Laporan Fix KLP 3 Modul 1
Laporan Fix KLP 3 Modul 1
ANATOMI
PANKREAS
PANKREAS
KELENJAR TIROID
KELENJAR ADRENAL
FISIOLOGI
PANKREAS
1. Fungsi Eksokrin
2. Fungsi Endokrin
1. Fungsi Eksokrin
Bagian eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan dan larutan encer
alkalis melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Pankreas
eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen :
a. Enzim pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang
membentuk asinus
1. Enzim proteolitik untuk mencerna protein
2. Enzim amilase untuk mencerna karbohidrat
3. Enzim lipase untuk mencerna lemak
b. Larutan Encer Alkalis (Natrium Bikarbonat/NaHCO3) yang secara aktif
disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus Fungsinya
untuk menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke dalam duodenum
dari lambung. Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin dan
kolesistokinin(CCK)
2. Fungsi Endokrin
Diantara sel eksokrin terdapat kelompok-kelompok sel endokrin yang
disebut PULAU LANGERHANS, yang membentuk 1-2% total massa
pankreas. Pulau langerhans terdiri atas 3 sel, yaitu :
Sel α (alfa) 25% : menghasilkan hormon glukagon
Sel β (beta) 60% : tempat sintesis dan sekresi insulin
Sel δ (delta) : tempat sintesis somatostatin
Sel F : sekresi polipeptida pankreas
Fungsi Somatostatin
Menghambat pelepasan hormon sel pulau Langerhans lainnya melalui
aksi parakrin lokal
menghambat pelepasan GH dan TSH di kelenjar hipofisis anterior
Menghambat sekresi HCI oleh sel parietal lambung
KELENJAR TIROID
1. Sel folikel menghasilkan dua hormon yang mengandung iodium yang
berasal dari asam amino tirosin : T4 (Tetraiodotironin atau tiroksin)
dan T3 (Triiodotironin). Kedua hormin tiroid ini adalah regulator
penting laju metabolisme dasar (LMB) keseluruhan
2. Di ruang interstinum di antara folikel-folikel terselip sel sekretorik
lain, yaitu sel C, yang mengeluarkan hormon peptida Kalsitonin yang
berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat
Efek t3 dan t4
KELENJAR ADRENAL
Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid.berdasarkan efek kerja
primernya, steroid adrenal di bagi menjadi 3,yaitu:
1. Mineralkortikoid
2. Glukokortikoid,
3. Hormon seks identik atau serupa dengan yang dihasilakn oleh gonad
( testis pada pria,ovarium pada wanita
Medula adrenal menghasilkan katekolamin. Katekolamin terbagi atas
2 yaitu :
1. Epinefrin (80% dari total katekolamin)
Efek metabolik
Secara umum, epinefrin menyebabkan mobilisasi cepat
simpanan karbohidrat dan lemak untuk menyediakan energi yang
dapat segera digunakan untuk menunjang kerja otot
Efek lain
a. Epinefrin bekerja pada susunan safar pusat untuk menimbulkan
keadaan terjaga dan meningkatkan kewaspadaan
b. Epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan pengeluaran keringat
yang membantu tubuh membuang panas tambahan yang dihasilkan
oleh aktivitas otot.
c. Dilatasi pupil dan pendataran lensa dalam menyesuaikan mata utuk
penglihatan lebih luas sehingga ancaman keseluruhan dapat cepat
diketahui
d. Norepinefrin (20% dari katekolamin)
Insulin
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan
endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim
pencernaan melalui duktus pancreaticus ke dalam lumen saluran cerna. Di
antara sel-sel eksokrin diseluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok
atau “pulau”, sel endokrin yang dikenal sebagai pulau Langerhans yang
salah satunya ada sel β yang merupakan tempat sintesis dan sekresi
insulin. Fungsi insulin yaitu menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan
asam amino darah serta mendorong penyimpanannya. Defisiensi insulin
dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu: rusaknya sel-sel B pankreas karena
pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll), desensitasi atau penurunan
reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan bisa juga karena esensitasi
atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
Efek defisiensi insulin pada metabolisme protein adalah pergeseran
neto menuju katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot
menyebabkan otot rangka lisut dan lemah, serta penurunan berat badan.
Hormon Tiroid
Hormon tiroid berperan dalam metabolisme yang terjadi dalam tubuh.
Kelebihan hormon tiroid( hpertiroidisme) menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme basal yang terjadi dalam tubuh seperti
diperkirakan pasien hipertiroid mengalami peningkatan produksi panas
serta berat badan biasanya turun karena tubuh menggunakan bahan bakar
dengan kecepatan abnormal. Apabila glukosa tidak mampu mencukupi
kebutuhan metabolisme tubuh, maka tubuh menggunakan glikogen dan
protein sebagai bahan bakar penggantinya. Akibatnya, massa otot
menurun dan berat badanpun menurun.
Hormon Epinefrin
Peningkatan epinefrin secara terus-menerus dapat terjadi pada stres
kronis, sehingga dapat menyebabkan penurunan sistem imun secara
keseluruhan yang ditandai dengan mudahnya seseorang terserang
penyakit. Hal ini dapat disebabkan karena menurunnya produksi sel
plasma akibat menurunnya jumlah germinal center. Pemberian epinefrin
ternyata dapat menurunkan diameter dan jumlah germinal center akibat
penurunan proliferasi dan peningkatan kecepatan apoptosis limfosit B
yang berada dalam germinal center akibat rangsang epinefrin. Penurunan
diameter dan jumlah pusat germinal diikuti pula dengan penurunan berat
badan secara nyata.
Homon Kortisol
Salah satu hormon yang mengatur regulasi berat badan adalah kortisol.
Apabila terjadi penurunan kortisol, akan berakibat pada menurunnya
metabolisme dalam tubuh. Penurunan kortisol ini sendiri dapat
disebabkan oleh destruksi korteks adrenal. Penurunan metabolisme dalam
tubuh akan mengakibatkan penurunan jumlah energi yang diperoleh (ATP
menurun). Hal ini memicu terjadinya pemecahan di dalam otot sendiri,
sehingga massa otot berkurang. Penurunan massa otot ini pada akhirnya
akan menyebabkan penurunan berat badan
3. Jelaskan patomekanisme gejala!
2) Selalu Mengantuk
Hiperglikemia yang terjadi menyebabkan resistensi dari sel-sel
sasaran kerja insulin yang berlanjut menjadi kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor. Ini menyebabkan glukosa tak
dapat masuk ke dalam sel, menyebabkan tidak terjadinya proses
pembentukan energy. Kurangnya produksi energi inilah yang menjadi
penyebab penderita mudah mengantuk karena kekurangan energi.
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
A. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
2) Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini
mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
B. Komplikasi Kronik
a. Komplikasi Makrovaskuler
2) Penyakit Serebrovaskuler
b. Komplikasi Mikrovaskuler
1) Retinopati Diabetik
2) Nefropati
PROGNOSIS
2) TIROTOKSIKOSIS
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
0 = No Signs or symptoms
5 = Corneal involvement
6 = Sight lost
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes FT4 bila TSHs abnormal (FT4 > sensitif FT3) digunakan
untuk konfirmasi hipotiroidisme
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
1. Obat Antitiroid
Propiltiourasil (PTU) dosis awal 300-600 mg/hari, dosis
maksima 2.000 mg/hari
Metimazol dosis wal 20-40 mg/hari
Indikasi:
- Mendapatkan remisi yang menetap atau memperpanjang
remisi pada pasien muda dengan strauma ringan – sedang
dan tirotoksikosis
- Untuk mengendalikan tirotoksikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan iodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, lanjut usia
- Krisis tiroid
2. Penyakit adrenergik beta
- Pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien
menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian antitiroid
- Propanol dosis 40- 200 mg dalam 2 – 3 dosis
- Pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4 – 6
minggu. Setelah eutiroid tercapai pemantauan setiap 3 -6
bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta lab
- FT4 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat antitiroid
dikurangi dosisnya dan di pertahankan dosis terkecil yang
masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan.
Kemudian pengobatan di hentikan, dan di nilai apakah
terjadi remisi.
- Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid
dihentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid,
walaupun kemudian hari tetap eutiroid atau terjadi relaps
BEDAH
Indikasi:
Pasien usia muda dengan strauma besar dan tidak respons
dengan antitiroid
Wanita hamil trimester kedua yang memerlukan obat dosis
tinggi
Alergi terhadap obat antitiroid, dan tidak dapat menerima terapi
iodium radioaktif
Adenoma toksis, strauma multinodosa toksis
Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
RADIOIODINE
INDIKASI
Pasien berusia >35 tahun
Hipertiroidisme yang kambuh setelah di operasi
Gagal mencapai remisi setelah pemberian obat antitiroid
Tidak mampu atau tidak mau terapi obat antitiroid
Adenoma toksik, strauma multinodosa toksik
KOMPLIKASI
Penyakit Graves: penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati
graves, dermopati graves, infeksi karena agranulositosis pada
pengobatan dengan obat antitiroid
PROGNOSIS
Cenderung tidak mengalami remisi pada laki-laki usia <40
tahun dengan ukuran gondok yang besar dan tirotoksikosis yang klinis
lebh berat ( didapatkan titer antibodi reseptor TSH yang tinggi )
3) ADDISON DISEASE
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar sodium, potasium,
kortisol, ACTH dana ntibodi yang berhubungan dengan autoimun
pada penyakit Addison. Tes stimulasi ACTH,CRH, tes hipoglikemia
yang diinduksi insulin serta tes pencitraan CT Scan dan MRI sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis.
TERAPI
Subtitusi hormon yang tidak dapat dihasilkan kelenjar
adrenal.Kortisol digantikan dengan prednison oral 1-2mg/kgBB/hari,
deksametason 0,25-0,75mg/kgBB/hari, hidrokortison injeksi dan oral
dengan dosis 0,5-2mg/kgBB/hari diberikan dalam dua atau tiga kali
sehari. Pada keadaan stress, masa pertumbuhan, penyakit, atau
pembedahan, dibutuhkan lebih banyak dosis glukokortikoid . Apabila
terdapat defisiensi aldosteron, maka dapat digantikan dengan
mineralokortikoid oral yang disebut fludrokortison asetat 0,1-0,2
mg/hari diberikan satu kali per harinya,. Pasien yang mendapat
kanterapi sulihaldosteron biasanya dianjurkan oleh dokter untuk
meningkatkan asupan garamnya.Karena pasien dengan insufisiensi
adrenal sekunder biasanya mampu mempertahankan produksi
aldosteron, maka mereka tidak membutuhkan terapi sulihaldosterone.
Pada keadaan krisis Addison, tekanan darah rendah, gula darah
rendah, dan kadar potasium yang tinggi dapat mengakibatkan
kematian. Terapi standar pada keadaan krisisAddison yaitudengan
pemberian injeksi intravena hidrokortison, saline (cairangaram),dan
dekstrosa .Terapi ini biasanya memberikan perbaikan yang cepat.Jika
pasien dapat menerima asupan cairan dan pengobatan secara oral,
jumlah hidrokortison diturunkan sampai dosis perawatan dicapai.Jika
terjadi defisiensi aldosteron, terapi perawatan juga meliputi
fludrokortisonasetat oral.
PROGNOSIS
Sementara penanganan penyakit Addison masih jauh dari
sempurna, prognosis jangka panjangnya pada umumnya baik.Karena
perbedaan fisiologis masing-masing individu,penderita penyakit
Addison harus bekerja sama terus menerus dengan dokter untuk
menyesuaikan dosis dan jadwal paling efektif.Setelah hal ini tercapai
dan dibuat penyesuaian untuk keadaan tertentu seperti pada waktu
perjalanan, stress, trauma atau penyakit lainnya maka gejala biasanya
berkurang atau kadang menghilang selama mendapat perawatan yang
tepat.
PENATALAKSANAAN ( farmakologis)
Intervensi Farmakologis
b) Tiazolidindion
• Menentukan resistensi insulin dengan meningkatkan
jumlah protein pengangkut glukosa sehingga
meningkatkan ambilan glukosa perifer
Penghambat glukoneogenesis:
a) Biguanid (Metformin).
Bila dengan GHS dan kombinasi terapi 2 OHO glukosa darah belum
terkendali maka ada 2 pilihan yaitu yang pertama GHS dan kombinasi terapi 3
OHO atau GHS dan kombinasi terapi 2 OHO bersama insulin basal. Yang
dimaksud dengan insulin basal adalah insulin kerja menengah atau kerja
panjang, yang diberikan malam hari menjelang tidur. Bila dengan cara diatas
glukosa darah terap tidak terkendali maka pemberian OHO dihentikan, dan
terapi beralih kepada insulin intensif. Pada terapi insulin ini diberikan
kombinasi insulin basal untuk mengendalikan glukosa darah puasa, dan
insulin kerja cepat atau kerja pendek untuk mengendalikan glukosa darah
prandial. Kombinasi insulin basal dan prandial ini berbentuk basal bolus yang
terdiri dari 1 x basal dan 3 x prandial.
Mekanisme penggunaan insulin