Penyakit jantung coroner adalah suatu penyakit yang muncul karena adanya penyempitan
pada pembuluh darah yang memasok oksigen ke otak. Penyempitan pembuluh darah ini terjadi
karena adanya plak pada saluran arteri. Pada awalnya jantung coroner disebabkan oleh
penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah jantung (pembuluh coroner). Lama kelamaan
hal ini akan diikuti dengan gangguan serius lainnya seperti penimbunan jaringan ikat,
perkapuran, dan pembekuan darah. Semua itu bisa menghambat aliran darah ke jantung. (Irianto,
Koes. Memahami Berbagai Macam Penyakit. 2015. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit
Indonesia)
Faktor penyebab PJK dibagi dua yaitu yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat
dimodifikasi. contoh dari faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain adalah jenis kelamin,
dan usia. Dari beberapa penelitian dikaakan bahwa laki-laki jauh lebih banyak menderit PJK di
bandingkan perempuan. Perempuan baru banyak menderita PJK setelah usia 50 tahun. Hal ini
disebabkan karena hormone estrogen memiliki efek proteksi terhadap terjadinya aterosklerosis di
pembuluh darah coroner. Semakin lanjut usia eseorang semakin beresiko untuk terjadinya PJK.
Faktor yang dapat dimodifikasi dapat berupa pola hidup seperti makanan, merokokdan minum
minuman beralkohol. ( www.penyakitjantungkoroner.com).
Selain itu kebiasaan-kebiasaan yang memicu PJK antara lain: seseorang yang terkena
diabetes, obesitas, mempunyai tingakt lemak dan kolerterol yang tinggi, genetic, sindrom
metabolic, tekanan darah tinggi atau hipertensi, kelebihan lemak pada bagian pinggang, penyakit
ginjal akut, kegemukan, kurang olah raga, stress.
Resiko PJK berbanding terbalik dengan konsentrasi lipoprotein berdensitas tinggi (high-
density lipoprotein, HDL) plasma, kemungkinan karena HDL berfungsi melepaskan kolesterol
dari jaringan tubuh dan dapat menginhibisi oksidasi lipoprotein. Oleh sebab it, rasio kolesterol
total terhadap HDL merupakan predictor risiko yang lebih baik dari pada kadar kolesterol saja.
Kadar HDL yang rendah seringkali terdapat bersamaan dengan kadar trigliserida plasma yang
tinggi, yang juga berkorelasi dengan PJK. Ini kemungkinan disebabkan oleh aterogenesitas dari
lipoprotein berdensitassangan rendah yang kaya trigliserida dan lipoprotein berdensitas sedang.
Inaktivitas fisik menaikkan resiko terjadinya PJK melalui berbagai mekanisme. Kebugaran yang
rendah dapat menyebabkan HDL plasma yang menurun , tingkat tekanan darah yang lebih tinggi
dan resistensi insulin, serta obesitas, dimana obesitas itu sendiri merupakan faktor risiko PJK.
Pada pria, gejala jantung dapat dilihat dari gangguan fungsi seksualserius dan kebotakan
rambut. Kolesterol dan lemak berlebih dalam tubuh dikaitkan sebagai faktor pemicu gangguan
jantung. Gejalanya antara lain: tiba-tiba sakit di bagian dada dibelakng tulang dada atau seperti
sesak dada, rasa nyeri bisa berupa tekanan dibagian dada dan leher eolah-olah tercekik hingga
keluar keringat dingin, tiba-tiba pingsan.
PENCEGAHAN
Dengan menghindari makanan yang berkolesterol tinggidan berlemak merupakan cara bijak
untuk mencegah penyakit jantung coroner. Karena lemak dan kolesterol yang nantinya akan
menutupi dinding pembuluh darah arteri yang memasok makanan kejantung. (
www.sanggarkesehatan.com )