Anda di halaman 1dari 3

GENDER DALAM HUKUM

Dosen Pengampu :
Drs. Ketut Sudiatmaka, M. Si.

OLEH :

NAMA : GEDE YUDIARTA WIGUNA


NIM : 1814101027
KELAS / SEMESTER :A/4

PRODI ILMU HUKUM


JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

i
Soal :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peran perempuan dalam bidang politik
Negara relatif masih dibawah peran laki-laki. Jelaskan dengan argumen rasional dan
ilmiah.
2. Dalam pembangunan ekonomi negara, tampak ada peran signifikan bagi kaum
perempuan. Jelaskan dan berikan contohnya.
3. Dalam hal apakah yang memungkinkan bagi kaum perempuan memperoleh posisi yang
setara dengan laki-laki ? Jelaskan berikan contohnya.

Jawaban :

1. Banyak faktor sebenarnya yang menyebabkan peran perempuan dalam bidang politik
Negara relatif masih dibawah peran laki-laki.
Faktor internal,Kurangnya kiprah perempuan di dunia politik karena tidak memiliki
latar belakang pendidikan politik praktis yang menjadikan kemampuan berkomunikasi
dengan konstituen sangat rendah yang akhirnya tersingkir dalam pileg. Kemampuan
perempuan masih lemah dalam bernegosiasi, tawar menawar sehingga berpengaruh
terhadap tugas dan fungsi sebagai perempuan legislator, baik dalam fungsi budgeting,
legislasi, dan pengawasan. Kemudian biaya demokrasi sangat tinggi. Hal tersebut
menjadi kendala karena tidak semua perempuan bisa mengasilkan uang sendiri dalam
bekerja dan membiayai hidupnya. Alasan lainnya yaitu memang diri perempuan itu
sendiri yang tidak berminat untuk terjuan ke dalam aktifitas riil politik.
Faktor eksternal, Faktor ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menyangkut nilai-
nilai budaya masyarakat, tidak komperhensifnya penterjemah ajaran agama, aturan
hukum dan kebijakan serta pola pengambilan keputusan dalam berbgagai bidang
kehidupan yang masih bias gender. Nilai-nilai budaya patriarki mengakibatkan wanita
terdiskriminasi. Kemudian kurangnya dukungan orang terdekat, seperti keluarga. Hal
tersebut menjadi sangat berpengaruh terhadap semangat perempuan. Mereka merasa
tidak ada yang memberi support untuk berkembang, merasa tidak mendapat persetujuan
oleh suami dan orang tua. Bagi wanita dukungan dari keluarga, terutama dari suami,
akan memperkuat rasa percaya diri wanita. Kader wanita sebagai minoritas dalam
partai merasa tidak mempunyai kemampuan dan rasa percaya diri untuk bisa bersaing
dengan kader laki-laki dengan jumlah yang minoritas tersebut. Kondisi sosial budaya,
dan psikologis yang masih sangat kuat menganggap wanita hanya sebagai ibu rumah

2
tangga dengan ideologi pembagian peran publik dan domestik. birokrat partai yang
didominasi oleh laki-laki cenderung tidak memberi peluang kepada wanita dalam
penetapan nomor urut caleg. Penetapan nomor urut ditentukan oleh pimpinan partai
yang pada umumya laki-laki. adanya tafsir agama yang melarang wanita berkecimpung
di ruang publik. Kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan aspirasi dan
kepentingan wanita. Kalaupun ada, masih sangat lemah dalam sosialisasi, dan
implementasinya. Kurangnya penyajian, dan promosi aktivitas wanita di bidang politik
dibandingkan aktivitas politik laki-laki.
2. Keterlibatan perempuan dinilai cukuppenting dalam peningkatan perekonomian negara.
Perempuan memiliki kedudukan yang potensial dalam perekonomian negara.Kontribusi
perempuan di dalam perekonomian yaitu mampu mengurangi ketimpangan pendapatan
dan meningkatkan diversifikasi ekonomi, hingga dapat mendukung ketahanan ekonomi.
Peran perempuan dalam perekonomian sudah semestinya berkedudukan yang sama,
terlebih jumlah penduduk Indonesia 50% adalah perempuan. Pada dasarnya, perempuan
lebih tahu permasalahan ekonomi khususnya dalam cakupan kecil yaitu keluarga.
Dengan pengetahuan tersebut, perempuan akan mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya dengan membangun industri-industri kecil rumahan yang
mampu menopang perekonomian keluarga dan terkadang mendapatkan hasil yang lebih
tinggi daripada suami (kepala keluarga).Kemampuan tersebut secara tidak langsung
akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Perempuan juga dianggap lebih
mampu dalam hal mengatur keuangan. Sehingga jika terjadi pasang surut harga, tidak
akan terlalu berpengaruh besar bagi masyarakat.
3. Menurut saya, hal yang paling memungkinkan kesetaraan perempuan dan laki-laki
adalah persamaan dalam hukum. Hukum berlaku bagi setiap orang, sehingga tidak ada
erbedaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki. Jika struktur hukum, substansi
hukum, dan budaya hukum berjalan dan diatur dengan baik, maka akan memungkinkan
kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Terlebih lagi, hukum juga mengatur
hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia menjamin hak seseorang dalam
kehidupannya. Jika HAM diatur dengan baik, maka tidak akan terjadi ketimpangan
antara perempuan dan laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai