Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

            Yang pertama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya
dapat menyelesaikan makalah ini.  Juga saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya makalah ini.
            Dengan terselesaikanya makalah  ini saya berharap dapat bermanfaat untuk kita
semua. Dan semoga dengan makalah ini saya dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
            Dan besar harapan saya selaku penyusun atas sumbangan semua pihak atas saran dan
kritiknya sehingga dapat menyempurnakan lagi makalah ini. Dan saya ucapkan terimakasih.

                                                                                      MALANG,    Juli  2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1  Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Perkembangan Emosi................................................................................................4
2.2 Fase-Fase Perkembangan Emosi Peserta Didik............................................................................4
2.3 Karakteristik Perkembangan Emosi Usia Remaja.........................................................................5
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi..........................................................6
2.5 Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku.....................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Semua manusia pada umumnya memiliki dorongan dan minat yang besar untuk
mencapai atau ingin memiliki sesuatu. Adanya perilaku seseorang dan munculnya berbagai
kebutuhan seseorang disebabkan oleh dorongan dan minat yang besar. Jika terpenuhi,
itulah dasar dari pengalaman emosionalnya. Perjalanan hidup seseorang satu dengan yang
lainnya itu tidak sama. Semua memiliki jalan sendiri-sendiri. Semua memiliki pola sendiri-
sendiri pula. Jika seseorang bisa memenuhi apa yang mereka inginkan, maka mereka akan
memiliki emosi yang stabil, dengan demikian bisa menikmati hidupnya dengan sebaik-
baiknya. Tetapi sebaliknya, jika seseorang tidak bisa memenuhi apa yang mereka inginkan,
maka mereka cenderung memiliki emosi yang tidak stabil.
Seseorang manusia dalam menanggapi sesuatu lebih banyak diarahkan oleh
penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Tetapi pada saat tertentu, dorongan
emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah
lakunya. Oleh sebab itu, untuk memahami emosional peserta didik, guru memang perlu
mengetahui apa yang dia pikirkan dan dia lakukan. Yang lebih penting lagi adalah
mengetahui apa yang mereka rasakan. Gejala-gejala emosional seperti marah, takut, malu,
cinta, benci, dan lainnya perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Selanjutnya marilah
kita tinjau secara rinci tentang perkembangan emosi pada peserta didik.

1.2  Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian perkembangan emosi itu?
2. Bagaimana fase-fase perkembangan emosi itu?
3. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi usia remaja?
4. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosi?
5. Bagaimana pengaruh emosi terhadap tingkah laku?

1.3 Tujuan                                       
2.1 Untuk mengetahui pengertian perkembangan emosi pada peserta didik.
2.2 Untuk mengetahui fase-fase perkembangan emosi pada peserta didik.
2.3 Untuk mengetahui karakteristik perkembangan emosi remaja.
2.4 Untuk mengetahui Faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada peserta
didik.
2.5 Untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap tingkah laku peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Emosi
Perilaku kita sehari-hari pada umumnya di sertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti
peasaan senang atau tidak senang. perasaan senang atau tidak senang yang menyertai perbuatan-
perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Perasaan-perasaan seperti ini disebut emosi (Serlito,
1982: 59). Di samping perasaan senang dan tidak senang, beberapa conoh macam emosi yang lain
adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas dan benci.
Emosi adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
dan serangkain kecenderungan untuk bertindak (Asrori, 2006). Pengertian lain emosi adalah suatu
pengalaman afektif yang kuat pada diri seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
pada diri individu, baik keadaan mental maupun fisik serta berwujud suatu sikap dan tingkah-laku
yang tampak (Sunarto & Agung Hartono, 2008)
Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi itu adalah sebagai berikut:
“An emotion, is en affective experiences that accompanies generalized inner adjusiment and mental
and physiological stirred up states it the individual, and that shows it self in his overt behavior”.
Jadi, emosi adalah pengalaman efektif yang di sertai penyesuaian diri dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang nampak.
Para peneliti sebagaimana dikemukakan Djali (2008), menemukan bentuk-bentuk emosi
untuk tiap jenis reaksi perubahan fisik tertentu seperti hal-hal sebagai berikut:
a.    Rasa marah
Ditandai dengan detak jantung meningkat, hormon adrenalin meningkat, dan mengalirkan energi
untuk memukul, mengumpat, dan lain-lain.
b.    Rasa takut
Ditandai dengan tubuh terasa membeku, reaksi waspada, wajah pucat, dan darah terasa mengalir
ke otot rongga besar, misalnya kaki untuk dapat lari atau mata terasa awas untuk mengamati kondisi
sekitarnya.
c.    Rasa bahagia
Ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas dan pusat otak yang menhambat perasaan negatif
dan menenagkan perasaan yang menimbulkan kerisauan.
d.   Rasa cinta
Ditandai dengan adanya perasaan kasih sayang serta pola simpatik yang menunjuk pada respons
relaksasi, yaitu kumpulan reaksi pada seluruh tubuh yang membangkitkan keadaan yang
menenangkan serta rasa puas untuk mempermudah kerja sama.
e.    Rasa terkejut
Ditandai dengan naik alisnya individu. Hal ini merupakan reaksi untuk suatu kemungkinan
menerima lebih banyak informasi atau mencoba meyalami apa yang sedang terjadi untuk merancang
tindakan yang baik.
f.     Rasa jijik
Ditandai dengan sikap hidung mengkerut menutupnya atau ungkapan lain wajah rasa jijik, akibat
rangsangan bau atau rasa menyengat.
g.    Rasa sedih
Ditandai dengan menurunnya kegiatan atau semangat hidup yang melakukan kegiatan sehari-hari
karena menyesuaikan diri akibat adanya kehilangan yang menyedihkan atau kekecewaan besar.

2.2 Fase-Fase Perkembangan Emosi Peserta Didik


  a. Perkembangan emosi peserta didik usia pra sekolah
            Perkembangan emosional anak usia pra sekolah dapat digambarkan bahwa
seiring perkembangan fisik juga diikuti oleh perkembangan emosional dimana respon
emosional makin banyak berkaitan dengan situasi sosial (orang dilingkungan) dan
rangsangan yang simbolis atau abstrak. Pada masa ini anak kelihatan berperilaku agresif,
memberontak, menentang keinginan orang lain, khususnya orang tua. Pada usia ini sikap
menentang bisa berubah kembali bila orang tua, pendidik menunjukkkan sikap konsisten
dalam memperlihatkan kewibawaan dan peraturan yang telah ditetapkan. Setelah berhasil
secara tegas mempertahankan kewibawaan dengan berpegang teguh pada patokan perilaku
tertentu, pada anak akan terjadi internalisasi nilai dengan tolak ukur orang tua dan
selanjutnya bisa terjadi proses identifikasi. Pada anak akan terlihat ada kemiripan dengan
orang tua dalam hal tertentu.
Pada masa ini orang tua, pendidik harus tetap berusaha melihat tujuan pendidikan
yakni mengembangkan kepribadian anak dan membentuk perilakuknya sesuai dengan
gambaran yang dicita-citakannya. Pada masa ini, anak juga belajar menyatakan diri dan
emosinya, mulai timbul rasa malu, takut, sedih, bermusuhan, bersalah bahkan iri dan
cemburu.

b. Perkembangan emosi peserta didik usia sekolah dasar


Emosi memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, oleh
sebab itu, perlu kiranya untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan dan pengaruh
emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Sulit untuk mempelajari emosi anak-anak,
karena informasi tentang aspek emosi yang subjektif hanya dapat diperoleh dengan cara
instropeksi, sedangkan anak-anak tidak dapat menggunakan cara tersebut dengan baik
karena mereka masih berusia sangat muda.
Pola-pola emosi yang terjadi pada masa anak-kanak adalah rasa takut,  malu,
canggung,  khawatir, marah, cemburu, duka cita, keingintahuan, gembira dan kasih sayang.

c. Perkembangan emosi peserta didik usia Remaja (SMP/SMA)


Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi
antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang
pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan
masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan
psikologis. Hurlock (1973: 17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu
keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan
dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk
tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak
bergairah, pemalas, membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak
berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi
yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil.

2.3 Karakteristik Perkembangan Emosi Usia Remaja


Masa remaja di anggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Biehler (1972) membagi cirri-ciri
emosional remaja menjadi dua rentan usia, yaitu 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun.
1)      Pada usia ini siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat di terka. Sebagian kemurungan
sebagai akibat dari perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual
dan sebagian karena kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak-anak atau
sebagai orang dewasa.Hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian karena
kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak-anak atau sebagai orang dewasa.
2)   Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3)   Ledakan-ledakan kemarahan mungkin biasa terjadi. Hal ini seringkali terjadi sebagai akibat dari
kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras
atau pola makan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup.
4)   Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri
yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.
5)   Siswa-siswa di SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif dan
mungkin terjadi marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu.
Ciri-ciri emosional remaja 15-18 tahun
1)   Pemberontakan remaja merupakan pernyataan-pernyataan / ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak ke dewasa
2)   Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua
mereka.
3)   Siswa pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di antara mereka
terlalu tinggi menafsir kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki
pekerjaan dan memegang jabatan tertentu

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi


Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan emosi
mereka bergantung pada factor kematangan dan factor belajar (Hurlock, 1960: 266). Selain
kedua hal tersebut, perkembangan emosi juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi kehidupan
atau kultur.
Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi
emosional. Bertambahnya pengetahuan dan pemanfaatan media masa atau keseluruhan
latar belakang pengalaman, berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan,
rasa takut dan factor-faktor eksternal yang seringkali tidak dikenal sebelumnya oleh anak
yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali
tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan,
terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang
sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat
kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Pelakuan
saudara serumah, orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan
penting pada perkembangan emosioanal anak.

2.5 Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku


                             Emosi dapat ,mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa marah atau rasa takut
dapat menyebabkan seorang gemetar, dalam ketakutannya , mulut menjadi kering detak
jantung mulai cepat, system pencernaan berubah selama pemunculan emosi ini.  Ganguan
emosi juga dapat menjadi kesulitan berbicara. Motivasi untuk belajar  anak akan membantu 
dalam memusatkan perhatian pada apa yang ia kerjakan.  Rangsangan untuk belajar  yang di
berikan harus berbeda-beda  dan disesuaikan  dengan kondisi anak,  karena reaksi setiap
individu  tidak sama  rangsangan rangsangan yang menghasilkan  perasaan yang tidak
menyenangkan, akan sangat mempengaruhi  hasil belajar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
emosi adalah pengalaman efektif yang di sertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang nampak. Para peneliti sebagaimana
dikemukakan Djali (2008), menemukan bentuk-bentuk emosi untuk tiap jenis reaksi perubahan fisik
tertentu seperti rasa marah, takut, bahagia, cinta, terkejut, jijik, dan sedih.
Fase-fase perkembangan emosi peserta didik dapat dilihat dari perkembanagan peserta didik
dari usia pra sekolah, sekolah dasar dan di usia remaja.
Masa remaja di anggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Biehler (1972) membagi cirri-ciri
emosional remaja menjadi dua rentan usia, yaitu 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa
takut dan factor-faktor eksternal yang seringkali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang
tumbuh.
Emosi dapat ,mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa marah atau rasa takut dapat
menyebabkan seorang gemetar, dalam ketakutan nya , mulut menjadi kering detak jantung mulai
cepat,system pencernaan berubah selama selama pemunculan emosi ini
DAFTAR PUSTAKA

Setiyono, Joko. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Bojonegoro: IKIP PGRI  Bojonegoro.

Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia Kalam    Semesta.

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai