Anda di halaman 1dari 22

JURNAL ILMIAH

DAMPAK KERJASAMA BILATERAL TERHADAP NERACA


PERDAGANGAN INDONESIA
( STUDI KASUS INDONESIA DAN CINA)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANISA PRANESTY

KELAS : RP. 3B

NPM : 1701110138

JURUSAN : MANAJEMEN

DOSEN PEMBIMBING : YUN SUPRANI, SE, MM

MATA KULIAH : EKONOMI INTERNASIONAL

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.

Perlu adanya kontribusi dan kerjasama antar negara yang melibatkan satu dan yang lain.

Karena negara saling ketergantungan sesuai kebutuhan dalam negara masing-masing.

Kerjasama internasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan

terjalinnya hubungan kesepakatan antara satu negara dan negara lainnya.

Kerjasama internasional merupakan kerjasama yang dilakukan antar Negara dalam

rangka bertujuan pemenuhan kebutuhan rakyat dan kepentingan yang lain dengan

berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Kerjasama bisa meliputi semua bidang

baik di bidang politik, sosial kebudayaan, pertahanan dan keamanan, teknologi dan ekonomi.

Bentuk kerjasama bisa di semua bidang baik meliputi bidang ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya dan lainnya. Adapun bentuk kerjasama internasional sebagai berikut :

1. Kerjasama Bilateral : Kerjasama Bilateral merupakan kerjasama antar dua Negara

karena saling mendapat keuntungan atau memiliki hubungan yang baik.

2. Kerjasama Multiateral : Kerjasama Multilateral merupakan kerjasama yang dilakukan

lebih dari dua Negara tanpa batas kawasan atau wilayah. Bisa kerjasama antar satu

kawasan atau bisa beda kawasan.

3. Kerjasama Regional : Kerjasama Regional merupakan kerjasama antar beberapa

Negara dalam satu kawasan atau wilayah. Kerjasama ini terjadi karena adanya satu

kepentingan bersama dibidang politik ekonomi dan pertahanan.

1
4. Kerjasama Internasional : Kerjasama Internasional merupakan kerjasama antara

semua Negara di seluruh dunia atau mayoritas Negara di dunia dalam kepentingan

skala dunia. (https://www.google.co.id/amp/s/hidupsimpel.com/pengertian-kerja-

sama-internasional/)

Hubungan Indonesia-Tiongkok(Cina) mengacu pada hubungan luar negeri antara

Tiongkok dan Indonesia. Hubungan antara kedua Negara telah dimulai sejak berabad-abad

lalu, dan secara resmi diakui pada tahun 1950.Namun, hubungan diplomatic dihentikan pada

tahun 1967, dan dilanjutkan pada tahun 1990.Tiongkok memiliki Kedutaan Besar di Jakarta

dan Konsulat di Surabaya dan Medan.Sementara Indonesia memiliki Kedutaan Besar di

Beijing dan Konsulat di Guangzhou, Shanghai dan Hongkong. Kedua Negara tersebut adalah

anggota APEC dan ekonomi utama di G-20.

(https://www.google.co.id/amp/s/indoforwarding.com/hubungan-indonesia-dan-china/amp/)

Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Cina dari tahun 2000-2006 pada bagian

sektor migas dan non migas. Berdasarkan penjelasan berikut ini, kerjasama internasional

yaitu perdagangan yang dilakukan Indonesia dengan Cina, baik pada sektor migas maupun

non-migas selama periode 2000-2006, merupakan kurun waktu perdagangan yang baik,

dimana Indonesia mengalami surplus dalam perdagangannya dengan Cina. Surplus terbesar

terjadi pada tahun 2003 sebesar 29,441 ribu dolar AS, tetapi nilai surplus tersebut terus

mengalami penurunan hingga tahun 2006, surplus perdagangan Indonesia dengan Cina

sebesar 18,424 ribu dolar AS. Impor migas Indonesia dari Cina mengalami kenaikan yang

sangat signifikan yaitu dari 6,019 ribu dolar AS pada tahun 2000 menjadi 118,975 ribu dolar

AS pada tahun 2006, mengalami kenaikan kurang lebih 300%.

2
Sedangkan untuk impor non migas mengalami kondisi sebaliknya, yaitu terjadi

penurunan dari periode 2000 sampai dengan 2002, tetapi pada tahun setelahnya kurun waktu

2003-2006, mengalami kenaikan. Perkembangan ekspor non migas selama periode 2000-

2006 hanya satu periode saja ekspor Indonesia ke Cina yang mengalami penurunan, yaitu

pada tahun 2001 dengan nilai 43,685 ribu dolar AS, sedangkan sebelumnya pada tahun 2000

bernilai 47,757 ribu dolar AS, periode selanjutnya ekspor non migas Indonesia ke Cina terus

mengalami peningkatan hingga tahun 2006. (http://repository.unpas.ac.id/28258/4/BAB

%20II.docx)

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak sumber daya alam

yang berlimpah dan negara yang kaya akan keberagaman hasil kekayaan alam dan lain-lain.

Atas potensi tersebut banyak Negara yang tertarik menjalin hubungan kerjasama dengan

Indonesia salah satunya adalah negara Cina.

Agar dapat menjalin hubungan kerjasama, maka dua negara tersebut harus melakukan

perdagangan internasional guna menjalin hubungan kerjasama untuk saling memenuhi

kebutuhan dalam negara masing-masing.Cina merupakan negara yang berpendudukan sangat

padat, dan memerlukan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina terutama dalam bidang ekonomi saat

ini terus meningkat dengan pesat.Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya nilai jual beli antara

Indonesia dan Cina pada tahun 2006 yang mencapai US$ 31 miliar. (Theodora,2018)

Hubungan kerjasama ini dapat terjalin dengan baik jika mendapat dukungan baik dari

berbagai sisi baik dari aspek ekonomi, budaya, dan lingkungan masing-masing negara

tersebut, bukan masalah yang besar bagi suatu negara untuk mengembangkan perekonomian

negara tersebut kearah yang lebih baik.

3
Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukan selisih antara nilai

transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu.Neraca perdagangan

ynag positif, menunjukkan negara mengalami ekspor dari pada impor dan terjadi lah surplus

perdagangan.Sementara neraca perdagangan yang negative, menunjukkan bahwa mengalami

impor dari pada ekspor dan terjadi lah defisit perdagangan. (Alam S, 2013)

Berdasarkan penjelasan berikut neraca perdagangan (ekspor-impor) Indonesia-Cina,

selama enam tahun terakhir (2000-2006) terlihat bahwa Indonesia cenderung lebih banyak

mengimpor barang dari Cina dibandingkan dengan mengeskpor barang ke Cina.Hal ini secara

tidak langsung juga menandakan bahwa Cina lebih banyak mengekspor barang dibandingkan

dengan mengimpor barang dari Indonesia.Kondisi tersebut tentunya merupakan keuntungan

bagi Cina. Selanjutnya, melalui penjelasan tersebut juga dapat dilihat, Indonesia hanya

mengalami surplus perdagangan dengan Cina pada tahun 2000 sebesar 535 juta dolar AS,

tepatnya 1 tahun setelah pelaksanaan Free Trade Area. Dan sejak 2001 hingga November

2006, Indonesia secara konsisten mengalami defisit perdagangan dengan Cina dan mencapai

defisit terbesar pada tahun 2005 yakni sebesar USD -7,2 miliar atau setara dengan Rp 70

triliun. Pada tahun yang sama, ekspor Cina ke Indonesia meningkat sebesar 625% jika

dibandingkan dengan tahun 2000. Sementara Indonesia hanya mampu meningkatkan ekspor

ke Cina sebesar 265%.Kondisi tersebut menandakan, Cina mendapatkan keuntungan hampir

3 kali lipat sejak diberlakukan ACFTA.

Sementara di tahun 2007, yang mana kesepakatan ACFTA mulai secara aktif

diberlakukan di Indonesia sendiri, juga terjadi kondisi yang sama. Di tahun ini, neraca

perdagangan Indonesia-Cina menunjukan surplus bagi Cina.

4
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Cina,

Imron Cotan yang mengatakan bahwa setelah diterapkannya ACFTA di Indonesia, neraca

perdagangan Indonesia (tetap) mengalami defisit. Hingga akhir tahun 2007, tercatat neraca

perdagangan Indonesia-Cina berada dalam posisi 49,2 miliar dollar AS dan 52 miliar dollar

AS. Artinya, barang Indonesia yang diekspor ke Cina nilainya 49,2 miliar dollar AS,

sedangkan barang Cina yang diekspor ke Indonesia nilainya 52 miliar dollar AS. Hal ini

menandakan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sekitar 2,8 miliar dollar

AS. (www.//journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahi288a3befce2full.pdf)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kerjasama Indonesia dan Cina dari tahun 2000-2006 ?

2. Bagaimana pengaruh kerjasama Indonesia dan Cina terhadap Neraca Perdagangan

Indonesia tahun 2000-2006 ?

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kerjasama Indonesia dan Cina dari tahun 2000-2006

2. Untuk mengetahui pengaruh kerjasama Indonesia dan Cina terhadap Neraca

Perdagangan Indonesia tahun 2000-2006

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KERJASAMA BILATERAL

Kerjasama bilateral berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Plane yaitu :

“Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada dasarnya tidak terlepas

dari kepentingan nasional masing-masing negara.Kepentingan nasional merupakan unsur

yang sangat vital mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan

wilayah, keamanan, militer dan kesejahteraan ekonomi”. (Plane, 1990, 7)

Kerjasama Internasional adalah kerja sama yang dilakukan antar suatu negara dalam

rangka bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan rakyat dan kepentingan yang lain dengan

berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.Kerjasama bisa meliputi semua bidang

seperti :

1. Bidang politik : Kerjasama yang dilakukan dalam bidang politik seperti pada

pelaksanaan pemilihan umum terdapat suatu koalisi partai untuk mengajukan dan

mendukung kandidat calon peserta pemilihan umum.

2. Bidang sosial kebudayaan : Kerjasama sosial-budaya antar negara mencakup

kerjasama bidang kebudayaan, kemanusiaan, pendidikan, ilmu pengetahuan,

kesehatan, informasi dan komunikasi. Sebagai negara yang berada dalam masyarakat

intermasional terlibat dalam kegiatan lembaga sosial budaya baik regional maupun

internasional.

6
3. Bidang Pertahanan dan Keamanan : kerjasama dalam meningkatkan dan

mempertahankan sistem keamanan dan pertahanan Indonesia dengan berlandaskan

pada Pancasila.

4. Bidang Teknologi : Kerjasama dalam bidang teknologi bisa dengan berbagai cara

melalui saling ekspor impor barang elektronik,, membentuk jaringan universitas yang

ada di negara, dll

5. BidangEkonomi : Kerjasama ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu,

dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan dalam suatu negara di

bidang ekonomi.

Thomas Bernauer berpendapat bahwa : Dalam kerjasama internasional negara akan

cenderung mengubah sikapnya sesuai dengan kesepakatan yang diambil dalam institusi

kerjasama tersebut, kemudian para aktor akan memfokuskan maslaah apa yang akan mereka

hadapi dan merencanakan skema penyelessian masalah yang dianggap paling efektif.

Melalui adanya kerjasama internasional negara-negara berusaha untuk memecahkan

permasalahkan ekonomi, sosial dan politik.Terdapat dua tipe di dalam kerjasama

internasional. Tipe pertama, terkiat kondisi di lingkungan internasional sehingga dibutuhkan

pengaturan khusus sehingga tidak akan menimbulkan ancaman pada negara-negara yang

terlibat. Tipe kedua, mencakup keadaan ekonomi, sosial dan politik tertentu yang dianggap

membawa konsekuensi luas terhadap sistem internasional sehingga dipersepsikan sebagai

masalah internasional bersama. (Coplin, 1992, 263)

7
Adapun pengertian kerjasama dari beberapa ahli antara lain sebagai berikut :

1. Kerjasama antar negara salah satunya dibedakan berdasarkan jumlah anggota dari

kerjasama tersebut dan salah satu jenisnya adalah kerjasama bilateral. Bilateral sendiri

berasaldari kata “bi” yang artinya dua, sehingga dapat dikatakan bahwa bilateral

merupakan kerjasama antara dua negara. Asal negara anggota dalam kerjasama bilateral

ini tidak dikhususkan. Hal ini karena kerjasama bilateral sifatnya jauh lebih pribadi

daripada kerjasama lainnya, karena hanya melibatkan dua negara. (Fatma, 2017)

2. Hubungan bilateral merupakan keadaan yang menggambarkan hubungan timbal balik

antara dua pihak yang terlibat, juga meliputi adanya aktor utama dalam pelaksanaan

hubungan bilateral ini adalah negara. (Agung&Yayan, 2005:28)

3. Kerjasama bilateral merupakan suatu bentuk kerjasama diantara negara-negara yang

berdekatan secara geografis ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran utama

untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik kebudayaan

dan struktur ekonomi. (Kusumohamidjojo, 1987, 3)

Beberapa bentuk Kerjasama Internasional yaitu sebagai berikut:

1. Kerjasama Bilateral, yaitu kerjasama yang dilakukan antar 2 negara saja.

2. Kerjasama Multilateral, yaitu bentuk kerjasama antar negara yang dilakukan oleh

beberapa negara yang jumlahnya lebih dari 2 negara

3. Kerjasama Regional, yaitu kerjasama antar Negara yang dilakukan di satu kawasan

4. Kerjasama Internasional, yaitu kerjasama antar seluruh Negara didunia dengan

kepentingan dalam skala dunia

8
2.2 MANFAAT KERJASAMA BAGI SUATU NEGARA

Adapun manfaat kerjasama bagi suatu negara yaitu :

1. Meningkatkan perdamaian internasional : Dengan adanya kerjasama hubungan

internasional ini maka sebuah negara dalam keadaan damai akan bisa terus membangun

sekaligus mendapatkan syarat yang dibutuhkan untuk memperbanyak dan juga

meningkatkan kemakmuran rakyat yang diperoleh dari hasil kerjasama hubungan

internasional tersebut.

2. Mencapai tujuan pembangunan sosial ekonomi : Tujuan sosial ekonomi ini dapat

diperoleh dan dicapai dengan cara melakukan hubungan kerjasama internasional, tujuan

sosial ekonomi ini meliputi beberapa faktor seperti perdagangan, sosial, ekonomi serta

budaya yang telah disepakati secara internasional dan yang termasuk di dalamnya adalah

Millennium Development Goals (MDGS).

3. Meningkatkan keuangan negara : Kerjasama hubungan internasional ini juga bisa

membuat meningkatnya keuangan negara pada bidang ekonomi sebuah negara bisa

mendapatkan pinjaman keuangan dari negara lain dengan syarat agar bisa melakukan

proses pembangunan.

4. Meningkatkan investasi : kerjasama hubungan antar negara dalam bidang ekonomi

juga bisa meningkatkan investasi karena akan semakin menarik para investor untuk

menanamkan modal dalam sebuah negara.

9
5. Dapat meningkatkan devisa negara : Bekerjasama dalam bidang ekonomi lainnya juga

bisa meningkatkan devisa negara, sedangkan devisa negara ini dapat di peroleh dengan

cara melakukan kegiatan ekspor barang, dimana pasar semakin luas maka devisa yang

akan diperoleh suatu negara juga akan meningkat dan pembangunan negara juga akan

semakin baik.

6. Meningkatkan penanggulangan kriminal atau kejahatan : Contoh nya seperti

pencucian uang, penyeludupan, terorisme, narkotika, serta perdagangan manusia, dan

lain sebagiannya. Kerjasama ini bisa dilalui dengan cara bilateral, multilateral, dan juga

regional secara inklusif

7. Memperkuat posisi perdagangan : Persaingan dalam bidang internasional itu bisa

dikatakan sulit, untuk mengatasi hal itu dengan cara melakukan kerjasama untuk

membuat aturan perdagangan, dan aturan yang dibuat ini akan semakin memperlancar

kegiatan ekspor impor pada suatu negara. (manfaat

https://www.draf.gorenh.com/manfaat-kerjasama-hubungan-internasiona-bagi-suatu-

negara/)

10
2.3 PENGARUH KERJASAMA BILATERAL TERHADAP NERACA

PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara

pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku. Neraca positif artinya

terjadi surplus perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk

neraca negatif.Neraca pedagangan seringkali dibagi berdasarkan sektor barang dan sektor

jasa. (Dinna,2016)

Dalam kerjasama internasional sangat mempengaruhi neraca perdagangan suatu

Negara karena hubungan nya erat sekali dengan neraca perdagangan. Bentuk Ekspor dan

impor, serta kerja sama perdagangan internasional merupakan faktor yang dapat mendorong

neraca perdagangan dalam suatu negara. Impor juga merupakan bagian dari perdagangan

internasional yang tidak bisa dihindari. Namun, bagaimana agar kebijakan impor dapat dibuat

dengan tepat sehingga tidak merugikan suatu Negara.

Neraca perdagangan sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti karena

defisit atau surplus neraca perdagangan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu

negara. Apabila negara mengalami defisit maka pendapatan nasional suatu negara akan

mengalami penurunan dikarenakan neraca perdagangan merupakan salah satu komponen

perhitungan dalam pendapatan nasional suatu negara. Ketika pendapatan nasional menurun,

ini menunjukkan perekonomian suatu negara juga mengalami penurunan. Oleh sebab itu,

diperlukan kebijakan yang tepat untuk mengatur posisi neraca perdagangan agar tidak

mengalami defisit perdagangan (Hapsari,2014).

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Dampak Kerjasama Bilateral terhadap

Neraca Perdagangan Indonesia (Studi Kasus Indonesia-Cina) pada tahun 2000-2006.Tempat

penelitian yang dipilih yaitu negara Indonesia dan Cina. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi lembaga yang terkait

dengan permasalahan yang akan diteliti.

3.2 METODE PENELITIAN

Tulisan ini bersifat Deskriptif Analisis.Analisis Deskriptif adalah sebuah penelitian

yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada

dan nyata serta dirancang untuk menguji argument utama sebagai pengganti jawaban

sementara.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 1988)

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 KERJASAMA INDONESIA-CINA DALAM SEKTOR BIDANG PERTANIAN

Hubungan kerjasama Indonesia telah ke berbagai negara di Asia, salah satunya

Cina.Kerjasama Indonesia dan Cina dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya berupa

kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang pertanian antara lain:

perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan hortikultura. Dalam bidang

pertanian, antara Indonesia dan Cina telah terbentuk forum kerjasama bilateral di bidang

pertanian yang diharapkan mampu menjembatani kebutuhan kedua negara seperti dalam hal

pertukaran teknologi, kerjasama dalam pengembangan riset dan penelitian bidang pertanian

ataupun kepentinganpengembangan agrobisnis seperti peningkatan ekspor-impor produk-

produk pertanian kedua Negara.(Kementrian Luar Negeri (http://treaty.kemlu.go.id/ )

Ekspor produk pertanian ke Cina terus megalami peningkatan, sehingga kontribusi

sektor pertanian didalam total penerimaan ekspor meningkat dengan signifikan. Berdasarkan

analisis kemampuan tumbuh, studi yang dilakukan P2E-LIPI (Pusat Penelitian Ekonomi-

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menunjukkan terdapat lima belas jenis komoditi

pertanian yang berpotensi baik pada ekspor Indonesia ke Cina. Ekspor kelima belas

komoditas itu ke Cina memiliki tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan

baik dengan ekspor seluruh produk, maupun dengan ekspor produk pertanian, dan ke-15

komoditas pertanian itu diperkirakan akan mengalami peningkatan kemampuan penetrasi ke

pasar Cina.

13
Penting untuk dikemukakan bahwa didalam sektor pertanian tu sendiri, komoditas

perkebunan mendominasi struktur ekspor sektor pertanian Indonesia penyumbang ekspor

terbesar yakni kelompok lemak dan minyak nabati senilai 1,07 miliar dollar AS. Minyak

sawit mentah dan bahan bakar mineral, terutama batu bara, menjadi penyumbang terbesar.

Kenaikan ekspor CPO dipicu oleh harga CPO di pasar internasional yang tinggi, mencapai

900 dollar AS per ton. Sebaliknya, harga batu bara turun, dari rata-rata 95 dollar AS per ton

menjadi 89 dollar AS per ton. Namun, karena volume ekspor meningkat signifikan, nilai

ekspor batu bara meningkat. Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa

sawit terbesar di dunia, luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari Data

Statistik Ditjen Perkebunan adalah seluas 8,04 juta hektar dengan produksi 19,76 juta ton

CPO pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, penyebaran paling

banyak adalah di daerah Sumatera diperkirakan luasnya sebesar 5,29 juta hektar.

(http://repository.unpas.ac.id/28258/4/BAB%20ll.docx)

Selama periode Januari – Juni 2013, Indonesia melakukan ekspor komoditas pertanian

ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor komoditas pertanian kedua Setelah India adalah

China, dimana sub sektor perkebunan kembali memberikan kontribusi nilai ekspor terbesar

mencapai US$ 1,83 milyar. Komoditas utama sub sektor perkebunan yang diekspor ke China

adalah kelapa sawit yang mencapai US$ 997,84 juta dan karet sebesar US$724,17 juta.

Komoditas perkebunan lainnya yang juga banyak diekspor ke Cina adalah kelapa dan kakao

walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu besar, yakni masing-masing sebesar US$ 42,97

juta dan US$ 19,89 juta. Sementara, ekspor komoditas sub sektor lainnya relatif lebih kecil

dibandingkan dengan ekspor komoditas perkebunan.

14
Setelah diberlakukan ACFTA, memang sangat mendongkrak ekspor Indonesia ke

Cina. Namun di sisi lain, besarnya jumlah ekspor Indonesia ke Cina lebih sedikit

dibandingkan jumlah impor yang dilakukan Cina ke Indonesia. Produk unggulan yang di

impor Cina ke Indonesia di antaranya produk elektronik, produk barang kimia, barang-barang

manufaktur, serta mesin dan peralatan transportasi. Sedangkan produk yang menjadi

unggulan Indonesia yang di ekspor ke Cina diantaranya bahan bakar mineral, pelumas,

minyak hewani dan tumbuhan. Terdapat indikasi bahwa struktur perdagangan Indonesia

dengan Cina bersifat asimetris. Artinya, di satu sisi, struktur ekspor Indonesia ke Cina masih

didominasi oleh produk primer, seperti minyak, gas, perkebunan, dll. Lebih dari itu, terdapat

kecenderungan bahwa produk primer didalam struktur ekspor ke Cina, bukannya melemah,

tetapi justru mengalami peningkatan. Di sisi lain, struktur impor Indonesia dari Cina lebih

banyak didominasi oleh produk industry pengolahan dengan proporsi yang cenderung terus

meningkat. (http://repository.unpas.ac.id/28258/4/BAB%20ll.docx)

4.2 PENGARUH TERHADAP NERACA PERDAGANGAN DI INDONESIA

Dalam kerjasama Indonesia dan Cina sangat mempengaruhi neraca perdagangan

Indonesia. Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor merupakan perbedaan antara nilai

ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang

berlaku. Jika neraca positif, maka terjadi nya surplus perdagangan jika ekspor lebih tinggi

dari impor, sebaliknya untuk neraca negatif terjadi nya defisit perdagangan jika nilai impor

lebih tinggi dari ekspor. Neraca perdagangan seringkali dibagi berdasarkan sektor barang dan

sektor jasa. (Hanamanteo, 2018)

15
Pada bulan Januari tahun 2010, neraca perdagangan Indonesia semakin terpuruk dan

terus mengalami defisit.Tahun 2010 sampai pada tahun 2012 (bulan Juni), neraca

perdagangan Indonesia dengan Cina mengalami defisit. Tahun 2010, defisit neraca

perdagangan Indonesia sebesar 4.731.607 dolar AS. Tahun 2011, Indonesia mengalami

defisit neraca perdagangan sebesar 3.271.182 dolar AS, dan di Tahun 2012, kembali

Indonesia mengalami defisit neraca perdaagangan sebesar 3.843.665 dolar AS.

Total nilai perdagangan Cina dengan Indonesia pada periode Januari-Desember 2011

sebesar 60,58 miliar dolar AS, meningkat 41,76% apabila dibandingkan dengan periode yang

sama tahun 2010, sebesar 42,73 miliar dolar AS. Total perdagangan tersebut terdiri dari nilai

ekspor Cina ke Indonesia sebesar 29,26 miliar dolar AS, meningkat sebesar 33,14 %, bila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, yang tercatat sebesar 21,97 miliar Dolar

AS.

Sementara itu, nilai impor Cina dari Indonesia pada periode Januari-Desember 2011

sebesar 31,32 miliar Dolar AS, meningkat 50,88% apabila dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2010, yang tercatat sebesar 20,76 miliar Dolar AS. Pada periode Januari-

Desember 2011, neraca perdagangan Indonesia dengan Cina tercatat surplus bagi Indonesia

sebesar 2,07 miliar dolar AS, atau turun sebesar 270,11% dibandingkan dengan surplus

periode yang sama tahun 2010, yang tercatat sebesar 1,21 miliar Dolar AS.

Total nilai perdagangan Cina dengan Indonesia pada periode Januari-Desember 2012

sebesar 66.323,80 juta dolar AS, meningkat 9,48 %, apabila dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2011, sebesar 60.579,17 juta dolar AS.

16
Total perdagangan tersebut terdiri dari nilai ekspor Cina ke Indonesia sebesar

34.290,97 juta dolar AS, meningkat sebesar 17,21%, bila dibandingkan dengan periode yang

sama tahun 2011, yang tercatat sebesar 29.256,54 juta dolar AS. Sementara itu, nilai impor

Cina dari Indonesia pada periode Januari-Desember 2012 sebesar 32.032,83 juta dolar AS,

meningkat 2,27% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, yang tercatat

sebesar 31.322,64 juta dolar AS. Pada periode Januari-Desember 2012, neraca perdagangan

Indonesia dengan Cina tercatat defisit bagi Indonesia sebesar 2.258,14 juta dolar AS.

Sementara itu, pada periode Januari-Desember 2011, Indonesia masih berhasil surplus

sebesar 2.066,10 juta dolar AS, dalam neraca perdagangannya dengan Cina

Cina melesat menjadi negara pemasok barang impor terbesar ke Indonesia

mengalahkan Jepang. Pada tahun 2000, Cina berada di posisi ke-5 sebagai negara eksportir

ke Indonesia senilai 2,02 miliar dolar AS. Posisinya kemudian melesat ke peringkat pertama

pada tahun 2013 senilai 29,85 miliar dolar AS atau rata-rata pertumbuhannya tiap tahun

sebesar 23 %. Posisi Cina tersebut melampaui Jepang yang sebelumnya menjadi pemasok

utama barang impor ke Indonesia. Pada tahun 2000, Jepang menempati posisi pertama senilai

5,40 miliar dolar AS. Namun, pada tahun 2013, posisinya turun ke peringkat ke-3 senilai

19,28 miliar dolar AS di bawah Cina dan Singapura

Jika pada tahun 2000, nilai perdagangan Indonesia masih mengalami surplus terhadap

Cina, yakni sebesar 745,74 Juta, namun pada tahun 2013 tercatat defisit 7,25 miliar dolar AS.

Dari sisi tujuan ekspor nilai ekspor Indonesia ke Cina juga menunjukan peningkatan pesat.

Pada tahun 2013 pertumbuhannya mencapai 7,2 persen menjadi 22,60 miliar dolar AS

dibandingkan nilai pada tahun 2000 senilai 2,77 miliar dolar AS.

17
Pertumbuhan pasar ekspor ke Cina tersebut juga mengalahkan Jepang yang meski

masih berada di posisi teratas tujuan ekspor Indonesia, namun pertumbuhannya hanya 88

persen. Nilai ekspor Indonesia ke Jepang pada 2013 hanya 27,09 miliar dolar AS dari 14,42

miliar dolar AS pada tahun 2000, sementara pertumbuhan nilai ekspor ke Cina mencapai 7,17

persen. Maka dari itu Cina merupakan salah satu target utama perdagangan Indonesia,

perdagangan Indonesia dengan Cina sangat melesat dengan baik bahkan mengalahkan

negara-negara perdagangan utama Indonesia sebelumnya. Dan neraca perdagangan di

Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan posisi peningkatan yang signifikan dan terjadi

surplus. Maka ini jadi pengaruh yang sangat baik bagi Indonesia dalam sektor perdagangan.

(http://repository.unpas.ac.id/28258/4/BAB%20II.docx)

18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini yaitu bahwa kerjasama bilateral merupakan kerjasama

antara dua negara yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam masing-masing sebuah

negara dan saling mendapatkan keuntungan. Kerjasama ini bisa berupa dari berbagai macam

bidang seperti bidang politik, ekonomi, teknologi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan

dan yang lain sebagiannya. Dalam kerjasama internasional sangat mempengaruhi neraca

perdagangan Indonesia. Bentuk ekspor dan impor yang dilakukan Indonesia serta kerjasama

perdagangan internasional merupakan faktor yang mendorong neraca perdagangan di

Indonesia. Neraca perdagangan sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti

karena karena defisit dan surplus neraca perdagangan sangat mempengaruhi perkembangan

perdagangan Indonesia dengan negara lain. Jika negara mengalami defisit maka pendapatan

nasional negara akan mengalami penurunan, dan sebaliknya jika negara megalami surplus

maka pendapatan negara akan mengalami peningkatan. Maka dari pada itu, perlu adanya

kebijakan yang tepat untuk mengatur posisi neraca perdagangan agar tidak mengalami defisit

perdagangan. Indonesia telah menjalin kerjasama dengan negara Cina dalam berbagai sektor

salah satu nya dalam sektor bidang pertanian. Ekspor produk pertanian ke Cina terus

megalami peningkatan, sehingga kontribusi sektor pertanian didalam total penerimaan ekspor

meningkat dengan signifikan.

19
Neraca perdagangan Indonesia dalam beberapa tahun mengalami surplus. Pada tahun

2000, nilai perdagangan Indonesia masih mengalami surplus terhadap Cina, yakni sebesar

745,74 Juta, namun pada tahun 2013 tercatat defisit 7,25 miliar dolar AS. Dari sisi tujuan

ekspor nilai ekspor Indonesia ke Cina juga menunjukan peningkatan pesat. Pada tahun 2013

pertumbuhannya mencapai 7,2 persen menjadi 22,60 miliar dolar AS dibandingkan nilai pada

tahun 2000 senilai 2,77 miliar dolar AS.nilai ekspor Indonesia ke Cina itu sebesar 717 persen.

Maka dari pada itu, Cina merupakan salah satu target perdagangan Indonesia. Perdagangan

dengan Cina dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat dan terjadi

surplus. Ini sangat berdampak baik sekali untuk kerjasama bilateral antara negara Indonesia

dan Cina.

5.2 SARAN

Bagi Pemerintah : Pemerintah dapat lebih mengeratkan hubungan kerjasama

internasional bukan hanya dengan negara Cina saja, tetapi seluruh negara yang ada di dunia.

Agar dapat mendukung hubungan kerjasama Indonesia dengan negara lain dan terjalinnya

hubungan kesepakatan antar negara satu dan negara lainnya.. pemerintah juga dapat

mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mampu medorong kegiatan ekspor masyarakat

Indonesia dan perbaikan kualitas barang-barang yang akan diekspor ke negara lain. Dengan

demikian, perdagangangan Indonesia akan terus mengalami peningkatan dan memperbaiki

neraca perdagangan Indonesia.

Bagi Masyarakat : Masyarakat agar dapat mendukung kerjasama internasional

Indonesia dengan negara lain dalam bidang apapun. Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi

dalam kerjasama Indonesia dengan negara lain.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/hidupsimpel.com/pengertian-kerja-sama-internasional/

https://www.google.co.id/amp/s/indoforwarding.com/hubungan-indonesia-dan-china/amp/

http://repository.unpas.ac.id/28258/4/BAB%20II.docx

www.//journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahi288a3befce2full.pdf

Sumber:Kementrian Luar Negeri (http://treaty.kemlu.go.id/

manfaat https://www.draf.gorenh.com/manfaat-kerjasama-hubungan-internasiona-bagi-

suatu-negara/)

21

Anda mungkin juga menyukai