Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN ANAK

SYSTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS (SLE)

Disusun oleh :

Indra Wahid Zulhaq


Meyda Nurulcahyani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN


2020
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penyusunan makalah “SLE” dapat
diselesaikan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan memperkenalkan SLE
pada anak serta asuhan keperawatannya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang Selatan, 26 Febuari 2020

Penyusun
A. Penyakit Autoimun
Gangguan autoimun disebabkan malfungsi sistem imun. Tubuh membuat sel T
dan antibodi melawan sel dan organnya sendiri (autoantibody). Perembangan
gangguan autoimun diperkirakan bersifat multifaktor. Faktor yang kemungkinan
mempengaruhi, antara lain herediter, hormon, molekul penanda diri, dan pengaruh
lingkungan, seperti virus dan obat tertentu.

B. Lupus eritematosus sistemik


Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah gangguan autoimun multi sistem
yang mempengaruhi imunitas humoral dan selular. LES dapat menyerang banyak
sistem organ sehingga awitan dan rangkaian penyakit sedikit beragam. LES biasanya
di diagnosis setelah 5 tahun ( biasanya antara usia 15 dan 45 tahun ), tetapi awitan
dapat terjadi pada setiap usia ( mina & brunner, 2010 ). Rasio wanita terhadap pria
untuk organ yang terkena les adalah 4:1 pada masa anak – anak dan 9:1 pada remaja
( mina & brunner, 2010 ). Les lebih umum terjadi pada organ non – kaukasia dan
umumnya anak serta remaja afrika amerika dan hispanik mengalami efek yang lebih
berat akibat les dibandingkan kelompok rasa tau etnis lain ( mina & brunner, 2010 ).

C. Etiologi
Lupus eritematosus sistemik ( LES ) merupakan kelainan multisystem yang
tidak diketahui etiologinya dan mempunyai ciri – ciri adanya produksi auto antibodi
pada sirkulasi dalam jumlah besar. produksi antibodi ini dapat disebabkan hilangnya
kontrol limfosit T terhadap aktivitas limfosit B, sehingga menyebabkan hiper aktivitas
Limfosit B, dan selanjutnya produksi antibiodi dan auto antibodi spesifik dan non
spesifik. antibodi ini akan membentuk kompleks imun yang akan terperangkap pada
pembuluh darah mikro, dan menyebabkan terjadinya inflamasi dan iskemia. dapat
juga karena genetik, hormon dan lingkungan (sinar uv, infeksi virus dan bakteri)

D. Patofisiologi
Pada LES, autoantibodi bereaksi dengan antigen pada anak sendiri untuk
membentuk kompleks imun . kompleks imun berakumulasi dalam jaringan dan organ,
menyebabkanb respon inflamasi yang mengakibatkan vaskulitif. cedera terhadap
jaringan dan nyeri LES dapat menyerang banyak sistem organ sehingga gangguan
atau kerusakan hebat pada jaringan dimanapun dalam tubuh dapat terjadi. pada
beberapa kasus, respon autoimun dapat didahului oleh reaksi obat, infeksi, atau
pajanan sinar matahari berlebihan. Pada anak, gejala awal umumnya terkait dengan
hematologic, kutaneus, dan musculoskeletal. Penyakit bersifat kronik dengan periode
remisi(sembuh) dan eksaserbasi (flare-up). Komplikasi LES yang umum, antara lain
perubahan ocular atau penglihatan, cedera serebrovaskular (CVA), myelitis
transversum, glomerulonephritis diperantarai kompleks imun pericarditis, penyakit
katup jantung, penyakit arteri coroner, kejang dan psikosis.

E. Manajemen Terapeutik
Manajement terapeutik berfokus pada menangani respons inflamasi. Obat
antiinflamasi nonsterois(AINS), kortikosteroid, dan agens antimalaria sering kali
diprogramkan untuk anak yang mengalami LES berat atau sering kali mengalami
kekambuhan gejal dapat memerlukan terapi kortikosteroid dosis tinggi (nadi) atau
obat imunosupresif. Ketika terjadi gagal ginjal tahap akhir akibat glomerulonefritis,
dialisis harus dilakukan.

F. Pemeriksaan Diagnostik
 Uji imunofluroresensi ANA
 X ray dada
 Biopsy
 CBC (Complete Blood Cell Count)
 Urinalysis

G. Manifestasi klinis Lupus Eritematosus Sistemik yang paling Umum


1. Alopesia, rambut rontok tiba-tiba yang dimulai dengan satu atau beberapa bekas
botak melingkar yang mungkin tumpang tindih
2. Anemia, kekurangan darah
3. Artralgia, nyeri sendi
4. Artritis, radang sendi
5. Keletihan
6. Lupus Nefritis, peradangan pada ginjal
7. Fotosensitivitas, reaksi tubuh yang terlalu berlebihan terhadap papan sinar UV
8. Pleuritis, radang bselaput dada
9. Fenomena raynaud, kondisi ketika beberapa bagian tubuh terasa kaku dan dingin
saat keadaan tertentu
10. Kejang
11. Ruam kulit, termasuk ruam malar
12. Stomatitis,kondisi yang menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan dan luka
di dalam perut
13. Trombositopenia, kekurangan trombosit

H. Temuan laboratorium dan diagnostic


Temuan laboratorium dapat meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit,
penurunan hitung trombosit, dan hitung WBC rendah. Kadar komplemen, C3 dan C4,
dan juga akan menurun. Meskipun tidak spesifik untuk LES, antibody antinuclear
(antinuclear antibody,ANA) biasanya spesifik pada anak yang mengalami LES.

I. Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan anak atau remaja yang mengalami LES bersifat


jangka panjang dan suportif. Manajemen keperawatan berfokus pada pencegahan dan
pemantauan komplikasi. Edukasi anak dan keluarga mengenai pentingnya diet sehat,
latihan fisik yang teratur, dan tidur serta istirahat yang adekuat. Berikan obat OAINS,
kortikosteroid, dan agens antimalaria sesuai program untuk anak yang mengalami
LES ringan hingga sedang dan terapi kortikosteroid nadi atau imunomodulator untuk
anak mengalami LES berat atau sering mengalami eksaserbasi. Rujuk keluarga
dengan pelayanan bantuan, seperti Lupus Alliance Of America dan Lupus Foundation
Of America.

J. Prognosis
Luasan untuk LSE telah menunjukan perbaikan yang nyata selama beberapa
decade terakhir dan bergantung terutama pada sistem organ yang terkena . prognosis
yang lebih buyruk terlihat pada pasien dengan nefritris lupus berat dan serebritis ,
dengan resiko terjadinya disabilitas kronik dan gagal ginjal . dengan terapi penyakit
yang sekarang dan kesuksesaan transpalantasi ginjal sebagian besar pasien dapat
hidup dengan baik hingga dewasa .

K. Tatalaksana
Korrtikosteroid telah menjadi tatalaksana utama LES selama beberapa dekade
metilprenisolon puls dan predbnison oral dosis tinggi ( sampai 2mg/kg) pada awalnya
perlu diberikan , diikuti tapering secara hati hati untuk meminimalkan rekurensi gejala
obat anti inflamasi nonsteroid telah digunakan untuk mengobati arthralgia dan artritis
yang berhubungan denga LES . hidroksiklorokuin digunakan tidak hanya untuk tata
laksana penyakit lupus kulit. seperi lupus discoid., namun juga sebagai terapi ramatan.
terapi hidroksiklorokuin memberikan rasa nyaman yang lebih lama di antara flare dan
juga menurunkan jumlah flare.
Kortrikosteroid dan hidroksiklorokuin sering kali tidak cukup untuk terapi lupus
nefritis atau selebritis . siklofosfamid efektif untuk tipe lupus nefritris yang paling
buruk , dengan perbaikan yang nyata pada luaran dan penutrunan angka progresifitas
menjadi gagal ginjal. lupus SSP berespon terhadap siklofosfamid . untuk pasien yang
tidak dapat mentoleransi tapering kortijkosteroid penggunaan steroidsparing agent
seperti azatiopin , metotreksat , atau mofetilmikofenolat , mungkin terindikasi .
Pasien dengan LES harus dikonseling untuk menggunakan sun block dan
menghindarin paparan sinar matahari dapat menyebabkan flare penyakit . karena
larangan ini . pasien akan mendapatkan manfaat dari suplementasi kalsiun dan
vitamin D untuk mengurasi osteoiporosis yang dapat terhjaid akibat penggunaan
kortikosteroid . Tatalaksana dini hiperlipidemia untuk menurunkan komplikasi
kardiovaskular jangka panjang juga terindikasi .

L. Diagnosis banding
Karena LES penyakit multisystem, diagnosis pada perjalanan penyakit yang
masih awal mungkin sulit dilakukan. Kecurigaan tinggi harus dimiliki pada pasien
pada menujukan gejala yang luas, terutama pada remaja perempuan. Banyak
manifestasi kliniks LES juga ditemukan pada penyakit imflamasi lain dan selama
infeksi akut dan kronik. Terdapatnya 4 dari 11 keriteria ini mempunyai sensitifitas
98% dan spestifitas 97% untuk LES.
M. Pengkajian keperawatan
Untuk penjelasan lengkap fase pengkajian proses keperawatan lihat bab ini .
temuan pengkajian yang beerhubungan dengan LES pada anak di diskusikan.

N. Riwayat Kesehatan
Kaji penjelasan lengkap sakit saat ini dan keluhan utama . tanda dan gejala
umum dilaporkan selama riwayat kesehatan adalah riwayat kelelahan , letih , demam ,
perubahan berat badan , nyeri atau pembengkakan pada sendi, baal , kesemutan atau
rasa dingin ekstermitras , atau pendarahan yang memanjang . kaji untuk faktor resiko ,
yang , meliputi jenis kelamin wanita riwayat keluarga : keturunan afrika , amerika asli
atau asia , infeksi terbaru ; reaksi obat : atau pajanan matahari yang berlebihan .

O. Pemeriksaan Fisik
Ukur suhu dan dokumentasi adanya demam . observasi adanya kulit untuk
ruam malar ( ruam yang berbentuk kupu kupu di pipi : lesi discoid pada wajah , kulit
kepala , atau leher : perubahan pada pigmentasi kulit atau jaringan parut .
dokumenstasikan alopesia . inpeksi rongga mulut terhadap ulkus / ulserasi yang tidak
terasa nyeri dan sendi untuk edema . ukjr tekanan darah , karena hipertensi dapat
terjadi akibat terpengaruhnya ginjal . auskultasi paru : suara nafas tambahan dapat
ditemukan jika sistem pulmonal terpengaruh . palpasi sendi , observasi nyeri tekan .
palpasi abdomen dan observasi area nyeri tekan (pada LES , gangguan abdomen
lebih umum ditemukan pada anak dari padaa orang dewasa ).
Ruam Malar atau kupu-kupu (Eritema di pipi yang berbentuk kupu-kupu)
adalah ciri khas lupus eritematosus Sistemik (LES).

P. Pecegahan dan pemantauan untuk Komplikasi


Ajarkan keluarga untuk mengoleskan tabir surya (min SPF 15) Ke kulit anak
mereka setriap hari untujk mencegah ruam akibat fotosensifitas . instruksikan anak
dan keluarga untuk melindungi diri terhadap udara dingin dengan menggunakan kaos
kaki hangat dan sarung tangan ketika diluar rumah pada musim dingin . jika anak
diluar ruangan untuk periode yang lama selama bulan bulan musim dingin . inpeksi
jari tangan dab jari kaki terhdap perubahan warna . awasi perkembangan nefritris
dengan mengevaluasi tekanan darah , kadar BUN dan kreatinin serum dan haluaran
urine serta pemantauan untuk hematuria atau proteinuria. Pastikan bahwa skrinning
pengelihatan dan pemeriksaan oftralmik setiap tahun dilakukan untuk memelihara
fungus penglihatan yang dapat mengalami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai