Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR

PENGUKURAN MENGGUNAKAN SOUND LEVEL METER

Disusun Oleh:

NAMA : ADRIYAN ARDI RAHMAN


NIM : A1C319075

Anggota Kelompok I:
Adriyan Ardi Rahman A1C319075
Yulita Sari A1C319088
Niken Tria Amanda A1C319090

LABORATURIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter
II. Hari, Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2020
III. Tujuan :
1. Dapat mengoperasikan alat sound level meter
2. Dapat mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah
kebisingan
3. Dapat menghitung Taraf intensitas suatu bunyi

IV. Dasar Teori

Gelombang bunyi didefinisikan secara kasar sebagai sembarang


gelombang longitudinal. Tim pemeriksa seismic menggunakan gelombang
tersebut untuk memperkirakan lapisan bumi yang mengandung minyak.
Kapal-kapal pembawa sonar untuk mendeteksi hambatan di dalam air.
Kapal selam menggunakan gelombang bunyi untuk membuntuti kapal
lainnya (Halliday, dkk 2010: 480).

Souce of vibrations with frequencies equal or repetitive to the


frequency or motor rotation has been determined easily. Slight rubbing of
the motor rotor was the main of sourceof those vibrations. However source
of the 33 Hz vibrations component was not identified clearly,because of
complexity of the rotary system and possible influence of other machine.
Fig Z show spectra of the motor support vibrations in the vertical direction.
Fig Z also shows changes of spectrum of electric motor generator rotor
support vibration during it acceleration in case of partial radial rubbing
(Jonusas, 2012: 34).

Teknik penggunaan suara(akustik) untuk menduga kedalaman


perairan dapat pula dipergunakan untuk mendeteksi ikan,baru diketahui
sekitar tahun 1930. Sejak saat itu hidroakustik tidak saja mempunyai
peranan yang besar dalam industry penangkapan ikan tetapi juga sangat
penting di dalam bidang penelitian perikanan,terutama untuk mendeteksi
jumlah kestersediaan ikan (Widodo, 1989: 81).
Menurut Nugrahadi (2016:11-12) wheezes merupakan jenis suara
pernafasan abnormal yang bersifat continue. Wheeze memiliki pitch tinggi
dibandingkan dengan suara normal dan berfrekuensi dominan 400 Hz atau
lebih. Wheeze memiliki durasi lebih dari 100 ms. Wheeze memiliki nilai
frekuensi yang ditetapkan sebelumnya, maka analisis pada domain
frekuensi dapat dilakukan untuk memahami adanya wheeze. Memahami
transformasi fourier sangat penting karena transformasi sinyal dari kawasan
waktu ke kawasan frekuensi tersebut dirumuskan dengan

𝑋(𝑓)=∫−∞ X(t). e −𝑗𝑤𝑡𝑑𝑡

X(f) merupakan spectrum dominan frekuensi sedangkan X(t)


merupakansinyal masukan dalam domain waktu.

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi


karena percepatan dan perenggangan dalam medium gas,cair,atau
padat.Gelombang itu dihasilkan ketik sebuah benda digetarkan dan
menyebabkan gangguan kecepatan medium. Gangguan dijalarkan di dalam
medium melalui interaksi molekul-molekulnya. Getaran molekuk tersebut
berlangsung sepanjang arah penjalaran gelombang. Seperti dalam kasus
gelombang pada tali (Tipler,1998:534).

V. Alat dan Bahan


1. Sound level meter
2. Sumber bunyi
3. Speaker
4. Penggaris / meteran

VI. Prosedur Kerja


1. Cara mengkalibrasi alat
a. Dihidupkan kalibrator dan sound level meter.
b. Diputar tombol penyetel, dan diatur tingkat tekanan suara.
c. Dipastikan kalibrator berada pada sound lever yang benar.
d. Lalu disesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil yang
benar.

2. Pengukuran
a. Diukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber
bunyi dengan jarak 10 cm dari sumber bunyi.

b. Diulangi langkah a dengan jarak yang berbeda-beda yaitu 20 cm,


30 cm, 40 cm dan 50 cm.
c. Dicatatlah hasil pengukuran pada tabel data .

d. Dihitunglah taraf intensitasnya.

VII. Analisis Data


1. Rata-rata Pengukuran Intensitas Bunyi
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑥̅ =
𝑛

2. Ketidakpastian Pengukuran Intenstitas Bunyi


∆𝑥𝑛 = |𝑥𝑛 − 𝑥̅ |

3. Rata-rata Ketidakpastian Pengukuran


∑ ∆𝑥
∆𝑥̅ =
𝑛

4. Ketidakpastian Relatif
∆𝑥̅
K𝑅 = × 100%
𝑥̅
5. Ketidakpastian Mutlak
∆𝑥̅
K𝑀 =
𝑥̅

6. Hasil
𝐻 = |𝑥̅ ± ∆𝑥|

7. Taraf Intensitas Bunyi


𝐼
𝑇𝐼 = 10 log
𝐼0
Rata-rata Taraf Intensitas Bunyi
𝑇𝐼1 + 𝑇𝐼2 + 𝑇𝐼3 + ⋯ + 𝑇𝐼𝑛
̅̅̅
𝑇𝐼 =
𝑛

VIII. Data percobaan

Percobaan Jarak (r) Intensitas Bunyi Taraf Intensitas (dB)

10 cm 0,7083 85 dB

1. 10 cm 0,7167 86 dB

10 cm 0,7083 85 dB

100 cm 0,6666 80 dB

2. 100 cm 0,6750 81 dB

100 cm 0,6750 81 dB

200 cm 0,7000 84 dB

3. 200 cm 0,6750 81 dB

200 cm 0,6833 82 dB
IX. Pembahasan

Pada percobaan ini praktikan melakukan percobaan tentang sound


level meter. Sound level meter. Sound level meter digunakan untuk
mengukur intensitas bunyi pada sumber bunyi kebisingan dari sumber
bunyi. Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh telinga. Bunyi
secara berkelanjutan atau implusif dapat mengakibatkan kerusakan pada
telinga biasanya terjadi pada gendang telinga atau ossides. Awalnya akan
terjadi kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi namun perlahan pada
frekuensi rendah. Alat standar uutnuk pengukuran kebisingan adalah Sound
Level Meter.

Pada percobaan ini praktikan mengukur intensitas bunyi dari sumber


bunyi pada handphone dengan suara bel sekolah yang dilakukan di ruang
tertutup. Berdasarkan hasil yang didapatkan terdapat perbedaan intensitas
bunyi didalam ruangan hal ini dikarnakan pada setiap percobaan terdapat
perbedaan jarak. Pada percobaan ini praktikan melakukan percobaan
dengan jarak 10 cm, 100 cm, dan 200 cm. pada percobaan ini kami
melakukan 3 kali disetiap percobaan. Sebelumnya handphone yang
digunakan untuk mengukur kebisingan dihubungkan terlebih dahulu dengan
speaker agar suara yang dihasilkan menjadi lebih besar. Intensitas bunyi
dihasilkan pada sebuah kebisingan dan pada percobaan ini praktikan
mengukur intensitas bunyi dalam waktu tertentu.

Gelombang bunyi adalah gelombang longitunal yang dapat menjalar


melalui benda padat,cair maupun gas. Adanya bunyi dikarnakan adanya
perubahan tekanan baik di udara, air, atau media lain. Bunyi memiliki
energy yang tingkatnya diukur dalam satua decibel (dB).

Prinsip kerja Sound Level Meter adalah menangkap bunyi/suara pada


sumber bunyi. Pada percobaan ini kami menggunakan sound level meter
digital digital, diamana Sound Level Meter ini menangkap sumber bunyi
kemudian menunjukkan besarnya intensitas bunyi dalam satuan decibel
(dB). Taraf intensitas bunyi dapat dicari dengan menggunakan rumus
𝐼
TI = 10 𝑙𝑜𝑔 𝐼𝑜

Dengan :

TI = Tingkat Intensitas Bunyi (dB)

I = Intensitas Suara (watt/m2)

Io = Intensitas Referensi

Pada percobaan ini terdapat kesalahan yang seharusnya semakin


jauh jarak sumber bunyi terhadap Sound Level Meter maka Intensitas bunyi
yang dihasilkan akan semakin kecil.Hal ini dikarenakan kebisingan yang
terjadi di ruangan banyak dipengaruhi oleh suara-suara orang yang
berbicara dan juga udara. Sehingga data yang praktikan dapatkan kurang
akurat.

X. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai sound
level meternini dapat disimpulkan bahwa intensitas bunyi ini didasarkan
pada suatu gelombang bunyi. Dimana gelombang bunyi ini merupakan
gelombang longitudinal yang mampu menjalar melalui benda padat, benda
cair dan gas pertikel. Partikel bahan yang mentrasisikan gelombang tersebut
berosilasi dalam arah perjalanan gelombangnya sendiri.
Ternyata gelombang bunyi ini dipengaruhi juga dengan suatu
frekuensi dan periode. Dimana dari masing-masing ini menunjuk
pengertiannya masing-masing. Frekuensi merupakan banyaknya getaran
yang terjadi di setiap detiknya. Periode merupakan waktu yang diperlukan
suatu gelombang bunyi bergetar pada suatu getaran.
Lampiran

1. Lampiran Hitung

1. Rata-rata Pengukuran Intensitas Bunyi


𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑥̅ =
𝑛
0,7083 + 0,7167 + 0,7083 + 0,6666 + 0,6750 + 0,6750
+ 0,7000 + 0,6750 + 0,6833
𝑥̅ =
9
= 0,6898 𝑑𝐵

2. Ketidakpastian Pengukuran Intenstitas Bunyi


∆𝑥𝑛 = |𝑥𝑛 − 𝑥̅ |
∆𝑥1 = |𝑥1 − 𝑥̅ | = |0,7083 − 0,6898| = 0,0185 𝑑𝐵
∆𝑥2 = |𝑥2 − 𝑥̅ | = |0,7167 − 0,6898| = 0,0269 𝑑𝐵
∆𝑥3 = |𝑥3 − 𝑥̅ | = |0,7083 − 0,6898| = 0,0185 𝑑𝐵
∆𝑥4 = |𝑥4 − 𝑥̅ | = |0,6666 − 0,6898| = 0,0232 𝑑𝐵
∆𝑥5 = |𝑥5 − 𝑥̅ | = |0,6750 − 0,6898| = 0,0148 𝑑𝐵
∆𝑥6 = |𝑥5 − 𝑥̅ | = |0,6750 − 0,6898| = 0,0148 𝑑𝐵
∆𝑥7 = |𝑥5 − 𝑥̅ | = |0,7000 − 0,6898| = 0,0102 𝑑𝐵
∆𝑥8 = |𝑥5 − 𝑥̅ | = |0,6750 − 0,6898| = 0,0148 𝑑𝐵
∆𝑥9 = |𝑥5 − 𝑥̅ | = |0,6833 − 0,6898| = 0,0065 𝑑𝐵

3. Rata-rata Ketidakpastian Pengukuran


∑ ∆𝑥
∆𝑥̅ =
𝑛
0,0185 + 0,0269 + 0,0185 + 0,0232 + 0,0148 + 0,0148
+ 0,0102 + 0,0148 + 0,0065
∆𝑥̅ = = 0,0165
9

4. Ketidakpastian Relatif
∆𝑥̅
𝐾𝑅 = × 100%
𝑥̅
0,0165
𝐾𝑅 = × 100%
0,6898
=2,391%

5. Ketidakpastian Mutlak
∆𝑥̅
𝐾𝑀 =
𝑥̅
0,0165
= = 0,02391
0,6898

2. Lampiran Gambar

Jarak 10 cm percobaan ke-1 Jarak 10 cm percobaan ke-2


Jarak 10 cm percobaan ke-3 Jarak 100 cm percobaan ke-1

Jarak 100 cm percobaan ke-2 Jarak 100 cm percobaan ke-3


Jarak 200 cm percobaan ke-1 Jarak 200 cm percobaan ke-2

Jarak 200 cm percobaan ke-3


Daftar Pustaka

Nugrahadi, A. L, dkk. (2016).Analisis Perbandingan Suara Nafas Normal Dan


Penderita Asma Dengan Metode Fast Fourier Transform. Jurnal fisika. 5
(1): 11-14.
Halliday, dkk. (2010). Fisika Dasar I Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Jonusas, Remigijus., dkk. (2012). Research of electric motor-generator vibrations.
Journal of Vibroengineering. 14 (1): 33-38.
Tipler, Paul A., dkk. (1998). Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Widodo,Johanes. (1989). Prinsip Dasar Teknik Hidroakustik Perikanan. Jurnal
Oseana. 14 (3): 81-92.

Anda mungkin juga menyukai