Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRE OPERASI

DI RUANG EDELWAYS RSUD RAA SOEWONDO PATI

Topik                           : Keperawatan Medikal Bedah

Sub Topik                   : Perawatan Pre Operasi

Sasaran                        : Pasien dan Keluarga Pasien

Tempat                        : Ruang Edelways

Hari/tanggal                 : Rabu, 29 November 2017

Waktu                          : 45 menit

Penyuluh : Sintya Pertiwi

I. PENDAHULUAN
Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi,
yang dimulai saat klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi
dan berakhir ketika klien berpindah atau berada di ruang operasi.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang
perawatan sebelum operasi atau pre operasi.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan kelurga dapat :

(1)   Menjelaskan pengertian perawatan pre operasi

(2)   Menjelaskan jenis dan tujuan tindakan operasi

(3)   Menjelaskan faktor resiko pada tindakan operasi

(4)   Menjelaskan persiapan sebelum operasi

(5)   Menjelaskan persiapan psikologis

(6)   Menjelaskan persiapan fisik

(7)   Mendemonstrasikan tekhnik keterampilan pasca operasi


III. Materi

terlampir 

IV. Metode
1) Ceramah
2) tanya jawab

V. Media
1) power point
2) laptop

VI. Organisasi kegiatan

Pembimbing akademik : Heny Siswanti, S.Kep,Ners

Pembimbing klinik : Masfiatun, S.Kep,Ners

Penyaji materi : Siti Khulaifah.,S.Kep,Ners

VII. Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA
1 5 Menit Pembukaan:  

1        Membuka kegiatan dengan 1        Menjawab salam


mengucapkan salam
2        Mendengarkan
2        Memperkenalkan diri
3        Memperhatikan
3        Kontrak waktu
 
4        Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
 
5        Menyebutkan materi penyuluhan yang
akan diberikan
2 25 Menit Pelaksanaan :  

Menjelaskan tentang: Mendengarkan dan


memperhatikan
1. Pengertian perawatan pre operasi
2. Jenis dan tujuan tindakan operasi  
3. Faktor resiko dalam tindakan operasi
4. Persiapan sebelum operasi
5. Persiapan psikologis
6. Persiapan fisik
7. Mendemonstrasikan keterampilan
pasca tindakan operasi dan cara
mencuci tangan yang baik dan benar

3 10 menit Diskusi: Mengajukan pertanyaan

    1. Memberikan kesempatan pada


peserta untuk mengajukan
  pertanyaan kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab pertanyaan

 
4 3 Menit Evaluasi :  

1. Menanyakan pada peserta tentang Menjawab & menjelaskan


materi yang diberikan dan pertanyaan
reinforcement kepada peserta  bila
dapat menjawab & menjelaskan  
kembali pertanyaan/materi.

5 2 Menit Terminasi :  

1        Mengucapkan terima kasih kepada Mendengarkan dan


peserta membalas salam

2        Mengucapkan salam

VIII. Setting Tempat Penyuluhan


   

                                     PENYULUH

IX. Evaluasi

1. Standart

1)      Kesiapan materi

2)      Kesiapan SAP

3)      Kesiapan media

2. Proses

1)      Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

2)      Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

3)      Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

4)      Suasana penyuluhan tertib

5)      Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

 
MATERI PENYULUHAN 

Perawatan Pre Operasi (Persiapan Sebelum Operasi)

1.      Pengertian

Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang dimulai saat
klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan berakhir ketika klien
berpindah atau berada di ruang operasi.

2.      Jenis & Tujuan Tindakan Operasi

1)      Diagnostik, yaitu jenis operasi yang dilakukan untuk memperoleh infomasi dalam
menegakkan diagnosis pasti dari suatu penyakit.

2)      Paliatif, yaitu tindakan operasi yang dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi
nyeri atau gejala penyakit dan tidak menyembuhkan.

3)      Ablatif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan bagian
tubuh yang berpenyakit untuk proses penyembuhan, contoh amputasi.

4)      Konstruktif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi atau
penampilan yang telah hilang atau menurun, contoh implantasi payudara, dagu, hidung, dll.

5)      Transplantasi, yaitu tindakan pembedahan yang mengganti struktur tubuh yang tidak
berfungsi, contoh transplantasi ginjal.

3.      Faktor Resiko

Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik.  Masalah
kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor penyebab
ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi, gangguan
fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan penyakit lain yang
menjadi kontraindikasi tindakan operasi.

4.      Persiapan sebelum Operasi

1)      Formulir Persetujuan / Informed consent

Informed consent merupakan formulir persetujuan yang membuktikan bahwa klien dan
keluarga benar membutuhkan tindakan operasi, dan bersedia untuk dilakukan tindakan
operasi terhadap klien. Formulir ini disediakan oleh pihak rumah sakit, dan ditanda tangani
jika klien dan keluarga telah mendapat penjelasan yang jelas dari petugas (dokter atau
perawat) tentang tindakan operasi yang akan dilakukan.

2)      Hasil Pemeriksaan Penunnjang


Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi seperti pemeriksaan darah, urin, dahak, dan lain
lain harus menunjukkan hasil yang normal.

Hasil pemeriksaan lain sepert foto rontgen, USG, EKG, dan lain lain juga harus disiapkan
sebelum tindakan operasi dilakukan.

3)      Persiapan Khusus

Pemeriksaan golongan darah anggota keluarga merupakan persiapan yang sangat penting
untuk mempersiapkan kebutuhan darah bagi klien jika klien membutukan transfusi darah
pasca tindakan.

5.      Pesiapan Psikologis

Empat dimensi tindakan perawatan sebelum operasi yang mampu mengatasi kebutuhan
psikologis klien adalah :

1)      Informasi

Informasi yang jelas tentang persiapan operasi merupakan kebutuhan utama yang dapat
mengatasi kecemasan klien. Informasi yang dimaksud meliputi apa yang akan dialami klien,
berapa biaya yang dibutuhkan, kapan tindakannya dilakukan, siapa dokter penanggung
jawab, apa yang akan rasakan klien pasca tindakan, dan apa yang harus dilakukan klien dan
keluarga.

2)      Dukungan psikosial

Keberadaan orang  terdekat selama perawatan pra operasi sangat penting dalam upaya
mengatasi kecemasan klien. Keberadaan petugas kesehatan (perawat atau dokter) juga
merupakan dukungan sosial yang penting yang sangat dibutuhkan klien selama perawatan pra
operasi.

3)      Peran klien dan keluarga

Peran klien dan keluarga meliputi melaksanakan semua peraturan pra operasi dan bertanya
kepada perawat atau dokter yang merawat jika mengalamai kesulitan dan membutuhkan
bantuan informasi.

4)      Pelatihan keterampilan

Pelatihan keterampilan sangat penting dilakukan untuk mengatasi kecemasan klien pasca
tindakan operasi yang dialami.

Pelatihan keterampilan ini meliputi mobilisasi dini pasca operasi, latihan napas dalam, latihan
batuk efektif, cara menyokong luka operasi yang benar.
6.      Persiapan Fisik

1)      Pembatasan Nutrisi dan Cairan

Program puasa merupakan program penting sebelum operasi dilakukan. Puasa dilakukan
karena obat obatan anastetik diyakini dapat menekan fungsi gastrointestinal dan akan
berbahaya jika klien mengalami muntah dan aspirasi selama pemberian anastetik umum.

Menurut Crenshaw dan Winslow (2002) dalam Kozier (2010) program puasa
mempebolehkan :

1. Sarapan ringan (mis. Teh dan roti) diperbolehkan 6 jam sebelum prosedur.
2. Makan malam yang lebih berat 8 jam sebelum pembedahan.
3. Untuk mengatasi rasa haus selama periode puasa, basuh mulut dengan kain atau kasa
basa.

2)      Eliminasi ; Pengosongan Usus dan Kandung Kemih

Pengosongan isi perut dan kandung kemih dilakukan untuk mencegah cidera yang tidak perlu
pada kandung kemih dan mencegah penyebaran infeksi dari isi usus selama pembedahan.

1. Pengosongan usus dengan enema harus dilakukan pada klien yang akan menjalani
pembedahan usus.
2. Pemasangan kateter retensi harus dilakukan untuk memastikan bahwa kandung kemih
telah kosong.

3)      Higiene (kebersihan diri)

Kebersihan diri sebelum tindakan operasi harus dilakukan untuk menurunkan resiko infeksi
luka.

1. Mandi disore hari atau dipagi hari sebelum pembedahan dilakukan.


2. Mencukur  bulu atau rambut pada area yang akan dilakukan operasi jika ada.
3. Menggunting kuku .
4. Menggunakan kap kepala untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari rambut.
5. Melepas semua perhiasan dan prostesis (bagian tubuh palsu) seperti gigi palsu, lensa
kontak, kacamata, wig, bulu mata palsu, dan lain lain.
6. Mengenakan baju atau gown khusus untuk operasi.

4)      Istirahat dan Tidur

Istrahat yang cukup harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembedahan. Istirahat yang
adekuat membantu klien mengatasi stres pemebdahan dan membantu penyembuhan.

5)      Medikasi (obat-obatan)

Pastikan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan  atau diresepkan harus sudah disiapkan dengan
lengkap sebelum klien berangkat keruang operasi.

7.      Tekhnik Keterampilan Pasca Operasi


1)      Mobilisasi dini

Mobilisasi dini dilakukan 2 atau 3 setelah kilen sadar dan berada diruangan perawatan.

Mobilisasi dini dilakukan dengan cara :

1. Posisi klien terlentang atau semifowler.


2. Kedua kaki ditekuk dengan posisi kedua telapak kaki rata. Hitung selama 1 – 3,
kemudian kaki diluruskan kembali.
3. Gerakkan jari jari kaki mengahadap ke bagian tubuh atas atau ke arah kepala. Hitung
selama 1 – 3, kemudian rilekaskan kembali.
4. Tekukkan kaki kiri diatas tempat tidur, dan angkat kaki kanan secara rata (lutut tidak
ditekuk), hitung selama 1-3 dan rileks kembali. Lakukan pada kaki yang berlawanan.  

2)      Napas dalam

Napas dalam dilakukan saat klien mengalami rasa ketidaknyamanan seperti sesak atau sulit
bernapas, merasa tidak puas saat bernpas, atau merasa nyeri pasca tindakan operasi.

Napas dalam dilakukan dengan cara :

1. Posisi klien setengah duduk ( semi fowler)


2. Letakkan kedua telapak tangan diatas dada tepatnya dibawah batas tulang rusuk.
3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang
penuh.
4. Tahan napas selama 2 – 3 detik.
5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut denga posisi
bibir seperti bersiul.

3)      Batuk efektif

Batuk efektif dilakukan jika klien mengalami ketidaknyaman pada tenggorokkan. Batuk yang
tidak efektif dapat menimbulkan nyeri pada luka pembedahan teutama luka operasi pada area
dada dan perut.

Batuk efektif dilakukan dengan cara :

1. Cuci tangan dengan langkah yang benar.


2. Letakkan tangan pada dada, perut, atau pada area luka pasca operasi (dengan tekanan
lembut)
3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang
penuh.
4. Tahan napas selama 2 – 3 detik.
5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut dengan posisi
bibir seperti bersiul.
6. Ulangi tekhnik dapas dalam (c,d,e) selama 2 sampai 3 kali.
7. Pada napas dalam yang ke 3, tahan napas 2-3 detik, dan batukkan secara perlahan.

 
Daftar Pustaka

1. Kozier, Barbara, dkk, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
& Praktik, Edisi 7, Volume 2. EGC : Jakarta
2. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-137622-Materi%20Profesi
%20Ners-SAP%20Perawatan%20Pre%20Operasi.html#popup

Anda mungkin juga menyukai