Anda di halaman 1dari 11

Keanggotaan Indonesia dalam Kerjasama Ekonomi Berdasarkan Jumlah Negara yang

Terlibat

1. Kerjasama Ekonomi Bilateral


Hubungan bilateral yaitu hubungan yang dilakukan di antara dua negara untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Beberapa contoh kerjasama ekonomi bilateral yang diikuti Indonesia :

a. Hubungan Bilateral Indonesia dan Amerika Serikat


Indonesia menjalin hubungan politik dan strategis yang cukup baik dengan
Amerika . Serikat (AS) terutama sejak Rezim Orde Baru berkuasa di Indonesia yaitu
paruh kedua dekade 1960an. Namun hubungan ekonomi kedua pihak tidak cukup
berkembang dibandingkan dengan hubungan ekonomi AS dengan negara tetangga
Indonesia, seperti Singapura dan Australia. Dominasi aspek politik dan strategis
dalam hubungan kedua negara mengakibatkan AS dan Indonesia kurang
mengembangkan potensi-potensi ekonomi diantara keduanya. Sejak tahun 2009 AS
juga dilanda krisis ekonomi. Upaya peningkatan hubungan kedua belah pihak muncul
dalam beberapa tahun terakhir karena dorongan Duta Besar Indonesia yang baru dan
upaya AS untuk mencari pasar lebih besar dalam rangka pemulihan krisis
ekonominya. Pada bulan November 2010 pemimpin kedua negara menandatangani
the US-Indonesia Compherensive Partnership Agreement (US-Indonesia CPA) yang
merupakan komitmen jangka panjang kedua negara untuk meningkatkan dan
memperdalam hubungan bilateral. Salah satu sektor yang menjadi fokus kerja sama
adalah sektor ekonomi.

b. Hubungan Bilateral Indonesia dan Arab Saudi


Mayoritas penduduk Indonesia Muslim merupakan mitra yang strategis bagi Arab Saudi.
Dalam perjalanannya, kedua negara telah menjalin hubungan yang sangat baik. Pada
tahun 1999 ketika dilakukan Jajak Pendapat di Timor Timur (sekarang Timor Leste), Arab
Saudi berulang kali menyampaikan rasa simpatiknya kepada rakyat dan pemerintah
Indonesia yang mengakui secara tegas hasil dari jajak pendapat tersebut, yang ternyata
mayoritas penduduk Timor Timur memilih pisah dari Indonesia. Selain itu, Arab Saudi selalu
mendukung posisi Indonesia di forum forum Internasional. Kerja sama Indonesia dan Arab
Saudi utamanya memang berkenaan dengan ibadah haji dan umrah. Namun, di sisi lain
banyak terjadi kerja sama bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi, misalnya yaitu pada
bidang pendidikan. Banyak terjadi pertukaran pelajar antara kedua negara ini. Selain itu,
Indonesia dan Arab Saudi juga banyak bekerja sama di bidang pemberantasan radikalisme
dan terorisme. Bahaya radikalisme dan terorisme sangat perlu untuk diberantas agar
perdamaian dunia dapat terwujud.

c. Hubungan Bilateral Indonesia dan Inggris


Inggris merupakan salah satu negara monarki di benua Eropa. Hubungan kerja sama bilateral
antara Indonesia dan Inggris banyak terjadi dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Pada
bidang pendidikan yaitu dengan banyaknya pertukaran pelajar di antara kedua negara ini.
Pada bidang ekonomi sendiri, Inggris dan Indonesia banyak memiliki kegiatan ekspor dan
impor. Selain itu, terjadi pula investasi dari negara Inggris untuk Indonesia.

d. Hubungan Bilateral Indonesia dan Jepang


Jepang memang merupakan salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia dengan
kejamnya selama tiga tahun. Namun, hal ini tidak menghentikan kerja sama antara Indonesia
dan Jepang. Hubungan bilateral antara kedua negara ini berdasarkan pada perjanjian
perdamaian di antara republik Indonesia dan Jepang pada April tahun 1958. Perjanjian
tersebut membawa dampak baik dan eratnya hubungan antara kedua negara ini. Terjadi
kesepakatan mitra strategis pada 2006 dan perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang
pada tahun 2007. Jepang banyak memberikan investasinya terutama pada pengusaha UMKM
di Indonesia dan memberikan banyak bantuan pada bidang pendidikan.

e. Hubungan Bilateral Indonesia dan China


Hubungan bilateral di antara negara Indonesia dan China sudah terjadi sejak lama. Terdapat
pula sebuah teori dimana nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari China. Hal ini
menyebabkan eratnya hubungan di antara kedua negara ini. Kerja sama antara Indonesia dan
China lebih banyak berada pada sektor ekonomi, terutama pada bidang perdagangan. Kedua
negara ini saling ekspor dan impor komoditi negaranya masing-masing. Selain itu, kedua
negara ini juga saling membebaskan visa kunjungan dari masing-masing penduduknya.
2. Kerjasama Ekonomi Regional
a. ASEAN Regional Forum (ARF)
Merupakan suatu forum yang dibentuk oleh ASEAN pada tahun 1994 sebagai suatu wahana
bagi dialog dan konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di
kawasan, serta untuk membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta
ARF untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan. Dalam kaitan
tersebut, ASEAN merupakan penggerak utama dalam ARF.

ARF merupakan satu-satunya forum di level pemerintahan yang dihadiri oleh seluruh negara-
negara kuat di kawasan Asia Pasifik dan kawasan lain seperti Amerika Serikat, Republik
Rakyat China, Jepang, Rusia dan Uni Eropa (UE).

ARF menyepakati bawa konsep keamanan menyeluruh (comprehensive security) tidak hanya
mencakup aspek-aspek militer dan isu keamanan tradisional namun juga terkait dengan aspek
politik, ekonomi, sosial dan isu lainnya seperti isu keamanan non-tradisional.

Peserta ARF berjumlah 27 negara yang terdiri atas seluruh negara anggota ASEAN
(Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Filipina), 10 negara Mitra Wicara ASEAN (Amerika Serikat, Kanada, China,
India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Uni Eropa) serta beberapa negara di
kawasan yaitu: Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, Timor-Leste, Bangladesh dan
Sri Lanka.
b. Inisiatif Segitiga Terumbu Karang (CTI-CFF)

CTI-CFF berawal dari inisiatif Indonesia sebagai sebuah tindak lanjut dari gagasan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological
Diversity (CBD) ke-8 di Brazil pada tahun 2006. Hal ini didasari kenyataan bahwa perairan
Indonesia dan kawasan di sekitasnya merupakan habitat bagi tingkat keanekaragaman karang
(coral) tertinggi, setidaknya terdapat 500 lebih jenis coral.

CTI-CFF secara resmi dideklarasikan pada 15 Mei 2009 melalui Coral Triangle Initiative
Leaders' Declaration on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security. Anggota dari CTI-CFF
terdiri dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor-Leste
(dikenal dengan CT6). CTI-CFF saat ini diketuai Kepulauan Solomon untuk periode 2018 –
2020, dengan Timor Leste sebagai Wakil Ketua yang akan menjadi Ketua yang berikutnya.

Tujuan utama CTI-CFF adalah untuk mengatasi ancaman terhadap ekosistem laut, pesisir dan
pulau-pulau kecil di kawasan Segitiga Karang/Coral Triangle region

3. Kerjasama Ekonomi Sub-Regional


Kerjasama beberapa negara dalam sub kawasan yang mencakup letak geografis yang
berdekatan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
negara-negara anggota. Beberapa contoh kerjasama ekonomi sub-regional yang diikuti
Indonesia :

a. Kerjasama IMT-GT
Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) berdiri pada Pertemuan
Tingkat Menteri (PTM) ke-1 di Langkawi, Malaysia, pada 20 Juli 1993. IMT-GT ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah
perbatasan negara-negara IMT-GT. Melalui kerja sama IMT-GT, sektor swasta terus didorong
menjadi “engine of growth”. Untuk tujuan tersebut telah dibentuk suatu wadah bagi para
pengusaha di kawasan IMT-GT yang disebut Joint Business Council (JBC). JBC secara aktif 
ikut dilibatkan dalam rangkaian SOM/MM IMT-GT setiap tahunnya.

b. Kerjasama BIMP-EAGA
Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area
(BIMP-EAGA) dibentuk secara resmi pada Pertemuan Tingkat Menteri  (PTM) ke-1 di Davao
City, Filipina pada tanggal 26 Maret 1994. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara
BIMP-EAGA. Para pelaku usaha diharapkan menjadi motor penggerak kerja sama dimaksud
sedangkan pemerintah bertindak sebagai regulator dan fasilitator.

Wilayah Indonesia yang menjadi anggota BIMP-EAGA adalah Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,
Papua, dan Papua Barat.

4. Kerjasama Ekonomi Antar Regional


Kerja sama antar regional adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa
negara dalam suatu wilayah atau kawasan tertentu dengan negara-negara di kawasan lainnya
untuk mencapai suatu tujuan bersama. Beberapa contoh kerjasama ekonomi regional yang
diikuti Indonesia :

a. ASEAN Plus Three (APT)


APT adalah salat satu kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi yang diadakan oleh negara
anggota ASEAN ditambah tiga negara dari benua Asia lainnya, yaitu Republik Rakyat China,
Jepang, dan Republik Korea Selatan dalam rangka meningkatkan kemajuan bidang ekonomi
di kawasan ASEAN ketika terjadi krisis ekonomi yang melanda ASEAN pada tahun 1997.
APT dapat mewujudkan stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN dan pada sepuluh tahun
pertama semenjak berdirinya, segala bentuk kerja sama harus berdasarkan pada kesepakatan
yang tertuang di dalam Joint Statement on East Asia Cooperation.

b. ASEAN Plus Six (APS)


APS merupakan nama lain dari salah satu contoh kerja sama antar regional di bidang
ekonomi, yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP ini
merupakan kerja sama ekonomi yang lebih mengarah kepada kesepakatan pasar bebas atau
Free Trade Agreement (FTA) di antara negara anggota ASEAN dengan enam negara lain,
yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, dan Selandia Baru. Kerja sama ini
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan ASEAN.

RCEP ini diluncurkan pada bulan November 2012 pada KTT ASEAN di Kamboja.
Kesepakatan pasar bebas dijadwalkan untuk disahkan pada November 2018 dalam KTT
ASEAN di Singapura. Pada tahun 2017, didapatkan data bahwa terdapat 3.4 miliar jiwa yang
berada dalam lingkung RCEP dengan total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 49.5
Triliun. Angka tersebut merupakan penyumbang PDB dunia dengan proporsi sebesar 39%.

c. European Economic Community (EEC)


EEC atau Masyarakat Ekonomi Eropa merupakan salah satu contoh kerja sama antar regional
bidang ekonomi yang terdapat di kawasan benua Eropa di antara berbagai negara Eropa, baik
dari Eropa timur, Eropa barat, dan lain sebagainya. Kerja sama ini mulai diluncurkan pada
tahun 1957 melalui perjanjian Roma. Tujuan utama EEC adalah menyatukan perekonomian di
antara negara-negara anggotanya. Dalam mewujudkan tujuan utama tersebut, di dalam ECC
diadakanlah kesepakatan mengenai kawasan pasar bersama dan penentuan cukai.

d. Asia Pacific Economic Community (APEC)


APEC merupakan salah satu organisasi yang menjadi wadah bagi kerja sama ekonomi di
antara negara-negara anggota yang tersebar di kawasan Samudera Pasifik dan Benua Asia
yang jumlah anggotanya yaitu sebanyak 22 negara anggota. Organisasi ini lahir atas dasar
saling tergantungnya kegiatan perekonomian di antara negara-negara anggota. Tujuan dari
didirikannya APEC yaitu menguatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam
lingkup APEC, mempererat kerja sama ekonomi antara negara anggota, dan mempercepat
perkembangan pasar bebas di kawasan Asia Pasifik.

e. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)


Salah satu contoh dari kerja sama antar regional di bidang ekonomi yang satu ini memiliki
tujuan yaitu merundingkan segala masalah mengenai harga, produksi, dan hak konsesi minyak
bumi dengan berbagai perusahaan minyak. Organisasi ini didirikan pada 14 September 1960
di Kota Baghdad Irak, dengan anggota awal sebanyak lima negara. pada tahun 1962,
Indonesia bergabung ke dalam keanggotaan OPEC namun pada tahun 2008 indonesia menjadi
negara net importir minyak sehingga keanggotaannya di dalam OPEC ditangguhkan dan
menjadi anggota aktif lagi pada tahun 2014. Namun, pada tahun 2016, Indonesia kembali
ditangguhkan keanggotaannya karena kebijakan OPEC bahwa Indonesia harus menurunkan
produksi minyaknya agar penurunan harga minyak dunia dapat dihambat.

f. Asian Development Bank (ADB)


ADB merupakan institusi keuangan yang diperuntukkan bagi pengentasan kemiskinan di
benua Asia dan kawasan Pasifik. Institusi ini berdiri pada tahun 1966 dengan 31 negara
anggota. Hingga saat ini, jumlah negara anggota ADB berkembang pesat hingga mencapai 63
negara anggota. Proyek terkenal yang telah dilakukan oleh ADB dalam rangka mencapai
tujuannya yaitu pembangunan jalur pipa Trans-Afghanistan, proyek rekonstruksi dan
rehabilitasi gempa bumi di Gujarat, India, serta program kerja sama ekonomi regional Asia
Tengah.

g. North American Free Trade Area (NAFTA)


NAFTA merupakan salah satu contoh kerja sama antar regional di bidang ekonomi antara
negara-negara di kawasan Amerika Utara, yaitu Amerika Serikat dan Kanada dengan
tambahan negara Meksiko. Tugas dari NAFTA yaitu mengatur jalannya kegiatan
perekonomian yang termasuk di antaranya yaitu hubungan jual beli, komunikasi, kegiatan
sosial, dan lain sebagainya. Terdapat 462 juta lebih penduduk dalam lingkup NAFTA dengan
PDB sebesar USD 1.6 triliun per tahunnya.

h. Asian Productivity Organization (APO)


APO merupakan sebuah organisasi internasional yang bersifat non profit, non politik, dan non
diskriminasi yang diperuntukkan untuk peningkatan produktivitas dari negara-negara di
kawasan benua Asia. Didirikan pada 11 Mei 1961, APO lebih banyak bergerak di dalam
pembangunan bidang sosial ekonomi yang berkelanjutan dari negara-negara Asia Pasifik. Dua
sektor yang paling banyak diperhatikan oleh APO yaitu industri dan pertanian.

5. Kerjasama Ekonomi Multilateral


a. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Indonesia bergabung menjadi anggota resmi PBB pada tanggal 28 September 1950 sebagai
anggota ke-60. Keterlibatan Indonesia dengan PBB pada masa itu didukung penuh secara
bulat oleh para anggotanya. Indonesia banyak terlibat di dalam kegiatan PBB. Contoh peran
Indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB salah satunya yaitu membentuk Kontingen
Garuda untuk membantu tegaknya perdamaian di berbagai belahan dunia, yaitu dengan
bergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB. Setidaknya sudah delapan kali
Indonesia mengirimkan kontingen garuda. Yang pertama kali adalah pada tahun 1957 untuk
menjaga perdamaian di negara Mesir.

b. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)


OKI merupakan organisasi internasional yang banyak bergerak di bidang kerja sama negara-
negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Latar belakang dari berdirinya organisasi
ini yaitu terjadinya pembakaran tempat suci umat muslim, yaitu masjid Al-Aqsa pada 21
Agustus 1969 oleh para fanatik Yahudi dan Kristen di Yerusalem, Palestina. Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ikut serta dalam pendirian
organisasi ini bersama 56 negara lainnya. Sudah banyak dampak OKI bagi Indonesia yang
negara ini rasakan, maka dari itu Indonesia tetap bergabung dengan OKI hingga saat ini.

c. Asia Pacific Economic Community (APEC)


Salah satu indikator kemajuan suatu negara ialah kemajuan pembangunan pada sektor
ekonomi negara tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara merdeka di dunia tentunya juga
harus membangun perekonomian negara ini agar kesejahteraan rakyat Indonesia meningkat.
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia dalam bidang ini ialah mengadakan hubungan
multilateral dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam lingkup APEC.

APEC merupakan salah satu forum kerja sama internasional di dalam bidang ekonomi.
Melalui forum ini, kerja sama ekonomi antara negara di kawasan Asia Pasifik dieratkan
sehingga kemajuan bidang ekonomi dapat merata di seluruh kawasan tersebut. Kerja sama ini
pada akhirnya meluas pada bidang-bidang lainnya yang masih berkaitan erat dengan bidang
ekonomi. Peran Indonesia dalam APEC sendiri cukup vital. Setidaknya Indonesia sudah dua
kali menjabat sebagai ketua umum APEC sekaligus tuan rumah KTT APEC.

d. Gerakan Non-Blok (GNB)


Sejatinya, konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung merupakan cikal bakal lahirnya
GNB. Konferensi ini dihadiri oleh 29 kepala negara di kawasan benua Asia dan Afrika yang
baru memperoleh kemerdekaannya. Dalam konferensi ini dihasilkan Dasasila Bandung yang
semakin mendekatkan pada proses berdirinya GNB. Lima tokoh utama dari pendirian GNB
adalah kepala negara Indonesia, Mesir, Ghana, India, dan Yugoslavia.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama, terdapat 25 negara anggota resmi. Pada
KTT ini, ditegaskan bahwa GNB tidak mengarah pada peran pasif atau tidak aktif dalam
dunia perpolitikan internasional, melainkan untuk merumuskan sendiri posisinya secara
merdeka yang mencerminkan kepentingan dari negara-negara anggotanya. Di sisi lain, dunia
sedang dipanaskan dengan adanya perang dingin blok barat (negara liberal) dan blok timur
(negara komunis).

Keanggotaan Indonesia dalam Kerjasama Ekonomi Berdasarkan Bentuk Kegiatannya


1. Bentuk pasar bersama regional (mengurangi hambatan perdagangan antar
anggota)
 APEC
APEC adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan serta kerjasama di antara negara-negara
di kawasan Asia Pasifik. Saatini APEC memiliki 21 anggotadari negara-negara
yang terletak di Asia dan Pasifik dan berkantorpusat di Singapura. APEC
memiliki beberapa manfaat untuk Indonesia, antara lain untuk meningkatkan
hubungan dengan negara-negara anggota APEC dan sarana peningkatan investasi.
 AFTA
AFTA adalah kerjasama ekonomi intra ASEAN, yang pertama kali dicetuskan
dalam KTT ASEAN ke-4 di Singapura tanggal 27-28 Januari 1992, tetapi secara
resmi dimulai 1 Januari 1993. AFTA beranggotakan 7 negara anggota ASEAN.
Kepala-kepala negara/pemerintahan negara ASEAN menyepakati suatu kerangka
persetujuan mengenai peningkatan kerjasama ekonomi ASEAN yang berfungsi
sebagai pelindung  bagi segala kerjasama ekonomi ASEAN di masa datang.
Dengan AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan perdagangan dan
spesialisasi dalam intra ASEAN. Di samping itu, juga meningkatkan investasi
dalam kegiatan produksi barang dan jasa antar anggota ASEAN.

2. Bentuk yang lebih luas untuk mendorong perluasan perdagangan dengan


menghapus hambatan-hambatan tarif dan kouta.
 World Trade Organization (WTO) 
WTO adalah sebuah organisasi internasional yang menaungi upaya untuk
meliberalisasi perdagangan. Organisasi ini menyediakan aturan-aturan dasar
dalam perdagangan internasional, menjadi wadah perundingan konsesi dan
komitmen dagang bagi para anggotanya, serta membantu anggota-anggotanya
menyelesaikan sengketa dagang melalui mekanisme yang mengikat secara
hukum. Organisasi ini didirikan pada 1 Januari 1995 dengan tujuan untuk
mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lainnya, yang diharapkan akan
memajukan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 NAFTA (North American Free Trade Area)
NAFTA adalah badan kerjasama ekonomi negara-negara Amerika Utara, yang
didirikan pada tanggal 12 Agustus 1992. Anggota-anggotanya adalah Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko.
NAFTA bertujuan membentuk kawasan perdagangan bebas di daerah Amerika
Utara. Kendala utama untuk mewujudkan perdagangan bebas di Amerika Utara
adalah karena tingkat pertumbuhan ekonomi antara Amerika Serikat dan Meksiko
sulit untuk mewujudkan perdagangan bebas dengan persaingan yang sehat.
Peluang bagi Meksiko hanyalah ekspansi tenaga kerja ke Amerika Serikat.

3. Bentuk pengaturan produksi bersama.


 OPEC (Organizationof Petroleum ExportingCountries)
OPEC adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah
mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-
perusahaan minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1961 di Bagdad, Irak.
Saat itu anggotanya hanya lima negara. Sejak tahun 1965 markasnya bertempat
di Wina, Austria.

4. Bentuk badan kerjasama yang bersifat koordinatif dalam penyaluran bantuan


kepada negara sedang berkembang

 World bank

Merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman


kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Tujuan resmi Bank
Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Menurut Articles of Agreement Bank
Dunia (sebagaimana telah diubah, efektif sejak 16 Februari 1989) seluruh
keputusannya harus diarahkan oleh sebuah komitmen untuk
mempromosikan investasi luar negeri, perdagangan internasional, dan
memfasilitasi investasi modal.

5. Bentuk badan kerjasama yang bersifat konsultatif

 APEC

APEC adalah forum ekonomi 21 negara di Lingkar Pasifik yang bertujuan untuk
mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas dan
mendorong perdagangan bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik. APEC didirikan
pada tahun 1989 sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan interdependensi
ekonomi negara-negara Asia-Pasifik dan lahirnya blok perdangangan lain di
bagian-bagian lain dunia; ketakutan akan Jepang mendominasi kegiatan ekonomi
di kawasan Asia-Pasifik, dan untuk mendirikan pasar baru untuk produk
agrikultural dan bahan mentah di luar Eropa. Bermarkas di Singapura, APEC
diakui sebagai forum tertua dan blok multilateral tingkat tertinggi di kawasan
Asia-Pasifik, dan memberikan pengaruh global yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai