Pengolahan limbah fisika (pengolahan primer) dibagi menjadi 4 tahapan a. Tahap penyaringan Limbah cair harus melewati proses penyaringan terlebih dahulu melalui saluran pembuangan (menyaring bahan padat dari limbah cair). b. Tahap pretreatment Tahapan berikutnya yaitu mengalirkan limbah cair yang telah melalui tahap penyaringan ke dalam tangki untuk memisahkan pasir dan padatan yang ukurannya lebih besar. Aliran limbah diperlambat sehingga pasir dan padatan lain dapat mengendap di dalam tangki. Air limbah kemudian diproses ke tahap berikutnya yaitu tahap pengendapan. c. Tahap pengendapan Air limbah yang telah di proses pada tahap pretreatment didiamkan beberapa lama di dalam tangki khusus pengendapan untuk mengendapkan partikel padat yang masih sisa yang nantinya partikel padat tersebut akan dipisahkan menuju saluran lain dan diolah lebih lanjut. Air limbah yang lebih bersih selanjutnya akan melalui tahap floatasi. d. Tahap floatasi Tahap ini berfungsi untuk menghilangkan lemak dan minyak yang terdapat pada air limbah dengan menggunakan alat floatasi yang nantinya akan menghasilkan gelembung-gelembung yang dapat mengangkat minyak dan lemak tersebut ke permukaan air limbah sehingga lebih mudah dipisahkan. Apabila pengolahan limbah cair secara fisika (pengolahan primer) dirasa belum cukup, masih dapat dilakukan proses pengolahan berikutnya dengan mengkombinasikannya dengan pengolahan biologi, kimia, maupun keduanya. 2. Pengolahan limbah cair secara kimia Ada beberapa macam pengolahan limbah cair kimia a. Netralisasi Netralisasi bertujuan untuk membuat pH limbah tetap pada rentang 6,0-9,5 agar tidak meracuni bakteri maupun makhluk hidup lain. Netralisasi dilakukan dengan menambahkan Ca(OH)2 atau NaOH untuk limbah yang bersifat asam, sedangkan bersifat basa dapat menambahkan H2SO4, HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas. Proses netralisasi sendiri dibagi menjadi 2 yaitu netralisasi batch dan kontinyu b. Presipitasi Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara penambahan bahan - bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan-padatan. Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida, dan garam - garam besi. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophication dari permukaan. c. Koagulasi dan Flokulasi Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan- gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Koagulasi bertujuan untuk membuat gumpalan-gumpalan yang lebih besar dengan penambahan bahan-bahan kimia, misalnya Al2SO4, Fe2Cl3, Fe2SO4, PAC, dan sebagainya. Flokulasi bertujuan untuk membuat gumpalan yang lebih besar dan pada gumpalan terbentuk selama koagulasi dengan penambahan polimer, misalnya praestol, kurifloc, dan diafloc.
3. Pengolahan limbah cair secara biologis
Pengolahan limbah cair secara biologis melibatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik. Salah satu mikroorganisme yang sering digunakan pada proses ini adalah bakteri aerob. Proses ini secara umum terbagi atas 3 tahapan, yaitu tahap penyaringan dengan tetesan (tricking filter), tahap lumpur aktif (activated sludge) dan terakhir tahap kolam (treatment ponds). a. Tahap Tricking Filter Pada tahap ini, bakteri aerob akan digunakan untuk menguraikan bahan organik yang melekat dan berkembang pada media kasar yang berupa batuan kecil atau plastik dengan ketebalan 1-3 mm. Limbah cair akan dialirkan ke media kasar tadi dan dibiarkan agar dapat meresap. Pada proses peresapan tersebut, bahan organik yang terkandung pada limbah akan diuraikan oleh bakteri aerob dan selanjutnya hasil resapan tersebut akan sampai pada dasar lapisan media dan kemudian akan ditampung dalam wadah yang selanjutnya akan disalurkan pada tangki khusus pengendapan. Endapan tersebut nantinya akan diproses lebih lanjut. b. Tahap Lumpur Aktif Pada tahap ini limbah cair yang telah melewati proses filter akan ditampung pada tangki khusus yang didalamnya terdapat lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Setelah itu limbah akan disalurkan kembali ke tangki pengendapan yang lainnya sementara itu lumpur yang mengandung bakteri aerob akan disalurkan pada tangki aerasi. c. Tahap Treatment Ponds Tahap terakhir pada tahap sekunder adalah treatment ponds atau kolam perlakuan. Pada tahap ini limbah cair akan ditempatkan pada kolam terbuka dimana didalamnya terdapat alga yang dapat menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang nantinya akan digunakan bakteri aero untuk menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Apabila limbah telah mengendap maka air permukaan dapat disalurkan ke lingkungan untuk diolah dan digunakan lagi.
4. Studi kasus pengolahan limbah yang diolah dengan gabungan proses