ALQINDI
NIM : 1920301183
Adapun pengertian lain pendidikan agama islam adalah manusia tumbuh dan berkembang
sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula
kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat, pola
Perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian adalah berlangsung
di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah” Pendidikan sebagai usaha
membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga
Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat
mewarisi ilmu pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk
mencapai tujuan harus mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan
kuat.
Dalam menetapkan sumber pendidikan Islam dikemukakan tiga dasar utama dalam
pendidikan Islam, adalah:
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kalam Allah SWT, yang telah diwahyukan kepadas Nabi Muhammad
SAW bagi pedoman manusia, merupakan petunjuk yang lengkap mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia yang universal yang mana ruang lingkupnya mencakup ilmu pengetahuan
yang luas dan nilai ibadah bagi yang membacanya yang isinya tidaktidak dapat dimengerti
1
b. As-Sunnah
Hadits merupakan cara yang diteladankan Nabi dalam dakwah Islam yang termuat dalam
tiga dimensi yaitu berisi ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi atas peristiwa yang terjadi.
Semua contoh yang ditujukan Nabi merupakan acuan yang dapat diteladani oleh manusia dalam
aspek kehidupan.
Posisi hadits sebagai sumber pendidikan utama bagi pelaksanaan pendidikan Islam, yang
dijadikan referensi teoritis maupun praktis. Acuan tersebut dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu:
1) Sebagai acuan syari’ah: yang meliputi muatan-muatan pokok ajaran Islam secara teoritis.
2) Sebagai acuan operasional-aplikatif: yang meliputi cara Nabi memainkan perannya sebagai
pendidik yang professional, adil dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Proses
pendidikan Islam yang ditujukan Nabi merupakan bentuk pelaksanaan pendidikan yang bersifat
fleksibel dan universal, sesuai dengan potensi yang dimiliki manusia, kebiasaan, masyarakat,
c. Ijtihad
Melakukan ijtihad di bidang pendidikan Islam perlu karena media pendidikan merupakan sarana
utama dalam membangun pranata kehidupan social, dalam arti maju mundurnya kebudayaan
manusia berkembang secara dinamis sangat ditentukan dari dinamika system pendidikan yang
dilaksanakan. Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad dalam keikutsertaanya menata system
pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan untuk perumusan system pendidikan yang dialogis
dan adaptik, baik karena pertimbangan perkembangan zaman maupun kebutuhan manusia
dengan berbagai potensi diperlukan upaya maksimal. Proses ijtihad, harus merupakan kerjasama
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan
hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Di mana manusia diciptakan untuk m`enjadi khalifah,
manusia
2
yang dianggap sebagai khalifah Allah SWT tidak dapat memegang peranan tanggung jawab
sebagai khalifah kecuali kalau ia dilengkapi dengan potensi-potensi yang membolehkan berbuat
demikian.Tujuan pendidikan Islam ditinjau dari segi historis memiliki dinamika seirama dengan
Contoh sederhana bahwa tujuan pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW berbeda jauh
dengan tujuan pendidikan Islam pada masa modern sekarang ini. Perkembangan inilah yang
menyebabkan tujuan pendidikan Islam secara khusus mengalami dinamika seirama dengan
perkembangan zaman, namun tanpa melepaskan diri pada nilai-nilai Ilahiah dan tujuan
umumnya,
Dan yang penting lagi ialah terbinanya ma’rifat kepada Allah Pencipta alam semesta dengan
beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Nya.
Dalam versi yang lain, Ibn Khaldun menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam berupaya bagi
melalui jalan agamis yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta menegakkan akhlak
yang akan membangkitkan kepada perbuatan yang terpuji. Dari berbagai rumusan di atas,
terdapat beberapa tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum, yakni tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran,
b. Tujuan akhir, yaitu insan kamil yang mati dan akan menghadap tuhannya merupakan
tujuan akhir dari proses pendidikan Islam. Dalam arti bahwa mati dalam keadaan muslim
merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup yang pasti berisikan kegiatan
pendidikan.
c. Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
3
d. Tujuan operasional yaitu tujuan praktis yang hendak dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu, yang menuntut kemampuan dan keterampilan tertentu yang lebih
ditonjolkan pada sifat penghayatan dan kepribadian. Jelaslah bahwa tujuan pendidikan Islam
lebih berorientasi kepada nilainilai luhur dari Tuhan yang harus diinternalisasikan ke dalam
Dari segi bahasa, metode berasal dari dua kata, yaitu kata “meta” yang berarti melalui dan kata
“hodos” yang berarti jalan, dengan demikian metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan tertentu. Jalan mencapai tujuan ini bermakna ditempatkan pada posisi
sebagai cara untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengemban suatu gagasan.
Ada beberapa metode dalam pendidikan Islam yang dikemukakan para ahli, di antaranya ialah:
a. Keteladanan
Metode teladan atau pemberian contoh merupakan teknik pendidikan yang efektif karena
memberikan cukup besar pengaruh dalam mendidik, sehingga dapat menterjemahkan dengan
tingkah laku, tindak tanduk, ungkapan rasa dan pikiran, sehingga menjadi dasar dan arti suatu
metode. Dengan demikian, suatu metodologi akan berubah menjadi suatu gerakan. Karena itulah,
maka Allah mengutus Nabi Muhammad SAW menjadi teladan untuk manusia. Dalam diri beliau
Allah menyusun suatu bentuk sempurna, yang mengandung nilai paedagogis bagi kelangsungan
hidup manusia
b. Metode Permisalan
Mendidik dengan menggunakan metode pemberian perumpamaan atau metode misal tentang
kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang hak dan hal-hal yang bathil,
c. Metode Motivasi
4
Yaitu cara memberikan pelajaran dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk memperoleh
kegembiraan bila mendapatkan sukses dalam kebaikan, sedangkan bila dalam keadaan tidak
sukses karena tidak mau mengikuti petunjuk yang benar maka akan mendapat kesusahan.
Metode ini juga disebut sebagai metode targhieb dan tarhieb (hadiah dan ancaman). Yang
memberikan dorongan untuk selalu berbuat baik dalam hal-hal yang bersifat positif.
d. Metode Instruksional
Yaitu metode yang bersifat mengajar tentang ciri-ciri orang yang beriman dan bersikap serta
bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap dan
f. Metode Kisah-kisah
Kisah atau cerita sebagai metode pendidikan ternyata mempunyai daya tarik yang menyentuh
perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita itu, dan menyadari
pengaruhnya yang besar terhadap perasaan. Oleh karena itu Islam mengeksploitasi cerita itu
untuk dijadikan salah satu teknik pendidikan. Ia menggunakan berbagai jenis cerita; cerita
sejarah factual yang menampilkan suatu contoh kehidupan manusia yang ditampilkan oleh
contoh contoh tersebut, cerita drama yang melukiskan fakta yang sebenarnya tetapi bisa
Nurcholish Madjid dianggap sebagai ikon pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia.
Yang dapat ditelusuri dan dilacak gagasan dan konsep yang berkitan dengan pendidikan.Dari
banyak teori dan karya Nurcholish Madjid menunjukkan bahwa ia memiliki kepedulian dan
dedikasi yang tinggi di dunia pendidikan. Pemikiran Nurcholish Madjid dalam dunia pendidikan
juga terlihat dari upayanya membangkitkan rasa percaya diri umat Islam, diantaranya dengan
5
mendorong kaum intelektual muslim untuk terus berkarya. Tidak sekedar memotifasi, ia juga
pemikiran dan teori Nurcholish Madjid tidak tertulis secara teoritik namun tidak bisa dipungkiri
bahwa beliau merupakan salah satu cendekiawan muslim yang memberikan corak baru dalam
pemikiran dan pendidikan Islam di Indonesia. Uraian berikut ini akan mencoba melihat dan
menjajagi pemikiran dan gagasan Nurcholish Madjid dalam bidang pendidikan islam. Gagasan
dan pemikiran Nurcholish Madjid sebagaimana disebutkan di atas adalah bukan hanya
mencakup satu bidang saja, melainkan dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya masalah
doktrin, ilmu pengetahuan dan peradaban. Dari berbagai pemikirannya ini dapat ditelusuri dan
dilacak gagasan dan konsep yang berkaitan dengan pendidikan. Uraian berikut ini akan
mencoba melihat dan menjajagi pemikiran dan gagasan Nurcholish Madjid dalam bidang
pendidikan Islam.
Pembaruan pesantren.
Nurcholish Madjid sebagai seorang cendekiawan berpendapat bahwa pesantren berhak, malah
lebih baik dan lebih berguna, mempertahankan pendidikan agama. Namun, mungkin diperlukan
suatu tinjauan kembali sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran agama yang diberikan kepada
setiap pribadi merupakan jawaban yang komprehensif dalam islam. Pelajaran yang dapat
diberikan dalam membentuk pesantren diantaranya: (1) Mempelajari al-qur’an dengan cara yang
lebih sungguh-sungguh daripada yang umumnya dilakukan orang sekarang, yaitu dengan
(2) Memanfaatkan mata pelajaran lain untuk disisipi pandangan-padangan keagamaan dan
menanamkan kesadaran dan penghargaan yang lebih wajar pada hasilseni budaya islam atau
menumbuh kepekaan rohani, termasuk kepekaan rasa ketuhanan yang menjadi keagamaan
. (3) Mengadakan pengaturan kembali alokasi waktu dan tenaga pengajaran sehingga terjadi
6
(4) Memberikan pembekalan
dan kemampuan yang nyata yang didapat melalui pendidikan atau pengajaran pengetahuan
umum secara memadai dan menyediakan jurusan-jurusan alternatif bagi anak didik sesuai
pesantren adalah membentuk manusia yang memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran islam
merupakan pembelajaran yang menyeluruh. Selain itu, produk pesantren ini diharapkan memiliki
tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu yang ada (Indonesia dan dunia abad sekarang).
Pemikiran Nurcholish Madjid dalam bidang pendidikan juga terlihat dari upayanya
membangkitkan rasa percaya diri pada umat islam. Caranya antara lain dengan menunjukkan
bahwa ummat islam pernah tampil sebagai pelopor dalam bidang ilmu pengetahuan, baik
agama maupun umum, serta tampil sebagai adikuasa. Untuk ini Nurcholish Madjid
memperkenalkan pemikiran para tokoh filosof tingkat dunia, seperti al-kindi, al-asy’ari, al,
Farabi,
ibn. Sina, al-Ghazali. Gagasan dan pemikiran para tokoh tersebut dalam bidang teologi, filsafat,
Pemaparan konsep pendidikan Islam dalam pandangan al-Attas lebih cenderung menggunakan
istilah (lafad) ta’dib, daripada istilah-istilah lainnya. Pemilihan istilah ta’dib,
merupakan hasil analisa tersendiri bagi al-Attas dengan menganalisis dari sisi semantik dan
ta’lim telah mengakar dan mempopuler, ia menempatkan ta’dib sebagai sebuah konsep yang
dianggap lebih sesuai dengan konsep pendidikan Islam. Dalam penjelasannya kata ta’dib
7
sebagaimana yang menjadi pilihan al-Attas, merupakan kata (kalimat) yang berasal dari kata
“addaba“ yang berarti memberi adab, atau mendidik. Dari sini dapat dipahami bahwa yang
dimaksudkan dengan Ta’dib dalam terminologi al-Attas adalah peresapan dan penanaman adab
pada diri manusia dalam proses pendidikan. Disamping itu adab merupakan suatu muatan atau
Dalam pandangan al-Attas, dengan menggunakan term di atas, dapat dipahami bahwa
pendidikan Islam adalah proses internalisasi dan penanaman adab pada diri manusia. Sehingga
muatan substansial yang terjadi dalam kegiatan pendidikan Islam adalah interaksi yang
menanamkan adab. Seperti yang diungkapkan al-Attas, bahwa pengajaran dan proses
mempelajari keterampilan betapa pun ilmiahnya tidak dapat diartikan sebagai pendidikan
bilamana di dalamnya tidak ditanamkan ‘sesuatu’. Al-Attas melihat bahwa adab merupakan
salah satu misi utama yang dibawa Rasulullah yang bersinggungan dengan umatnya. Dengan
Sesuai dengan ungkapan hadits di atas, bahwa pendidikan merupakan pilar utama untuk
menanamkan adab pada diri manusia, agar berhasil dalam hidupnya, baik di dunia ini maupun di
akhirat kemudian. Karena itu, pendidikan Islam dimaksudkan sebagai sebuah wahana penting
untuk penanaman ilmu pengetahuan yang memiliki kegunaan pragmatis dengan kehidupan
masyarakat. Karena itu, menurut al-Attas antara ilmu, amal dan adab merupakan satu kesatuan
yang utuh. Kecenderungan memilih term ini, bagi al-Attas bahwa pendidikan tidak hanya
berbicara yang teoritis, melainkan memiliki relevansi secara langsung dengan aktivitas di mana
manusia hidup. Jadi, antara ilmu dan amal harus berjalan seiring Konsep Pendidikan menurut
Naquib al-Attas.
Ilmu pengetahuan
8
Pengertian Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus
menerus sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga
dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar
dan asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis.
Definisi Ilmu Menurut Para Ahli
Menurut Nazir(1988)
Ilmu merupkan pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil dalil tertentu menurut kaidah kaidah umum.
Menurut Shapere (1974)
Konsep ilmu pada umumnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat
disistematisasi.
Menurut Schulz (1962)
Pengertian ilmu mencakup logika, dengan adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas
sosial.
Menurut John G. Kemeny
Ilmu merupakan semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah, dari pernyataan tersebut
jelas bahwa ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan menggunakan metode
ilmiah sebagai suatu prosedur.
Menurut The Liang Gie
Arti ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan metode berupa aneka
prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai
gejala gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Mohammad Hatta
Definisi ilmu pengetahuan merupakan studi yang teratur tentang pekerjaan hukum umum, sebab akibat
dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
Kesimpulan
Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat
9
mewarisi ilmu pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja
untuk mencapai tujuan harus mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang
baik dan kuat. Dasar-dasar Pendidikan Islam Dalam menetapkan sumber pendidikan Islam
dikemukakan tiga dasar utama dalam pendidikan Islam, adalah: Al-Qur’an, Assunah,ijtihat
Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus sampai
menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga dapat diperiksa
atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal
usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis
Daftar pustaka
Abdul Halim , Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoris dan Praktis
HM. Said, Ilmu Pendidikan (Bandung: Alumni, 1989), h. 104, lihat juga. Hasan
Manna’ Khalil al-Qat ṭt ṭan, Mabahis fi ‘Ulumil Qur’an, Terj. Mudzakir As, Studi IlmuIlmu
Alquran (Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), hal. 17
11