Anda di halaman 1dari 3

Khairul Yudha P

1. KASUS YANG BERHUBUNGAN TERHADAP PELANGGARAN UNDANG-


UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

Pelanggaran : Kasus Tersebut melanggar pasal 197 mengenai


Undang Undang Kesehatan No 36 tahun 2009.

Pasal 197 berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja


memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).”
Pendapat Kelompok : Menurut kelompok kami, pelanggaran terjadi pada
konteks distribusi obat ilegal. Pelaku mengorder obat
dan kosmetik ilegal tersebut dari pulau jawa, kemudian
disebarluaskan di Medan-SUMUT. Berdasarkan
informasi berita yang didapatkan, semua jenis obat dan
kosmetik yang termuat dalam berita ini adalah ilegal.
Meskipun pelaku hanya mendistribusikan, namun
sudah terjerat oleh UU Kesehatan No. 36 tahun 2009.
Suatu obat dikatakan legal ketika sudah melalui
beberapa tahapan pengujian, seperti uji klinik, uji
praklinik dan tahapan-tahapan uji yang memenuhi
standar CPOB/CPOTB yang berlaku. Ketika BPOM
sudah memberikan surat izin edar barulah obat tersebut
dinyatakan legal. Namun pengawasan dalam
pendsitribuusian pun akan selalu dilakukan oleh
BPOM selaku badan pengawas.
Khairul Yudha P
2. KASUS YANG BERHUBUNGAN TERHADAP PELANGGARAN UNDANG-
UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

Pelanggaran : Kasus tersebut melanggar 2 pasal mengenai Undang


Undang Kesehatan No 36 tahun 2009. Adapun Pasal
tersebut pasal 196 dan 197

Dimana Pasal 196 yang berbunyi “Setiap orang yang


dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).”

Dan pasal 197 yang berbunyi “Setiap orang yang


dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).”
Pendapat Kelompok : Dalam kasus tersebut pelaku memproduksi secara
ilegal beberapa merek paten obat dan
Khairul Yudha P
mendistribusikannya di wilayah Semarang-JATENG.
Penyalahgunaan obat dapat menimbulkan berbagai
kerugian baik untuk diri sendiri maupun lingkungan
sekitar.

Peran serta BPOM, Kepolisian dan tentunya peran


penting masyarakat harus bisa memperketat dalam
pengawasan. Karena banyak kemungkinan praktik-
praktik seperti ini bisa ditanggulangi secara cepat
apabila masyarakat memiliki kesadaran akan
lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai