Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HUBUNGAN INDUSTRIAL”

Mata Kuliah : Hukum Perburuhan dan Ketenagakerjaan

Dosen Pengajar: Dr. Nafsiatun, SH.M.Hum

Oleh:

Riky Arisky

(A1011191056)

Kelas (A) Reguler

Semester 2

Fakultas Hukum

Universitas Tanjumgpura

2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB 2 ISI PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hubungan industrial

2.2 Ciri-ciri hubungan industrial

2.3 Tujuan hubungan industrial

2.4 Landasan hubungan industrial

2.5 Azas hubungan industrial

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar
Alhamdulillah Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayahnya lah. sehingga saya dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini adalah makalah hukum

perburuhan dan ketenagakerjaan yang berjudul tentang “Hubungan Industrial”

makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum perburuhan dan

ketenagakerjaan dari ibu Dr. Nafsiatun, SH.M.Hum

Makalah ini saya buat dan saya susun dengan sedemikian baik, mungkin

dengan segala usaha agar pembaca dapat memahami isi makalah ini. Walaupun

demikian saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekhilafan dalam

pembuatan makalah ini . Oleh karena itu saya mengharapkan saran serta kritik

dari pembaca yang dapat membangun. Sehingga saya dapat sekiranya untuk

memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini selanjutnya.

Karena yang benar selalu datangnya dari Allah SWT tuhan yang maha

kuasa, dan segala kesalahan dan kehkilafan datang dari diri saya pribadi.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka


merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali
kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu
negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi
pasar domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan
kompetitif (competitive advantage) merupakan faktor yang desisif dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya saing dan membangun


keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda
lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan
saja bagi para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi,
berbagai organisasi dan anggota masyarakat. Mengelola secara optimal
hubungan antara pekerja dengan perusahaan adalah hal yang krusial dalam
konteks produktivitas kerja dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri.

Ketidak mampuan mengelola hubungan dengan karyawan dapat


menimbulkan akibat-akibat negatif yang bukan saja memiliki konsekwensi
hukum, tapi juga memiliki konsekwensi lateral dengan eksistensi
bisnis.Untuk mampu mengelola hubungan indurtrial, seorang Industrial
Officer bukan saja perlu dibekali dengan konteks legalitas (perburuhan),
tapi juga dengan keterampilan yang memadai dalam menginisiasi
program-program yang dapat menjaga dan menjamin hubungan yang
produktif antara perusahaan dan karyawan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian hubungan industrial !
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri hubungan industrial !
3. Sebutkan tujuan hubungan industrial !
4. Sebutkan landasan hubungan industrial !
5. Sebutkan azas hubungan internasional !

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Dapat menjelaskan pengertian hubungan internasional
2. Dapat mengetahui ciri-ciri hubungan internasional
3. Dapat mengetahui tujuan hubungan industrial
4. Dapat mengetahui landasan hubungan industrial
5. Dapat mengetahui azas hubungan industrial

BAB 2
ISI PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hubungan Industrial

Diatur dalam Pasal 1 angka 16 Hubungan Industrial adalah suatu sistem


hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.

2.2 Ciri-ciri Hubungan Industrial

Hubungan Industrial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Hubungan Industrial yang didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa


yakni hubungan yang mengakui dan meyakini bahwa bekerja bukan hanya
bertujuan untuk sekedar mencari nafkah saja, tetapi sebagai pengabdian
manusia kepada Tuhannya, sesama manusia, masyarakat, bangsa dan
negara.

b. Hubungan Industrial yang berdasarkan sila Kemanusiaan, menganggap


bahwa pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka, melainkan
sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya Perlakuan
pengusaha kepada pekerja tidak hanya dilihat dari segi kepentingan
produksi belaka, tetapi juga harus dilihat dalam rangka meningkatkan
harkat martabat manusia.

c. Hubungan Industrial yang berdasarkan sila Persatuan Indonesia melihat


antara pekerja dan pengusaha tidak mempunyai 60 kepentingan yang
bertentangan, tetapi kepentingan yang sama yaitu kemajuan perusahaan,
karena dengan kemajuan perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan.
Demikian juga tidak akan membedakan golongan, keyakinan, agama,
paham, aliran, suku bangsa dan jenia kelamin.
d. Hubungan Industrial yang didasarkan atas Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan menghendaki bahwa setiap
perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus diselesaikan
dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat. Karena itu aksi-aksi
sepihak seperti mogok dan lock out/penutupan perusahaan tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip Hubungan Industrial.

e. Hubungan Industrial yang berdasar Keadilan Sosial menghendaki


bahwa hasil-hasil dalam pembangunan ekonomi harus dapat dinikmati
bersama secara serasi, seimbang dan merata.

2.3 Tujuan Hubungan Industrial

a. Mengemban cita-cita proklamasi kemerdekaan.

b. Ikut mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

c. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Tujuan tersebut dicapai melalui penciptaan :

- Ketenangan, ketentraman, ketertiban, kegairahan kerja.

- Ketenangan usaha, meningkatkan produksi dan produktivitas.

- Meningkatkan kesejahteraan dan derajat pekerja sesuai dengan


martabat manusia.

2.4 Landasan Hubungan Industrial

1. Landasan Idial : Pancasaila.


2. Landasan Konstitusional : UUD 1945

. 3. Landasan Operasional : RPJMN.

4. Landasan Lainnya : Peraturan Perundang-undangan dan Kebijaksanaan


Pemerintah.

2.5 Azas Hubungan Industrial

Ada 2 azas dalam melaksanakan Hubungan Industrial yakni :

- Azas kekeluargaan/gotong royong.

- Azas musyawarah untuk mencapai mufakat.

Sebagai manifestasi dari 2 azas tersebut ada 3 azas kerjasama/partnership


sebagai prinsip utama dalam Hubungan Industrial yakni :

1. Pekerja dan pengusaha adalah teman seperjuangan dalam proses


produksi.

2. Pekerja dan pengusaha adalah teman seperjuangan dalam


pembagian keuntungan.

3. Pekerja dan pengusaha adalah teman seperjuangan dalam


bertanggung jawab, yang meliputi tanggung jawab kepada :

- Tuhan Yang Maha Esa.

- Bangsa dan Negara.

- Masyarakat.

- Pekerja dan keluarganya.

- Perusahaan tempat bekerja.


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara


para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hubungan industrial pada dasarnya menitik beratkan pada hak dan kewajiban
diantara pekerja/buruh dan pengusaha. Diatur dalam konvensi-konvensi
internasional dan aturan-aturan yang berlaku di negara Indonesia.

Diharapkan hubungan yang terjalin antara pekerja dan pengusaha dalam


aturan-aturan yang berlaku di Indonesia dapat benar-benar berjalan,tidak memihak
pada golongan pengusaha yang sering terjadi dimana para pekerja berdemonstrasi
akibat dari para pengusaha melakukan tindakan diluar kesepakatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/53755/1/BUKU_AJAR_HUKUM_KETENAGAKERJA
AN.pdf

http://eprints.undip.ac.id/53755/1/BUKU_AJAR_HUKUM_KETENAGAKERJA
AN.pdf

Anda mungkin juga menyukai