13DP277024 PDF
13DP277024 PDF
H DEGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN : POST OPERASI SECTIO ALTA
ATAS INDIKASI VESIKOLITIASIS DI RUANG DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS
TANGGAL 15-18 JUNI 2016
DisusunOleh :
H. Ajis., S.Kep., Ners Elis Novianti., M.Kep H.Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes
NIP. 196305041991031010 NIK. 0432777799016 NIK. 0432777295008
Disahkan Oleh :
Ketua Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Ciamis
H. Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes Suhanda., S.Ag., S.Kep., M.Kes
NIK. 0432777295008 NIK. 0432777195006
BarangSiapa yang menempuhsuatujalan
Untukmenuntutilmuniscaya Allah SWT
Menunjukkanjalansurgabaginya.
(H.R. Muslim).
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mani itu kami jadi segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
Maka Maha Suci lah Allah, pencipta yang paling baik.(14). (Q.S.
AL-Mu’minuun 13-14).
1
2
2015)
Ciamis, 2016).
Ciamis, 2016).
2006).
berikut :
Tabel 1.1
No Penyakit Total
1 Hipertensi Primer (esensial) 48,007
2 INFLUENZA 41,386
3 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 37,017
Spesifik
4 Tukak Lambung 34,937
5 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 24,587
6 Gastroduodenitesis tidak spesifik 22,190
7 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 20,624
8 Diare dan Gastroenteritis 18,138
9 Rematisme (tidak spesifik) 18,100
10 Myalgia 16,960
120 Batu sistem kemih(ginjal,ureter, saluran kemih bawah)/ 41
Vesikolitiasis
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis
RSUD Ciams pada tahun 2015, dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini :
Tabel 1.2
NO DIAGNOSA JUMLAH
1 SD 158
2 KATARAK 126
3 FEBRIS 74
4 HIL 73
5 CHF 68
6 GEA 66
7 TYPHID 58
8 ANEMIA 50
9 CKD 45
10 HT 45
11 BPH 44
12 COLIK ABDOMEN 35
13 TUMOR JARINGAN LUNAK 35
14 ULCUS DM 34
15 ASTHMA BR 34
16 APP / APENDIK 28
17 RETENSIO URIN 23
18 TIA TO INTA ABDOMEN 20
19 PPOK 18
20 PTERIGIUM 18
21 DHF 17
22 NEPROLITHIASIS 16
23 DM 16
24 TRAUMA CAPITIS 16
25 HEPATITIS 15
6
26 FAM 15
27 DYSPNEU 12
28 ABSCES MANDIBULA 11
29 CELLULITIS 10
30 HEMOROID INTERNA 10
31 VESIKOLITIASIS 9
Sumber : Rekam Medik RSUD Ciamis
Tabel 1.3
NO DIAGNOSA JUMLAH
1 FEBRIS 69
2 SD 45
3 ANEMIA 26
4 GEA 25
5 KATARAK 25
6 CHF 20
7 DYSPNEU 20
8 HERNIA INGUINAL 18
9 TIPHOID 17
10 HT HIPERTENSI 17
11 RETENSIO URIN 13
7
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Ciamis.
Ciamis.
Ciamis.
C. Metode Telaahan
1. Observasi
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
4. Studi Kepustakaan
5. Partisifasi Aktif
kepada klien.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
dokumentasi.
nyata dilapangan.
TINJAUAN TEORITIS
b. Manajemen Luka
13
14
pengangkatan jahitan.
c. Mobilisasi Dini
d. Rehabilitasi
e. Discharge Planning
a. Syok
Suddarth, 2006).
b. Hemorrhagi (Perdarahan)
pembedahan.
d. Embolisme Pulmonal
terjadi.
e. Komplikasi Pernafasan
f. Retensi Urine
kemih.
g. Komplikasi Gastrointestinal
4. Pengertian Vesikolitiasis
oleh orang dewasa terutama pada pria (5%) dari pada anak –
(Smeltzer, 2006).
a. Ginjal
medial, pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-
2007).
dewasa sekitar 6,75 cm, tebal 1,5-2,5 cm dan berat sekitar 140
urine setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh difiltrasi
2) Vaskularisasi Ginjal
yang dilayaninya.
3) Fungsi Ginjal
Gambar 2.2
b. Ureter
c. Kandung Kemih
2006).
d. Uretra
lalui sejumlah besar cairan yang di filtrasi dari daerah, dan (2)
C. Guyton,M.D. 2007).
25
6. Etiologi
1) Hiperkalsiuria
kalsium.
27
2) Hipositraturia
protein tinggi.
3) Hiperurikosuria
6) Hiperoksalouria
9) Batu Struvit
a) 75% kalsium.
Fosfat).
7. Patofisiologi
8. Pathway
Gambar 2.3
Pathway
9. Manifestasi Klinik
atau letak batu, bersar batu, dan penyulit yang telah terjadi.
ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter distal sering
(Smeltzer, 2007).
punggung.
tiba akan terhenti dan menetes disertai nyeri, bila hal ini terjadi
b. Pemberian antiseptik.
33
(vesikolitiasis) (www.republika.co.id).
cara :
batu kembali.
Pusdinakes, 2006)
Manusia
1) Pre Operasi
34
a) Psikologis
pembedahan.
b) Nutrisi
c) Eliminasi
d) Aktivitas
e) Personal Hygiene
2) Post Operasi
a) Nutrisi
kapiler.
b) Eliminasi
edema setempat.
c) Aktivitas
operasi.
d) Rasa Nyaman
komprehensif.
37
semi opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat
pielografiretrograd.
c. Ultrasonografi
ginjal.
Kristal.
fosfatasealkali serum.
12. Komplikasi
vesikoitiasis adalah :
terasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan untuk
gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan anak kecil,
39
ginjal.
bagi korbannya.
13. Penatalaksanaan
a. Penanganan Nyeri
sinkop akibat nyeri yang luar biasa. Mandi air panas atau
(lithostat).
hidroksida.
uretroskopi.
secara spontan.
e. Uretroskopi
f. Pelarutan batu
larut (struvit).
Indikasi Vesikolitiasis :
I. Pengkajian Keperawatan
yang meliputi data objektif dan data subjektif (Potter & Perry,
2006).
1. Pengumpulan data
dan auskultasi.
keperawatan berlangsung.
a. Identitas
alamat.
44
klien, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
2009).
mengurangi?.
2009).
2009).
6) Kebutuhan Biopsikososial
c. Data Biologis
d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan persistem
1) Sistem Pernafasan
2) Sistem Perkemihan
terpasang kateter.
3) Sistem Integumen
bawah.
47
4) Sistem Kardiovaskuler
5) Sistem Gastrointestinal
anestesi.
6) Sistem Musculoskeletal
7) Sistem Neurologis
e. Data Psikologis
perubahan penampilan.
48
f. Aspek Sosial
g. Aspek Spritiual
2006).
49
urine.
prosedur tindakan.
kelemahan fisik.
kateter.
operasi adalah :
bedah.
operasi.
fisik.
urine.
Tabel 2.1
Intervensi Rasional
a. Kolaborasi untuk a. Untuk mengeluarkan urine.
pemasangan folley kateter
51
Tabel 2.2
Intervensi Rasional
a. Beri penjelasan pentingnya a. Klien akan memahami dan
mobilisasi untuk mengurangi melaksanakan mobilisasi
statis urine untuk menjaga agar tidak
terjadi statis urine yang
diakibatkan kurangnya
mobilisasi
b. Ajarkan mobilisasi sesuai b. Mencegah terjadinya
dengan kemampuan kontraktur karena otot yang
digerakan
c. Bantu klien untuk melakukan c. Dengan melatih pasif aktif
mobilisasi akan mengurangi rasa nyeri
yang dapat menekan
pembuluh darah karena
gerakan atau ketegangan
otot akibat kontraksi
d. Beri motivasi klien untuk d. Dengan motivasi yang tinggi
melakukan latihan sesuai akan menabah semangat
52
Kriteria :
- Gelisah berkurang
Tabel 2.3
Intervensi Rasional
a. Atur posisi tidur yang a. Posisi semi fowler dan
nyaman. mengiringi beban kerja paru-
paru untuk memenuhi
kebutuhan oksigen.
b. Ciptakan kondisi lingkungan b. Mempertahankan atau
yang nyaman. merangsang tidur dan
kualitas tidur yang baik, dan
mengurangi inpuls nyeri.
c. Kolaborasi dalam pemberian c. Menghilangkan rasa nyeri
analgetik dengan memblokade infuse
dan thalamus dan otak.
d. Monitor kualitas dan d. Dapat diketahui sejauh mana
kuantitas tidur. kebutuhan tidur klien.
(Doenges, 2007)
perasaan cemas.
Tabel 2.4
Intervensi Rasional
a. Jelaskan apa yang terjadi a. Pengetahuan tentang apa
selama periode pra operasi yang diperkirakan membantu
dan pasca operasi, termasuk mengurangi anesietas dan
tes laboratorium pra operasi, meningkatkan kerjasama
persiapan kulit, alasan status klien selama pemulihan.
puasa, obat-obatan pra Memepertahankan kadar
operasi, aktivitas area algetik darah konstan
tunggu, tinggal di ruang memberikan control nyeri
pemulih, dan program pasca terbaik.
operasi informasikan klien
bahwa obat nyeri tersedia
bila diperlukan
b. Ajarkan dan usahakan klien b. Untuk mendorong
untuk : keterlibatan klien dalam
1) Nafas dalam perawatan diri
2) Berbalik
3) Turun dari tempat tidur
4) Membebat bagian yang
dibedah ketika batuk
c. Biarkan klien dan keluarga c. Dengan menggunakan
mengungkapkan perasaan perasaan membantu
tentang pengalaman pemecahan masalah dan
pembedahan. Perbaiki jika memungkinkan pemberi
ada kekeliruan, konsep, perawatan untuk
rukuk, pertanyaan khusus mengidentifikasi kekeliruan
tentang pembedahan kepada yang dapat menjadi sumber
ahli bedah. ketakutan keluarga/orang
terdekat adalah system
pendukung bagi klien. Agar
efektif system pendukung
harus mempunyai
mekanisme yang kuat
d. Lengkapi daftar aktivitas d. Daftar cek memastikan
pada daftar cek pra operasi. semua aktivitas yang
54
kelemahan fisik.
Tabel 2.5
Intervensi Rasional
a. Mandikan klien a. Sabun merupakan
desinfektan yang dapat
membunuh kuman di kulit
sehingga resiko infeksi hilang
dapat berkurang
b. Beri motivasi klien untuk b. Klien dapat berusaha untuk
tetap menjaga kebersihan melakukan personal hygiene
sekemampuan dan dilakukan
sendiri
c. Berikan penyuluhan manfaat c. Klien mengerti bahwa
dari personal hygiene personal hygiene akan
membantu dalam
penyembuhan luka
(Doenges, 2007)
terpasang kateter.
Tabel 2.6
Intervensi Rasional
a. Monitor suhu tubuh tiap 4 a. Suhu merupakan salah satu
jam dan lapor bila suhu lebih tanda dan gejala terjadinya
dari 38,5oC. infeksi.
b. Pantau warna urine. b. Dapat diketahui tanda-tanda
infeksi dari kandung kemih
sehingga dapat dibuat
perencanaan untuk tindakan
selanjutnya.
c. Pertahankan aliran urine dan c. Mencegah terjadinya retensi
kebersihan. urin yang merupakan media
sebagai penyebab infeksi.
d. Monitor dan lapor bila d. Mencegah dan mengetahui
terdapat tanda infeksi gejala secara untuk
perencanaan selanjutnya
(Doenges, 2007)
operasi adalah :
bedah
Tabel 2.7
Intervensi Rasional
a. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, a. Membantu evaluasi derajat
karateristik, intensitas (skala ketidaknyamanan dan
0-10) ketidakefektifan
analgetik/mengatakan
terjadinya komplikasi. Contoh
karena nyeri abdomen
biasanya ada secara
bertahap pada hari ke-3 atau
56
Tabel 2.8
Intervensi Rasional
a. Kaji adanya kateter a. Memperhatikan potensi
ureter dan membantu
penyembuhan anastomisis
dengan mempertahankan
bebas urine
b. Observasi dan catat warna b. Urine dapat agak kekeruhan
urin yang seharusnya jernih 2
sampai 3 hari
c. Tunjukkan teknis kateterisasi c. Karakteristik periodic
dan irigasi wadah dengan mengosongkan wadah
cepat internal. Pasien difersi
kontinen tak memerlukan
penampang eksternal
d. Dorong peningkatan cairan d. Mempertahankan hidrasi dan
dan pertahankan pemasukan aliran urine baik
akurat
e. Awasi tanda-tanda vital, kaji e. Indicator keseimbangan
nadi perperurgor kulit cairan menunjukan tingkat
hidrasi dan keefektifan terapi
penggantian cairan
f. Berikan cairan IV sesuai f. Membantu mempertahankan
indikasi hidrasi atau sirkulasi volume
adekuat dan aliran urine
(Doenges, 2007)
operasi.
Kriteria :
- Nyeri berkurang
Tabel 2.9
Intervensi Rasional
a. Observasi tanda-tanda vital a. Mobilisasi pada klien dengan
setelah mobilisasi nyeri luka operasi dapat
b. Anjurkan klien untuk meningkatkan respirasi dan
memegang/menahan tera denyut nadi terutama bila
operasi bila merubah posisi nyeri meningkat, sehingga
c. Bantu klien untuk merubah perlu observasi
posisi yang tidak bisa b. Mengurangi tekanan pada
dilakukan sendiri luka operasi
c. Melatih klien untuk merubah
posisi dan meningkatkan
sirkulasi
(Doenges, 2007)
Kriteria :
- Gelisah berkurang
Tabel 2.10
Intervensi Rasional
a. Atur posisi tidur klien yang a. Tidur sesuai body aligement
nyaman sesuai body Mengurangi ketegangan otot
aligement dan tekanan pada daerah
nyeri, sehingga tidur pulas
b. Ciptakan lingkungan dan b. Memberikan suasana tenang
59
Tabel 2.11
Intervensi Rasional
a. Catat karakteristik urine, dan a. Urine dan bau menunjukan
perhatikan apakah ada infeksi namun urine secara
perubahan berhubungan normal mengandung mucus
dengan keluhan nyeri setelah prosedur
panggul
b. Laporkan penghentian urine b. Penghentian tiba-tiba dapat
tiba-tiba mengidentifikasikan
bentukan plag dan
menimbulkan pembentukan
abses
c. Perhatikan kemerahan c. Kemerahan paling umum
disekitar luka disebabkan karena jamur
d. Ganti balutan sesuai indikasi d. Balutan basah bertindak
sebagai sumbu untuk luka
dan memberikan media
untuk mempertumbuhkan
bakteri
e. Awasi tanda-tanda vital e. Peninggian suhu
60
menunjukan komplikasi
pernafasan insisi/ISK
f. Berikan obat sesuai indikasi, f. Untuk mengobati luka yang
bedak anti jamur teridentifikasi digunakan
untuk mengatasi jamur
(Doenges, 2007)
fisik.
Tabel 2.12
Intervensi Rasional
a. Berikan penyuluhan tentang a. Meningkatkan pengetahuan
pentingnya perawatan diri klien tentang perawatan diri
b. Bantu klien dalam melakukan b. Meningkatkan keoptimallan
personal hygiene personal hygiene, karena
pergerakan tubuh hygiene
belum bebas sehubungan
dengan nyeri luka
c. Libatkan keluarga dalam c. Dapat mengetahui cara
melakukan personal hygien membersihkan tubuh klien
tampa mengganggu luka
sehingga klien mandiri
(Doenges, 2007)
Tabel 2.13
Intervensi Rasional
a. Observasi tanda-tanda vital a. Dengan mengobservasi
tanda-tanda vital akan
diketahui penyimpangan dari
hasil normal terutama
frekuensi nafas sehingga
dapat merencanakan
intervensi selanjutnya
b. Ubah posisi klien tiap 2 jam b. Dengan mengubah posisi,
bila tidak ada kontra paru-paru menjadi bebas
indikasi sehingga memungkinkan
pemasukan oksigen secara
bebas
c. Dengan nafas dalam dan
c. Latih dan dorong klien batuk efektif dapt
untuk nafas dalam dan mempertahankan ventilasi
batuk efektif yang adekuat dan dapat
meningkatkatkan
pengeluaran secret dari
saluran pernafasan guna
memperluas ekspansi paru-
paru
d. Bantu klien untuk d. Dengan posisi yang nyaman
mengambil posisi batuk dapat mengurangi nyeri dan
yang nyaman regangan pada daerah insisi
(Carpenito, 2001 dan Smeltzer, 2002)
Kriteria :
Tabel 2.14
Intervensi Rasional
a. Laksanakan hasil kolaborasi a. Membantu memenuhi cairan
yaitu pemberian cairan infuse dan elektrolit tubuh
dextrose 5% atau garam
fisiologis selama 24 jam post
op
b. Berikan cairan per oral bila b. Membantu memenuhi cairan
peristaltic usus telah dan elektrolit tubuh
terdengar
c. Pantau intake dan output c. Membantu mengidentifikasi
cairan keseimbangan cairan
d. Anjurkan pemasukan cairan d. Membantu mengembalikan
antara 1000-1500 dalam 24 kebutuhan cairan dan
jam elektrolit
(Long, 2004)
V. Implementasi
VI. Evaluasi
dilakukan.
telah dilakukan.
ada.
Brunner & Suddarth (2006). Keperawatan Medikal-Bedah, (alih Bahasa, dr. H.Y
Kuncara, dr. Andry Hartono, Monica Ester, SKp, Yasmin Asih, S.Kp, edisi
Dinkes, Jabar (2016). Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018. Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis. (2016). Data 10 Besar Penyakit yang ada di
Nursalam. (2006). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi
Rekam Medik, RSUD Ciamis (2016). Laporan 31 Penyakit di Ruang Dahlia RSUD
Salemba Medika.
Smeltzer S.C dan Bare B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
http://ASUHAN_KEPERAWATAN_Asuhan_Keperawatan_pasien_dengan_vesikolithi
2016.