Anda di halaman 1dari 9

Diabetes Mellitus  trouble moving glucose from blood into cells

 Glucose di darah naik karena ga bisa masuk ke sel  cell starving karena sel butuh gula
sebagai energy mereka
 Hormone yang mengatur gula darah  insulin (reduce blood sugar) + glucagon (increase
blood sugar)  diproduksi oleh lslets of langerhans di pancreas (insulin  beta cell yang
ada di tengah-tengah islet, glucagon  alpha cell yang ada di pinggir islet)
 Insulin menurunkan jumlah gula dalam darah dengan cara bind ke insulin receptor di cell
membrane (insuline-responsive tissue ex: muscle and fat cell)  membuat vesicle yang
mengandung glucose transporter yang ada di dalam sel untuk gabung di cell membrane
supaya bisa bawa gula masuk sel
 Glucagon menaikkan gula darah dengan cara memproduksi molekul glucose dari molekul
lain dan memecah glycogen menjadi glucose

RF DM

Tidak bisa dihindari: genetik, usia >45 tahun, lahir dengan BB > 4 kg, gestational, ethnic

Bisa dihindari: hipertensi, hyperdyslipidemia, kurang aktivitas fisik

Type 1 Diabetes Mellitus (10% penderita)  body doesn’t make enough insuline

 Type 4 hypersensitivity/cell-mediated immune response  T cells menyerang pancreas


karena ada genetic abnormality (yang membuat T cells kehilangan self-tolerance dan
menyerang beta cell yang buat insulin)
 Biasanya 90% beta cell sudah rusak pas muda tapi symptoms belum tentu keluar, bisa jadi
meskipun beta cell sudah banyak yang rusak tapi ga ada symptoms
 Uncontrolled diabetes
i. Polyphagia
Pada saat cell starvation, adipose tissue akan memecah lemak dan muscle tissue
akan memecah protein yang akan membuat orang turun berat badan
ii. Glycosuria
Karena ada banyak gula di darah, maka pas filtrasi di ginjal ada chance untuk darah
terbawa di urine (tergantung treshold ginjal masing-masing)
iii. Polyuria
Karena gula osmotically active, air akhirnya juga ikut kebuang
iv. Polydipsia
Karena banyak cairan yang dikeluarkan, penderita akan merasa harus terus menerus
 Treatment: lifelong insulin therapy
 Complication: Diabetic Ketoacidosis
- Pas pemecahan lemak (lipolysis), lemak di breakdown jadi free fatty acids
- Fatty acids ini akan dirubah menjadi ketone (acetoacetic acid  ketoacid dan beta
hydroxybutyric acid  bukan ketoacid)
- Pemecahan ini penting karena dapat memenuhi kebutuhan energi sel tapi di sisi lain
juga membuat darah semakin asam dan memicu beberapa gangguan
i. Kusmaull breathing  napas dalem-dalem untuk mengeluarkan CO2 untuk
mengurangi keasaman
ii. Hyperkalemia  insulin activates Na-K ATPases yang membuat potassium
masuk ke dalam sel (tanpa insulin potassium akan banyak di darah) terus lama-
kelamaan akan menurun akibat diexcrete
iii. High anion gap
- DKA ini bisa terjadi di orang yang sudah terdiagnosa diabetes dan sudah menjalankan
terapi insulin
- Terlalu banyak glucagon (ex: pas stress/infeksi hormone epinephrine akan disekresi dan
memicu glucagon release)  insulin dan glucose (glucagon) tidak seimbang
- Fruity smell breath (karena ketone dipecah jadi acetone dan keluar lewat udara dari
paru yang dihembuskan keluar)
- Other symptoms: nausea, vomitting, mental status changes, acute cerebral edema
- Treatment:
i. Fluid therapy (helps dehydration)
ii. Insulin (lower blood glucose)
iii. Electrolyte replacement ex: potassium (to reverse acidosis)
iv. Bila GLUCOSE DIBAWAH 250 GANTI DEXTROSE 5%
v. Periksa blood glucose tiap jam

Type 2 Diabetes Mellitus (90% penderita)  insulin resistance tissue (don’t respond well to
insuline)

- Meskipun beta cell produksi insulin dan telah bind ke insulin receptor tapi glucose
transporter di dalam sel tidak mau fuse ke cell membrane
- RF: obesity, lack of exercise, hypertension, genetic
- Karena sel tidak meresponi insulin, tubuh akan membuat lebih banyak insulin yang
menyebabkan beta cell hyperplasia dan beta cell hypertrophy
- Beta cell juga memproduksi islet amyloid polypeptide/amylin pada saat memproduksi
insulin
- Lama kelamaan amylin akan menumpuk dan nempel di islets
- Beta cell lama-lama akan kewalahan dan mengalami hypotrophy dan hypoplasia
- DM 2 tidak bisa menyebabkan DKA karena insulin masih beredar di tubuh jadi
kesetimbangan insulin dan glucagon masih terjaga
- Treatment: edukasi, diet, exercise [ContinuesRythmicalIntervalProgressiveEndurance]
(2.5 jam/minggu of jogging/swimming/water aerobic), medication
- Complication: Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS)  plasma osmolarity due to
extreme dehydration and concentration of blood  pada saat jumlah glucose di darah
tinggi maka keadaan di darah akan hyperosmolar  air di dalam sel akan shift out of the
cell  cell shrinks  more fluid di vessel  increase urination  dehydration

Gestational diabetes  increase blood sugar di 3rd trimester ibu mengandung karena human
placental lactogen (HPL) atau human chorionic somatomammotropin (HCS) yang membuat
tubuh less sensitive towards insuline

- Fasting >92 mg/dl


- 1 hour >180 mg/dl
- 2 hour >153 mg/dl
Drug-induced Diabetes  thiazide, pil KB, benzodiazepines (obat penenang/tidur)

Diabetic Hypoglycemia (increase intracellular Advanced Glycation end product formation,


increase polyol pathway flux, activation of protein kinase c, increase hexoxamin pathway flux)

C-peptide  test for byproduct of insulin production (low  pancreas is no longer able to
produce insulin  glucose cant enter cell, high kidney problem/insulinoma)

2 Jam habis makan  200 mg/dl

Complications of DM:

- Acute: hypoglycemia, DKA, HHS


Chronic
- Blood vessel damage
i. Arteriole  hyaline arteriolosclerosis (hyaline deposits that cause vessel to be
hard and inflexible)
ii. Capillaries  thickening of basal membrane  difficulty oxygen movement
from capillary to tissue  hypoxia
iii. Artery  atherosclerosis  heart attack/stroke
iv. Eye  diabetes retinopathy (cotton wool spots/flare hemmorhage)
Long-standing diabetes mellitus/poor  glycemic control chronic
hyperglycemia  retinal vascular changes (e.g. abnormal
vascular permeability, vascular occlusions)  ischemia  production of
VEGF (vascular endothelial growth factor)  formation of abnormal blood
vessels (neovascularization)
 Cataract (penumpukan sorbitol)
v. Kidney  afferent efferent arteriole and glomerulus damage  nephrotic
syndrome
- Nerve  lack of sensation in toes/fingers sampai autonomic nervous system disorder
- Poor blood supply + nerve problem  ulcer  amputation
Macro: arteriole, capillaries, artery coronary, Micro: renal, retina (eye)

Insulin

- Di liver, insulin promotes glucose conversion into glycogen


- Insulin juga inhibit glucose production dari lactic acid dan molekul non-karbo melalui
gluconeogenesis
- Adipose tissue: Kalau glycogen capacity sudah penuh dan masih banyak glucose di
darah, insulin akan mempercepat liver untuk mengkonversi glucose jadi fatty acids
melalui glycolysis (glucose  pyruvate  pake acetyl coa  fatty acid) lalu fatty acid
akan disimpan di adipose tissue
- Skeletal muscle: stimulates amino acid and glucose uptake into the muscle cell (for
protein production and muscle growth)

Factors that stimulate insulin secretion

- Blood glucose naik


- Glucagon + cortisol  increasing fatty acid concentration di darah
- Acethylcoline  digestion

Factors that inhibit insulin secretion

- Norepinephrine  stress condition (need glucose)


- Somatostatin  inhibitory hormone

Insulin Injection Gangguan hati/ginjal, Dm1, DM2 tidak tercontrol OHO, criticial illness, coma

- Subcutaneously/Intramuscular
- Absorption (abdominal region, arms, thighs, buttock)
- Insulin pen, syringe, pump
- Types of insulin based on onset of action and duration of effect
i. Rapid acting (aspart, glulisine, lispro) and short acting insulin  bolus regimen
(taken before each meal to counteract post-meal increase of glucose)
ii. Intermediate acting, long acting (glargine/demetir), ultra long lasting insulin 
basal regimen (maintain insulin level), administered once/twice daily
Regular insulin (30 minutes after injection, peaks at 2-3 hours, lasts for 5-8
hours)
Rapid acting (5-15 minutes after injection, peaks at 1 hour, lasts for 3-4 hours)
 bolus
Intermediate acting/NPH (neutral protamine hagedorn  addition of zinc and
protamine that cause insulin is less soluble than regular) 1-2 hours after
injection, peaks at 4 hour, lasts for 16-24 hours)  basal
Long-acting insulin (1-2 hours after injection, detemir lasts up to 20 hours while
glargine lasts up to 24 hours, do not have peak effect)
Ultra long lasting insulin (depot injection  deposited under the skin, 1-2 hours
after injection, lasts up to 48 hours no peak effect)
Side effects: hypoglyecima (dizzy, headache, fatigue, anxiety, tachycardia,
hunger), lipodystrophy akibat sering diinject

Choice of treatment
i. Long acting insulin once/twice a day + rapid acting insulin before meal to
counter posy meal increase of glucose)
ii. Rapid acting insulin delivered via insulin pump

Indikasi pemberian insulin pada DM 2

- DM dengan BB menurun cepat


- Ketoasidosis dan koma hiperosmolar
- DM dengan komplikasi akut
- DM gestational tidak terkendali
- DM tidak dapat dikontrol OHO dosis maksimal

Glucagon

Preprogulcagon (singal peptide)  proglucagon  glucagon  stored di alpha cell

Factors that secretes glucagon  blood glucose low (fasting, exercise)

- Adrenaline  stress condition


- Cholecystokinin  digestion/absorption
- Epinephrine  allergy

Factors that inhibits glucagon  blood glucose high

- Somatostatin
- Growth hormone
 Glucagon dispatched  binds to glucagon receptor di target cell’s membrane (biasanya di
liver tapi bisa juga di adipose tissue)  breakdown of glycogen di liver (glycogenolysis) + fat
di adipose tissue (lipolysis)  menjadi glucose dan fatty acids
 Main target  memecah glycogen dan deposit gula lewat glycogenolysis
 Selain itu glucagon juga menginduce produksi glucose dari asam laktat dan non-carbo
molecules lewat gluconeogenesis
 Glucagon receptor is a seven pass transmembrane receptor (protein yang sangat panjang di
mana hanya 1 ujung yang ada di luar sel yang akan binds sama glucagon) 
protein/receptor akan keluar masuk membrane sel 7 kali sampai pada akhirnya masuk ke
dalam sel

Cara Kerja Obat Hipoglikemik Oral

- Sulfonilurea (diabetes dewasa baru dengan BB normal dan tidak pernah ada DKA)
Stimulate deploy of insulin deposit, menurunkan treshold sekresi insulin, meningkatkan
responsivitas sekresi insulin akibat rangsangan glukosa (side effect: gangguan CNS dan
gangguan cerna, hipoglikemi)
- Short-acting insulin secretagogues (tidak boleh DM 1, hipersensitivitas terhadap obat.
DKA)
Stimulai sekresi insulin dari beta cell di pancreas (side effect: berat badan naik,
hipoglikemi)
- Golongan biguanid (tidak boleh pada gangguan fungsi ginjal creatinine >1.5, gangguan
fungsi hati, hipoksemia (serebrovaskular, sepsis, shock, gagal jantung))
reMeningkatkan insulin receptor yang membuat absorbsi glukosa di perifer meningkat
dan menghambat glukoneogenesis, menurunkan kolestrol, menaikan HDL
- Thiazolidindione (tidak boleh gagal jantung dan gangguan hati)
Mengikat peroxisome proliferator activator receptor-y terutama pada sel lemak dan sel
vaskular  secara tidak langsung meningkatkan sensitivitas insulin pada otot, liver, dan
jaringan lemak
- a-glukosidase-inhibitor
menghambat kerja enzim a-glukosidase pada saluran cerna (lumen usus)  reaksi
pemecahan di/polisakarida terhambat  glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorbsi
ke darah juga lebih lambat, lebih rendah, dan lebih merata  gula darah tidak naik

Diet
Karbo 45-65% total asupan energi
Lemak 20-25% kebutuhan kalori
Protein 15-20% total asupan energi
Garam <2300 mg
Serat 25 mg/hari

Blood pressure >130/>80  ACE, diuretic, ARB

Stop alcohol, rokok

Why obese is a risk factor of diabetes ?

More fat  more fatty acid  high fatty acid  systemic insulin resistence

Weight gain  more beta cell pancreas  more insulin produced buat setiap sel  insulin
resistance  Leptin resistance in B cell (leptin inhibit beta cell to produce insulin) 
hyperinsulinemia (overproduction of insulin/decreased clearance of insulin)

Production of glucose in liver is important to maintain homeostasis of blood glucose in fasting


condition (glycogenolysis, gluconeogenesis), failure means hypoglycemia

Glucose production by the liver is inhibited by insulin in fed condition

Liver is insulin-resistance  mau lapar/kenyang tetap produksi glucose  hyperglycemia

How exercise lower blood sugar?


Exercise lose weight  less insuline resistance
Follow up

Gula darah, HBA1C (3 bulan sekali), kolestrol, ECG, fungsi ginjal/hati, pemeriksaan fisik (lainnya 1 bulan
sekali)
Sweeteners

- saccharin: potential long-term bladder carcinogenicity


- aspartame: safest sweetener for diabetic patient
- sorbitol: cause diarhea
- fructose: natural sugar, slight inncrease in plasma glucose level (raising LDL)

Anda mungkin juga menyukai