasikan tidak hanya untuk meminimalkan kesalahan dari
pengambilan sampel dan analisis, tetapi banyak yang dirancang untuk
mengukur kesalahan dalam pengukuran.
6. Seorang ahli kimia berpendapat bahwa sampling tidak sepenting analisis.
Menurutnya, tidak dibutuhkan materi sampling dalam kurikulum Kimia
Lingkungan. Alasan utamanya adalah bahwa sebagian besar laboratorium
sudah memiliki pelatihan dan prosedur sendiri yang sangat spesifik dan
terperinci. Sebaliknya, konsultan lain berpendapat bahwa pengambilan sampel
(sampling) harus diberikan bobot lebih dari analisis. Alasan utamanya adalah
bahwa perusahaan selalu mengirim sampel ke laboratorium komersial untuk
dianalisis dan kita tidak akan menjadi ahli kimia analitik dengan mengambil
satu mata kuliah itu saja. Untuk masing-masing dari dua argumen ini, tentukan
apakah Anda setuju atau tidak dan jelaskan argumen pendukung Anda mengapa
Anda setuju atau tidak setuju.
Jawab :
Untuk argumen yang pertama dimana saya tidak setuju, hal ini
dikarenakan untuk sampling dan analisis itu sama-sama pentingnya, tidak ada
hal yang mempengaruhi apakah laboratorium itu sudah memiliki pelatihan dan
prosedur sendiri yang sangat spesifik dan terperinci. Karena umumnya materi
sampling itu sangat penting untuk diketahui, karena itu dasar atau bekal ilmu
dari sebelum melakukan analisis. Walaupun di laboratorium itu sudah memiliki
pelatihan dan prosedur tersendiri, tetapi apabila seseorang yang belum
menguasi full materi sampling sama saja bohong apabila orang tersebut
langsung diterjunkan ke laboratorium, karena orang tersebut tidak memiliki
dasar-dasar awal materi sampling. Jadi materi sampling itu juga penting untuk
dipahami terlebih dahulu sebelum melakukan analisis. Karena umumnya
sebelum melakukan analisis kita harus bisa menguasi materi sampling terlebih
dahulu atau materi sampling itu bekal sebelum melakukan analisis, dimana
sebelum bisa melakukan analisis harus bisa juga melakukan sampling, karena
kedua hal tersebut merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi
seseorang yang ingin bekerja ke laboratorium.
Untuk argumen yang kedua yang dimana saya setuju dikarenakan
sampling itu memang penting dan ada bagusnya apabila diberikan bobot yang
lebih, karena dasar kualitas data yang baik itu adalah saat melakukan sampling
dengan baik dan benar karena itu dapat mempengaruhi analisis sampel. Apabila
sampling jelek otomatis analisis sampel bisa saja jelek juga dan kualitas data
yang didapatkan pun tidak memuskan. Selain itupula sampling itu awal dari
sebuah analisis, jika seseorang tidak mengerti cara atau teknik dalam
melakukan sampling mustahil rasanya seseorang tersebut bisa melakukan
analisis juga, karena dalam dunia laboratorium baik itu industri maupun yang
non-industri sangat memerlukan teknik yang baik dan benar dalam segi hal
sampling sehingga hal tersebut dapat membantu dalam menganalisis sampel di
laboratorium. Dan juga dasar untuk menjadi ahli kimia analitik itu bukan
sekedar menguasi analisis saja tetapi harus bisa menguasi samplingm karena
kedua hal tersebut sangat berkaitan.
7. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen dasar dari rencana pengambilan sampel!
Jawab :
Elemen-elemen dasar dari perencanaan pengambilan sampel yaitu sebagai
berikut.
1. Tujuan pengambilan sampel
 Mengumpulkan data rona awal lingkungan (exploratory)
 Memantau lingkungan lingkungan (monitoring)
Tujuannya adalah untuk menentukan status kualitas lingkungan,
mengelola sumber daya alam, menentukan kebijakan pengelolaan
lingkungan, menghadapi masalah lingkungan global.
 Menegakkan hukum lingkungan
 Melakukan penelitian lingkungan

2. Biaya pengambilan sampel  dimana terdapat 4 faktor yang mempengaruhi


yaitu sebagai berikut.

 Aksesibilitas lokasi dan titik pengambilan sampel


 Jumlah, jenis dan kompleksitas sampel
 Frekuensi pengambilan
 Penjaminan dan pengendalian mutu lapangan

3. Administrasi pengambilan sampel  yang terdiri dari surat ijin masuk, surat
penugasan, surat pengantar.

4. Pengambil sampel  personel pengambil sampel harus sebagai berikut.

 Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai


 Mendapatkan pelatihan pengambilan sampel dan pelatihan terkait yang
memadai
 Memiliki cukup pengalaman
 Mampu mendemonstrasikan keahlian serta ketrampilannya.

5. Bidang uji kualitas lingkungan dan parameter uji

 Bidang uji : air permukaan, air limbah, air laut, udara, tanah
 Parameter uji : COD, BOD, TSS, deterjen, total nitrogen, NH3 bebas,
ortofosfat, pH.

6. Tipe sampel  secara umum tipe sampel dibedakan sebagai berikut.

 Sampel sesaat (discrete sample atau grab sample)  sampel yang


dikumpulkan dalam suatu wadah pada waktu tertentu, hasil
pengujiannya hanya menunjukkan kualitas lingkungan pada saat sampel
diambil, dan tidak dapat digunakan sebagai dasar kebijakan lingkungan
hidup.
 Sampel gabungan (composite sample)  campuran dua atu lebih
sampel sesaat, menentukan rerata parameter uji, dan dibedakan menjadi
sampel gabungan waktu dan sampel gabungan tempat.
 Sampel terpadu (integrated sample)  campuran bebrapa sampel
gabungan waktu dan tempat.

7. Pengendalian mutu lapangan  mutu data lapangan sangat tergantung pada:

 Pengambilan sampel yang representatif


 Penggunaan peralatan yang tepat
 Penanganan dan pengawetan yang sesuai
 Prosedur identifikasi dan rangakain pengamanan sampel yang memadai
 Pengendalian mutu lapangan yang tepat.

Tujuannya adalah untuk mengecek secara sistematis kesalahan yang


kemungkinan terjadi sejak pengambilan sampel sampai pengujian
laboratorium. Dapat dilakukan dengan menggunakan blank, duplicate
sample, split sample, atau control chart.

8. Peralatan pengambilan sampel  yang dimana terdiri dari peralatan utama


dan peralatan pendukung, peralatan terbuat dari bahan yang tidak
mempengaruhi atau mengubah komposisi kimia sampel uji.
9. Wadah sampel  wadah sampel harus memenuhi persyaratan yaitu: terbuat
dari gelas atau plastik, dapat ditutup dengan kuat dan rapat, mudah untuk dicuci,
tidak mudah pecah atau bocor, tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak
melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel, tidak bereaksi dengan sampel.

10. Pengawetan sampel  meliputi pendinginan, pengaturan pH, dan


penambahan bahan kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis, selain
itupula penggunaan es kering (dry ice) dalam pengawetan sampel lingkungan
harus dihindari.

11. Batas penyimpanan maksimum  menurut ASTM dimana waktu


penyimpanan sampel setelah pengambilan dan pengawetan tanpa
mempengaruhi akurasi analisis secara signifikan, dan snagat tergantung pada
karakteristik matriks sampel lingkungan, sifat parameter uji, dan teknik
pengawetan.

12. Pengamanan sampel di lapangan

 Setiap sampel harus diberi label dan ditulis dengan tinta kedap air serta
kertas kedap air
 Label identifikasi memuat nomor wadah, lokasi dan titik pengambilan
sampel, waktu pengambilan, jenis sampel, pengawetan, parameter uji,
dan nama pengambil sampel
 Pada pengambilan sampel untuk pembuktian kasus pencemaran
lingkungan, wadah sampel harus disegel oleh personel yang berwenang
dengan disertai pemberkasan sesuai undang-undang.
 Pengemasan sampel harus diperhatikan untuk mencegah penguapan,
kontaminasi, degradasi dan kebocoran sampel

13. Transportasi sampel  Transportasi dari lokasi pengambilan sampel ke


laboratorium harus dipertimbangkan karena beberapa sampel lingkungan
mempunyai batas penyimpanan maksimum kurang dari sehari
14. Penyimpanan sampel  selama penyimpanan sampel, aktivitas biologi,
hidrolisis dan penguapan harus ditekan sehingga konsentrasi parameter uji
konstan, penyimpanan sampel dapat dilakukan dengan:

 pendinginan untuk menekan aktivitas bakteri


 penambahan bahan pembentuk kompleks
 Filtrasi

15. Kesehatan dan keselamatan kerja  kesehatan dan keselamatan kerja


pengambil sampel juga harus diperhatikan saat mengambil sampel. Adapun
faktor- faktor yang harus diperhatikan:

 Identifkasi sumber bahaya dan resiko


 Pencegahan
 Penyelamatan
8. Jelaskan pengertian dan berikan contoh sampling destruktif dan non-destruktif!
Jawab :

- Sampling destruktif merupakan sampling yang metode pengambilan


sampelnya dengan merusak subtraknya. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui performa pada sampel yang bersangkutan, dan pengujian ini
umumnya jauh lebih mudah untuk dilakukan, selain itu memberikan
informasi yang lebih baik dari pada sampling non-destruktif. Contoh dari
sampling destruktif adalah pengambilan sampel pasir laut yang dimana
disekitar pasir laut itu merupakan tempat hidup makhluk laut seperti
teripang, dengan menggunakan metode uji ini yaitu dilakukan dengan jalan
merusak medium tempat hidup makhluk laut tersebut yaitu teripang.
Dengan demikian bisa diamati sampel tersebut untuk mengetahui
bagaimana performa sampel yang bersangkutan.
- Sampling non-destruktif merupakan sampling yang metode pengambilan
sampelnya tanpa merusak substraknya. Dimana metode pengujian sampel
untuk mengetahui akan adanya cacat atau discontinuity lain tanpa merusak
sedikitpun sampel yang akan diuji. Contoh dari sampling non-destruktif
adalah pengambilan sampel pasir laut yang dimana disekitar pasir laut itu
merupakan tempat hidup makhluk laut seperti teripang, dengan
menggunakan metode uji ini yaitu dilakukan dengan jalan tanpa merusak
medium tempat hidup makhluk laut tersebut yaitu teripang. Dengan
demikian bisa diamati sampel tersebut untuk mengetahui bagaimana
performa sampel yang bersangkutan apakah ada perbedaanya dengan yang
destruktif ataukah ada kecacatan tanpa merusak mediumnya.

Anda mungkin juga menyukai