Anda di halaman 1dari 2

2.

5 Persiapan pre operasi

2.5.1. Persiapan maternal

Kehamilan mempengaruhi fungsi pulmoner dan kardiovaskular. Pada ibu hamil


terjadi peningkatan kebutuhan oksigen , sehingga tindakan pencegahan yang adekuat harus
diberikan untuk menghindari terjadinya hipoksemia dan aspirasi selama operasi. Pemeriksaan
sebelum anestesi dilakukan untk mengevaluasi ibu, dengan menekankan pada riwayat ibu,
riwayat keluarga, evaluasi jalan napas dan masalah medis lainnya.1

Pasien dirawat inap pada hari operasi setelah dipuasakan. Ruang operasi disiapkan
pada suhu 80oF dan dipersiapkan darah (Packed Red Cell) sesuai golongan darah ibu.
Persiapan monitor, termasuk dua pulse oxymeters, transduser tekanan arteri, dan monitor
jantung untuk pemberian oral sodium bicitrate pada ibu, pemberian metoclopramide
intravena sebagai profilaksis aspirasi. Tersedianya fasilitas perawatan intensif bagi ibu
maupun neonatus untuk post operasi. 1

2.5.2. Persiapan janin

Tim asuhan janin terdiri dari dokter kandungan, dokter anak, dokter bedah
yang terlibat dalam bedah janin dan anestesi. 1

Lokasi plasenta dan fungsi kardiovaskular janin dievaluasi dengan ultrasonografi,


echocardiography, magnetic resonance imaging. Echocardiography digunakan untuk
memantau detak jantung janin dan volume stroke. Arteri janin atau sampel gas darah
vena dapat diambil oleh ahli bedah baik itu perkutan atau melalui pusar atau pusat.
Persiapan darah O-negatif (Packed Red Cell) yang dihangatkan untuk janin, dapat digunakan
untuk koreksi anemia. 1

Untuk prosedur dimana ekstremitas janin dapat diakses, pulse oxymeter probe
ditempatkan pada ekstremitas yang tampak dan dibungkus dengan foil untuk mengurangi
dangguan cahaya ambient. Saturasi arteri janin normal adalah 60-70% dan selama operasi
nilai saturasi dijaga agar tetap diatas 40%.1
2.6 Manajemen post op dan monitoring

Dapat dilakukan intubasi endotrakeal pada janin dengan cacat jantung berat untuk
oksigenasi yang cukup sehingga mencegah hipoksemia saat lahir. Penggunaan LMA ataupun
trakeostomi dapat dilakukan jika janin memiliki masalah saluran napas. 2

Pada periode pasca operasi, ibu dan janin dirawat pada unit perawatan intensif.
Monitor aktivitas uterus dan denyut jantung janin oleh tocodynamometry. Penggunaan kateter
epidural dapat mengurangi respon stres ibu dan persalinan prematur. 2

Monitoring status kecukupan cairan. Dalam fetal surgery sering dilakukan irigasi
uterus dengan normal saline, cairan dapat diserap sehingga dapat memasuki rongga
peritoneum melalui saluran tuba. Sehingga dapat diberika diuretik. 2

Tokolisis penting selama operasi dan setelah operasi sebagai intervensi janin yang
berhubungan dengan persalinan prematur. Gangguan aliran darah uterus atau terlepasnya
sebagian plasenta dapt terjadi karena manipulasi yang dilakukan pada uterus atau
sayatan/irisan, sehingga membahayakan aliran tali pusat ataupun aliran darah plasenta.
Intervensi minor sekalipun dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga dapat memberi
penekanan pada struktur lainnya. 2

1. Saxena,Kirti. Anaesthesia for Fetal Surgeries. Indian Journal of Anaesthesia.


Indian J Anaesth. Oct 2009; 53(5): 554–559
2. Gupta, Ritu. Et. Al. Fetal surgery and anaesthetic implications. The Board of
Management and Trustees of the British Journal of Anaesthesia. Oct 2008.........

Anda mungkin juga menyukai