Anda di halaman 1dari 9

(PLTU) batu bara Hal-hal yang mempengaruhi kinerja kondensor adalah :Laju

perpindahan panas tergantung pada laju aliran air pendingin,,


Fungsi PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi Kebersihan bagian dalam pipa-pipa,. Temperatur air pendingin
kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik masuk,Adanya gas-gas non condensable yang menyelimuti pipa-pipa.
Luas permukaan perpindahan panas. Adanya pipa yang disumbat
Proses konversi energi karena bocor akan mengurangi luas permukaan perpindahan panas.

Sebuah pembangkit listrik tenaga thermal, akan mengubah energi Bentuk kondensor
fossil atau nuklir maupun energi thermal lainnya menjadi energi panas
untuk selanjutnya diubah menjadi energi gerak yang akan memutar
generator untuk menghasilkan listrik. Pada umumnya hasil
pembakaran energi fossil digunakan pada sistem pembakaran di boiler
untuk menghasilkan uap. Selanjutnya uap yang dihasilkan oleh boiler
digunkan untuk memutar turbin uap yang terhubung dg poros
generator sehingga dihasilkan listrik.

Bahan bakar fosil dibentuk dari hewan dan tumbuhan yang telah mati
dengan proses selama ribuan tahun. Contohnya : batubara, minyak
dan gas alam. Sedangkan bahan bakar non fosil terdiri bahan
radioaktif. Contohnya : uranium dan plutonium dan thorium, yang
disebut bahan bakar nuklir.
Generator berfungsi mengubah energi mekanik berupa putaran poros
Berdasarkan bentuknya, bahan bakar diklasifikasikan sebagai padat, menjadi energi listrik dengan menerapkan prinsip induksi magnet.
cair atau gas.

Saat ini telah dikenal pua bahan bakar terbarukan yaitu biofuel dan
biogas.

Boiler adalah suatu peralatan konversi energi yang berfungsi


memanfaatkan energi panas hasil pembakaran bahan bakar untuk
ditransfer ke feedwater sehingga berubah menjadi uap superheat yang
mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.

Sirkulasi Uap Menuju Superheater

Exitasi pada generator

Pengelolaan Bahan Bakar (Batu Bara)

Klasifikasi Batu Bara

Ranking atau kelas batu bara ditentukan oleh kualitas atau parameter-
parameter yang terkandung pada batu bara tsb. Ada beberapa sistem
klasifikasi yang biasanya digunakan untuk menentukan ranking atau
kelas suatu batubara yaitu :

1. ASTM Classification
Turbin uap merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk merubah 2. Seyler's Classification
energi yang terkandung dalam uap (entalpi) menjadi energi mekanik
berupa momen putar pada poros turbin. 3. Ralston's Classification

Bagian-bagian dari turbin uap : 4. ECE Classification (Economic Commission for Europe)

Main Stop Valve (MSV),Governor Valve / Control Valve,Turning 5. International Classification for Lignite
Gear,Main Oil Pump,Hydraulic pump,Stator,Rotor,Bearing,Bearing
Pedestal Klasifikasi Batu Bara berdasarkan ESDM :

Main Stop Valve (MSV) Batubara Kalori Rendah (lignite), dengan nilai kalori < 5.100 kCal/kg
(adb) ,,,Batubara Kalori Sedang(Sub bituminous), dengan nilai kalori
Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau 5.100 – 6.100 kCal/kg (adb) ,,Batubara Kalori Tinggi (bituminous),
sebagai katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dengan nilai kalori 6.100 - 7.100 kCal/kg (adb),,Batubara Kalori Sangat
dalam dua posisi yaitu menutup penuh atau membuka penuh. Pada Tinggi (Antrasit), dengan nilai kalori > 7.100 kCal/kg (adb)
saat turbin beroperasi maka MSV membuka penuh. Sebagai penggerak
untuk membuka MSV digunakan tekanan minyak hidrolik. Sedangkan Spesifikasi batu bara, selain dipengaruhi oleh kandungan kalor
untuk menutupnya digunakan kekuatan pegas. (calorific value) juga dipengaruhi oleh beberapa unsur yang dampak
memberikan dampak pada kwalitas pembakaran.
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap
keluar turbin menjadi air kondensat sehingga bisa digunakan lagi Diagram alir sistem batubara
sebagai air pengisi boiler
Fungsi sistem batubara adalah membawa batubara dari tempat
pembongkaran ke peralatan pembakaran (firing equipment). Apakah
itu sederhana atau rumit tergantung pada cara batubara itu diterima,
dimana letak PLTU dan apakah yang diharapkan dari sistem dipandang
dari segi kapasitas, fleksibilitas, kenyamanan, dan sebagainya.

Sarana Sistem Batubara

Sarana Pengangkutan

Sarana pengangkutan batubara ada 3 macam, yaitu :

-Dengan sarana angkutan air seperti : tongkang, kapal laut, coilier,


dsb.
dalam menghitung besar aliranbatubara yang diangkut oleh sistem
Belt Conveyor diperlukan datapengukuran :
-Dengan sarana angkutan darat : truk, kereta api, dsb.

-Pengangkutan secara langsung dengan sistem conveyor untuk --Massa neto batubara yang lewat, digunakan sensor elektronik,
diperoleh harga massa (1) dan (2)
lokasi PLTU yang dekat dengan lokasi penambangan batubara.

Sarana Pembongkaran Batubara --Speed/kecepatan belt, digunakan Idler yang dilengkapi dengan
sensor (6)
sarana pembongkaran batubara berupa sebuah dermaga yang
dilengkapi dengan peralatan pembongkaran batubara seperti : Crane --Length dibuat oleh pabrik sesuai range atau kapasitas angkut Belt
Conveyor
dan Hopper, atau dengan kapal khusus yang sudah dilengkapi dengan
peralatan pembongkaran (boom conveyor).

Membongkar batubara dicurahkan ke hopper dengan menggunakan (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang
grab, gerakan grab:
ramah lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik energi terbarukan lainnya.
--Ship unloader berjalan sepanjang rel ,,Grab bergerak spepanjang
boom ,,Grab bergerak naik dan turun Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik angin
yang masuk ke dalam area efektif turbin untuk memutar baling-
Sarana Pemindah Batubara baling/kincir angin, kemudian energi putar ini diteruskan ke generator
untuk membangkitkan energi listrik.
Sistem conveyor biasanya terdiri dari beberapa rangkaian conveyor
yang dapat memindahkan batubara dengan cepat. Rangkaian
conveyor ini memungkinkan untuk melakukan pemilihan rute batubara
yang akan dipindahkan. Dengan pemilihan rute ini batubara dapat
dipindahkan dari lokasi pembongkaran langsung ke lokasi pemakaian
di bunker batubara atau lokasi penimbunan batubara (coal stok area).
Conveyor biasanya berjalan diantara 2 pulley dan conveyor tersebut
berjalan dengan ditopang oleh rollers, dan putaran kembalinya
ditopang return roller. Untuk mengatur agar supaya ketegangan
conveyor dapat terjaga dengan baik, maka dipasangkan pemberat
(belt tansioner / take up pulley)

Sarana Penimbunan Batubara

Metode yang dipakai adalah metode penimbunan dengan


menggunakan telescopic chute atau Stacker Reclaim.

Stacker Reclaim memiliki fungsi ganda yaitu sebagai ganda, yaitu dapat
menimbun/menerima dan sekaligus menempatkan timbunan secara
teratur, serta dapat mengambil kembali dari timbunan tersebut dan
langsung dapat dicurahkan ke konveyor

Sarana Sampling

Sampling batubara adalah proses pengambilan sampel batubara dari


massa yang besar menjadi massa yang lebih kecil secara
representative dan merata. Tujuan dari sampling batubara adalah
untuk mendapatkan sampel batubara dengan jumlah massa dan
ukuran tertentu dari sejumlah massa atau volume batubara

Prinsip Kerja Belt Weigher


3.1 Kincir Angin

Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu


kincir angin yang berputar dengan sumbu horizontal, dan yang
berputar dengan sumbu vertikal.

3.2 Gearbox

Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada


kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan
sekitar 1:60.

3.3 Brake System

Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang


yang dapat menimbulkan putaran berlebih pada generator. Dampak
Flow diagram pltb dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat,
rotor breakdown, terjadi arus lebih pada generator.

3.4 Generator

Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk


mengatur tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara
mengatur-atur arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan
generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal,
membutuhkan arus penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang
rumit.

3.5 Penyimpan energi


Pada sistem stand alone, dibutuhkan baterei untuk menyimpan energi
listrik berlebih yang dihasilkan turbin angin.  Contoh sederhana yang
dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah
aki mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah
tangga selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

Kurva Hubungan antara kecepatan angin, kecepatan rotor turbin dan Karakteristik Kerja Turbin Angin
daya turbin angin.

menunjukan pembagian daerah kerja dari turbin angin daerah kerja


angin dapat dibagi menjadi 3, yaitu (a) cut-in speed (b) kecepatan kerja
angin rata-rata (kecepatan nominal) (c) cut-out speed. Secara ideal,
turbin angin dirancang dengan kecepatan cut-in yang seminimal
Dari Gambar tersebut diketahui bahwa jika kecepatan angin v1 dan mungkin, kecepatan nominal yang sesuai dengan potensi angin lokal,
turbin beroperasi pada A (untuk kecepatan rotor ω1), daya maksimal dan kecepatan cut-out yang semaksimal mungkin. Namun secara
yang bisa diperoleh pada saat kecepatan angin v1 adalah pada titik mekanik kondisi ini sulit diwujudkan karena kompensasi dari
kerja A. Sehingga agar daya yang dikonversi bisa maksimal, kecepatan perancangan turbin angin dengan nilai kecepatan maksimal (Vcutoff)
rotor harus diubah menjadi ω2 sehingga titik kerja turbin menjadi di yang besar adalah Vcut dan Vrated yang relatif akan besar pula.
titik B. Jika kemudian kecepatan angin berubah menjadi v2, maka titik
Sistem Elektrik PLTB
kerja turbin akan berpindah ke titik C. perpindahan titik kerja ini
menyebabkan daya yang diperoleh menjadi tidak maksimal, daya akan Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi
maksimal dengan memindahkan titik kerja turbin angin dari titik C ke menjadi 2 yaitu (i) kecepatan konstan (ii) kecepatan
titik D dengan cara mengubah kecepatan rotor menjadi ω3. Hal ini berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-
menunjukkan bahwa untuk mendapatkan daya secara maksimal, speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robast). Sistem
kecepatan rotor harus berubah mengikuti perubahan dari kecepatan ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan
angin. menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB):


ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem kecepatan
berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat
mengekstrak daya maksimum pada berbagai macam kecepatan. 1.Daya total angin
Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang
umumnya timbul pada sistem fixed speed. Daya total aliran angin adalah sebanding dengan tenaga
kinetik aliran udara:
Merancang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin)

Pembangkit listrik tenaga angin secara garis besar di bagi menjadi dua
berdasarkan posisi poros utamanya yaitu turbin angin dengan poros
horizontal atau Horizontal Axil Wind Turbin (HAWT) dan turbin angin
dengan poros vertical atau Vertical Axis Wind Turbine (VAWT).

2. Daya maksimal kincir

Daya maksimum angin (watt) yang dapat diserap oleh sudu


rotor dapat dinyatakan dengan persamaan

2. Spesifikasi design

Energi Listrik Yang dibutuhkan sebesar 20.000 Watt atau


setara dengan 20 kW. Jika rumah penduduk dipasoki energy listrik
sebesar 900 watt maka akan terpenuhi kira-kira 20 rumah, sangat
cocok diguanakan untuk daerah-daerah terpencil.
3.Efisiensi
3. Defenisi Komponen

Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembangkit


ini adalah :

 Bangunan Sipil : Bangunan pendukung untuk


sebuah pembangkit

 Turbin Angin

4. Tata Letak
4.. Daya nyata

Daya nyata adalah daya yang yang dapat dimanfaatkan oleh turbin
untuk dijadikan sebuah energi baru. Daya ini dapat dinyatakan
Dalam perhitungan perancangan PLTB yang mengasumsikan daya dalam persamaan berikut :
sebesar 20 kw

Diketahui : Vi = 8,6 m/s

ρ = 1,2 kg/m³

5.Torsi
Pada semua benda yang berputar selalu terdapat torsi,
yaitu gaya yang menyebabkan sebuah tetap dapat berputar pada
kecepatan putarnya. Besarnya torsi dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:

Langkah 0-1 : langkah isap,


langkah 1-2 : langkah pemampatan,
garis 2-3 : pembakaran secara cepat yang menghasilkan
pemanasan gas pada volume konstan,
6. Jumlah turbin terpasang langkah 3-4 : langkah ekspansi gas panas,
segmen 4-1 : turunnya tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya
Harga N merupakan pembulatan dari n. untuk katup buang.
mendapatkan n, terlebih dahulu dihitung besarnya daya yang Setelah itu gas dibuang pada langkah 1-0.
dihasilkan turbin kemudian dibagi dengan daya masing-masing
turbin akibat kecepatan angin. Persamaan yang digunakan adalah: Mesin Diesel 4 Langkah

Langkah usaha

Pembakaran menghasilkan tekanan yang tinggi dalam ruang


bakar, tekanan ini mendorong piston dari TMA menuju TMB,
melakukan usaha

Langkah pembuangan

Akhir langkah usaha katup buang terbuka, sehingga gas


7. Perhitungan baterai yang digunakan buang keluar melalui katup tersebut, piston bergerak dari TMB menuju
TMA.

Mesin Diesel 2 Langkah

A. Langkah 1 : Pengisian dan kompresi

Piston bergerak dari TMB menuju TMA, udara pengisian


masuk melalui lubang isap, kemudian disusul dengan kompresi, akhir
kompresi bahan bakar diinjeksikan ke ruang bakar sehingga terjadi
PLTD adalah penggerak mula (Prime mover) jenis mesin diesel yang pembakaran.
memutar generator, sehingga menghasilkan energi listrik.
B. Langkah 2 :Usaha dan pembuangan

Akibat adanya pembakaran dalam ruang bakar, tekanan yang tinggi


mendorong piston dari TMA menuju TMB melakukan usaha disusul
dengan pembuangan.

3 Macam kondisi Timing Injection

-Injection timing lambat (firing point too late)

Yang dimaksud timing lambat adalah proses penyalaan pembakaran


diruang bakar lebih kecil dari 220 sebelum TMA .

Injection timing normal (firing point correct)

-Timing normal adalah langkah penyemprotan bahan bakar mulai 220


sebelum TMA dilihat pada roda gila dan diukur dgn menggunakan alat
pengukur tekanan pembakaran (diagram pembakaran)
SIKLUS DIESEL
Injection timing cepat (firing point too early)
Pada mesin diesel, hanya udara dikompresi selama langkah kompresi,
menghilangkan kemungkinan auto sulutan (knock mesin). Yang dimaksud timing cepat adalah proses penyalaan pembakaran
diruang bakar lebih besar dari 220 sebelum TMA sehingga
SIKLUS otto mengakibatkan pembakaran lebih cepat dari waktu yang ditentukan
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 proses thermodinamika Sistem Proteksi Mekanik:
yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah
proses adiabatis (kalor tetap). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat  High Temperature Jacket Water Protection
diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
Sistem pengaman temperatur air pendingin lebih ini bertujuan
untuk mengamankan agar ketika temperatur air pendingin mesin
tinggi, dapat memberikan alarm serta ketika temperatur air Kerugian pada kutub governor,kerugian pada moving,kerugian celah
pendingin mesin lebih tinggi lagi, maka mesin harus dihentikan akibat kebasahan uap,kerugian gesekan

 Low Lube Oil Pressure Protection Menghitung Unjuk Kerja Turbin Uap

Selain temperatur, jumlah alliran minyak pelumas yang masuk ke Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 250 oC
mesin diesel harus senantiasa cukup. Kecukupan aliran ini dapat diukur (superheated) dan tekanan 20 bar (2,00 MPa). Tekanan kondensor 0,1
dari tinggi rendah tekanannya. Oleh sebab itu, untuk mencegah agar bar (0,01 MPa). Aliran massa uap yang masuk ke turbin 100 kg/s.
mesin diesel tidak kekurangan minyak pelumas, maka dipasang low
lube oil pressure protection Hitunglah :

 Emergency Stop Kerja turbin (Wout),.Kerja pompa(Win) , Kalor masuk (Qin), Kalor keluar
(Qout) dan efisiensi siklus. Daya yang dihasilkan turbin dan daya netto
Emergency stop harus dilakukan oleh operator jika operator siklus T=250
menemukan ketidaknormalan serius, sementara sistem pengaman
P=20 bar (2,00 MPa)
yang ada tidak mendeteksi.
Flow : 100 kg/s
Turbin Uap

BANTALAN/BEARING

Fungsi bantalan adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin


agar tetap pada posisi normalnya.

SISTEM PELUMAS

Pelumasan bantalan sangat penting sehingga turbin tidak boleh


diputar tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem
pelumasan adalah tekanan.

KATUP UTAMA TURBIN


P : 0,1
-Main Stop Valve (MSV) bar
Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau
sebagai katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk
(0,01
-GOVERNOR VALVE Mpa)
Turbin dapat beroperasi dengan putaran yang konsta dengan beban
yang berubah ubah

Proses 1 – 2 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung


pada boiler. Pada proses ini kalor masuk ke dalam sistem (Qin).
Selanjutnya tentang peralatan TURBOCISORY
Proses 2 – 3 adalah proses ekspansi isentropis (adiabatis reversibel)
Untuk memantau kondisi turbin saat beroperasi yang berlangsung di dalam turbin uap. Pada proses ini terjadi kerja
keluar sistem (Wout)
Di pasang peralatan turbin supervisory
Proses 3 – 4 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung di
START TURBIN dalam kondensor. Pada proses ini kalor keluar dari sistem (pembuang
kalor) (Qout).
Turbin terdiri dari metal casing dan metal rotor yang mempunyai
clearence kecil.ketika uap di alirkan ke tubin akan menimbulkan Proses 4 – 1 adalah proses penekanan secara isentropis oleh pompa.
pemuaian baik pada cassing maupun rotor Pada proses ini kerja masuk ke dalam sistem (Win).
Untuk menghindari terjadiya gesekan antara rotor dengan casing maka Hitung entalpi (h) dan entropi (s) di setiap titik.
persayratan saat melakuakan start :
• Titik 2 , Uap dengan panas lanjut (superheated steam) T :
Persiapan sudah selesai,sistem pelumas sudah beroperasi,sistem 250 oC dan P : 2,00 Mpa
perapat poros sudah beroperasi,vakum kondensor sudah mencapau
batas kerjanya Entalpi (h2) = 2903,3 kJ/kg (dari tabel uap)

FAKTOR-FAKTOR Entropi (s2) = 6,5475 kJ/kg.K (dari tabel uap)

YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI TURBIN: • Titik 3, uap hasil expansi turbin yang masuk ke kondensor.

-Besarnya kerugian didalam turbin akan mempengaruhi efisiensinya. P3 = 10 kPa (diketahui)


Kerugian yang besar berarti efisiensinya rendah.
s3 = s2 = 6,5475 kJ/kg.K (2 – 3 dianggap ekspansi
Faktor penyebab kerugian pada turbin : isentropik)
Titik 3 merupakan campuran cair-jenuh dan uap-jenuh, • Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari
sehingga dari tabel didapat : sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit
Cair-jenuh entalpinya=191,81 entropi=0,6492 komunikasi melalui sel surya.

Uap-jenuh entalpinya =2583,9 entropi =8,14 Pengertian Sel Surya (Solar Cell) adalah suatu perangkat atau
komponen yang dapat mengubah energi matahari menjadi
energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic.

s3 = x.sA + (1-x).sB JENIS PHOTOVOLTAIC


6,5475 = 0,6492.x + 8,1488 – 8,1488.x Monocrystalline
7,4996.x = 1,6013 , maka x = 0,2135 Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris
tipis-tipis, sehingga akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik
h3 = x.hA + (1-x).hB satu sama lain dan berkinerja tinggi.
h3 = (0,2135)(191,81) + 2583,9 – (0,2135)(2583,9) =2624,85 Poly crystalline
– 551,66 = 2073,1
Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur /
Maka kerja Turbin (Wout) = 3024,2 - 2143,61 = 880,59 kJ/kg dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk
persegi
Daya Turbin (Pt)) = 880,59 kJ/kg * 100 kg/s = 88059 kJ/s = 88.059 kW
= 88, 0590 MW Thin Film
• Titik 4, air keluar dari kondensor Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau
beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan
Entalpi (h4) = 191,81 kJ/kg (dari tabel uap, P = 10 kPa
dasar.
fase cair)
sel surya thin film ini digolongkan menjadi.
Maka kalor yang dibuang oleh kondensor (Qout) = h3 – h4 = 2143,61 –
191,81 = 1951,8 kJ/kg a. Amorphous Silicon (a-Si) Solar Cells
Kerja Pompa = h1 – h4 = v4 (p1 – p4) Sel surya dengan bahan Amorphous Siliconini, awalnya banyak
diterapkan pada kalkulator dan jam tangan. Namun seiring dengan
v4 : masa jenis air/specific volume pada tekanan titik 4  masa jenis
perkembangan teknologi pembuatannya penerapannya menjadi
air pada 10 kPa (dari tabel)
semakin luas. Dengan teknik produksi yang disebut "stacking" (susun
p4 : tekanan pada titik 4  diketahui : 10 kPa lapis), dimana beberapa lapis Amorphous Siliconditumpuk membentuk
sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara 6% -8%
p1 : tekanan pada titik 1. Prosesnya dianggap ideal (tdk ada rugi
tekanan), maka = tekanan pd titik 2 (tekanan boiler). b. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells

Maka Kerja Pompa (Win) = 0.00101* (2000 – 10) = 2,0099 kJ/kg Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Tellurideyang memiliki
efisiensi lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9%
Daya yang diperlukan oleh pompa (Pp) = 2,0099 kJ/kg*100 kg/s = -11%.
200,99 kW
c. Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar Cells
Daya Netto Siklus (Pnett) = Pt – Pp = 88.059 kW – 200,99 kW =
87.858,01 kW = 87,85 MW Dibandingkan kedua jenis sel surya thin filmdi atas, CIGS sel surya
memiliki efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% -12%. Selalin itu jenis
• Titik 1, air masuk boiler ini tidak mengandung bahan berbahaya Cadmiumseperti pada sel
surya CdTe.
Entalpi air masuk boiler (h1) = entalpi air masuk pompa +
kerja pompa

= h4 + Win = 191,81 + Sel Fotovoltaik Organik atau OPV (Organic Photovoltaic Cell)
2,0099 = 193,8199 kJ/kg
Sering disebut sebagai sel surya (Solar Cell) adalah sel fotovoltaik
Maka kalor masuk boiler (Qin) = h2 – h1 = 3.024,2 – 193,8199 = yang menggunakan material organik sebagai penyusunnya. Proses
2.830,3801 kJ/kg penyerapan cahaya dan pengiriman muatan dilakukan oleh material
organik.
Efisiensi Siklus = (kerja turbin – kerja pompa)/kalor masuk boiler
Kelemahan sel OPV dibanding sel surya inorganik adalah efisiensinya
= (Wout- Win )/ (Qin) = (880,59 - 2,0099)/( 2.830,3801) = rendah dan umur pakainya singkat.
0,3104 = 31,04 %
Keuntungan sel OPV adalah biaya pembuatannya murah sehingga
memungkinkan untuk pemakaian dalam jumlah besar. Karena sifat
sel OPV ringan dan lentur maka aplikasi sel OPV lebih luas dibanding
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA sel surya inorganik. Sel OPV bahkan mampu digunakan untuk
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sel surya inorganik.
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik melalui Sel Surya (Solar Cell) Macam-macam Sel Surya Organik
1. Dye-sensitized solar cell (DSSC) Makin besar intensitas cahaya matahari secara proposional akan
menghasilkan arus yang lebih besar
Pada DSSC pewarna organik diserapkan di atas permukaan
semikonduktor inorganik dengan energi gap cukup besar sebagai 3. SUHU SOLAR PANEL
penyerap cahaya dan untuk mendorong elektron yang tereksitasi
menuju pita konduksi semikonduktor tersebut Bila suhu solar panel meningkat diatas standar (25°C), maka tegangan
Solar Cell akan menurun dan efisiensi juga menurun
2. Double Layer Cell
4. SHADING/BAYANGAN
Pada tahun 1986 Tang melakukan terobosan dengan merealisasikan
struktur lapisan ganda menggunakan semikonduktor organik tipe-p Shading/bayangan adalahah dimana Solar Panel tertutup dari sinar
dan tipe-n. Dua lapis setebal 70 nm dibuat menggunakan copper matahari
phthalocyanine sebagai donor elektron, dan turunan perylene
tetracarboxylic sebagai akseptor elektron. Material peka cahaya KOMPONEN UTAMA PLTS
diletakkan di antara dua elektrode berbeda, yaitu indium tin oxide
1. SELL SURYA
(ITO) sebagai pengumpul muatan positif dan perak (Ag) untuk
mengumpulkan muatan negatif FOTOVOLTAIK (photovoltaic)
3. Bulk Heterojunction Cell Bagian-2 nya:
4. Perovskite Solar Cell (PSC) • Sel Surya (cell).
Sistem penyerapan cahaya oleh organometallic halide membuat • Modul Surya (module)
efisiensi konversi daya lebih tinggi ditambah dengan material lebih
murah. • Panel Surya (panel)

PSC dilaporkan memiliki efisiensi 26% dengan keunggulan biaya • Larik Surya (Array)
produksi rendah dan karakteristiknya sangat stabil. Sedangkan
teknologi thin film yang merupakan generasi kedua menghasilkan Jenis fotovoltaik:
efisiensi 12-20%.
• Kristal Tunggal (single crystalline)

• Kristal Jamak (multi crystalline)


KARAKTERISTIK SEL SURYA
• Thin Film

• Organik (organics)

• . ALAT PENGONTROL (controller)

• Konverter (converter) (dc/dc)  up or down

• Penyearah (ac/dc)  up or down

• 3. INVERTER

• Type

• Kualitas daya output (power output quality)


• Karakteristik output dari solar cell panel dapat dilihat dari
kurva performansi, disebut I-V curve. I-V curve • 4. BATTERE
menunjukkan hubungan antara arus dan voltase.
• Sel (cell)
• Gambar diatas menunjukkan tipikal kurva I-V. Voltase (V)
adalah sumbu horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertikal. • Batere
Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam Standar Test
Conditions (STC) 1000 watt per meter persegi radiasi (atau • Bank Batere (battery bank)
disebut satu matahari puncak/ one peak sun hour) dan 25
derajat Celcius/ 77 derajat Fahrenheit suhu solar cell panel. • Type dari Battery (Electrochemistry)
Sebagai informasi STC mewakili kondisi optimal dalam
lingkungan laboratorium. • Lead Acid

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNJUK KERJA SOLAR • Li-ion


CELL
• Ni-Cad
1. ORIENTASI SOLAR PANEL
• Ni-MH
Orientasi Solar Panel ke arah matahari secra optimum adalah penting
agar Solar Module dapat menghasilkan energi maksimum • Karakteristik-karakteristik Batere Asam:

2.INTENSITAS CAHAYA MATAHARI • Temperatur

• C/D rate

Anda mungkin juga menyukai