KIMIA FARMASI II
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kepada Allah SWT tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya laporan praktikum kimia farmasi dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam
kita junjungkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benderang dan penuh akan ilmu pengetahuan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah kimia farmasi
II yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang bermanfaat, serta kepada para asisten
laboratorium yang turut memberikan kontribusi besar dalam penyelesaian laporan praktikum
ini.
Dalam laporan praktikum ini memuat metode serta hasil penelitian berdasarkan analisa
terhadap data yang dilakukan di laboratorium, serta tentunya dibawah pengawasan asisten
laboratorium yang dilakukan secara metodik dan efisien.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan
praktikum ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan dikemudian hari
Praktikan
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB 1 (PENDAHULUAN)........................................................................................... 1
BAB II Penetapan kadar dalam Laktosa......................................................................... 3
BAB III Penetapan kadar Natrium Benzoat dalam Laktosa (sacharum lactis)............... 11
BAB IV Penetapan kadar Papaverin dalam Laktosa...................................................... 17
BAB V Penetapan Kadar Metamfiron dalam Laktosa.................................................... 22
BAB VI Penetapan Kadar Vitamin C dalam Laktosa .................................................... 31
Daftar Pustaka................................................................................................................. 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan di analisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang
konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa,
titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang
tepat saling menetralkan (Keenan, 2008).
Titrasi asam basa merupakan suatu prosedur yang dilakukan saat kita ingin
menentukan kemolaran atau kadar suatu asam atau basa berdasarkan reaksi netralisasi. Selain
itu, dalam titrasi asam basa terdapat beberapa istilah yang harus kamu ketahui, beberapa
istilah di antaranya:
Pentiter, merupakan zat yang mentitrasi suatu asam-basa yang ingin ditentukan
kemolarannya.
Titik akhir titrasi, merupakan titik saat indikator asam-basa mengalami perubahan
warna
Titik ekuivalen, merupakan titik saat asam-basa tepat habis bereaksi
Daerah perubahan pH drastis, merupakan daerah di mana saat terjadinya sedikit
penambahan tetes pentiter, akan mengubah warna indikator asam-basa.
indikator asam-basa yang baik untuk titrasi itu ada dua macam, yaitu:
Yang mempunyai trayek perubahan pH yang berada di sekitar titik ekuivalen atau
pada titik ekuivalen tersebut
Ketika perubahan warna terlihat jelas dan juga tajam.
1
Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik
equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana
titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang
mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen
tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan
perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi
(Anonimous, 2013).
Sumber ion H- adalah Larutan NaOH encer dan ion H+ adalah larutan asam,mula-mula
disiapkan NaOH 0,1 M kemudian distandarisasikan dengan larutan asam yang lain yang telah
diketahui konsentrasinya, larutan NaOH tidak tersedia dalam keadaan murni dan larutannya
dapat berubah konsentrasinya. NaOH Haruslah distandarisasikan sebelum digunakan untuk
mentitrasi sampel.Pada sumber ion H adalah larutan NaOH kebanyakan pada titrasi asam
basa.Perubahan larutan pada titik equivalen tidak jelas. Oleh karena itu untuk menentukan
titik akhir titrasi digunakan indikator karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada
pH tertentu secara ideal.titik titrasi seharusnya seharusnya sama dengan titik titrasi
seharusnya sama dengan titik akhir titrasi (titik equivalen). Asam dan basa terurai sempurna
dalam larutan berat oleh karena itu,pH pada sebagian titik selama titrasi air dapat dihitung
langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi (Sudarto, 2008:
101)
B . Tujuan
1. agar mahasiwa memahami dan mengetahui penetapan kadar asetosal dalam laktosa
2. Untuk mengetahui persen kadar Natrium Benzoat dalam Saccharum Lactis
3. Untuk menentukan kadar papaverin HCl dengan metode titrasi bebas air
4. Untuk mengetahui kadar metampiron dalam Laktosa dimana penetapan kadarnya
dilakukan secara iodometri.
5. Untuk mengetahui persen kadar Vitamin C dalam Saccharum Lactis
2
PENETAPAN KADAR ASETOSAL DALAM LAKTOSA
PERCOBAAN II
BAB I
PEMBAHASAN
A. Teori
Asetosal (C₉H₈O₄)
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh
yang dikenal sebagai prostaglandin. Siklooksigenase adalah enzim yang terlibat dalam
pembentukan prostaglandin dan tromboksan. Aspirin mengasetil enzim tersebut
secara irreversible.
3
Prostaglandin adalah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek
berbagai di dalam tubuh termasuk proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan
modulasi termostat hipotalamus.
Alat Bahan
1. buret 50ml 1. kalium biftalat
2. pipet volume 2. NAOH
3. erlenmeyer 250ml 3. asetosal
4. pipet tetes 4. etanol
5. botol semprot 5. indikator pp
6. beaker glass 250 ml
7. sendok besi
8. timbangan analitik
9. gelas ukur 25 ml
10. perkamen
4
C. Tabel Pengamatan
No Kegiatan Keterangan
.
1. Metode Penetapan Kadar Alkalimetri
2. Sampel Asetosal
3. Prinsip Penetapan Kadar Netralisasi
4. Reaksi yang terjadi
4.1 Baku Primer & Baku reaksi pembakuan NAOH dengan kalium biftalat
Sekunder
4.2 Reaksi Penetapan Kadar Reaksi penetapan kadar asetosal dengan NAOH
5. Pembuatan Larutan
5.1 Pembuatan Larutan 500 ml kalium biftalat 0,1 N
Baku
Gram = N X BE X MR X volume (ml)
1000
Gram kalium biftalat = 0,1 x 1 x 204,22 x 500 ml
1000
= 10,211
5.1.1 Baku Primer Pembuatan
1. Timbang seksama natrium biftalat yang telah
dihitung
2. Masukkan ke dalam labu takar 50 ml
3. Tambahkan sejumlah aquadest, kocok hingga
larut
4. Tambahkan aquadest hingga 50 ml, kocok
hingga homogen.
5.1.2 Baku Sekunder 2000 ml NAOH 0,1 N diperlukan
Penimbangan NAOH = NX BE X MR X Vol
100
g NAOH = 0,1 x 40 x 2000
1000
= 8 gram
Pembuatan :
1. siapkan labu takar 500 ml yang berisi aquadest
5
2. timbang seksama sejumlah NAOH yang telah
dihitung
3. masukkan ke dalam labu takar, tambahkan
aquadest secukupnya, kocok ad larut
4. dinginkan kemudian tambahkan aquadest
sampai tanda
A. Phenophitalein
5.1.3 pembuatan indikator
B. jingga metil
8. persiapan sampel
6
volume kalium biftalat v1v2v3 = vrata-rata
10. data-data perhitungan/
penimbangan penimbangan asetosal m1m2m3 = mrata-rata
10. 1 data penimbangan
V1 = 10ml m1= 0,3026
V2 = 10 ml m2 = 0,3028
V3= 10ml m3 = 0,3017
NBp = g x 100
10.3 data-data perhitungan
10.3.1 normalitas baku MR x vol 1 ml
primer (kalium biftalat)
NBp = 10,211 x 1000 = 10,211 = 0,1 N
1 X 204,28 X 500 102,110
Massa 2 = V2 x NBs x BE x MR
= 7,5 x 0,094 x 1 x 180,16
= 127,012
%kadar = 127,012 x 100% = 41,946%
302,8
7
Massa 3 = V3 x NBs x BE x MR
= 7,8 x 0,094 x 1 x 180,16
= 132,693
%kadar = 132,693 x 100% = 43,79%
301,6
42,942%
44,996%
11. Kesimpulan
Kadar sebenarnya – kadar sampel
11.1 kadar sampel (asetosal)
Kadar sebenarnya
11.2 kadar sebenarnya
44,996% - 42,942% = 4,56%
11.3 penyimpangan 44,996%
D. Kesimpulan
Acetosal atau aspirin adalah obat pengencer darah atau obat yang digunakan
untuk mencegah penggumpalan darah. Sebagai pengencer darah, aspirin digunakan pada
penderita penyakit jantung koroner, serangan jantung, penyakit arteri perifer, atau stroke.
Selain mencegah penggumpalan darah, aspirin merupakan obat untuk mengurangi rasa sakit
dan menurunkan demam. Perlu diingat, sebaiknya konsumsi aspirin setelah makan, karena
obat ini dapat menimbulkan sakit maag.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Kadar penyimpangan (4, 56%), kadar sebenarnya (44,996%) dan kadar sampel (42,942%)
8
LAMPIRAN
9
Hasil titrasi warna pink
A. Teori
Natrium benzoat rumusnya NaC7H5O2. Digunakan sebagai pengawet makanan dengan
nomor E E211. Merupakan garam natrium dari asam benzoat yang muncul ketika
dilarutkan dalam air. Dapat diproduksi dengan mereaksikan natrium
hidroksida dengan asam benzoat. Asam benzoat ada secara alami dalam jumlah kecil
di kranberi, prune, kayu manis, cengkih, dan apel. Natrium benzoat dapat
menahan bakteri dan jamur dalam kondisi asam. Digunakan dalam makanan yang bersifat
asam seperti minuman berkarbonasi, jus, selai buah, dll. Juga digunakan sebagai tambahan
pada obat dan kosmetik. Natrium benzoat digunakan sebagai perawatan untuk gangguan
10
siklus urea. juga digunakan dalam kembang api sebagai bahan bakar pada bubuk yang
dapat bersiul jika dimampatkan kedalam sebuah tabung dan dinyalakan.
Pemerian : butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : pengawet.
C. Hasil Pengamatan
No Prosedur Keterangan
1. Metode Penetapan Kadar Asidimetri
2. Sampel Natrium Benzoat
3. Prinsip Netralisasi
4. Reaksi yang terjadi
4.1 Baku Primer dan Baku Sekunder Reaksi Pembakuan HCL dan Na2CO3
Na2CO3 + HCL NACL + CO2 +
H2O
4.2 Reaksi Penetapan Kadar Reaksi Penetapan kadar Na Benzoat HCL
11
1000
= 0,5 x 1 x 105,99 x 500
1000
= 26,4975
Pembuatan :
1. timbang NA2CO3 yang dihitung
2. masukkan ke dalam labu takar
3. tambahkan aquadest
Pembuatan :
1. siapkan labu takar ml yang berisi
aquadest
2. ambil HCL dengan pipet
3. masukkan ke dalam labu takar perlahan
melalui dinding
4. dinginkan lalu tambahkan aquadest
sampai tanda
jingga metil
1. timbang metil jingga
2. tambahkan etanol 96%
Pembuatan :
1. isi biuret dengan HCL
2. Ambil 10 ml NA2CO3 dengan pipet
volume
3. masukkan dalam erlenmeyer
4. tambahkan 1-2 tetes jingga metil
5. titrasi dengan HCL sampai warna jingga
6. titrasi sebanyak 3x
6. Penetapan kadar natrium benzoat (Farmakope Indonesia Edisi III Hal 576)
1. timbang seksama Natrium Benzoat
12
2. larutkan dalam 500 ml air, netralisis
dengan menambahh HCL 0,1 N
3. Tambahkan 50 ml eter pekat dan
beberapa tetes biru brom Fenol
4. titrasi dengan HCL 0,5 N
5. Pisahkan lapisan bawah, cuci lapisan eter
dengan 10 ml aquadest pada lapisan air
ditambah cucian dan 20 ml eter
6. titrasi lagi dengan HCL
9. Data-data
9.1.1 data penimbangan Volume NA2CO3
V1 = 10 ml
V2 = 10 ml
V3 = 10 ml
13
V2 = 2-3,6 = 1,6
V3 = 4-5,8 = 1,8
M2 = V2 x N x BE x MR
= 1,6 x 0,5518 x 1 x 144 = 127,1347
M3 = V3 x N x BE x MR
= 1,8 x 0,5518 x 1 x 144 = 143,02
11. Kesimpulan
Kadar sampel 44,896%
Kadar sebenarnya 44,23%
Penyimpangan Kadar sebenarnya – kadar sampel
Kadar sebenarnya
44,23% - 44,89% = 0,014%
44,23%
14
D. Kesimpulan
Natrium benzoat rumusnya NaC7H5O2. Digunakan sebagai pengawet makanan dengan
nomor E E211. Merupakan garam natrium dari asam benzoat yang muncul ketika dilarutkan
dalam air. Dapat diproduksi dengan mereaksikan natrium hidroksida dengan asam benzoat.
Hasil titrasi di dapat : Kadar sampel (44,896%), kadar sebenarnya 44,23%, dan
penyimpangannya 0,014%
LAMPIRAN
15
Natrium benzoat dengan HCL
A. Teori
Papaverin HCl (C20H21NO4)
16
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan di analisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan
yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan
basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu
basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 2008).
Papaverin adalah suatu alkaloid benzyl isoquinoline. struktur yang didirikan oleh
Goldschmiedt dan Co-Pekerja di 1883-1888 (1,2) dan telah dikonfirmasi oleh jumlahl
sintesis papaverine yang dicapai oleh beberapa penulis. Papaverin hampir tidak larut
dalam air, sedikit larut dalam etranol dingin, larut dalam kloroform, etanol panas, aseton
dan benzene panas. Papaveri dapat dibuat melalui isolasi opium (yang mengandung sekitar
1 % papaverin) atau dengan sintesis alakaloid (Klaus, 2005)
Papaverin HCl dapat dibuat dalam sediaan injeksi vial subkutan maupun slow
intravena karena papaverin HCl merupakan zat aktif yang berkhasiat untuk mengobati
cerebral dan peripheral iskemia yang berhubungan dengan kejang arteri, dan iskemia
miokardia karena aritmia (Ditjen,1995).
Struktur papaverin Hidroklorida (C20H21NO4.HCl) yaitu (Ditjen,1995)
Papaverine adalah obat antispasmodik opium alkaloid, digunakan terutama dalam
pengobatan kejang visceral dan vasospasme, dan kadang-kadang dalam pengobatan
disfungsi ereksi. Ini digunakan dalam pengobatan iskemia mesenterika akut.
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahitm kemudian
pedas.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 40 bagian air dan dalam lebih kurang 120
bagian (95%) P. Larut dalam kloroform P. Praktis tidak larut dalam eter P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : spasmolitikum
DM : Sekali 200 mg. Sehari 600mg.
17
4. Pipet volueme 4. Indikator phenol kristal violet
5. Sendok spatula 5. papaverin HCL
6. Pipet tetes 6. larutan asam asetat glasial
7. Buret 7. raksa II asetat LP
8. Tiang penyangga buret
9. Timbangan analitik
10. Labu takar, botol semprot
11. Gelas ukur 100 ml
C. Hasil Pengamatan
No Prosedur Keterangan
1. Metode Penetapan Kadar Titrasi bebas air acidimetri
2. Sampel Papaverin HCL
3. Prinsip Penetapan Kadar Netralisasi
4. Reaksi yang terjadi :
4.1 dan 4.2 Baku Primer & Baku Rx pembakuan HClO4 dengan kalium biftalat
Sekunder
18
5.3. pembuatan larutan Hg. Acetat Larutan raksa II aseat P 60% dalam asetat
glasial P (120 ml) timbang Hg (II) acetat 7,2 gr,
tambahkan asam asetat glasal hingga larut,
tambahkan asam asetat glasal sampai 120 ml
Penetapan
7. Kapenetapan kadar Papaverin HCI Timbang seksama 600 mg sampel papaverin
HCI, larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial P
pada erlenmeyer. Jika zat uji mengandung
halogen tambahkan 10 ml larutan raksa(II)
asetat p. titrasi dengan baku sekunder asam
perklorat 0,1 N menggunakan indikator kristal
violet sampai warna larutan berubah menjadi
persiapan sa biru hijau.
persiapan
8. sap Persiapan sampel 1. Pindahkan sampel ke dalam mortir gerus
homogen
2. Masukan kembali ke dalam potTimbang
seksama sejumlah sampel setara 500 mg
19
10.2 data titrasi M1 = 0, 1003 gr
10.2.1 Titrasi Pembakuan Baku M2 = 0,1031 gr
sekunder
Massa Papaverin HCI
10.2.2. Titrasi Penetapan Kadar M1 = 0,2017 gr
Papaverin HCI M2 = 0, 2008 gr
Gram x BE = 100 mg
Mr Bp
MbpxBE 100 x1
NBS1 = MrBpxVBs 1 = 204,22x 6
= 0,08517 N
MbpxBE 100 x1
MrBpxVBs 2 = 204 x6,1
Nrata-rata=
NBs 1+NBs2 0 , 0451+0 , 0828
= =0 , 0823
2 2
10.3.3 kadar sampel V 1. NBs. kesetaraan
M1= =¿
0,1
2,4 x0, 0823 x37, 59
=74, 247 N
0,1
Massa1
x 100 %
penimbangan sampel
74 ,247
x100%=36,802%
= 201,7
V 1. NBs. kesetaraan
M2= =¿
0,1
2,3 x 0, 0823x 37,59
=71, 154
0,1
Massa2
x 100 %
penimbangan sampel
20
71,15
x100 %=35 ,435 %
= 200 ,8
Kadar rata-rata
11. Kadar sebenarnya 36,802 + 35,435
2
12. Penyimpangan =36,117
40,16%
D. Kesimpulan
Papaverin adalah suatu alkaloid benzyl isoquinoline. struktur yang didirikan oleh
Goldschmiedt dan Co-Pekerja di 1883-1888 (1,2) dan telah dikonfirmasi oleh jumlahl sintesis
papaverine yang dicapai oleh beberapa penulis. Papaverin hampir tidak larut dalam air,
sedikit larut dalam etranol dingin, larut dalam kloroform, etanol panas, aseton dan benzene
panas. Papaveri dapat dibuat melalui isolasi opium (yang mengandung sekitar 1 % papaverin)
atau dengan sintesis alakaloid (Klaus, 2005)
Dari hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut kadar
penyimpangan 3,11 %. dengan kadar sebenarnya 35,027
LAMPIRAN
21
Proses Titrasi hasil titrasi
22
PERCOBAAN V
A. Teori
Analisis kuantitatif merupakan penentuan kadar suatu senyawa kimia yang terkandung
dalam suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk menentukan kadar tersebut
dapat digunakan metode titrasi. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-
larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.
metode iodometri adalah titrasi yang melibatkan iodimetri secara tidak langsung. Prinsip
dasar dari metode titrasi iodometri ini adalah penambahan berlebih ion iodida ke dalam
larutan yang merupakan oksidator, kemudian ion oksidator inilah yang mengoksidasi ion
iodida menjadi iod, iod yang bebas kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Iod
mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat (Sugiarti, 2008).
Titrasi redoks yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu titrasi
langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodimetri merupakan titrasi
redoks yang mengacu kepada dengan suatu larutan iod standar. Dalam kebanyakan titrasi
langsung dengan iod, digunakan suatu larutan iod dalam bentuk kalium iodida, dan karena itu
spesi reaktifnya adalah iod triodida. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan
reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan dengan I2-(Bassett, 1994).
Metampiron (antalgin) merupakan bahan-bahan kimia dalam obat yang dapat
menimbulkan efek negatif di dalam tubuh pemakainya jika digunakan dalam jumlah banyak.
Bahan kimia seperti antalgin dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pencernaan, berupa
penipisan dinding usus hingga menyebabkan pendarahan (Sari, 2006).
Larutan iodium dapat diguanakan sebagai zat penitrasi, sebab iodium merupakan
oksidator lemah, sehingga dapat menitrasi zat-zat yang merupakan reduktor kuat. Iodium
juga memiliki fungsi yang sangat beragam antara lain digunakan masyarakat sebagai obat
antiseptik. Iodium juga digunakan sebagai campuran pada garam beryodium untuk
meningkatkan kualitas garam tersebut yang selanjutnya akan dikomsumsi oleh manusia.
Penambahan iodium ke dalam garam ini dapat mencegah penyakit gondok, badan kerdil,
gangguan motorik, bisu, tuli dan keterbelakangan mental. Iodium juga sangat dibutuhkan
oleh industri farmasi sebagai bahan tingtur iodium (Filayati, 2012).
23
Nama resmi : Iodium
Berat molekul : 126,91
Rumus molekul :I
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol,
dalam lebih kurang 80 bagian gliserol dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida.
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam; hitam kelabu,bau
khas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
24
2. Sampel Metamfiron
3. Prinsip penetapan kadar Oksidimetri
I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + I3
25
Ambil ambil 37 ml HCl 37%
tambahkan air ad 100 ml, kocok ad
homogen.
26
Isi buret dengan I2
Ambil 10 ml larutan Na2S2O3 dengan
pipet volume
Tambahkan HCL 10% sebanyak 5 ml,
kocok ad homogen
Tambahkan larutan kanji 1 pipet kecil
Titrasi hingga terjadi biru tetap, lakukan
titrasi 2x
7. Penetapan kadar metampiron /
Antalgin
FI ed III 6. 316
Penetapan kadar dilakukan dengan :
Sejumlah serbukmetampiron ditimbang
seksama 400 mg
Tambahkan 4 ml air, kocok ad homogen
Saring melalui penyaring kasa dan
masukkan kedalam labu takar 30 ml
Cuci labu dan penyaring
Titrasi kumpulan titrat dan cuci dengan
iodium 0,1 N 1 ml iodium ≈ 12,57 mg
8. Penetapan sampel
27
sampai warna biru stabil, lakukan 3x
Massa Metampiron
M1 = 0,2000 gr
M2 = 0,2001 gr
M3 = 0,2001 gr
I2 dengan Na2S2O3
V1 = 0 - 13,6 = 13,6 ml
V2 = 14 – 28 = 14 ml
V rata-rata = 13,8 ml
NBP(Na2S2O3) = V1 x N1 = 10 x 0,1=
0,1061 N
V rata-rata 10
28
0,1 0,1
% =M1 x 100% = 68,2602 x 100% = 34,11
%
Penimbangan 0,2010
D. Kesimpulan
LAMPIRAN
29
Pembuatan Larutan Kanji natrium tiosulfat ditutup rapat lalu akan dikocok
30
A. Teori
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.[1] Vitamin C termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
[3]
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil
vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C
lebih banyak 47% daripada jeruk.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada
tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.
[butuh rujukan]
Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau
Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.[4] Selama ini vitamin C atau asam askorbat
dikenal peranannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi.[3] Pada
beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam
meningkatkan kerja otak.[1] Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa
murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan
tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan. Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat
besi dan mempertajam kesadaran.[1] Sebagai antioksidan, vitamin c mampu
menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh.[3] Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga
dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran.[1] Vitamin C juga mampu
menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi
Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan
yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang
sampai 81%. Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah
di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi
mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat
lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah
kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), batuk dan pilek.
Alat Bahan
31
1. buret 1. larutan iodium
2. timbangan analitik 2. larutan kanji
3. pipet volume 3. sampel vitamin C
4. erlenmeyer 250 ml 4. natrium carbonat
5. plastik 5. aquadest
6. sendok spatula 6. HCL
7. perkamen
C. Hasil Pengamatan
No Prosedur Keterangan
5.
Pembuatan larutan Pembuatan larutan KIO3 100 ml (FI ED III)
5.1 pembuatan larutan baku
gr = N x BE x MR x ml =
1000
32
0,1 x 1/b x 214 x 100
1000
= 0,3567 gr
Pembuatan :
1. timbang KIO3 0,356 gr 0,1 N
2. masukkan KIO3 ke dalam labu takar
3. tambahkan air ad 100 ml
0,1 Gr HCL = N x BE x MR x ml
= 100 ml 1000
= 0,4 gr
Pembuatan :
1. ambil HCL 37% masukkan ke dalam
erlenmeyer
2. tambahkan aquadest ad
Larutkan I2 0,1 N
5.1.5 pembuatan indikator
Larutkan 12,69 gr larutkan larutkan P dalam
100 ml air, encerkan dengan air secukupnya ad
1000 ml
1. timbang KI, larutkan dengan air sama banyak
2. timbang I2, gerus dalam mortir ad homogen
3. masukkan larutan ki ke dalam mortir sedikit
sambil digerus
33
4. setelah larut, masukkan ke dalam botol + air
ad 100 ml
34
3. tambahkan 5 tetes larutan kanji ¾ pipet
4. titrasi dengan iodium ad warna biru mantap
3x
Volume Iodium
V1 =
Data – data penimbangan V2 =
8.
8.1 Data Penimbangan
Penimbangan Vitamin C
M1 =
M2 =
M3 =
Vrata rata =
NBP(KIO3)=
35
gr x 1000 0 , 3567 x 1000
= =0,0999 N
BE x Mr x Vol 1/6 x 214 x 100
8.2.2 Titrasi Penetapan Kadar
NBP(Na2S2O3) =
NBS(I2)=
8.3 data perhitungan
8.3.1 Normalitas Baku primer V 1. NBs. kesetaraan 8,4 x 8,806 x 0,800
M1= =
0,1 0,1
Massa1
Kadar M1 = x 100 %
penimbangan sampel
8.3.2 Normalitas Baku Sekunder
59,17
= x 100 %
0,2003
8.3.3 Kadar Sampel M2 =
Massa2
Kadar M2 = x 100 %
penimbangan sampel
=
V 1. NBs. kesetaraan 8,5 x 8,806 x 0,0800
M3= =
0,1 0,1
Massa3
Kadar M3 = x 100 %
penimbangan sampel
9. Kadar sebenarnya =
36
Jadi penyimpangannya adalah
V 1. N 1 10 x 0,0999 N
= =0,1068
V 9,35
D. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan ini yaitu didapatkan kadarvitamin C
dalam saccharum lactis adalah %.
37
DAFTAR PUSTAKA
38