Bab 2 Meningitis PDF
Bab 2 Meningitis PDF
LANDASAN TEORI
II - 1
II - 2
1. Sel Kupffer : Makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit
sangat besar sehingga darah yang melalui hati menjadi steril.
2. Sel Retikuendotel : Sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening,
sumsum tulang dan limfa.
3. Sel Datia : Sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada
keadaan-keadaan tertentu ; beberapa sel bersatu karena pembelahan inti
yang tidak disertai pembelahan protoplasma.
a. Limfosit : Sel yang dapat menghasilkan gammaglobulin (bagian protein
dari zat ahli), meningkat pada radang menahun.
b. Sel Plasma : Sel yang tidak terdapat didalam darah, membuat
gammaglobulin yang berfungsi sebagai zat ahli.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Tumor atau pembengkakkan.
Pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan cairan dan sel-sel dari
aliran darah ke jaringan interstisial.
2. Kalor atau panas.
Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah (pada suhu 37ºC)
dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena dibandingkan
kedaerah yang normal.
3. Dolor atau nyeri.
Terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang sehingga menimbulkan
peningkatan tekanan lokal yang dapat menyebabkan nyeri.
4. Rubor atau memerah.
Merupakan tanda pertama yang ditemukan didaerah radang, disebabkan oleh
arteriol yang berdilatasi.
5. Functio laesa atau daya pergerakan menurun dan kemungkinan disfungsi
organ atau jaringan.
Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi yang abnormal dan lingkungan
kimiawi lokal yang abnormal, akhirnya berfungsi secara abnormal.
II - 4
rangsangan meningeal mulai nyata, seluruh tubuh dapat menjadi kaku, terdapat
tanda-tanda peningkatan intrakranial, ubun-ubun menonjol dan muntah lebih
hebat. Stadium III atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan
gangguan kesadaran sampai koma. Pada stadium ini penderita dapat meninggal
dunia dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana
mestinya.
memenuhi syarat kesehatan, seperti tidak over crowded (luas lantai > 4,5 m2
/orang), ventilasi 10-20% dari luas lantai dan pencahayaan yang cukup.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi kontak
langsung dengan penderita dan mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan
perumahan dan dilingkungan seperti barak, sekolah, tenda dan kapal. Meningitis
juga dapat dicegah dengan cara meningkatkan higientias individu seperti mencuci
tangan yang bersih sebelum makan dan setelah dari toilet.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal,
saat masih tanpa gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat
menghentikan perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan
diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat ditingkatan dengan
mendidik petugas kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal
meningitis.
Dalam mendiagnosa penyakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah dan
pemeriksaan X-ray (rontgen) paru .
Selain itu juga dapat dilakukan pengawasan ketat terhadap anggota
keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk
menemukan penderita secara dini.
Penderita juga diberikan pengobatan dengan memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis penyebab meningitis yaitu :
b.1. Meningitis Purulenta
b.1.1. Haemophilus influenzae b : Ampisilin, kloramfenikol, setofaksim,
seftriakson.
b.1.2. Streptococcus pneumonia : Kloramfenikol , sefuroksim, penisilin,
seftriakson.
b.1.3. Neisseria meningitidies : Penisilin, kloramfenikol, serufoksim dan
seftriakson.
b.2. Meningitis Tuberkulosa
Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus yang berat
dapat ditambahkan etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa prednisone
II - 9
digunakan sebagai anti inflamasi yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dan
mengobati edema otak.
c. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan
lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat
pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat
meningitis, dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap
kondisi - kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk
mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau
ketidakmampuan untuk belajar. Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk
mencegah dan mengurangi cacat.
Konsentrasi glukosa dalam CSF biasanya di atas 40% bahwa dalam darah.
Dalam meningitis bakteri itu biasanya lebih rendah, tingkat glukosa CSF karena
dibagi dengan glukosa darah (glukosa CSF rasio glukosa serum). Rasio ≤ 0,4
adalah indikasi meningitis bakteri; pada bayi baru lahir, tingkat glukosa dalam
CSF biasanya lebih tinggi, dan rasio di bawah 0,6 (60%) karena itu dianggap
normal. Tingginya kadar laktat dalam CSF mengindikasikan kemungkinan lebih
tinggi meningitis bakteri, seperti halnya jumlah sel darah putih yang lebih tinggi.
pengobatan, tetapi dapat digunakan jika tes lainnya tidak diagnostik. Demikian
pula, uji lisat Limulus mungkin positif dalam meningitis yang disebabkan oleh
bakteri Gram-negatif, tapi itu adalah penggunaan terbatas kecuali tes lainnya telah
membantu. Polymerase chain reaction (PCR) adalah teknik yang digunakan untuk
memperkuat jejak kecil DNA bakteri untuk mendeteksi keberadaan DNA bakteri
atau virus dalam cairan serebrospinal, yang merupakan tes yang sangat sensitif
dan spesifik karena jumlah satunya jejak DNA agen menginfeksi adalah
diperlukan. Ini dapat mengidentifikasi bakteri meningitis bakteri dan dapat
membantu dalam membedakan berbagai penyebab meningitis virus (enterovirus,
herpes simplex virus 2 dan gondok pada mereka yang tidak divaksinasi untuk ini).
Serologi (identifikasi antibodi terhadap virus) mungkin berguna pada meningitis
virus. Jika meningitis tuberkulosis dicurigai, sampel diproses untuk pewarnaan
Ziehl-Neelsen, yang memiliki sensitivitas rendah, dan budaya TB, yang
membutuhkan waktu lama untuk proses; PCR sedang digunakan semakin.
infeksi bakteri meningitis lebih tinggi pada musim dingin dan musim semi
sedangkan di daerah Sub-Sahara puncaknya terjadi pada musim kering.
output berupa suatu kesimpulan atau bisa juga berupa keputusan sebagai hasil
akhir dari konsultasi.
Knowledge acquisition source berfungsi sebagai penterjemah dari
knowledge base menjadi sebuah bahasa yang dapat dimengerti oleh user.
Knowledge acquisition source diperlukan karena knowledge base yang disimpan
dalam sebuah format yang tidak bisa diartikan oleh user.
Disk/working memory adalah sebuah modul memory yang menyimpan
informasi sementara dari suatu proses konsultasi. Setiap proses yang baru
dijalankan, maka memory tersebut akan di set ke kondisi awal. Dalam menjalani
proses, memory tersebut menyimpan informasi state dari aturan-aturan yang
dipakai dalam knowledge base.
Explanation facility menyimpan data-data historis dari sebuah proses
konsultasi, yaitu aturan-aturan mana saja yang berperan dalam suatu proses
pengambilan keputusan. Data-data historis tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi
dari hasil kerja sebuah knowledge based system.
User memasukkan input dan menerima output melalui sebuah interface,
yaitu sebagai sarana penghubung antara user dengan sistem.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran yang baru ke dalam otaknya.
C. Ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, diantaranya adalah :
1. Menjadikan pengetahuan dan nasehat mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah – menerusi paduan pakar,
penerangan, sistem pakar khas.
5. Meningkatkan realibilitas.
6. Memberikan respon (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan paduan yang intelligence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat
digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.
D. Selain keuntungan-keuntungan, sistem pakar juga memiliki kelemahan,
diantaranya adalah :
1. Masalah dalam mendapat pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu
bisa didapatkan dengan mudah karena kadang kala pakar dari masalah
yang kita buat tidak ada, dan kalau ada kadang-kadang pendekatan yang
dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk
pengembangan dan pemeliharaannya.
3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.
4. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, walaupun seorang tidak
sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara
teliti sebelum digunakan. Dalam hal ini peran manusia tetap merupakan
faktor dominan.
II - 17
MB [ h , e 1 ∧ e 2 ] = 1
MD[h, e1 ∧ e2 ] (3)
Contoh :
Pada pengujian satu gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan
gejala siklus sakit kepala parah dengan kemungkinan akan mengalami penyakit
diantaranya adalah : Kaku kuduk dengan nilai MB = 0.95 dan MD = 0.01,
Fonofobia dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.1, Demam dengan nilai MB =
0.93 dan MD = 0.01, meningitis = 0.85 dan MD = 0.1.
Berdasarkan gejala yang paling umum meningitis - terjadi di hampir 94% kasus
meningitis bakteri, diikuti oleh kaku kuduk (ketidakmampuan untuk flex leher
maju secara pasif karena otot leher meningkat dan kekakuan).
Contoh :
Pada pengujian beberapa gejala satu gangguan ini, percobaan akan menggunakan
beberapa gejala yaitu : sakit kepala dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.1, sering
kejang berulang dengan nilai MB = 0.94 dan MD = 0.01, sering demam dengan
nilai MB = 0.93 dan MD = 0.01, sering nyeri tenggorokan dengan nilai MB = 0.8
dan MD = 0.1, Fonofobia dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.1. Lima gejala
tersebut kemungkinan penderita mengalami kaku kuduk.
1. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat
mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.
2. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah
pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit sebagai salah satu
contohnya.
metode ini dalam sistem pakar juga akan membuat aplikasi sistem pakar lebih
user friendly.