Anda di halaman 1dari 19

PEMBUKAAN

Dilandasi dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai Ketuhanan Yang


Maha Esa, saling asah, saling asih, saling asuh, berdoa dan berusaha
untuk insyaf dan sadar atas keluhuran nilai Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi dasar
dan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.

Nurani kesadaran dan keyakinan bahwa berkumpul berbicara tentang


kehidupan, berbicara tentang kebudayaan, berbicara tentang Tuhan,
berbicara tentang kesejatian adalah panduan untuk berpikir, berjaga,
waspada dan membuka mata bahwa kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah benteng kehidupan yang menjadi semangat
orang Indonesia akan hadirnya sebuah gerakan budaya kebangsaan
Indonesia yang hidup untuk kemajuan akal, karsa dan cipta manusia
Indonesia sejati.

Oi Bersatulah adalah falsafah gerak dan bertindak, benteng kehidupan,


agar hidup bersama terus terjaga dalam mewujudkan pribadi-pribadi yang
selaras, harmonis, dinamis dalam masyarakat yang berdaya, dan berguna.

Bahwa perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata merupakan wujud


terbukanya kesadaran sebagai matahari, terbentuknya kesabaran sebagai
bumi, dan tercapainya keberanian sebagai cakrawala adalah kemuliaan
orang Indonesia dalam melepaskan diri dan terbebas dari kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan kebobrokan moral yang membelenggu
sesuai amanat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka dibentuklah Oi dengan
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sebagai berikut

1
K
E
T
E
T
A
P
A
N
M
U
S
Y
A
W
A
R
A
H
N
A
SI
O
N
A
L
Oi
V
I
T
A
H
U
N
2
0
1
7
Tentang:

ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Oi.
2. Kata Oi bukan merupakan singkatan (akronim).
3. Oi didirikan oleh Virgiawan Listanto (Iwan Fals) bersama penggemarnya dalam silaturahmi
nasional di Desa Leuwinanggung Kecamatan Cimanggis, Kota Depok (yang saat ini menjadi
Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos, Kota Depok), pada tanggal 16 Agustus 1999 untuk
waktu yang tidak terbatas dan untuk selanjutnya tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi Oi.
4. Sekretariat Badan Pengurus Pusat Oi berkedudukan di wilayah ibukota negara republik Indonesia
dan/atau sekitarnya.

BAB II
KEDAULATAN
Pasal 2
Kedaulatan berada ditangan anggota Oi yang tercermin sepenuhnya dalam musyawarah anggota Oi.
BAB III
ASAS, SIFAT DAN FUNGSI
Pasal 3
Organisasi Oi berazaskan pancasila.

Pasal 4
1. Oi adalah organisasi masyarakat yang bersifat sosial dan mandiri (independen), bukan partai
politik dan bukan bagian dari organisasi pemerintah, organisasi politik maupun organisasi sosial
kemasyarakatan lainnya dan tidak mempunyai tujuan atau memperjuangkan faham aliran politik
dan golongan tertentu.
2. Oi adalah wadah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang bersifat universal dan
multidimensional yang mencakup semua aspek kehidupan moral, spiritual, sosial, politik, ekonomi,
lingkungan, budaya maupun hukum.
3. Oi bersifat demokratis dan terbuka bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, tanpa
membedakan asal usul, ras/etnis, suku, agama, status sosial maupun faham/aliran politik dan
golongan yang dianut.

Pasal 5
1. Oi berfungsi sebagai wadah persaudaraan sesama anggota Oi dan atau antar anggota Oi dengan
anggota masyarakat.
2. Oi berfungsi sebagai wadah pembinaan, pengembangan bakat, kreatifitas anggota dan atau
masyarakat pada bidang seni, pendidikan, olahraga, akhlak dan niaga.

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 6
Maksud didirikan Oi adalah mendorong, membina, menumbuh kembangkan minat, bakat, serta
potensi-potensi anggota Oi dan masyarakat untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi kehidupan
berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Pasal 7
Tujuan didirikan Oi adalah memberdayakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang berbudi pekerti luhur, memahami nilai-nilai pancasila, untuk terwujudnya masyarakat
yang bermartabat, bersatu, berdaya dan bermanfaat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

BAB V
USAHA
Pasal 8
Dalam mewujudkan maksud dan tujuannya, Oi melakukan usaha-usaha:
1. Menghimpun dan membina Anggota-Anggota Oi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat
kreatif, rekreatif, edukatif dalam rangka penumbuhan idealisme, patriotisme, peningkatan budaya
baca, budaya belajar, daya cipta, daya nalar, daya analisis, prakarsa dan daya kreasi sesuai azas,
dan tujuan Oi, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menyelenggarakan kegiatan–kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan azas, dan tujuan Oi
serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

BAB VI
ATRIBUT
Pasal 9
Oi mempunyai atribut yang terdiri dari panji-panji, bendera, lambang, seruan, mars dan hymne Oi.

BAB VII
JATI DIRI DAN KODE ETIK
Pasal 10
1. Oi memiliki dasar jati diri yang membentuk jiwa raga anggotanya sebagai landasan moral.
2. Oi mempunyai kode etik sebagai pedoman organisasi bagi setiap anggotanya.
3. Jati diri dan kode etik dijelaskan lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota Oi terdiri dari:
1. Anggota Binaan.
2. Anggota Biasa.
3. Anggota Luar Biasa.
4. Anggota Kehormatan.

BAB IX
ORGANISASI
Pasal 12
1. Organisasi Oi terdiri dari:
a. Tingkat Nasional Dewan Pertimbangan Oi (DP Oi)
b. Tingkat Nasional Badan Pengurus Pusat Oi (BPP Oi)
c. Tingkat Propinsi Badan Pengurus Wilayah Oi (BPW Oi)
d. Tingkat Kota/Kabupaten Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi (BPK Oi)
e. Tingkat Kelompok Badan Pengurus Kelompok Oi (BPKel. Oi)
f. Oi Kelompok di Luar Negeri
2. Perangkat organisasi terdiri dari:
a. Badan Otonom Oi
b. Lembaga-Lembaga Oi
c. Departemen-departemen
d. Biro-biro
e. Bidang-bidang
f. Bagian-bagian

BAB X
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI LAIN
Pasal 13
Oi dapat menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi pemerintah maupun organisasi dan
lembaga swasta lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XI
MUSYAWARAH & RAPAT-RAPAT
Pasal 14
1. Musyawarah & Rapat Oi terdiri dari:
a. Musyawarah Nasional Oi (MUNAS Oi)
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa Oi (MUNASLUB Oi)
c. Rapat Pimpinan Nasional Oi (RAPIMNAS Oi)
d. Rapat Kerja Nasional Oi (RAKERNAS Oi)
e. Musyawarah Wilayah Oi (MUSWIL Oi)
f. Musyawarah Wilayah Luar Biasa Oi (MUSWILUB Oi)
g. Rapat Kerja Wilayah Oi (RAKERWIL Oi)
h. Rapat Pimpinan Wilayah Oi (RAPIMWIL Oi)
i. Musyawarah Kota/Kabupaten Oi (MUSKOT / MUSKAB Oi)
j. Musyawarah Kota/Kabupaten Luar Biasa Oi (MUSKOTLUB / MUSKABLUB Oi)
k. Rapat Kerja Kota/Kabupaten Oi (REKERKOT / RAKERKAB Oi)
l. Musyawarah Kelompok Oi (MUSKEL Oi)
m. Musyawarah Kelompok Luar Biasa (MUSKELUB Oi)
n. Rapat Kerja Kelompok Oi (RAKERKEL Oi)

BAB XII
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
1. Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 (empat belas) dinyatakan kuorum apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah Peserta yang hadir.
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila
hal ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 16
Keuangan dan kekayaan diperoleh dari:
1. Iuran anggota Oi.
2. Sumbangan dari perorangan maupun kelompok yang sifatnya tidak mengikat.
3. Bantuan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat.
4. Pendapatan-pendapatan lain yang sah dan halal yang diperoleh dari usaha-usaha organisasi
(Badan Usaha).

BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 17
1. Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional.
2. Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) pasal ini harus dihadiri
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah Peserta Musyawarah Nasional.
3. Keputusan tentang perubahan Anggaran Dasar adalah sah apabila, diambil dengan persetujuan
sekurang-kurangnnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta Musyawarah Nasional yang hadir.

BAB XV
PEMBUBARAN ORGANISASI Oi
Pasal 18
1. Pembubaran Oi hanya dapat dilakukan oleh suatu Musyawarah Nasional.
2. Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) pasal ini harus dihadiri
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah Peserta Musyawarah Nasional.
3. Keputusan tentang pembubaran Oi adalah sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Peserta Musyawarah Nasional yang hadir.
4. Apabila Oi dibubarkan setelah utang piutang diselesaikan maka Musyawarah Nasional yang
memutuskan pembubaran untuk selanjutnya dapat menyerahkan kekayaan Oi kepada badan-
badan / lembaga-lembaga sosial di Indonesia.
BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 19
1. Anggaran Dasar ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Musyawarah Nasional dan tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar.

BAB XVII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 20
1. Dengan ditetapkannya dan disahkannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar yang lama
sebagaimana tersebut dalam Surat Keputusan Musyawarah Nasional Oi ke V tanggal 28 April 2013
di Asrama Haji Pondok Gede – D.K.I Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan-peraturan yang ada sebelum ditetapkan dan disahkan Anggaran Dasar ini dapat tetap
berlaku selama belum ada perubahan dan sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.

BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 21
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : LPMP Jl. Jendral Gatot Soebroto 44A,
Pahoman Bandar Lampung-Lampung
Pada Tanggal : 23 April 2017
Disahkan Pada : Sidang Musyawarah Nasional Oi VI

KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL Oi VI TAHUN 2017


Tentang:
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
USAHA
Pasal 1
1. Meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman, penyadaran dan pengamalan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang seni, olahraga, dan pendidikan melalui
kegiatan pengkaderan dan kepelatihan di berbagai bidang.
3. Mengembangkan usaha-usaha kerjasama dalam penciptaan karya dengan pihak lain yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
4. Menyelenggarakan kegiatan penelitian, pengkajian dan pengembangan wawasan sosial
kemasyarakatan.

BAB II
ATRIBUT
Pasal 2
1. Panji-panji.
2. Lambang (logo) organisasi huruf “O” berwarna putih miring kekanan menyatu dengan huruf “i”,
yang melebar kekiri dengan berwarna hitam dan titik bulat berwarna merah.
3. Arti / Makna lambang Oi adalah:
a. Bentuk huruf “O” berwarna putih miring kekanan menyatu dengan huruf “i”, yang melebar
kekiri dengan berwarna hitam melambangkan kesucian yang dilandasi keteguhan dan
ketegasan sikap.
b. Titik bulat berwarna merah darah melambangkan semangat yang membara untuk bersatu.
4. Bendera berupa kain berwarna dasar putih berbentuk empat persegi panjang dengan
perbandingan ukuran 2 (dua) berbanding 3 (tiga) dengan lambang Oi ditengahnya.
5. Seruan Oi adalah “Oi Bersatulah”.
6. Mars Oi.
7. Hymne Oi.

BAB III
JATI DIRI DAN KODE ETIK
Pasal 3
Jatidiri
1. Jati diri Oi adalah dasar-dasar keyakinan Oi mengenai nilai-nilai Ketuhanan dan ke-Indonesiaan
dalam kesejatian bhineka tunggal ika.
2. Jati diri berfungsi sebagai landasan cipta, landasan karya dan landasan sikap anggota Oi.
3. Rumusan Jati diri menjadi pokok pikiran dalam setiap program kerja, garis kebijakan, dan seluruh
materi pendidikan anggota Oi.

Pasal 4
Rumusan Jati Diri
Pokok pikiran penciptaan Tuhan
1. Nurani Oi sadar dan yakin atas penciptaan Tuhan serta seluruh isinya.
2. Anggota Oi adalah orang Indonesia yang sempurna dalam penciptaan Tuhan, oleh karenanya
terpanggil untuk membumikan kesejahteraan manusia.
3. Nilai Ketuhanan dalam segala hubungannya adalah pembentuk jiwa keberagaman anggota Oi.
4. Bentuk dan rupa Oi yang berbeda tetapi tetap satu adalah penghormatan terhadap wujud bangsa
Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, adat istiadat, agama dan kepercayaan.
Pokok pikiran ke-Indonesiaan
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar memiliki sejarah yang panjang dan luhur sebagai
modal pembangunan Indonesia.
2. Sejarah Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai harganya sehingga penyelamatan sejarah
bangsa menjadi tanggung jawab bersama.
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang paling ideal dan telah
tuntas dalam pergulatan perjuangan bangsa Indonesia
4. Bumi, air, dan kekayaan alam Indonesia yang dikuasai oleh negara pada hakekatnya adalah milik
dan untuk rakyat Indonesia, sehingga kebijakan negara terhadapnya harus memperhatikan
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pasal 5
Kode Etik
1. Kode etik Oi adalah pedoman moral anggota Oi di dalam organisasi dan kehidupan Oi di
masyarakat.
2. Setiap tindakan anggota Oi yang berpengaruh secara luas dalam kehidupan organisasi dapat
dimintai pertanggung jawaban.
3. Pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) dilakukan dihadapan Dewan
Pertimbangan Oi selaku pembina informal terhadap keberadaan anggota Oi.
4. Setiap anggota Oi yang melanggar kode etik dapat dikenakan sanksi pemberhentian keanggotaan.
5. Pemberhentian keanggotaan dilakukan oleh Badan Pengurus Oi di semua tingkatan organisasi
setelah memberikan teguran sebanyak 3 (tiga) kali terhadap anggota tersebut.
6. Anggota Oi yang telah dikenakan sanksi dapat melakukan pembelaan diri melalui Dewan
Pertimbangan Oi.
7. Dalam hal anggota yang telah dikenakan sanksi tidak terbukti bersalah, maka Badan Pengurus Oi
di semua tingkatan organisasi wajib melakukan pemulihan nama baik terhadap anggota tersebut.

Pasal 6
Rumusan Kode Etik
Setiap anggota Oi terikat dan secara sukarela mengikatkan diri untuk tunduk kepada kode etik Oi
yaitu:
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dengan tidak membeda-bedakan
latar belakang, asal-usul, ras / etnis, suku, agama, status sosial, paham golongan dan paham
politik tertentu.
3. Memegang teguh persaudaraan antar sesama anggota Oi.
4. Setia menjaga nama baik, martabat dan kehormatan keluarga besar Oi.
5. Memiliki kepekaan sosial, bertindak jujur, adil dan bertanggung jawab.
6. Tetap bahagia mendahulukan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi maupun
golongan.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 7
1. Anggota binaan adalah setiap Warga Negara Indonesia yang masih berusia di bawah 17 (tujuh
belas) tahun untuk dipersiapkan sebagai calon anggota Oi.
2. Anggota biasa adalah setiap Warga Negara Indonesia yang terdaftar sebagai anggota Oi.
3. Anggota Luar Biasa adalah anggota yang dianggap berjasa kepada Oi berdasarkan kriteria-kriteria
yang ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat Oi melalui peraturan tersendiri.
4. Anggota Kehormatan adalah setiap para Pendiri Oi.

BAB V
PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 8
1. Setiap orang warga negara Indonesia dapat menjadi anggota Oi yang dengan sukarela
mengajukan permohonan menjadi anggota Oi.
2. Calon anggota Oi yang mendaftarkan diri harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
3. Calon anggota Oi yang telah memenuhi syarat, kemudian ditetapkan dengan pemberian Kartu
Tanda Anggota (KTA) dan dihimpun dalam Oi Kelompok.
4. Syarat-syarat dan tata cara menjadi anggota diatur tersendiri melalui Peraturan Organisasi
tentang kaderisasi.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 9
1. Setiap Anggota Biasa berhak:
a. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi Oi.
b. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul, saran, serta pertanyaan, baik secara lisan
maupun tertulis.
c. Memiliki hak memilih dan dipilih.
d. Mendapatkan pendidikan, kebebasan berpendapat, pembinaan, perlindungan dan pembelaan
serta pemulihan nama baik.
e. Mengikuti kegiatan di luar organisasi dengan surat penunjukan mandat dari Badan Pengurus
disetiap tingkatan
2. Setiap Anggota Luar Biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul dan pertanyaan baik
lisan maupun tertulis.
3. Setiap Anggota Kehormatan berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul dan pertanyaan
baik lisan maupun tertulis.

Pasal 10
1. Setiap Anggota berkewajiban:
a. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Oi.
b. Mentaati dan melaksanakan seluruh keputusan Musyawarah Nasional dan peraturan-peraturan
organisasi lainnya.
c. Membayar iuran anggota Oi.
2. Setiap Anggota Luar Biasa berkewajiban mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Oi.
3. Setiap Anggota Kehormatan berkewajiban mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Oi.

BAB VII
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 11
1. Anggota berhenti karena:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri yang disampaikan secara tertulis.
c. Diberhentikan karena:
i. Melanggar peraturan-peraturan organisasi.
ii. Mencemarkan nama baik organisasi.
2. Mekanisme pemberhentian anggota diatur dalam peraturan organisasi lebih lanjut.

BAB VIII
PERANGKAPAN JABATAN
Pasal 12
1. Anggota Biasa Oi tidak dapat merangkap keanggotaan dengan organisasi masyarakat lain yang
azas, sifat dan tujuannya bertentangan dengan organisasi Oi.
2. Anggota Biasa Oi yang menjabat sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang menjadi Pengurus
di setiap tingkatan tidak dapat merangkap sebagai Pengurus partai politik tertentu.
3. Anggota Biasa Oi yang menjabat sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara tidak dapat merangkap
jabatan ditingkatan lainnya.
4. Perangkapan keanggotaan dan jabatan seperti dimaksud pada ayat 1 (satu) dan 2 (dua)
dikenakan sanksi pemberhentian keanggotaan.

BAB IX
PENGHARGAAN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 13
Penghargaan Organisasi
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau mengangkat
citra nama baik Oi.
2. Bentuk dan tata cara pemberian penghargaan diatur dalam ketentuan lebih lanjut.
Pasal 14
Sanksi Organisasi
1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena melanggar produk hukum yang normatif
dan atau mencemarkan nama baik Oi.
2. Anggota yang dikenakan sanksi dapat menggunakan hak pembelaan diri.
3. Sanksi-sanksi dan pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dan 2 (dua) pasal ini
akan diatur kemudian dalam kode etik.

BAB X
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS,
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 15
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Oi terdiri dari:
1. Badan Pengurus Pusat Oi.
2. Badan Pengurus Wilayah Oi.
3. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi.
4. Badan Pengurus Kelompok Oi.

Pasal 16
Badan Pengurus Pusat Oi
1. Badan Pengurus Pusat Oi adalah badan eksekutif pengemban amanat Musyawarah Nasional dan
pimpinan tertinggi Oi.
2. Masa jabatan Badan Pengurus Pusat Oi selama 4 (empat) tahun.
3. Badan Pengurus Pusat Oi bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.
4. Susunan Badan Pengurus Pusat Oi terdiri dari
a. Ketua Umum
b. Ketua-Ketua sekurang-kurangnya 6 (enam) orang
c. Sekretaris Jenderal
d. Sekretaris-sekretaris sekurang-kurangnya 6 (enam) orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Kepala Departemen-departemen
h. Ketua Lembaga-lembaga non departemen
i. Badan Pengurus Pusat Oi dapat membentuk pembina-pembina pusat
j. Adanya korwil yang mengatur wilayah.

5. Ketua-Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat) butir b pasal ini membidangi:
a. Departemen Agama
b. Departemen Pendidikan dan Pelatihan
c. Departemen Pengembangan Organisasi dan Aparatur
d. Departemen Komunikasi dan Informasi
e. Departemen Perekonomian dan Niaga
f. Departemen Seni, Budaya dan Olahraga
g. Departemen Penelitian dan Pengkajian
6. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Oi dan Sekretaris Jenderal Oi dipilih oleh Musyawarah
Nasional.
7. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Oi dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya
untuk 1 (satu) kali periode

Pasal 17
Tugas Dan Wewenang
Tugas:
1. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Oi bersama-sama Tim Formatur membentuk jajaran
kepengurusan Badan Pengurus Pusat Oi selambat-lambatnya 2 (dua) kali 30 (tiga puluh) hari
2. Oi memimpin dan mengendalikan jalannya organisasi Oi secara nasional
3. Badan Pengurus Pusat Oi berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi
lainnya
4. Badan Pengurus Pusat Oi menentukan, menetapkan peraturan-peraturan organisasi Oi dan
kebijakan organisasi Oi di tingkat nasional
5. Badan Pengurus Pusat Oi berkewajiban memberikan laporan secara periodik setiap 1 (satu) tahun
sekali kepada Dewan Pertimbangan Oi (DP Oi).
Wewenang:
1. Mengesahkan struktur Badan Pengurus Wilayah Oi
2. Mengesahkan struktur Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi selama belum terbentuk Badan
Pengurus Wilayah Oi
3. Dalam hal Badan Pengurus Wilayah Oi belum terbentuk, maka harus mendapat rekomendasi dari
Badan Pengurus Wilayah Oi terdekat.

Pasal 18
Badan Pengurus Wilayah Oi
1. Badan Pengurus Wilayah Oi adalah badan eksekutif pengemban amanat Musyawarah Wilayah dan
Pimpinan tertinggi Oi di tingkat Propinsi
2. Badan Pengurus Wilayah Oi dibentuk dari dan oleh Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi sekurang-
kurangnya 3 (tiga) Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
3. Badan Pengurus Wilayah Oi bertanggung jawab terhadap Musyawarah Wilayah
4. Masa jabatan Badan Pengurus Wilayah Oi selama 4 (empat) tahun
5. Susunan Badan Pengurus Wilayah Oi terdiri dari:
a. Ketua Wilayah
b. Ketua-Ketua disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing
c. Sekretaris Jendral
d. Sekretaris-Sekretaris sekurang-kurangnya 4 (empat) orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Kepala Biro-biro
h. Ketua Lembaga-lembaga
i. Ketua-Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) butir b pasal ini membidangi Biro-biro
sesuai kebutuhan
j. Badan Pengurus Wilayah Oi dapat membentuk Pembina-pembina Wilayah
6. Ketua Badan Pengurus Wilayah Oi dipilih oleh Musyawarah Wilayah
7. Ketua Badan Pengurus Wilayah Oi dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk 1
(satu) kali periode

Pasal 19
Tugas Dan Wewenang
Tugas:
1. Ketua Badan Pengurus Wilayah Oi bersama-sama Tim Formatur membentuk Susunan
Kepengurusan Badan Pengurus Wilayah Oi selambat-lambatnya 2 (dua) kali 30 (tiga puluh) hari
2. Badan Pengurus Wilayah Oi memimpin dan mengendalikan jalannya organisasi Oi di tingkat
Propinsi
3. Badan Pengurus Wilayah Oi berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan organisasi lainnya
4. Badan Pengurus Wilayah Oi menentukan dan menetapkan peraturan-peraturan organisasi Oi serta
kebijakan organisasi Oi di tingkat Propinsi
5. Badan Pengurus Wilayah Oi berkewajiban memberikan laporan secara periodik setiap 1 (satu)
tahun sekali kepada Badan Pengurus Pusat Oi (BPP Oi).
Wewenang:
1. Mengesahkan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi

Pasal 20
Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
1. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi adalah badan eksekutif pengemban amanat Musyawarah Kota
dan Pimpinan tertinggi Oi di tingkat Kota/Kabupaten
2. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi dibentuk dari dan oleh Badan Pengurus Kelompok Oi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) Badan Pengurus Kelompok Oi
3. Masa jabatan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi selama 4 (empat) tahun
4. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi bertanggung jawab terhadap Badan Pengurus Wilayah Oi
5. Susunan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi terdiri dari:
a. Ketua Kota/Kabupaten
b. Ketua-Ketua sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
c. Sekretaris Umum
d. Sekretaris-Sekretaris sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Kepala Bidang-bidang
h. Ketua Lembaga-lembaga non departemen
i. Ketua-Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) butir b pasal ini memimpin Bidang-
bidang sesuai kebutuhan
j. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi dapat membentuk Pembina-pembina Kota/Kabupaten
6. Ketua Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi dipilih oleh Musyawarah Kota / Musyawarah Kabupaten
7. Ketua Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya
untuk 1 (satu) kali periode.

Pasal 21
Tugas Dan Wewenang
Tugas:
1. Ketua Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi bersama Tim Formatur membentuk Susunan
Kepengurusan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi selambat-lambatnya 1 (satu) kali 30 (tiga
puluh) hari
2. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi memimpin dan mengendalikan jalannya organisasi Oi di
tingkat kota/kabupaten
3. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang ditetapkan
oleh Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kota/Musyawarah Kabupaten,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi lainnya
4. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi menentukan dan menetapkan peraturan-peraturan organisasi
Oi serta kebijakan organisasi Oi di tingkat Kota/Kabupaten
5. Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi berkewajiban memberikan laporan secara periodik setiap 1
(satu) tahun sekali kepada Badan Pengurus Wilayah Oi (BPW Oi)
Wewenang:
1. Mengesahkan Badan Pengurus Kelompok Oi.
Pasal 22
Badan Pengurus Kelompok Oi
1. Badan Pengurus Kelompok Oi adalah badan eksekutif pengemban amanat Musyawarah Kelompok
dan Pimpinan tertinggi Oi di tingkat Kelompok.
2. Badan Pengurus Kelompok Oi dibentuk dari dan oleh anggota Oi sekurang-kurangnya 15 (lima
belas) orang.
3. Masa jabatan Badan Pengurus Kelompok Oi selama 4 (empat) tahun.
4. Badan Pengurus Kelompok Oi Bertanggung jawab terhadap Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi.
5. Susunan Badan Pengurus Kelompok Oi terdiri dari:
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Bendahara.
d. Koordinator Bagian-bagian sesuai kebutuhan.
e. Badan Pengurus Kelompok Oi dapat membentuk Pembina-pembina Kelompok.
6. Ketua Badan Pengurus Kelompok Oi dipilih oleh Musyawarah Kelompok.
7. Ketua Badan Pengurus Kelompok Oi dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk
1 (satu) kali periode.
Pasal 23
Tugas Dan Wewenang
Tugas:
1. Ketua Badan Pengurus KelompokOi membentuk susunan Kepengurusan Badan Pengurus
Kelompok Oi selambat-lambatnya 1 (satu) kali 30 (tiga puluh) hari.
2. Badan Pengurus Kelompok Oi memimpin dan mengendalikan jalannya organisasi Oi di tingkat
Kelompok.
3. Badan Pengurus Kelompok Oi berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kota, Musyawarah Kelompok, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi lainnya.
4. Badan Pengurus Kelompok Oi berkewajiban memberikan laporan secara periodik setiap 6 (enam)
bulan sekali kepada Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi (BPK Oi).
Wewenang:
1. Memberikan rekomendasi keanggotaan Oi

BAB XI
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 24
1 Pergantian antar waktu berlaku apabila Pimpinan tertinggi organisasi berhalangan tetap (meninggal
atau mengundurkan diri)
2 Pimpinan tertinggi organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (saru) pada pasal ini berlaku
disemua tingkatan organisasi
3 Dalam hal pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Pusat berhalangan tetap, maka tugas-tugas
Ketua Umum dilaksanakan oleh Ketua-Ketua secara kolektif sampai selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sebelum diselenggarakannya Muyawarah Nasional Luar Biasa Oi (MUNASLUB Oi)
4 Apabila yang berhalangan tetap adalah Sekretris Jenderal, maka pemilihan pergantiannya
dilaksanakan melalui Rapat Pimpinan Nasional Oi (RAPIMNAS Oi)
5 Dalam hal pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Wilayah berhalangan tetap, maka tugas-tugas
Ketua Wilayah dilaksanakan oleh Ketua-Ketua secara kolektif sampai selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sebelum diselenggarakannya Musyawarah Wilayah Luar Biasa Oi (MUSWILUB Oi)
6 Dalam hal pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Kota/Kabupaten berhalangan tetap, maka
tugas-tugas Ketua Kota/Kabupaten dilaksanakan oleh Ketua-Ketua secara kolektif sampai
selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum diselenggarakannya Musyawarah Kota Luar Biasa
Oi (MUSKOTLUB Oi)

BAB XII
DEWAN PERTIMBANGAN Oi
Pasal 25
1. Dewan Pertimbangan Oi adalah lembaga yang berfungsi sebagai lembaga kontrol, evaluasi dan
mitra kerja Badan Pengurus Pusat Oi yang merupakan representasi kehendak anggota Oi
2. Anggota Dewan Pertimbangan Oi dipilih dan ditetapkan melalui Musyawarah Nasional Oi
3. Dalam hal Anggota Dewan Pertimbangan Oi tidak dipilih dan atau ditetapkan melalui Musyawarah
Nasional Oi maka pemilihannya dapat dilakukan oleh Komisi Pemilihan Independen Oi yang
dibentuk melalui Rapat Pimpinan Nasional Oi (RAPIMNAS Oi)
4. Anggota Dewan Pertimbangan Oi berasal dari perwakilan Wilayah-Wilayah
5. Masa jabatan Anggota Dewan Pertimbangan Oi adalah 4 tahun (empat) tahun
6. Susunan organisasi dan kepengurusan Dewan Pertimbangan Oi diatur dalam tata tertib (tatib)
Dewan Pertimbangan Oi

Pasal 26
Tugas dan Wewenang
Tugas Dewan Pertimbangan Oi:
1. Mengawasi jalannya kinerja Badan Pengurus Pusat Oi dalam melaksanakan amanat Musyawarah
Nasional Oi beserta seluruh peraturan hasil Musyawarah Nasional Oi
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi anggota Oi secara struktural dan tertulis dengan mekanise
yang diatur dalam Peraturan Organisasi.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Badan Otonom Oi dan Badan Usaha Oi.
4. Memberikan teguran baik langsung maupun tidak langsung kepada Badan Pengurus Pusat Oi
apabila terdapat hal-hal yang tidak sejalan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
garis-garis besar kebijakan Oi, nilai-nilai jati diri dan kode etik,
5. Bersama-sama dengan Badan Pengurus Pusat Oi menentukan dan menetapkan garis-garis besar
kebijakan Oi
Wewenang Dewan Pertimbangan Oi:
1. Mengesahkan rancangan / usulan peraturan organisasi Oi yang disusun oleh Badan Pengurus
Pusat Oi.
2. Merekomendasikan digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa Oi apabila ada kondisi yang
mengancam kehidupan organisasi.

BAB XIII
KOMISI PEMILIHAN INDEPENDEN DEWAN PERTIMBANGAN Oi
Pasal 27
1. Komisi Pemilihan Independen Dewan Pertimbangan Oi adalah pelaksana Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi yang berkaitan dengan Pemilihan Anggota
Dewan Pertimbangan Oi yang bersifat independen.
2. Anggota Komisi Pemilihan Independen Dewan Pertimbangan Oi dipilih dan ditetapkan oleh Rapat
Pimpinan Nasional Oi (RAPIMNAS Oi).
3. Anggota komisi Pemilihan Independen Dewan Pertimbangan Oi bekerja untuk waktu 6 (enam)
bulan sejak ditetapkan.

BAB XIV
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 28
Lembaga-Lembaga
1 Lembaga-lembaga adalah perangkat organisasi yang berfungsi membantu melaksanakan
kebijakan organisasi khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu yang
menjadi basis organisasi
2 Lembaga-lembaga Oi terdiri antara lain:
a. Ikatan Pemuda Pelajar Oi disingkat IPP Oi
b. Persatuan Mahasiswa Oi disingkat PM Oi
c. Persatuan Wanita Oi disingkat PW Oi
3 Lembaga dibentuk dan diangkat oleh Badan Pengurus Pusat Oi sesuai dengan kebutuhan
4 Lembaga memiliki struktur organisasi dan atau perwakilan pengurus di setiap tingkatan organisasi
Oi
5 Lembaga-Lembaga berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Badan Pengurus
Pusat Oi
6 Keputusan permusyawaratan tertinggi lembaga-lembaga yang tidak berkaitan dengan Peraturan
Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) harus dilaporkan kepada pengurus organisasi Oi
disetiap tingkatan

Pasal 29
Badan Otonom
1. Badan Otonom adalah perangkat organisasi yang menjadi alat pengabdian dan perjuangan sesuai
dengan bidang-bidang sosial dan kemanusiaan Oi.
2. Susunan organisasi dan kepengurusan Badan Otonom diatur dalam Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) masing-masing.
3. Badan Otonom berkewajiban menyesuaikan azas tujuan dan usahanya dengan organisasi Oi
4. Keputusan permusyawaratan tertinggi Badan Otonom yang berkaitan dengan Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tanggga (PD/PRT) harus memperoleh persetujuan Badan Pengurus Pusat Oi
5 Keputusan permusyawaratan tertinggi Badan Otonom yang tidak berkaitan dengan Peraturan
Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) harus dilaporkan kepada pengurus organisasi Oi
disetiap tingkatan
6 Badan otonom terdiri antara lain:
a. Oi Crisis Center (OCC)
b. Lembaga Bantuan Hukum Oi (LBH Oi)

Pasal 30
Departemen-Departemen
1. Departemen adalah perangkat yang menjadi kelengkapan organisasi di tingkat pusat yang
berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Badan Pengurus Pusat Oi.
2. Departemen-departemen dibentuk dan di koordinasikan oleh Badan Pengurus Pusat Oi

Pasal 31
Biro-Biro
1. Biro adalah perangkat yang menjadi kelengkapan organisasi di Wilayah Propinsi yang berfungsi
sebagai unit pelaksana program-program Badan Pengurus Wilayah Oi.
2. Biro-biro dibentuk dan di koordinasikan oleh Badan Pengurus Wilayah Oi.

Pasal 32
Bidang-Bidang
1. Bidang adalah perangkat yang menjadi kelengkapan organisasi di daerah Kota/Kabupaten yang
berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
2. Bidang-bidang dibentuk dan di koordinasikan oleh Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi.

Pasal 33
Bagian-Bagian
1. Bagian adalah perangkat yang menjadi kelengkapan organisasi di tingkat Kelompok yang
berfungsi sebagai unti pelaksana program-program Badan Pengurus Kelompok Oi
2. Bagian-bagian dibentuk dan dikoordinasikan oleh Badan Pengurus Kelompok Oi.

BAB XV
BADAN USAHA
Pasal 34
1. Badan Usaha adalah badan yang bersifat otonom yang dibentuk oleh Anggota Oi sesuai
kebutuhan dan ditetapkan oleh Badan Pengurus ditingkatan masing-masing
2. Pendirian Badan Usaha tidak bertentangan dengan azas, sifat dan tujuan Oi
3. Badan Usaha dikelola secara terpisah dengan organisasi Oi dan memiliki Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga secara tersendiri
4. Badan Usaha Oi terdiri antara lain:
a. Koperasi Oi (KOPER Oi)
b. Event Organiser Oi
5. Badan Usaha Oi dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi Oi
BAB XVI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 35
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi
2. Musyawarah Nasional Oi dihadiri oleh utusan Badan Pengurus Wilayah Oi dan Badan Pengurus
Kota/Kabupaten Oi
3. Musyawarah Nasional Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat Oi setiap 4 (empat) tahun
sekali
4. Musyawarah Nasional Oi dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Wilayah Oi dan Badan Pengurus Kota/Kabupaten
Oi yang sah
5. Musyawarah Nasional Oi dapat merekomendasikan tempat pelaksanaan Musyawarah Nasional Oi
selanjutnya
6. Musyawarah Nasional Oi memiliki kewenangan:
a. Menetapkan adanya perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan Garis-garis besar program dan kelembagaan organisasi
c. Menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi Oi
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Oi
e. Memilih dan menetapkan tim formatur
f. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan Oi
7. Musyawarah Nasional Oi dilaksanakan oleh Badan Pekerja yang dibentuk dan ditetapkan melalui
Rapat Pimpinan Nasional Oi (RAPIMNAS Oi)
8. Anggota Badan Pekerja Musyawarah Nasional Oi sekurang-kurangya 9 (sembilan) orang yang
terdiri dari unsur Badan Pengurus Pusat Oi, Badan Pengurus Wilayah Oi dan Badan Pengurus
Kota/Kabupaten Oi
9. Ketentuan pelaksanaan Musyawarah Nasional Oi diatur oleh Badan Pekerja Musyawarah Nasional
Oi
Pasal 36
Musyawarah Nasional Luar Biasa
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi yang
setingkat dengan Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa Oi dapat diselenggarakan apabila terjadi pelanggaran konstitusi
(Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) yang dilakukan oleh Badan Pengurus Pusat Oi
dan atau ada keadaan yang dinilai mengancam kelangsungan hidup organisasi di tingkat Nasional
sesuai rekomendasi Dewan Pertimbangan Oi
3. Musyawarah Nasional Luar Biasa dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Wilayah dan Badan Pengurus
Kota/Kabupaten Oi yang sah
4. Ketentuan-ketentuan mengenai Musyawarah Nasional berlaku sama bagi Musyawarah Nasional
Luar Biasa Oi

Pasal 37
Rapat Pimpinan Nasional
1. Rapat Pimpinan Nasional Oi adalah forum permusyawaratan yang membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan perkembangan situasi organisasi dan kehidupan nasional yang dinilai
sangat strategis
2. Rapat Pimpinan Nasional Oi dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Badan Pengurus Pusat Oi sesuai
dengan kebutuhan dan mendasar usulan Dewan Pertimbangan Oi
3. Rapat Pimpinan Nasional Oi dihadiri oleh unsur Pimpinan Badan Pengurus Pusat Oi dan Badan
Pengurus Wilayah Oi
4. Dalam hal belum terdapat Badan Pengurus Wilayah Oi, maka Badan Pengurus Pusat Oi dapat
merekomendasikan kehadiran Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
5. Peraturan dan tata tertib Rapat Pimpinan Nasional Oi ditentukan oleh Badan Pengurus Pusat Oi

Pasal 38
Rapat Kerja Nasional
1. Rapat Kerja Nasional Oi adalah Musyawarah yang dilaksanakan untuk menyusun kerangka dan
strategi program kerja organisasi
2. Rapat Kerja Nasional Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat Oi yang dihadiri oleh utusan
Badan Pengurus Wilayah dan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
3. Rapat Kerja Nasional memiliki kewenangan mengadakan evaluasi terhadap program sebelumnya
dan menetapkan program selanjutnya

Pasal 39
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi di tingkat Propinsi
2. Musyawarah Wilayah Oi dihadiri oleh utusan-utusan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
3. Musyawarah Wilayah Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Wilayah Oi setiap 4 (empat) tahun
sekali
4. Musyawarah Wilayah Oi dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi yang sah
5. Musyawarah Wilayah Oi dapat merekomendasikan tempat pelaksanaan Musyawarah Wilayah Oi
selanjutnya
6. Musyawarah Wilayah Oi memiliki kewenangan:
a. Menetapkan Garis-garis kebijakan program dan kelembagaan organisasi di tingkat Propinsi
b. Menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi Oi di tingkat Propinsi
c. Memilih dan menetapkan Ketua Wilayah
d. Memilih dan menetapkan Tim Formatur

Pasal 40
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi yang
setingkat dengan Musyawarh Wilayah
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa Oi dapat diselenggarakan apabila terjadi pelanggaran konstitusi
(Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) yang dilakukan oleh Badan Pengurus Wilayah Oi
dan atau ada keadaan yang dinilai mengancam kelangsungan hidup organisasi di tingkat Wilayah
sesuai rekomendasi Dewan Pertimbangan Oi
3. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi yang sah
4. Ketentuan-ketentuan mengenai Musyawarah Wilayah Oi berlaku sama bagi Musyawarah Wilayah
Luar Biasa Oi

Pasal 41
Rapat Pimpinan Wilayah
1. Rapat Pimpinan Wilayah Oi adalah forum permusyawaratan yang membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan perkembangan situasi organisasi dan kehidupan organisasi di tingkat
Wilayah yang dinilai sangat strategis
2. Rapat Pimpinan Wilayah Oi dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Badan Pengurus Wilayah Oi
sesuai dengan kebutuhan dan mendasar usulan Dewan Pertimbangan Oi
3. Rapat Pimpinan Wilayah Oi dihadiri oleh unsur Pimpinan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
4. Dalam hal belum terdapat Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi, maka Badan Pengurus Wilayah Oi
dapat merekomendasikan kehadiran Badan Pengurus Kelompok Oi
5. Peraturan dan tata tertib Rapat Pimpinan Wilayah Oi ditentukan oleh Badan Pengurus Wilayah Oi

Pasal 42
Rapat Kerja Wilayah
1. Rapat Kerja Wilayah Oi adalah Musyawarah yang dilaksanakan untuk menyusun kerangka dan
strategi program kerja Organisasi di tingkat Propinsi
2. Rapat Kerja Wilayah Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Wilayah Oi yang dihadiri oleh
utusan Badan Pengurus Wilayah dan Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi
3. Rapat Kerja Wilayah memiliki kewenangan mengadakan evaluasi terhadap program sebelumnya
dan menetapkan program selanjutnya.

Pasal 43
Musyawarah Kota
1. Musyawarah Kota Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi di tingkat
Kota/Kabupaten
2. Musyawarah Kota/Kabupaten Oi dihadiri oleh utusan-utusan Badan Pengurus Kelompok Oi
3. Musyawarah Kota/KabupatenOi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi setiap 4
(empat) tahun sekali
4. Musyawarah Kota/Kabupaten Oi dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Kelompok Oi yang sah
5. Musyawarah Kota/Kabupaten Oi memiliki kewenangan:
a. Menetapkan garis-garis kebijakan program dan kelembagaan organisasi di tingkat
Kota/Kabupaten
b. Menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi Oi di tingkat Kota/Kabupaten
c. Memilih dan menetapkan Ketua
d. Memilih dan menetapkan Ketua dan tim formatur Oi

Pasal 44
Musyawarah Kota Luar Biasa
1. Musyawarah Kota Luar Biasa Oi dapat diselenggarakan apabila terjadi pelanggaran Konstitusi
(Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) yang dilakukan oleh Badan Pengurus
Kota/Kabupaten Oi dan atau ada keadaan yang dinilai mengancam kelangsungan hidup organisasi
di tingkat Kota/Kabupaten
2. Musyawarah Kota Luar Biasa dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah Badan Pengurus Kelompok Oi yang sah
3. Ketentuan-ketentuan mengenai Musyawarah Kota Oi berlaku sama bagi Musyawarah Kota Luar
Biasa Oi

Pasal 45
Rapat Kerja Kota
1. Rapat Kerja Kota Oi adalah musyawarah yang dilaksanakan untuk menyusun kerangkan dan
strategi program kerja organisasi di tingkat Kota/Kabupaten
2. Rapat Kerja Kota Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Kota/Kabupaten Oi yang dihadiri oleh
utusan Badan Pengurus Kelompok Oi
3. Rapat Kerja Kota memiliki kewenangan mengadakan evaluasi terhadap program sebelumnya dan
menetapkan program selanjutnya.

Pasal 46
Musyawarah Kelompok
1. Musyawarah Kelompok Oi adalah forum musyawarah tertingi dalam organisasi di tingkat
Kelompok
2. Musyawarah Kelompok Oi dihadiri oleh anggota Badan Pengurus Kelompok Oi
3. Musyawarah Kelompok Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Kelompok Oi setiap 4 (empat)
tahun sekali
4. Musyawarah Kelompok Oi dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota Badan Pengurus Kelompok Oi yang sah
5. Musyawarah Kelompok Oi memiliki kewenangan:
a. Menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi Oi di tingkat Kelompok
b. Memilih dan menetapkan Ketua dan tim formatur Oi

Pasal 47
Musyawarah Kelompok Luar Biasa
1. Musyawarah Kelompok Luar Biasa Oi dapat diselenggarakan apabila terjadi pelanggaran konstitusi
(Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) yang dilakukan oleh Badan Pengurus Kelompok
Oi dan atau ada keadaan yang dinilai mengancam kelangsungan hidup organisasi di tingkat
Kota/Kabupaten
2. Musyawarah Kelompok Luar Biasa dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Anggota Oi yang sah
3. Ketentuan-ketentuan mengenai Musyawarah Kelompok Oi berlaku sama bagi Musyawarah
Kelompok Luar Biasa Oi.

Pasal 48
Rapat Kerja Kelompok
1. Rapat Kerja Kelompok Oi adalah musyawarah yang dilaksanakan untuk menyusun kerangkan dan
strategi program kerja Organisasi di tingkat Kelompok
2. Rapat Kerja Kelompok Oi diselenggarakan oleh Badan Pengurus Kelompok Oi yang dihadiri oleh
utusan anggota kelompok Oi
3. Rapat Kerja Kelompok memiliki kewenangan mengadakan evaluasi terhadap program sebelumnya
dan menetapkan program selanjutnya.
BAB XVII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 49
Perubahan anggaran rumah tangga ini hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Nasional Oi.

BAB XVIII
PERATURAN-PERATURAN ORGANISASI
Pasal 50
1. Anggaran Rumah Tangga ini dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan-Peraturan Organisasi
2. Peraturan-Peraturan Organisasi ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat Oi dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan Musyawarah Nasional

BAB XIX
ATURAN PERALIHAN
Pasal 51
1. Dengan ditetapkannya dan disahkannya Anggaran Rumah Tangga ini maka Anggaran Rumah
Tangga yang lama sebagaimana tersebut dalam surat keputusan Musyawarah Nasional ke V
tanggal 28 April 2013 di Asrama Haji Pondok Gede – D.K.I Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan-peraturan yang ada sebelum ditetapkan dan disahkan Anggaran Rumah Tangga ini
dapat tetap berlaku selama belum ada perubahan dan sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Rumah Tangga ini

BAB XX
PENUTUP
Pasal 52
Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : LPMP Jl. Jendral Gatot Soebroto 44A,
Pahoman Bandar Lampung-Lampung
Pada Tanggal : 23 April 2017
Disahkan Pada : Sidang Musyawarah Nasional Oi VI

Anda mungkin juga menyukai