SKRIPSI
Oleh :
Wisely
NIM : 058114111
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
Dedicated to:
Jesus Christ, My Parents, My Grandma, My Sister and My Love
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Wisely
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
( Wisely )
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini
bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing dan penguji
yang selalu memberikan arahan, saran, kritik, dan dorongan serta selalu sabar
3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt selaku dosen pembimbing dan penguji yang
selalu memberikan arahan, saran, kritik, dan dorongan sehingga penelitian dan
saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sulasmono, Apt atas kesediaan menguji serta memberikan saran
6. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., selaku pembimbing akademis yang
vi
7. Kedua nenekku tercinta atas doa, kasih sayang dan nasihatnya selama ini.
8. Papi dan Mami tercinta atas doa, kasih sayang, nasihat, perhatian, kepercayaan
10. Stella Maxda Juwita dan Keluarga atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian dan
11. Teman-teman penelitian payung, Marlisa Bustan, Siska Suryanto, Yesica, Ika,
12. Teman-teman kontrakan Agus, Fian, Liberto, dan Yoyok, serta pengunjung
tetap kami Hadian, Inus, Made atas kebersamaan dan keceriaannya selama ini.
13. Sisca, Tara, Donald, Rony, Moncu dan Imel atas persahabatan dan
14. Fred dan Bayu yang telah banyak membantu selama penyusun skripsi ini.
15. Teman-teman FKK 2005 atas segala kemurahan hati telah menerima penulis
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Wisely
viii
INTISARI
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii
PRAKATA....................………………………………………………….... vi
INTISARI...……………………………………………………………...... ix
ABSTRACT................................................................................................... x
BAB I PENGANTAR................................................................................. 1
1. Permasalahan ………………………………………………........... 2
xi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA........................................................... 6
A. Perilaku Kesehatan................................................................................... 6
C. Obat Tradisional………………………………………………………… 10
D. Pemahaman……………………………………………………………… 21
E. Alasan Pemilihan………………………………………………………… 23
1. Faktor budaya………………………………………………………. 23
2. Faktor sosial………………………………………………………… 24
3. Faktor personal……………………………………………………… 25
4. Faktor psikologis……………………………………………………. 26
F. Keterangan Empiris……………………………………………………… 27
B. Variabel Penelitian...................................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 31
xii
F. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 33
1. Studi pustaka..................................................................................... 33
3. Pembuatan kuisioner......................................................................... 34
4. Penyebaran kuisioner........................................................................ 36
G. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 37
A. Karakteristik Responden........................................................................... 38
1. Usia.................................................................................................... 38
2. Pendidikan......................................................................................... 39
3. Pekerjaan............................................................................................ 39
4. Pengeluaran perbulan......................................................................... 40
1. Logo.................................................................................................. 42
3. Nomor batch.................................................................................... 52
4. Nama produk................................................................................... 54
6. Efek samping................................................................................... 59
7. Cara pemakaian................................................................................ 61
8. Keterangan kadaluwarsa.................................................................. 64
9. Kontraindikasi.................................................................................. 66
xiii
10. Komposisi......................................................................................... 70
1. Sumber pengenalan.......................................................................... 72
A. Kesimpulan............................................................................................ 80
B. Saran....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 82
LAMPIRAN................................................................................................. 85
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
ramuan segar................................................................................ 97
xvii
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu. Obat
tradisional tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan (kuratif), tetapi juga dapat
Obat tradisional pada awalnya dibuat sendiri atau ada pula yang dibuat
pada pertengahan abad ke-20 telah diproduksi secara massal baik oleh industri
banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional
Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan
tentang obat tradisional yang mereka dapat lewat informasi di kemasan obat
1
2
penggunaan yang tidak tepat, apalagi bila tidak ada informasi dari tenaga
kesehatan yang terkait. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana pemahaman
sendiri atau yang dibuat oleh herbalist) ataupun menggunakan produk jamu instan
pasti dilatarbelakangi oleh berbagai alasan. Jika dilihat dari segi harga, jamu
ramuan segar jauh lebih murah dibandingkan dengan jamu instan. Hal ini
sebenarnya sangat membantu bagi mereka yang tingkat ekonomi rendah namun
tidak semua masyarakat terampil meracik, mengerti resep yang digunakan dan
mudah memperoleh bahan baku. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk
yang relatif dekat dengan kampus III Universitas Sanata Dharma. Responden
yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih peduli terhadap kesehatannya
sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007). Usia responden dibatasi hingga
frekuensi untuk melakukan swamedikasi semakin menurun (Holt dan Hall, 1990).
1. Permasalahan
Maguwoharjo?
tradisional yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara
3
kadaluwarsa?
2. Keaslian penelitian
Proseeding Kongres Ilmiah ISFI XVI 2008 tanggal 11-12 Agustus 2008 di Hotel
Ina Garuda Yogyakarta. Data hasil penelitian yang sudah dipublikasi merupakan
data sekunder, sedangkan data yang belum dipublikasi disebut data primer
Data yang termasuk data sekunder dari penelitian yang berjudul ”Studi
Pemilihan Jamu Ramuan Segar Atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa
sediaan lain jamu selain serbuk, nomor ijin edar sebagai faktor utama yang
menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat, alasan memilih jamu ramuan segar,
alasan memilih jamu instan, tujuan penggunaan jamu dan tingkat pemahaman
Data yang termasuk data primer dari penelitian yang berjudul ”Studi
Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar Atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa
dalam pemilihan obat selain nomor ijin edar, pengertian jamu, pengertian jamu
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
untuk mendesain modul edukasi terkait obat tradisional serta dapat dijadikan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Maguwoharjo.
5
tradisional yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara
keterangan kadaluwarsa.
Desa Maguwoharjo dalam memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Perilaku Kesehatan
kognitif lain, karakteristik kepribadian termasuk afektif, status emosional dan sifat
(organisme) terhadap stimulus atau suatu objek yang berkaitan dengan sakit dan
penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku
(Notoatmodjo, 2007).
merasa sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-
apa terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga
merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha
6
7
pada lokasi yang sama, contohnya: berobat ke dokter, sekaligus ke sinse dan
dukun,
adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang
diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal sebagai
innovation decision process. Proses ini terdiri dari lima tahap, yaitu mengetahui
atau menyadari tentang adanya ide baru (awareness), menaruh perhatian terhadap
(trial) dan bila menyukainya maka setuju untuk menerima ide atau hal baru
ternyata membuat Rogers menyimpulkan bahwa proses adopsi ini tidak berhenti
setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi
sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Rogers mengubah teori itu dan
a. Tahap knowledge
dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh
b. Tahap persuasion
c. Tahap decision
d. Tahap confirmation
Pada tahap ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas
positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila
9
ada keberatan dan kritik dari lingkungan terutama dari kelompok acuannya,
maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu kembali lagi
pada perilaku semula. Sebaliknya suatu penolakan pun akan dapat berubah
kecepatan yang sama dalam hal mengadopsi sesuatu yang baru (Sarwono,
2007).
bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non perilaku). Selanjutnya
sosial, dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
factors) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan bahwa
menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan
terkena penyakit tersebut akan lebih cepat merasa terancam. Unsur yang kedua
seriousness), yaitu risiko dan kesulitan apa saja yang akan dialaminya dari
penyakit itu. Semakin berat risiko suatu penyakit maka semakin besar
yang besar dari dalam dirinya (perceived threast). Ancaman ini mendorong
tindakan yang dianjurkan (biaya yang lebih mahal, rasa malu, takut akan rasa
menerima atau menolak alternatif tindakan tersebut, diperlukan satu unsur lagi
yaitu faktor pencetus (cues to action) yang dapat datang dari dalam diri individu,
C. Obat Tradisional
1 ayat (10) obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
11
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional
di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai
kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual
bahan jamu yang pada umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan
Penjual jamu gendong, peracik tradisional, tabib lokal dan sinshe, termasuk
dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk pilis, parem, tapel, tanpa
digunakan (Anonim, 1990). Jamu gendong dibuat dan dijajakan oleh ibu-
ibu muda yang bersolek, memakai batik dan kebaya, dengan sebuah bakul
mereka. Selain jamu gendong yang umumnya dijual seperti kunir asam,
b) Peracik tradisional
setengah jadi, yaitu berupa ramuan yang sudah ditumbuk kemudian diracik
c) Tabib lokal
dengan bahan alam yang berasal dari bahan lokal. Ilmu ketabiban
seringkali diperoleh dengan cara bekerja sambil belajar kepada tabib yang
berupa kursus yang telah dikelolah dengan baik dan diselenggarakan oleh
tabib tertentu. Pada umumnya, selain pemberian ramuan, para tabib juga
d) Shinshe
dari pengetahuan negara asal mereka, yaitu Cina. Pada umumnya mereka
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari Cina meski tidak jarang juga
akupuntur.
14
industri kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak
digunakan untuk ….” atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah
produk jadi
c. Fitofarmaka
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadi
pembuktian medium dan tinggi. Kode nomor ijin edar digit 1 dan 2 adalah FF.
Pasal 40
2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta
alatkesehatan harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang
ditentukan.
Penjelasan pasal
Standar untuk obat tradisional adalah buku Material Medika
17
Pasal 41
1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat ijin edar.
Penjelasan pasal
Obat dan bahan obat tradisional yang dibuat secara sederhana oleh industri
rumah tangga seperti jamu racik dan jamu gendong tidak diwajibkan
memiliki ijin edar dan belum dikenakan sanksi pidana sebagaimana
ditentukan dalam undang-undang ini.
kandungan alkohol, dan tanggal kadaluwarsa pada penandaan atau label obat,
Pasal 3
1) Obat, obat tradisional, suplemen makanan, dan pangan yang mengandung
bahan tertentu harus mencantumkan asal dan keterangan bahan tertentu
tersebut pada komposisi penandaan atau label.
2) Untuk obat, obat tradisional, dan suplemen makanan, selain harus
mencantumkan keterangan sebagaimanan dimaksudkan pada ayat (1) juga
harus mencantumkan tulisan ”Bersumber Babi” dalam kotak dengan
warna putih pada penandaan atau label.
Pasal 4
1) Obat, obat tradisional, suplemen makanan, dan pangan yang mengandung
alkohol harus mencantumkan kadar alkohol tersebut pada komposisi
penandaan atau label.
2) Kadar alkohol sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) harus dicantumkan
dalam persentase volume per volume (v/v).
Pasal 5
1) Obat, obat tradisional, suplemen makanan, dan pangan harus
mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada penandaan atau label.
2) Pencantuman tanggal kadaluwarsa sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) harus dicantumkan dibagian utama penandaan atau label sehingga
mudah terlihat dan terbaca.
Pasal 6
Penulisan tanggal kadaluwarsa dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a) Tanggal ditulis dengan angka;
b) Bulan ditulis dengan huruf; dan
c) Tahun ditulis dengan angka.
18
Pasal 2
1) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang dibuat dan
atau diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki ijin edar dari Kepala
Badan.
2) Untuk memperoleh ijin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan pendaftaran
Pasal 3
Dikecualikan dari ketentuan Pasal 2 terhadap:
a) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang digunakan
untuk penelitian;
b) Obat tradisional impor untuk digunakan sendiri dalam jumlah terbatas;
c) Obat tradisional impor yang telah terdaftar dan beredar di negara asal
untuk tujuan pameran dalam jumlah terbatas;
d) Obat tradisional tanpa penandaan yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan
jamu gendong;
e) Bahan baku simplisia dan sediaan galenik
Pasal 4
Untuk dapat memiliki ijin edar sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat;
b) dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;
c) penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat
menjamin penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka secara tepat, rasional dan aman sesuai dengan hasil evaluasi
dalam rangka pendaftaran.
Pasal 17
1) Berkas pendaftaran harus dilengkapi dengan :
a. rancangan kemasan yang meliputi etiket, dus, pembungkus, strip,
blister, catch over, dan kemasan lain sesuai ketentuan tentang
pembungkus dan penanda yang berlaku, yang merupakan rancangan
kemasan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang
akan diedarkan dan harus dilengkapi rancangan warna;
b. brosur yang mencantumkan informasi mengenai obat tradisional obat
herbal terstandar dan fitofarmaka
19
Keterangan
√ = informasi harus dicantumkan
± = informasi dapat dicantumkan dengan menyebutkan ”Lihat Brosur”
Pasal 34
1) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang
mengandung:
a) bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat;
b) narkotik atau psikotropika;
c) bahan yang dilarang seperti yang tercantum;
d) hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
20
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dan bukan Peraturan Menteri
dan pendaftaran obat tradisional bab VI pasal 34, walaupun secara struktural
penggolongan pengelompokan obat bahan alam Indonesia (baik itu jamu, obat
herbal terstandar maupun fitofarmaka), pengelompokan ini baru ada pada tahun
2004 melalui Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
tidak percaya sampai yang fanatik. Tidak percaya karena tidak semanjur obat
mengganggap bahwa yang berasal dari alam pasti baik dan aman sehingga
onset yang sama secepatnya dengan obat modern. Hal tersebut rupanya
Masyarakat secara tidak sadar terkecoh kerena tidak tahu akan bahaya yang kelak
dialaminya, dan produsen lebih bergairah karena produknya merajai pasar tanpa
D. Pemahaman
pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap arti dari apa yang tersaji,
kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam
Pemahaman setiap orang beragam, dua orang dalam keadaan sama dapat
bertindak berbeda karena mereka merasakan situasi itu berbeda. Kita semua
menangkap suatu rangsangan diri sebuah obyek melalui sensasi, yaitu aliran
22
informasi melalui panca indra kita. Akan tetapi, tiap orang menangkap, menyusun
Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu
karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih
Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka
memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan
yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses
lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber
Akhirnya baru tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan
2002).
23
E. Alasan Pemilihan
1. Faktor budaya
a. Kebudayaan (culture)
mendasar. Jika mahluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur
oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan menyangkut banyak aspek kehidupan
manusia dan pengaruhnya akan selalu berubah dari waktu ke waktu sejalan
yang merupakan indentifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik (dalam hal ini
perilaku anggotanya.
biasanya disebut golongan sosial, lapisan atau kelas sosial. Dalam masyarakat
kini ada lapisan petani, lapisan buruh, lapisan pegawai, lapisan cendekiawan,
24
dan lain sebagainya. Lapisan atau kelas sosial semacam itu terjadi karena
manusia yang dikelaskan kedalamnya itu mempunyai suatu gaya hidup yang
khas. Lapisan ini dapat dianggap lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung
2. Faktor sosial
1) Kelompok primer
2) Kelompok sekunder
Kelompok ini cenderung bersifat resmi dan kurang terjadi interaksi yang
himpunan profesi.
b. Keluarga (family)
dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status
seseorang sering memilih produk yang menyatakan peranan dan status mereka
3. Faktor personal
dan macam barang dan jasa yang dipilih itu dipengaruhi oleh umur orang
tersebut.
b. Pekerjaan (occupation)
menabung.
26
kesenangan, dan opini mereka, sehingga gaya hidup ini merupakan potret
2006).
4. Faktor psikologis
a. Motivasi (motivation)
suatu motivasi. Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang
b. Pembelajaran (learning)
F. Keterangan Empiris
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional
2. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar ataupun
simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan jamu berbentuk
28
29
memiliki berbagai informasi seperti logo, nomor ijin edar, nama produk,
6. Jamu ramuan segar : jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dibuat
dengan cara direbus atau diperas, umumnya berbentuk cairan yang dapat
7. Jamu instan: jamu buatan pabrik yang sudah dikemas, umumnya berbentuk
serbuk yang penggunaannya tinggal diseduh dan biasa dijual di toko obat atau
warung jamu.
tahun, yang pernah mengkonsumsi jamu ramuan segar dan atau jamu instan
10. Pemahaman rendah : jika nilai persentase pemahaman kurang dari sama
11. Pemahaman tinggi : jika nilai persentase pemahaman lebih besar dari 50%
(>50%)
30
Subyek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah atau pernah
Jumlah subyek pada penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus berikut
(Notoatmodjo, 2002):
≈ 98
Jumlah sampel minimal adalah 98 orang pada penelitian ini diambil responden
sampling yaitu dengan tabel random. Hakikat dari pengambilan sampel secara
acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Berdasarkan data jumlah
total RT yang terdapat di Desa Maguwoharjo adalah 174 RT. Kemudian dengan
E. Instrument Penelitian
Pengertian kuisioner adalah alat pengumpul data disebut angket, dan sumber
Kuisioner tersebut terdiri dari 3 bagian yang berisi pertanyaan dan pernyataan
terdiri dari 36 butir pernyataan. Untuk setiap butir pernyataan diberi empat
alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan
sangat tidak setuju (STS). Responden diwajibkan untuk memilih salah satu
Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari dua sifat, yaitu : favourable dan
Azwar (1995), suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek
sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada objek
sikap. Pernyataan ini disebut yang favorable. Sebaliknya, suatu pernyataan sikap
33
dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap. Hal negatif dalam
pernyataan sikap ini sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung terhadap objek
Likert. Penilaian pada item favourable dalam skala ini dimulai dari empat sampai
dengan satu, sebaliknya untuk item unfavourable dimulai dari angka satu sampai
empat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III berikut ini:
instan. Disebut pertanyaan semi terbuka karena terdapat pilihan jawaban dan
1. Studi pustaka
2. Analisis situasi
b. Perijinan
Melalui beberapa tahapan, seperti uji pemahaman bahasa, uji validitas, dan
uji reliabilitas. Uji-uji tersebut telah dilakukan sebanyak 3 kali, untuk setiap uji
dapat dipahami atau tidak oleh responden. Hasil dari uji tersebut digunakan
35
dijawab oleh subyek, maka kuisioner tersebut dapat dinyatakan lolos uji
pemahaman bahasa.
b. Uji validitas
secara tepat sasaran yang dimaksud dalam pengukuran (Hadi, 1991). Uji
dapat mencakup seluruh kawasan isi obyek yang hendak diukur. Pengujian
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity),
yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional atau lewat professional judgment, untuk melihat sejauh mana tes
ini, pengujian validitas isi kuisioner dilakukan dengan analisis rasional dengan
uji korelasi Produk Momen Pearson. Hasil uji validitas dari 55 butir
c. Uji reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur diperlukan untuk melihat sejauh mana pengukuran
itu dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran pada
koefisisen reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00.
Hasil yang diperoleh dari uji belah dua (split-half method) adalah 0,863,
reliabilitas tinggi).
4. Penyebaran kuisioner
mengerjakan kuisioner saat itu juga dan langsung dikembalikan. Hal ini
kemasan obat tradisional, dimana edukasi ini diberikan secara personal. Tujuan
edukasi ini supaya masyarakat menjadi atau semakin kritis terhadap apa yang
mereka konsumsi.
G. Keterbatasan Penelitian
BAB IV
A. Karakteristik Responden
1. Usia
frekuensi untuk melakukan swamedikasi yang semakin menurun (Holt dan Hall,
1990). Oleh karena itu usia responden dalam penelitian ini dibatasi hingga umur
38
39
2. Pendidikan
pemeliharaan kesehatan. Seperti yang dinyatakan oleh Holt dan Hall (1990),
kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor
3. Pekerjaan
40
dan interaksi didalam kelompok sosial tersebut dapat mempengaruhi cara pandang
dan minat terhadap sesuatu. Selain itu pekerjaan juga dapat berpengaruh pada
4. Pengeluaran perbulan
status kesehatan yang lebih baik. Seseorang dengan pendapatan yang relatif lebih
besar akan mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam menggunakan fasilitas
kesehatan yang lebih baik. Menurut Schawart dan Hoopes (1990), tingkat
41
dan Makanan No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana
pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal
17 ayat (2), informasi minimal yang harus dicantumkan pada kemasan berisi
42
tentang : logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat,
1. Logo
obat tradisional, yang meliputi : penanda atau logo dan klaim khasiat serta
keamanan dari obat bahan alam Indonesia (jamu, obat herbal terstandar dan
Jika dilihat dari rendahnya pemahaman masyarakat tentang logo, maka hal
secara klinik maupun pra klinik dipahami sebagai upaya perlindungan masyarakat
dan dijadikan alasan memilih obat tradisional. Dan apakah perusahaan obat
masyarakat. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan peran tenaga kesehatan khususnya
43
apoteker sebagai sumber pemberi informasi yang berguna, yang diharapkan bisa
mencerdaskan masyarakat.
44
obat tradisional yang saya kenal, yaitu: Jamu, Obat Herbal Terstandar dan
88,79% responden (103 orang) menjawab tidak setuju, dan 2,59% responden (3
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 1 ayat (2), obat bahan alam indonesia
1) Jamu
Pernyataan ke-2 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
logo diatas adalah logo Jamu. Logo Jamu yang saya kenal seperti logo
dibawah”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 75,86% responden (88 orang)
menjawab sangat setuju, 12,93% responden (15 orang) menjawab setuju, 4,31%
45
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 5, logo jamu berupa ranting daun
Pernyataan ke-3 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu ini
adalah logo Obat Herbal Terstandar”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa
menjawab setuju, 6,90% responden (8 orang) menjawab tidak setuju, dan 87,93%
responden (102 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel V)
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 7, logo obat herbal terstandar berupa
3 pasang jari-jari daun yang terletak dalam lingkaran dan bertuliskan ”OBAT
HERBAL TERSTANDAR”.
3) Fitofarmaka
Pernyataan ke-4 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu ini
setuju, dan 89,66% responden (104 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
46
94,83%.
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 8, logo fitofarmaka berupa jari-jari
daun yang kemudian membentuk bintang yang terletak dalam lingkaran dan
bertuliskan ”FITOFARMAKA”.
1) Jamu
Pernyataan ke-5 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
bahwa Jamu belum teruji keamanan dan khasiatnya, baik pada hewan uji
72,41% responden (84 orang) menjawab sangat setuju, 12,93% responden (15
orang) menjawab setuju, 7,76% responden (9 orang) menjawab tidak setuju, dan
6,90% responden (8 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 2 ayat (1) butir (b), klaim khasiat dan
keamanan pada jamu harus dibuktikan secara empirik (belum diuji baik secara
47
Pernyataan ke-6 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
bahwa Obat Herbal Terstandar sudah teruji keamanan dan khasiatnya pada
responden (98 orang) menjawab sangat setuju, 9,48% responden (11 orang)
menjawab setuju dan 6,03% responden (7 orang) menjawab tidak setuju. Hasil
penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 3 ayat (1) butir (b), klaim khasiat dan
keamanan pada obat herbal terstandar harus dibuktikan secara ilmiah atau
praklinis.
3) Fitofarmaka
Pernyataan ke-7 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
menyatakan bahwa 85,34% responden (99 orang) menjawab sangat setuju, 7,76%
setuju dan 0,87% responden (1 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
48
pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia pasal 4 ayat (1) butir
(b), klaim khasiat dan keamanan pada fitofarmaka harus dibuktikan melalui uji
klinik.
48,28%. Sebanyak 7 dari 69 orang responden memilih nomor ijin edar sebagai
faktor utama yang menjadi pertimbangkan dalam pemilihan obat, selain nama
produk (Wisely, Hartini dan Djunarko, 2008). Menurut mereka obat yang tidak
mencantumkan nomor ijin edar merupakan produk yang belum terdaftar yang
tentang registrasi obat jadi bab I pasal 1 ayat (11) obat palsu adalah obat yang
diproduksi oleh pihak yang tidak berhak menurut undang-undang yang berlaku
atau produksi obat dengan penandaan yang meniru indentitas obat lain yang telah
memiliki ijin edar. WHO mendefinisikan obat palsu sebagai obat yang dengan
Berdasarkan jenis obat dan jumlahnya, obat palsu dapat dikelompokkan menjadi
enam kategori yaitu produk tanpa bahan aktif (32,1%), produk dengan bahan aktif
49
tidak benar (21,4 %), produk dengan jumlah bahan aktif yang tidak tepat (20,2%),
produk dengan jumlah bahan aktif yang benar tetapi dengan kemasan palsu
(15,6%), produk dengan bahan tidak layak dan kontaminan atau tercemar (8,5%)
Proses pendaftaran nomor ijin edar merupakan suatu proses evaluasi atau
penilaian obat, yang meliputi evaluasi atau penilaian aspek efikasi (kemanjuran),
keamanan dan mutu. Menggunakan obat yang tidak mencantumkan nomor ijin
edar dapat beresiko tidak terjaminnya kebenaran kandungan dan mutu obat. Setiap
produk obat memiliki nomor ijin edar dan informasi siapa industri farmasi
pendaftar produk obat tersebut serta beberapa informasi lainnya. Nomor ijin edar
yang dipalsukan akan dapat ditelusuri dengan melihat kesesuaian kode nomor
dengan fisik produk serta data pada Badan Pengawas Obat dan Makanan.
membaca informasi tentang nomor ijin edar”. Hasil dari kuisioner menyatakan
bahwa 34,48% responden (40 orang) menjawab sangat setuju, 19,83% responden
(23 orang) menjawab setuju, 2,59% responden (3 orang) menjawab tidak setuju,
50
dan 43,10% responden (50 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
informasi tentang nomor ijin edar itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
tidak setuju, dan 69,83% responden (81 orang) menjawab sangat tidak setuju.
sebesar 92,24%. Perlu diketahui bahwa penggunaan obat tradisional instan yang
c. Pengetahuan
51
dan diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)”. Hasil dari
orang) menjawab tidak setuju, dan 6,90% responden (8 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian (tabel VI) menunjukkan bahwa sebagian besar
Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria
dan tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka pasal 2 ayat (1), nomor ijin edar dikeluarkan dan diawasi oleh Badan
Pernyataan ke-11 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Dari nomor ijin
edar saya dapat mengetahui obat tersebut palsu atau tidak”. Hasil dari
setuju, 13,79% responden (16 orang) menjawab setuju, 8,62% responden (10
orang) menjawab tidak setuju, dan 57,76% responden (67 orang) menjawab
sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel VI) menunjukkan bahwa sebagian
Salah satu cara untuk mengetahui obat palsu adalah dengan melihat nomor
ijin edar. Nomor ijin edar yang dipalsukan akan dapat ditelusuri dengan melihat
52
kesesuaian kode nomor dengan fisik produk serta data pada Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM). Kepentingan adanya nomor ijin edar juga ditegaskan
didalam pertimbangan butir (a) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana
3. Nomor batch
Nomor batch yang tercantum pada kemasan obat juga merupakan hal penting
untuk diperhatikan. Nomor batch merupakan kode yang diberikan oleh industri
terjadi suatu masalah pada produk obat yang beredar dipasaran, baik masalah
53
bahwa 10,34% responden (12 orang) menjawab sangat setuju, 12,07% responden
(14 orang) menjawab setuju, 5,17% responden (6 orang) menjawab tidak setuju,
dan 72,42% responden (84 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
informasi tentang nomor batch itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
10,34% responden (12 orang) menjawab setuju, 14,66% responden (17 orang)
menjawab tidak setuju, dan 27,59% responden (32 orang) menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian (tabel VII) menunjukkan bahwa sebagian besar responden
57,76%.
54
c. Pengetahuan
obat yang gagal produksi atau rusak”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa
13,79% responden (16 orang) menjawab sangat setuju, 9,49% responden (11
orang) menjawab setuju, 6,90% responden (8 orang) menjawab tidak setuju, dan
69,82 % responden (81 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
Per/V/1990 tentang ijin usaha industri obat tradisional dan pendaftaran obat
tradisional bab 1 pasal 1 ayat (15), nomor batch memudahkan penelusuran balik
bila jika terjadi suatu masalah pada produk obat yang beredar dipasaran, baik
4. Nama produk
69 dari 69 orang responden memilih nama produk sebagai faktor utama yang
menjadi pertimbangkan dalam pemilihan obat. Mereka lebih percaya dan lebih
memilih obat tradisional yang sudah terkenal dimasyarakat daripada yang belum,
hal ini dikarenakan ketakutan masyarakat akan beredarnya obat tradisional palsu.
55
a. Pengetahuan
Pernyataan ke-15 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu pada
dari kuisioner menyatakan bahwa 83,62% responden (97 orang) menjawab sangat
setuju, 15,52% responden (18 orang) menjawab setuju dan 0,86% responden (1
orang) menjawab tidak setuju,. Hasil penelitian (tabel VIII) menunjukkan bahwa
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
(2 orang) menjawab setuju, 13,79% responden (16 orang) menjawab tidak setuju,
dan 84,48% responden (98 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
56
diingat dan diperhatikan, karena tak jarang bentuk dan warna kemasan ditiru
sebagai faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat, selain
penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi penderita.
57
Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 88,79% responden (103 orang) menjawab
sangat setuju, 8,62% responden (10 orang) menjawab setuju, 0,86% responden (1
orang) menjawab tidak setuju, dan 1,72% responden (2 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian (tabel IX) menunjukkan bahwa sebagian besar
persentase sebesar 97,41%. Penggunaan obat dikatakan tepat dan benar jika
seorang konsumen cermat dan kritis terhadap apa yang mereka konsumsi,
sehingga didalam penggunaannya obat dapat menghasilkan efek yang optimal dan
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
setuju, dan 88,79% responden (103 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
58
96,55%. Informasi tentang indikasi penting untuk diketahui, karena infomasi ini
promosi obat yang banyak dilakukan, sehingga penggunaan obat akan benar
c. Pengetahuan
setiap bahan penyusun yang ada pada kemasan memiliki khasiat/ kegunaan
orang) menjawab sangat setuju, 29,31% responden (34 orang) menjawab setuju,
orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel IX) menunjukkan
tradisional yang biasa diproduksi oleh industri obat tradisional dalam bentuk obat
tradisional pada umumnya tersusun dari bahan baku yang sangat banyak dan
tanaman obat.
59
6. Efek samping
81,90%. Sama halnya dengan informasi indikasi pada kemasan obat tradisonal,
sehingga penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi penderita.
bahwa 83,62% responden (97 orang) menjawab sangat setuju, 12,07% responden
(14 orang) menjawab setuju, 1,72% responden (2 orang) menjawab tidak setuju,
dan 2,59% responden (3 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
obat dikatakan tepat dan benar jika seorang konsumen cermat dan kritis terhadap
60
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
informasi tentang efek samping itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
setuju, dan 92,24% responden (107 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
dari promosi obat yang banyak dilakukan, sehingga penggunaan obat akan benar
c. Pengetahuan
semua obat tradisional tidak memiliki efek samping”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 38,79% responden (45 orang) menjawab sangat setuju, 9,48%
responden (11 orang) menjawab setuju, 22,41% responden (26 orang) menjawab
61
tidak setuju, dan 29,31% responden (34 orang) menjawab sangat tidak setuju.
sebesar 51,72%.
sangat keliru bila mengganggap obat tradisional tidak memiliki efek samping,
mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan
tubuh.
7. Cara pemakaian
obat, sehingga penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi
62
membaca informasi tentang cara pemakaian yang ada pada kemasan”. Hasil
dari kuisioner menyatakan bahwa 84,48% responden (98 orang) menjawab sangat
orang) menjawab tidak setuju, dan 2,59% responden (3 orang) menjawab sangat
setuju. Hasil penelitian (tabel XI) menunjukkan bahwa sebagian besar responden
94,48%. Penggunaan obat dikatakan tepat dan benar jika seorang konsumen
cermat dan kritis terhadap apa yang mereka konsumsi, sehingga didalam
potensi resiko.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
informasi tentang cara pemakaian itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
responden (10 orang) menjawab tidak setuju, dan 90,52% responden (105 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel XI) menunjukkan bahwa
63
informasi yang benar dan tepat akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran
seperti keracunan dan timbulnya efek samping. Obat akan bermanfaat apabila
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-25 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya cara
menyatakan bahwa 9,48% responden (11 orang) menjawab sangat setuju, 6,03%
tidak setuju, dan 68,10% responden (79 orang) menjawab sangat tidak setuju.
sebesar 84,48%.
Dari pernyataan tersebut tidaklah benar jika cara pemakaian semua obat
usia. Hal ini berkaitan dengan dosis dan indikasi dari obat tradisional tersebut.
Menurut Stoklosa dan Ansel (1996) umur seseorang menjadi pertimbangan dalam
menentukan dosis pemakaian obat utamanya untuk anak-anak dan orang yang
lajut usia.
64
8. Keterangan kadaluwarsa
sebagai faktor utama yang menjadi pertimbangkan dalam pemilihan obat, selain
nama produk. Menurut Chosin (2001) waktu kadaluwarsa adalah salah satu
penanda yang banyak digunakan sebagai indikator mutu dan keamanan terhadap
paparan waktu.
Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 92,24% responden (107 orang) menjawab
orang) menjawab tidak setuju, dan 1,72% responden (2 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian (tabel XII) menunjukkan bahwa sebagian besar
65
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
informasi tentang tanggal kadaluwarsa itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
responden (4 orang) menjawab tidak setuju, dan 95,69% responden (111 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel XII) menunjukkan bahwa
c. Pengetahuan
24,14% responden (28 orang) menjawab setuju, 8,62% responden (10 orang)
66
menjawab tidak setuju, dan 15,52% responden (18 orang) menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian (tabel XII) menunjukkan bahwa sebagian besar responden
75,86%.
memiliki tanggal kadaluwarsa, hal tersebut tidaklah benar karena obat tradisional
setuju, 2,59% responden (3 orang) menjawab tidak setuju, dan 96,55% responden
(112 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel XII)
yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi karena terjadi penurunan mutu
dan keamanan.
9. Kontraindikasi
67
bahwa 43,10% responden (50 orang) menjawab sangat setuju, 21,55% responden
(25 orang) menjawab setuju, 11,21% responden (13 orang) menjawab tidak
setuju, dan 24,14% responden (28 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
68
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang kontraindikasi.
responden (3 orang) menjawab setuju, 25% responden (29 orang) menjawab tidak
setuju, dan 64,66% responden (75 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
c. Pengetahuan
1) Penggunaan obat tradisional pada ibu hamil, menyusui atau yang mengalami
semua orang boleh minum obat tradisional, walaupun sedang hamil dan
menyatakan bahwa 14,66% responden (17 orang) menjawab sangat setuju, 3,45%
tidak setuju, dan 66,38% responden (77 orang) menjawab sangat tidak setuju.
69
sebesar 81,90%.
aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui ataupun yang mengalami
kehamilan merupakan masa yang rentan terhadap interaksi atau komplikasi dari
zat atau makanan atau asupan yang masuk terutama bagi janin dalam kandungan.
dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Begitu juga untuk yang
2) Pengertian kontraindikasi
menjawab tidak setuju, dan 3,45% responden (4 orang) menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian (tabel XIII) menunjukkan bahwa sebagian besar responden
hal tersebut tidak benar. Kontraindikasi adalah setiap keadaan, teristimewa setiap
keadaan penyakit yang menyebabkan suatu cara pengobatan tidak tepat atau tidak
dikehendaki, sedangkan efek samping adalah efek lain yang ditimbulkan selain
70
efek utama. Jadi keliru bila menganggap kontraindikasi sama dengan efek
samping.
10. Komposisi
Banyaknya komponen penyusun obat tadisional yang ditulis dalam bahasa latin,
menjadi salah satu kendala bagi responden untuk bisa lebih peduli terhadap
membaca informasi tentang komposisi yang ada pada kemasan”. Hasil dari
orang) menjawab tidak setuju, dan 18,97% responden (22 orang) menjawab
sangat tidak setuju. Hasil penelitian (tabel XIV) menunjukkan bahwa sebagian
71
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2),
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang komposisi
responden (14 orang) menjawab setuju, 21,55% responden (25 orang) menjawab
tidak setuju, dan 62,93% responden (73 orang) menjawab sangat tidak setuju.
c. Pengetahuan
obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat”. Hasil dari
setuju, 8,62% responden (10 orang) menjawab setuju, 0,86% responden (1 orang)
72
menjawab tidak setuju, dan 2,59% responden (3 orang) menjawab sangat tidak
Per/V/1990 tentang ijin usaha industri obat tradisional dan pendaftaran obat
tradisional bab V pasal (23) butir (c), obat tradisional tidak boleh mengandung
bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai obat.
1. Sumber pengenalan
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Berikut ini adalah gambaran mengenai
73
Dari data (gambar 9) dapat dilihat bahwa sumber pengenalan jamu yang
paling dominan adalah keluarga atau teman yakni sebesar 48,29%. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Kotler (2006) bahwa keluarga, saudara dan teman merupakan
kelompok acuan yang mempunyai pengaruh langsung pada diri konsumen, karena
dalam upaya pemanfaatan kembali bahan alam (back to nature), masih tergolong
rendah yakni 2,13%, dengan kondisi seperti ini peran tenaga kesehatan khususnya
tidak ilmiah dan tidak berharga, karena memberikan bahan yang tidak benar dan
tidak tepat serta menyebabkan orang sakit menjadi terlambat mencari pengobatan
yang menggunakan jasa pengobatan tradisional sebagai orang yang tidak mampu
membedakan mana pelayanan kesehatan yang legal dan yang tidak legal.
74
Dari data (gambar 10) dapat dilihat bahwa tujuan penggunaan jamu yang
jangan pernah menjadi dokter untuk diri sendiri dalam hal pemakaian obat
seorang ahli terutama dalam hal obat tradisional atau bukti klinis untuk penegasan
75
Dari data (gambar 11) yang diperoleh 28,65% responden memilih jamu
karena mudah didapat. Kemudian karena jamu tidak menimbulkan efek samping
dengan persentase 26,17%, selanjutnya karena murah, manjur dan lainnya dengan
pemeliharaan kesehatan. Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan oleh
76
selanjutnya. Ini sesuai dengan teori inovasi Rogers (cit Sarwono, 2007) tentang
menaruh perhatian terhadap suatu ide serta memberi penilaian, akan mencoba
diharapkan maka orang tersebut akan mengadopsi ide atau hal baru tersebut,
dalam hal ini tentang penggunaan jamu dan selanjutnya akan membentuk sikap
segar dari pada jamu instan, dengan alasan (gambar 12) : alami dan tidak
harga yang terjangkau (14,74%), banyaknya jamu instan palsu yang beredar
(14,29%), sudah turun temurun (13,61%), tahu cara meraciknya (13,15%), dan
lainnya (8,61%).
77
Apabila dilihat dari alasan pemilihan jamu ramuan segar (gambar 12) ada
hal menarik, yakni faktor banyaknya jamu palsu yang beredar ternyata menjadi
suatu hal yang menakutkan bahkan menjadi trauma bagi sebagian masyarakat
dalam pemilihan jamu instan (14,29%). Hal ini didukung hasil wawancara
berharap mendapatkan hasil yang lebih baik setelah mengkonsumsi jamu, tetapi
bukan itu yang didapatkannya. Ibu tersebut harus mendapat perawatan intensif di
rumah sakit setelah mengkonsumsi jamu instan tersebut. Walaupun sang ibu
selamat, tetapi janin yang berada didalam kandungan dan temannya yang ikut
78
instan dari pada jamu instan, dengan alasan (gambar 13) : lebih hiegienis dan
praktis (28,83%), Mudah didapat dan harga terjangkau (27,93%), jamu instan
memiliki rasa yang lebih enak (16,22%), tidak tahu cara meracik (16,22%),
Jamu ramuan segar menurut responden adalah jamu yang dibuat sendiri
dengan cara direbus atau diperas dan dibuat dari bahan-bahan alami 29,13%, jamu
ramuan segar adalah jamu gendong 28,08%, jamu yang berbentuk cair yang sudah
langsung dapat diminum tanpa perlu diolah lagi 23,10%, jamu yang bukan buatan
pabrik dan tidak dikemas 19,69%. Jenis jamu ramuan segar yang sering dibuat
oleh responden adalah kunyit asam. Pada kesempatan ini pula penulis
membuat kunyit asam dengan cara dikupas terlebih dahulu kemudian diparut atau
79
Jamu instan menurut responden adalah jamu buatan pabrik yang sudah
diseduh 36,63%, jamu yang dijual di toko obat atau warung jamu 19,41%, dan
jamu yang dibuat dengan bentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil,
salep, krim 4,03%. Pengetahuan masyarakat tentang bentuk sediaan lain pada
jamu selain serbuk tergolong rendah, hal ini mungkin disebabkan karena
2008).
BAB V
A. Kesimpulan
berusia 26-30 tahun, bertingkat pendidikan lulus SLTA atau sederajat, dengan
tergolong rendah adalah logo (8,19%), nomor batch (29,31%) dan nomor ijin
edar (48,28%).
menggunakan jamu ramuan segar daripada jamu instan, karena alami dan
instan palsu yang beredar di pasaran (14,29%), sudah turun temurun (13,61%),
80
81
B. Saran
2. Untuk peran tenaga kesehatan dalam upaya pemanfaatan kembali bahan alam
(back to nature), masih tergolong rendah sehingga dengan kondisi seperti ini
sumber informasi.
3. Masyarakat masih belum paham tentang logo, nomor ijin edar dan nomor
Anonim, 2002, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
HK.00.05.23.02769 tentang Pencantuman Asal Bahan Tertentu,
Kandungan Alkohol, Dan Tanggal Kadaluwarsa Pada Penandaan Atau
Label Obat, Obat Tradisional, Suplemen Makanan, Dan Pangan, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2004, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2005, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik
Indonesia No. HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 2005, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat
Tradisional, Obat Herbal Terstandar Dan Fitofarmaka, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi II, 106-125,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, 1-71, Pustaka belajar, Yogyakarta.
Chosin, A., 2001, Kajian Waktu Dasaluwarsa Obat Tradisional Bentuk Serbuk,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
http//digilib.litbang.depkes.go.id/, diakses tanggal 4 agustus 2008
82
83
Duke, J. A., 2000, Herb Green Medicine, 106-113, C.R.C. Boka Raton Inc Florida
Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
dengan Basica, 1-21, Andi Offset, Yogyakarta
Hakim, L., 2002, Kajian Strategis Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan
Obat Alam Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia XXI, 9-17, Universitas Surabaya, Surabaya
Handayani, L., dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional Secara Rasional,
Medika, Vol. XXVIII, Tahun 2002, 648-651
Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of
th
Nonprescription Drugs, 9 edition, 1-10, AphA, Washington D.C.
Mowen, J., dan Minor, M., 2002, Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 133-151, 205-217,
Rhineka Cipta, Jakarta
Schwartz, W.K., & Hoopes, JM., 1990, Patient Assesment and Drug Consultatin,
th
Handbook of Non Prescription Drugs, 9 edition, 11-20, AphA,
Washington D.C.
Suhadi, R., 2000, Keluarga Sehat dengan Biaya Murah Melalui Sistem Perawatan
Sendiri, Seri Menyongsong Milenium ke-3, Mencegah Penyakit Lebih
Murah daripada Mengobati Penyakit, 95-111, USD, Yogyakarta
Winata, S. D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. XI,
Tahun 2002, 50-55
85
Lampiran 2. Hasil uji validitas
86
87
Correlations
ganjil genap
ganjil Pearson
1 .863(**)
Correlation
Sig. (2-tailed) . .000
N 20 20
genap Pearson
.863(**) 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .
N 20 20
88
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian
Kuisioner
Alamat : ……………
Umur : ……………
Pekerjaan : ……………
Tingkat Pendidikan Terakhir : ……………
Pengeluaran per bulan : a. < 1.500.000
b. 1.500.000 – 2.500.000
c. 2.500.000 – 3.500.000
d. >3.500.000
Petunjuk
Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik kemudian berilah tanda (X) pada
kolom yang telah tersedia. Pilihan jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut
adalah sebagai berikut :
Jawaban yang diberikan tidak akan mendapat penilaian BENAR atau SALAH, sebab
jawaban yang paling benar adalah yang sesuai dengan apa yang Anda ketahui.
Contoh
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya cinta kebudayaan Indonesia X
89
90
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ada 3 macam obat tradisional yang saya kenal, yaitu: Jamu,
Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.
2.
3.
No Pernyataan SS S TS STS
14. Saya tahu bahwa nomor batch digunakan untuk
memudahkan penelusuran jika ada obat yang gagal produksi
atau rusak.
15. Saya tahu pada setiap kemasan obat tradisional pasti
terdapat nama produk/merk.
16. Saya tidak pernah memperhatikan nama produk/merk, yang
saya perhatikan adalah warna kemasannya.
17. Saya selalu membaca informasi tentang khasiat/kegunaan
yang ada pada kemasan.
18. Bagi saya informasi tentang khasiat/kegunaan itu tidak
penting.
19. Saya tahu setiap bahan penyusun yang ada pada kemasan
memiliki khasiat/kegunaan tersendiri
20. Saya selalu membaca informasi tentang efek samping.
21. Bagi saya informasi tentang efek samping itu tidak penting.
22. Menurut saya semua obat tradisional tidak memiliki efek
samping.
23. Saya selalu membaca informasi tentang cara pemakaian
yang ada pada kemasan.
24. Bagi saya informasi tentang cara pemakaian itu tidak
penting.
25. Bagi saya cara pemakaian untuk semua obat tradisional
sama.
26. Saya selalu membaca informasi tentang tanggal
kadaluwarsa yang ada pada kemasan.
27. Bagi saya informasi tentang tanggal kadaluwarsa itu tidak
penting.
28. Menurut saya semua obat tradisional memiliki tanggal
kadaluwarsa.
29. Menurut saya obat tradisional yang sudah kadaluwarsa
masih boleh dikonsumsi.
30. Saya selalu membaca informasi tentang kontraindikasi.
31. Bagi saya informasi tentang kontraindikasi itu tidak
penting.
32. Menurut saya semua orang boleh minum obat tradisional,
walaupun sedang hamil dan menyusui atapun mengalami
gangguan fungsi organ.
33. Menurut saya kontraindikasi sama artinya dengan efek
samping.
34. Saya selalu membaca informasi tentang komposisi yang ada
pada kemasan.
35. Bagi saya informasi tentang komposisi itu tidak penting
36. Menurut saya obat tradisional tidak boleh mengandung
bahan kimia obat.
92
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
1. Apa yang anda ketahui tentang jamu? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Jamu yang saya ketahui tidak ada yang lain selain jamu gendong.
b. Jamu yang dibuat sendiri dari bahan-bahan alami.
c. Jamu yang berbentuk serbuk yang penggunaannya tinggal diseduh.
d. Jamu buatan pabrik yang sudah dikemas.
e. Lainnya………………………………………
2. Apa yang anda ketahui tentang jamu instan? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Jamu yang dijual di toko obat / warung jamu
b. Jamu umumnya berbentuk serbuk yang penggunaannya tinggal diseduh
c. Jamu buatan pabrik yang sudah dikemas.
d. Jamu yang dibuat dengan bentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil,
salep, krim.
e. Lainnya………………………………………
3. Apa yang anda ketahui tentang jamu ramuan segar? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Jamu ramuan segar yang saya tahu adalah jamu gendong.
b. Jamu yang berbentuk cair yang sudah langsung dapat diminum tanpa perlu diolah lagi
c. Jamu yang bukan buatan pabrik dan tidak dikemas.
d. Jamu yang dibuat sendiri dengan cara direbus atau diremes dan dibuat dari bahan-
bahan alami.
e. Lainnya………………………………………
4. Dari siapa Anda mengenal jamu? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Keluarga/Teman
b. Tenaga kesehatan (dokter, apoteker, bidan)
c. Pengalaman masa lalu
d. Iklan surat kabar/buku/majalah/televisi/radio
e. Lainnya………………………………………
5. Mengapa Anda memilih mengkonsumsi jamu? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Murah
b. Mudah didapat
c. Manjur
d. Tidak menimbulkan efek samping
e. Lainnya………………………………………
6. Tujuan Anda mengkonsumsi jamu? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Mencegah penyakit
b. Mengobati penyakit
c. Memulihkan kesehatan
d. Meningkatkan kesehatan
e. Lainnya………………………………………
93
9. Mana yang Anda pilih antara jamu instan dan jamu ramuan segar?
a. Jamu instan (silakan melanjutkan soal nomor 10)
b. Jamu ramuan segar (silakan melanjutkan soal nomor 11)
10. Anda lebih memilih jamu instan daripada jamu ramuan segar, karena (jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Kesulitan mendapat bahan baku jamu ramuan segar
b. Saya tidak tahu cara meracik jamu segar
c. Jamu instan mudah diperoleh dan harga terjangkau
d. Jamu instan lebih higienis (bersih) dan praktis
e. Jamu instan memiliki rasa yang enak
f. Lainnya……………….
Alasan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
11. Anda lebih memilih jamu ramuan segar daripada jamu instan, karena
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Sudah turun temurun
b. Saya tahu cara meracik jamu segar
c. Jamu ramuan segar harganya lebih murah
d. Jamu ramuan segar lebih aman dan terjamin kualitasnya
e. Jamu ramuan segar lebih alami dan tidak mengandung bahan pengawet
f. Maraknya isu mengenai jamu instan palsu yang beredar dipasaran
g. Lainnya ……………….
Alasan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
- TERIMA KASIH -
Lampiran 5. Karakteristik responden
NO USIA ALAMAT PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGELUARAN
1 42 DENOKAN SLTA IRT <1.500.000
2 38 DENOKAN D3 IRT 1.500.000-2.500.000
3 54 DENOKAN SMP IRT 2.500.000-3.500.000
4 31 DENOKAN SLTA IRT 1.500.000-2.500.000
5 44 TIMBULREJO SMP WIRASWASTA <1.500.000
6 40 TIMBULREJO SMP WIRASWASTA 1.500.000-2.500.000
7 37 TIMBULREJO SMP IRT <1.500.000
8 40 TIMBULREJO SLTA SWASTA <1.500.000
9 29 KEPUHSARI SMA SWASTA 1.500.000-2.500.000
10 26 KEPUHSARI SMU IRT 1.500.000-2.500.000
11 27 KEPUHSARI SMA SWASTA <1.500.000
12 26 KEPUHSARI SMU IRT <1.500.000
13 40 JENENGAN SLTA IRT <1.500.000
14 60 JENENGAN SMP IRT 1.500.000-2.500.000
15 50 JENENGAN SMP IRT 1.500.000-2.500.000
16 26 JENENGAN SLTP IRT 1.500.000-2.500.000
17 28 KARANGNONGKO RT11 SMP BURUH 1.500.000-2.500.000
18 45 KARANGNONGKO RT11 SLTA IRT 1.500.000-2.500.000
19 26 KARANGNONGKO RT11 SMP IRT <1.500.000
20 41 KARANGNONGKO RT11 SLTA IRT 1.500.000-2.500.000
21 40 KARANGNONGKO RT07 SMA IRT <1.500.000
22 50 KARANGNONGKO RT07 SD BURUH <1.500.000
23 27 KARANGNONGKO RT07 SMP IRT <1.500.000
24 52 KARANGNONGKO RT07 SMP BURUH <1.500.000
25 28 KARANGNONGKO RT10 SMU IRT <1.500.000
26 39 KARANGNONGKO RT10 SD IRT <1.500.000
27 34 KARANGNONGKO RT10 SD IRT 1.500.000-2.500.000
28 44 KARANGNONGKO RT10 SLTP WIRASWASTA <1.500.000
29 38 KARANGNONGKO RT09 SLTA IRT <1.500.000
30 27 KARANGNONGKO RT09 SMK SWASTA <1.500.000
31 55 KARANGNONGKO RT09 D3 GURU >3.500.000
32 27 KARANGNONGKO RT09 S1 KARYAWAN 1.500.000-2.500.000
33 58 TAJEM SD IRT 1.500.000-2.500.000
34 28 TAJEM SMK IRT <1.500.000
35 28 TAJEM SLTA IRT <1.500.000
36 48 TAJEM SKKA WIRASWASTA 1.500.000-2.500.000
37 37 PANJEN RT06 SLTA SWASTA <1.500.000
38 30 PANJEN RT06 SMEA IRT <1.500.000
39 28 PANJEN RT06 SLTP IRT <1.500.000
40 49 PANJEN RT06 SMP DAGANG >3.500.000
41 37 PANJEN RT05 SMEA SATPAM <1.500.000
42 30 PANJEN RT05 SMA IRT <1.500.000
43 33 PANJEN RT05 S1 WIRASWASTA 1.500.000-2.500.000
44 35 PANJEN RT05 SMA DAGANG >3.500.000
45 34 PASEKAN RT05 S1 IRT 1.500.000-2.500.000
46 53 PASEKAN RT05 SMA WIRASWASTA <1.500.000
47 29 PASEKAN RT05 SMP IRT 2.500.000-3.500.000
48 29 PASEKAN RT05 SD IRT 2.500.000-3.500.000
49 34 PASEKAN RT06 SMA IRT <1.500.000
50 31 PASEKAN RT06 SMEA IRT 1.500.000-2.500.000
51 28 PASEKAN RT06 SMK IRT <1.500.000
52 26 PASEKAN RT06 SMK IRT <1.500.000
53 29 PASEKAN RT07 SLTA SWASTA 1.500.000-2.500.000
54 55 PASEKAN RT07 SD PETANI <1.500.000
55 55 PASEKAN RT07 D3 GURU SD 1.500.000-2.500.000
56 59 PASEKAN RT07 SMP IRT <1.500.000
57 36 SINGOSUTAN S1 GURU 1.500.000-2.500.000
58 40 SINGOSUTAN S1 PNS 1.500.000-2.500.000
59 31 SINGOSUTAN SPK IRT <1.500.000
60 36 SINGOSUTAN SMA POLISI 1.500.000-2.500.000
61 47 BEDREK SD WIRASWASTA <1.500.000
62 30 BEDREK SD IRT 1.500.000-2.500.000
94
95
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ada 3 macam obat tradisional yang saya kenal, 1 9 103 3
yaitu: Jamu, Obat Herbal Terstandar dan 0,86% 7,76% 88,79% 2,59%
Fitofarmaka.
2. 88 15 5 8
75,86% 12,93% 4,31% 6,90%
3. 2 4 8 102
1,72% 3,45% 6,90% 87,93%
96
97
99
100
8. Antara jamu instan dan jamu segar, mana yang anda sering gunakan?
9. Mana yang Anda pilih antara jamu instan dan jamu ramuan segar?
10. Anda lebih memilih jamu instan daripada jamu ramuan segar, karena
11. Anda lebih memilih jamu ramuan segar daripada jamu instan, karena
39634 62349 74088 65564 16379 19713 39153 69459 17986 24537
14595 35050 40469 27478 44526 67331 93365 54526 22356 93208
30734 71571 83722 79712 25775 65178 07763 82928 31131 30196
64628 89126 91254 24090 25752 03091 39411 73146 06089 15630
42831 95113 43511 42082 15140 34733 68076 18292 69486 80468
80583 70361 41047 26792 78466 03395 17635 09697 82447 31405
00209 90404 99457 72570 42194 49043 24330 14939 09865 45906
05409 20830 01911 60767 55248 79253 12317 84120 77772 50103
95836 22530 91785 80210 34361 52228 33869 94332 83868 61672
65358 70469 87149 89509 72176 18103 55169 79954 72002 20582
72249 04037 36192 40221 14918 53437 60571 40995 55006 10694
41692 40581 93050 48734 34652 41577 04631 49184 39295 81776
61885 50796 96822 82002 07973 52925 75467 86013 98072 91942
48917 48129 48624 48248 91465 54898 61220 18721 67387 66575
88378 84299 12193 03785 49314 39761 99132 28775 45276 91816
77800 25734 09801 92087 02955 12872 89848 48579 06028 13827
24028 03405 01178 06316 81916 40170 53665 87202 88638 47121
86558 84750 43994 01760 96205 27937 45416 71964 52261 30781
78545 49201 05329 14182 10971 90472 44682 39304 19819 55799
14969 64623 82780 35686 30941 14622 04126 25498 95452 63937
58697 31973 06303 94202 62287 56164 79157 98375 24558 99241
38449 46438 91579 01907 72146 05764 22400 94490 49833 09258
62134 87244 73348 80114 78490 64735 31010 66975 28652 36166
72749 13347 65030 26128 49067 27904 49953 74674 94617 13317
81638 36566 42709 33717 59943 12027 46547 61303 46699 76243
46574 79670 10342 89543 75030 23428 29541 32501 89422 87474
11873 57196 32209 67663 07990 12288 59245 83638 23642 61715
13862 72778 09949 23096 01791 19472 14634 31690 36602 62943
08312 27886 82321 28666 72998 22514 51054 22940 31842 54245
11071 44430 94664 91294 35163 05494 32882 23904 41340 61185
82509 11842 86963 50307 07510 32545 90717 46856 86079 13769
07426 67341 80314 58910 93948 85738 69444 09370 58194 28207
57696 25592 91221 95386 15857 84645 89659 80535 93233 82798
08074 89810 48521 90740 02687 83117 74920 25954 99629 78978
20128 53721 01518 40699 20849 04710 38989 91322 56057 58573
00190 27157 83208 79446 92987 61357 38752 55424 94518 45205
23798 55425 32454 34611 39605 39981 74691 40836 30812 38563
85306 57995 68222 39055 43890 36956 84861 63624 04961 55439
99719 36036 74274 53901 34643 06157 89500 57514 93977 42403
95970 81452 48873 00784 58347 40269 11880 43395 28249 38743
56651 91460 92462 98566 72062 18556 55052 47614 80044 60015
71499 80220 35750 67337 47556 55272 55249 79100 34014 17037
66660 78443 47545 70736 65419 77489 70831 73237 14970 23129
103
Lampiran 10. Surat ijin BAPPEDA Kabupaten Sleman
104
Lampiran 11. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo
105
BIOGRAFI PENULIS
studi pada tahun 2009. Selama kuliah, penulis pernah menjabat sebagai Komisaris
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta masa jabatan 2007 dan Ketua Aksi
106