Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN DAN PEMBATALAN

PERKAWINAN
HUKUM PERKAWINAN
.WAJIB,wajibnya seseorang untuk melaksanakan perkawinan,bila pria tersebut
dipandang dari segi fisik dan dorongan bilogisnya sudah mendesak untuk menikah.

.SUNNAH,jika seseorang dipandang segi fisik telah wajar,ada kemampuan untuk menikah
dan sanggup menahan diri dari perbuatan dosa(seksual/zina).

.MAKRUH,jika seseorang dilihat dari sudut fisik telah wajar untuk melaksanakan
perkawinan,namun dari segi dorongan bilogisnya belum mempunyai keinginan yang
begitu kuat.

.HARAM,jika sesesorang yang ingin melaksnakan perkawinan itu berniat umtuk


menganiaya isterinya,menyakiti atau sma sekali tidak punya kemampuan,baik dari biaya
hidup juga dari fisik atau lemah dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis(impotence).

.MUBAH,orang yang mempunyai kemampuan(harta) untuk menikah,akan tetapi bila


tidak menikah tidak merasa khawatir akan berbuat zina.

Dasar hukumnya : Q.S.al-Mukmin ayat 1-6 yang artinya:

1.Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

2.(yaitu) orang-orang yang khusyu’dalam shalatnya,

3.Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,

4.Dan orang-orang yang menunaikan zakat,

5.Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya ,

6.Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka atau budak yang mereka
memiliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

.pasal 70

perkawinan batal apabila:


1.suami melakukan perkawinan sedang ia tidak berhak melakukan akad nikah karena
sudah mempunyai 4 orang istri, sekalipun salah satu dari ke 4 istrinya itu dalam iddah
talak raja’i .

2.seseorang menikahi bekas istrinya yang telah dili’annya.

3.seseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi 3 kali talak olehnya, kecuali
bekas istrinya tersebut pernah nikah dengan pria lain yang kemudian bercerai lagi ba’da
dukhul dari pria tersebut dan habis masa iddahnya.

4.perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai hubungan darah semenda dan
susunan sampai derajat tertentu yang menghalangi perkawinan menurut pasal 18 undang-
undang no.1 tahun 1974, yaitu:

a) berhubungan darah dalam garis keturunan lurus kebawah dan keatas.

b) berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu saudara, antara saudara,
antara seseorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya.

c) berhubungan semenda yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu atau ayah tiri.

d) berhubungan sesusuan yaitu orangtua sesusua, anak susuan, saudara sesusuan dan bibi
atau paman seseuan.

e) istri adalah saudara kandung atau sebagai bibi atau kemenak an dari istri atau istri-
istrinya.

.pasal72

1.Seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkwinan apabila
perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melanggar hokum.

2.seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan


apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka
mengenai diri suami atau istri.

.pasal71

suatu perkawinan dapat dibatalkan apabila:

a) Seorang suami melakukan poligami tanpa izin pengadilan agama.


b) Perempuan yang dikawini ternyata diketahui menjadi istri pria lain yang mafqud.
c) Peremuan yang dikawini ternyata masih dalam iddah dari suami yang lain.
d) Perkawinan yang melanggar batas umur perkawinan, sebagaimana yang
ditetapkan dalam pasal 7 undang-undang no.1 tahun 1974.
e) Perkawinan dilangsungkan tanpa wali atau dilaksanakan oleh wali yang tidak
berhak
f) Perkawinan dilakukan dengan paksaan .

Anda mungkin juga menyukai