Anda di halaman 1dari 14

PENGERINGAN BAHAN PADAT

I. Pendahuluan

Pengeringan adalah operasi pemisahan / pengeluaran air dari suatu bahan yang
jumlahnya relative kecil dengan menggunakan panas.

Operasi pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara (gas) panas


yang tidak jenuh pada bahan yang akan dikeringkan, sehingga air atau cairan lain akan
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya, karena adanya perbedaan
kandungan uap air pada bidang antar permukaan bahan padat-gas dengan kandungan uap
air pada fase gas.

Gas panas disebut medium pengering yang diperlukan untuk menguapkan air dan
sekaligus membawa uap air keluar.

Data dan informasi yang penting untuk merencanakan operasi dan alat pengering
antara lain:
- Laju pengeringan
- Koefisien perpindahan massa dan panas
- Sifat-sifat bahan dalam menahan cairan
- Kurve kesetimbangan uap-cairan dalam bahan
- Dan beberapa sifat fisika lain seperti kapasitas panas, panas laten.

Disamping data dan informasi tersebut diatas perlu diketahui persyaratan yang
harus dipenuhi oleh suatu bahan misalnya:
- Bahan Kristal dengan struktur yang tidak boleh rusak
- Bahan tidak boleh terkotori (bahan farmasi)
- Bahan tidak boleh retak atau mengkerut
- Aroma bahan tidak boleh hilang

II. Klarifikasi Alat Pengering

Ada beberapa alat yang dapat dipakai untuk mengeringkan suatu bahan. Alat-alat
tersebut diklasifikasikan berdasarkan atas bentuk dan macam bahan yang akan dikeringkan,
apakah bahan-bahan itu suatu padatan yang ragid, glanular atau pasta, lembaran atau larutan
atau luluhan, juga apakah bahan-bahan tersebut diaduk waktu dikeringkan, dan apakah
operasinya secara batch atau kontinu.

Selain itu juga dapat dibedakan apakah operasinya dilakukan secara pemanasan
langsung dimana zat padat dikeringkan dengan menghembuskan udara panas atau flue gas,
dan pemanasan tidak langsung dimana panas dipindahkan kebahan yang akan dikeringkan
dari suatu medium pemanas melalui dinding metal.
Klasifikasi diatas dinyatakan seperti dibawah ini :
1. Bahan yang akan dikeringkan berupa sheet atau mass yang diangkut dengan conveyor
atau tray.
A. Batch Dryer
1. Atmophine-compartment
2. Vacuum Tray
B. Continuous Dryer
1. Tunnel

2. Granular ataubahan-bahan yang tidakkompak


A. Rotary Dryer
1. Standart Rotary
2. Rote-louvre
B. Turbo Dryer
C. Conveyor Dryer
D. Filter Dryer Combination

3. Material dalambentuk continuous sheet


A. Cylinder
B. Festoon Dryer

4. Pasta dan sludge atau caking crystal


A. Agitator Dryer
1. Atmospheric
2. Vacuum

5. Bahandalambentuklarutan
A. Drum Dryer
1. Atmospheric
2. Vacuum
B. Spray Dryer

6. Special method
A. Infrared radiation
B. Dielectric heating
C. Vaporization

III. Kandungan Air dalam Bahan


Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar basah (% berat) atas
dasar kering yaitu perbandingan jumlah air dengan jumlah bahan kering.

Atas Dasar Basah : x

Atas Dasar Kering :

Hubungan dengan X dalam persamaan diatas adalah :


Dalam pengeringan yang berperan adalah hubungan kesetimbangan air dalam
bahan dengan uap air dalam gas (udara) pengering.

Air yang berada dalam suatu bahan akan memberikan tekanan uap tertentu
bergantung pada jumlah air dan sifat bahannya.

Apabila bahan mengandung air dipertemukan dengan suatu aliran udara yang
memiliki kondisi tertentu dan tetap maka bahan dapat mengalami salah satu hal
berikut ini:

1. Bahan tidak mengalami perubahan kandungan air apabila tekanan uap yang
diberikan bahan sama dengan tekanan uap di udara (PA) sehingga tidak ada gaya
dorong untuk perpindahan air. Keadaan ini disebut keadaan setimbang, sehingga
kandungan air dalam bahan disebut kandungan air kesetimbangan.

2. Kandungan air dalam bahan menurun karena penguapan, apabila tekanan uap air
yang diberikan bahan lebih besar dari tekanan uap di udara (PA). Penguapan
berlangsung sampai tekanan uap air yang diberikan bahan sama dengan tekanan
uap di udara (PA).

3. Kandungan air dalam bahan akan bertambah apabila tekanan uap air yang
diberikan bahan lebih kecil dari pada tekanan uap di udara (PA) dan akan
berlangsung sampai tekanan uap air yang diberikan bahan sama dengan tekanan
uap di udara (PA).

IV. Air Terikat, Air Tak Terikat dan Air Bebas

Air Terikat Air tak terikat


KelembabanRelatif Gas (HR)

Kelembaban
Air kesetimbangan Air Bebas 0-1

1,0
0
x* X1

Kandungan air =

Gambar 1. Bermacam –macam tipe cairan.


Apabila bahan mula-mula mempunyai kandungan air X1 atau lebih besar,
maka tekanan uap air yang diberikan bahan sama dengan tekanan uap air jenuh pada
suhu yang sama. Dalam hal ini, bahan akan berada dalam kesetimbangan dengan
udara, apabila udara dalam keadaan jenuh yaitu HR = 1,0.

Apabila bahan mengandung air lebih kecil dari X1 dipertemukan dengan udara
jenuh (HR = 1,0) maka kesetimbangan akan tercapai setelah kandungan air dalam
bahan naik sampai X1.

Apabila bahan mengandung air > x* dipertemukan dengan udara yang


mempunyai kelembaban relative 0,5, kandungan air dalam bahan akan turun sampai
x*yaitu harga air kesetimbangan pada HR = 0,5.

Kandungan air dalam bahan dapat turun lebih rendah lagi, apabila
dipertemukan dengan udara berkelembaban relative yang lebih rendah.

Kandungan air dalam bahan yang lebih rendah dari X1 memberikan tekanan
uap air yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh air murni pada suhu yang sama.
Hal ini disebabkan oleh keadaan berikut:
- Air berada dalam pori-pori bahan (kapiler)
- Air berupa larutan (ada zat padat yang larut)
- Ada ikatan tertentu antara air dan bahan.
Air seperti tersebut diatas disebut Air Terikat.

Kandungan air lebih besar dari X1 memberikan tekanan uap air yang sama
dengan tekanan uap air murni. Air seperti ini disebut Air TakTerikat.

Kandungan air pada X1 merupakan perbatasan antara air terikat dan air tak
terikat. Air seperti ini disebut kandungan Air Kritik.

Untuk memberdakan Air Bebas dengan Air TakTerikat adalah sebagai berikut:
Bila kandungan air bahan = x, kandungan Air Kesetimbangan x* dan kandungan Air
KritikXk, maka :
- Kandungan Air Bebas = x – x*
- Kandungan Air TakTerikat = x – Xk

Bahan anorganik yang tidak larut dan tidak memiliki daya adsorpsi khusus
mempunyai kandungan air kesetimbangan yang rendah. Bahan-bahan seperti spons,
kayu (berserat) mempunyai kandungan air kesetimbangan yang besar.

V. Laju Pengeringan

Laju pengeringan diperlukan untuk merencanakan waktu pengeringan dan


untuk memperkirakan ukuran alat yang digunakan untuk pengeringan suatu bahan
tertentu.
Dengan laju pengeringan tersebut perlu diketahui waktu yang diperlukan
untuk mengeringkan suatu bahan dari suatu kandungan air tertentu sampai kandungan
air yang lain dan bagaimana pengaruh kondisi udara pengering terhadap waktu
tersebut.
Percobaan pengeringan dilakukan dengan cara mengeringkan suatu bahan
dengan kondisi udara yang tetap seperti berikut ini suhu (t), kelembaban (H) dan laju
alir (G). Berat bahan diamati pada tiap selang waktu tertentu. Dari data berat bahan
pada berbagai waktu selama pengeringan dapat ditentukan. Laju pengeringan pada
berbagai saat.

Percobaan pengeringan ini dilangsungkan sampai bahan tidak mengalami


perubahan berat.

Hasil Pengamatan Percobaan.

*
Waktu, (jam) 0 1 2 …..

Berat Bahan, w (kg) W0 W1 W2 ….. W*


Dimana:

W = berat bahan basah


W0 = berat bahan mula-mula pada waktu 0

0 = waktu mula-mula
*
= waktu yang diperlukan sampai berat bahan tidak berubah lagi
*
W = berat bahan tidak berubah lagi

Data hasil percobaan bila di plotkan, dihasilkan gambar bentuk kurve seperti
berikut :

W0 W0
W

W
Beratbahan

Berat bahan

W* W*

*
, waktu *
, waktu
Gb (a). Bentuk Kurve lengkung Gb (b). Bentuk kurve
seluruhnya linier
A
W0 B
W
Beratbahan

C
D Gb (c). Bentuk kurve bagian
E linier (B-C) dan bagian lengkung
W*
(CDE)
, waktu *
Apabila berat bahan kering Wp kg, maka kandungan airnya adalah x dengan
persamaan sebagai berikut:

kg air / kg . bahan kering ………….. (1)

Pada kondisi percobaan, kandungan air kesetimbangan dapat ditentukan


misalnya x* dan kandungan air pada waktu adalah , maka kandungan air bebas
adalah

Laju pengeringan (R) didefinisikan sebagai jumlah air yang menguap per
satuan waktu per satuan luas secara matematik dapat ditulis sebagai berikut:

………………. (2)

Persamaan (2) bila kurve w vs lurus (linier) dan A = luas bidang yang
mengalami pengeringan dalam m2.

Apabila kurve w vs tidak lurus, maka pengukuran harus dilakukan pada


selang waktu yang kecil (sesaat) dengan persamaan sebagai berikut:

………………… (3)

Atau menjadi bentuk persamaan berikut ini :

……………………… (4)

Jadi R dihitung dengan menggunakan arah lereng (Slope) garis w Vs atau


garis x vs pada suatu saat.

Untuk kurve laju pengeringan dengan kandungan air terdiri dari 2 bagian yaitu
- Periode pengeringan dengan laju tetap (BC)
- Periode pengeringan dengan laju menurun (CDE)

Lajumenurun Lajutetap
B
Rk
C A
R

E D X0
Lajupengeringan

x* Xk
x Kg air / kg bahan
Gambar 2. Kurve laju pengeringan vs. kandungan air
Proses pengeringan setelah berkontak dengan udara pengering maka terjadi
perubahan suhu bahan padat sampai suatu harga yang mantap (steady), digambarkan
oleh garis AB.

Setelah keadaan mantap tercapai maka Laju Pengeringan akan tetap untuk
selang waktu tertentu digambarkan oleh garis BC. Keadaan ini disebut Periode
Pengering dengan Laju Tetap.

Pada Periode Pengeringan dengan Laju Tetap berlaku ketentuan berikut ini :
- Apabila perpindahan panas dari udara ke bahan hanya berlangsung secara
konveksi maka suhu bahan kira-kira sama dengan suhu bola basah udara
pengering.
- Apabila perpindahan panas dari udara ke bahan hanya berlangsung secara
radiasi dan konduksi maka suhu bahan sedikit lebih tinggi dari pada suhu
bola basah udara pengering.

Laju pengeringan pada periode pengeringan dengan laju tetap ditentukan oleh
difusi air dari permukaan bahan ke udara dan berlangsung sampai kandungan air pada
bahan mencapai kandungan air kritik (Xk), setelah melewati Xk laju pengeringan akan
menurun terus sampai akhirnya berhenti (R = 0) yaitu pada saat tercapainya
kandungan air kesetimbangan (x*).
Daerahnya disebut periode pengeringan dengan laju menurun.

Pada periode pengeringan dengan laju tetap (Constan Rate Periode) air yang
menguap adalah air yang tak terikat. Sedangkan pada periode pengeringan dengan
laju menurun (Falling Rate Periode) air yang menguap adalah Air yang Terikat.

Perlu diketahui laju difusi air dari dalam bahan kepermukaan lebih kecil
dibandingkan dengan laju difusi air dari permukaan ke udara.

VI. Perhitungan Laju Pengeringan

Lajupengeringan : …………… (5)

Dimana : NA = Jumlah air yang berpindah, mole/jam


MA = Berat molekul air.
Untuk menentukan waktu pengeringan pers (4) diintegralkan seperti berikut:

………………. (6)

Dimana : X0 = kandungan air mula-mula


X1 = kandungan air pada akhir pengeringan

VI. 1. Periode Pengeringan dengan Laju Tetap

Laju pengeringan tetap = Rk berlangsung sampai Xk maka persamaan (4)


diintegralkan menjadi persamaan :

…….. (7)

Dimana : Xk = kandungan air kritik


= waktu pengeringan selama laju tetap.

Harga Rk bergantung kepada koefisien perpindahan panas dan massa dari


medium pengering ke permukaan bahan padat. Persamaan perpindahan massanya
adalah sebagai berikut :

……………. (8)

Untuk penguapan air diperlukan panas yang diperoleh dari medium pengering.
Pada keadaan mantap laju perpindahan panas seimbang dengan laju penguapan
apabila q jumlah panas yang dipindahkan per satuan luas per satuan waktu, maka
persamaannya sebagai berikut:

………………… (9)

Dan juga persamaanberikut:

………………. (10)

Jumlah panas (q) yang bersangkutan dengan penguapan air yang dipindahkan
secara konveksi, konduksi dan radiasi sehingga harga h diatas merupakan harga
gabungan untuk konduksi, konveksi dan radiasi.
Maka q besarnyaadalah :q = qc + qr + qk

Dalam banyak hal konduksi dan radiasi kecil dan dapat diabaikan karena suhu
dinding dan udara tidak tinggi bila dibandingkan dengan panas yang dipindahkan
secara konveksi.
Sehingga h = hc yaitu koefisien perpindahan panas secara konveksi dan Ti = Tw yaitu
suhu bola basah.
Dalam beberapa alat radiasi dan konduksi berperan sedangkan konveksi dapat
diabaikan.

Berdasar pers (8), (9), dan (10) mempunyai kesamaan sehingga menjadi
persamaan berikut:

………….. (11)

Dimana :
RK = Laju penguapan; kg/jam
PG = Tekanan parsial uap air pada fase gas, atm
Pi = Tekanan parsial uap air pada bidang antar permukaan (interface), atm.
TG = Suhu gas, oK
Ti = Suhu pada bidang antar permukaan, oK
KG = Koefisien perpindahan massa dari bidang antar permukaan ke fase gas,
kmole/m2jam atm.
h = koefisien perpindahan panas total, kj/jam.m2.oK
= panas laten penguapan pada Ti, kj/kmole

Bila konveksi yang berperan maka berlaku Ti = Tw sehingga Pi = Pw dan


dan kG, Pi, PG diatas dapat diganti dengan Ky, Hw, HG. Persamaan diatas
menjadi persamaan berikut :

………(12)

Perhitungan lebih sering dilakukan dengan h karena kesalahan penentuan Tw


lebih kecil dibandingkan dengan penentuan Hw atau Pw.

Faktor – faktor yang mempengaruhi RK

1. Suhu udara pengering yaitu TG naik maka (TG – Ti) juga naik sehingga RK makin
besar. (Lihatpersamaan)
2. Kelembaban udara (H); Bila udara tetap maka harga hG dan kG tetap sehingga
makin besar kelembaban udara maka driving force Pi – PG atau Hi – HG menjadi
lebih kecil sehingga RK juga makin kecil.

Bila didalam alat yang berperan adalah radiasi dan konduksi mak apengaruh
laju alir tidak berarti.

Korelasi harga hG dengan laju alir telah dibuat berdasarkan data percobaan
sebagai berikut:
1. Pengeringan dengan aliran udara sejajar permukaan bahan untuk selang
suhu udara 45oC – 150oC dan selang laju alir udara 2450-29.300
kg/jam.m2atau 500-6000 lb/jam.ft2.
……….. (13)

Dimana :
hG dalam Btu/jam ft2 of dan
G dalam lb/jam ft2

2. Pengeringan dengan aliran udara tegak lurus permukaan dengan selang


laju alir udara 3900-19.500 kg/jam.m2atau 800-4000 lb/jam

……… (14)

Dimana :
hG dalam watt/m2oK dan
G dalam kg/jam m2

Atau : ………… (15)

Dimana :
hG dalam Btu/jam ft2 of dan
G dalam lb/jam ft2

Periode pengeringan dengan Laju Tetap berakhir pada saat kandungan air
mencapai kandungan air kritik .Mulai saat kandungan air kritik perpindahan air dari
dalam kepermukaan tidak cukup cepat untuk mengimbangi penguapan air permukaan.

VI. 2. Periode Pengeringan dengan Laju Menurun

Bila kandungan air telah lebih kecil dari kandungan air kritik maka laju
pengeringan mulai menurun terus sampai akhirnya berhenti pada saat kandungan air
kesetimbangan tercapai.

Pada periode pengeringan dengan laju menurun perhitungan dilakukan seperti


berikut :

1. Dalam hal umum,Bentuk kurve Laju Pengeringan sembarang, maka integrasi


dilakukan secara grafik yaitu buat kurve ½ vs x kemudian diukur luasnya.
Persamaan berikut ini.

Laju pengeringan pada periode pengeringan dengan laju menurun lebih dikuasai
oleh difusi massa dan panas didalam pori-pori bahan dan laju alir udara pengering
kurang berpengaruh.
2. Dalam hal khusus, dalam banyak hal bentuk kurve R vs x mendekati (berupa)
garis lurus atau R fungsi linier x. missal bentuk persamaannya berikut ini:

………… (16)

……….. (17)

…………………. (18)

………………… (19)

Dimana : = Rata – rata logaritma laju pengeringan antara X1 dan X2

……………. (20)

Sering kali kurve laju pengeringan menurun secara linier sejak dari X1 = Xk.
Dalam hal ini persamaannya:

……………… (21)

Kemiringan garisnya dengan persamaan sebagai berikut:

…….. (22)

Atau persamaannya dalam bentuk berikut ini:

………… (23)

Apabila kurve dibuat antara R dengan kandungan air bebas x1 maka berlaku
persamaan :
………….. (24)

…………….. (25)

Rk Rk

R R

X Xk X’ Xk’

Kandungan air, x Air bebas x’

ContohSoal:

500 gram bahan basah yang mengandung 40% air dikeringkan dalam sebuah pengering
batch.
Laju penguapan selama periode laju tetap 30 kg/jam. Kurva laju pengeringan menurun
terhadap kadar air merupakan garis lurus.
Kandungan air kritik pada kondisi pengeringan ini adalah 0,5 kg air/kg bahan kering.
Kandungan air kritik pada kondisi pengeringan ini adalah 0,5 kg air/kg bahan kering.
Kandungan air kesetimbangan 0,04 kg air/kg bahan kering (tanpa air).
Luas permukaan bahan yang dikeringkan 250 cm2/kg bahan kering.
1. Berapakah waktu pengeringan yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dengan
kandungan air 0,08 kg air/kg bahan kering (tanpa air)
2. Perkirakan harga koefisien perpindahan panas dari udara kepermukaan bahan bila
pada pengeringan tersebut digunakan udara dengan suhu bola kering 200 oF dan suhu
bola basah 110 oF. Konduksi dan radiasi panas diabaikan.

Jawab:
1. Basis perhitungan 1500 kg bahan basah
Bahan kering = (100-40)% x 500 kg = 300 kg
Airnya = 500 – 300 = 200 kg

Diket A = 250 cm2/kg bahan kering x 300 kg bahan kering


A = 250 x 300 cm2 = 75 x 103 cm2

Pengeringan pada periode laju tetap

Pada periode Laju menurun


Kurve laju pengeringan lurus : R1 = Rk pada X1 = XK = 0,5
R2 = 0 pada X2 = 0,04 dan R3 = ….. pada X3 = 0,08

R Rk

R3 = 6,67 x 10-6 x
R3

0,08 0,5

Waktu pengeringan total sampai x = 0,08 adalah


= 674 + 102 = 775 menit
2. ,

= 572,6 kkal/kg

= 76,388

Anda mungkin juga menyukai